Share

Sebab Akibat

Si Kumbang Janti mendesah berat dan panjang. “Dengar, Lorana,” ujarnya, “aku tahu seperti apa perasaanmu saat ini. Akan tetapi—”

“Kau tidak akan tahu, Talago!” kembali si Balam Putiah beratap muka dengan si Kumbang Janti. “Tidak akan pernah! Jangan mengingau di hadapanku!”

Yah, pikir si Kumbang Janti. Harga dirinya yang pecah berderai telah membuatnya menjadi lebih kasar. Atau, memang seperti inilah sifat aslinya.

“Kau lupa,” ujar si Kumbang Janti, “bahwa aku pernah merasa sangat malu dan hina dengan fitnah yang ditujukan kepadaku, dan kau yang menuduhku dengan menggebu-gebu… aku sama, Lorana. Hanya manusia biasa yang juga punya perasaan yang bisa terluka. Tapi setidaknya, aku menjadikan hal itu sebagai pembelajaran bagiku.”

“Jadi kau datang hanya untuk mengejekku, hah?” si Balam Putiah menyeringai semakin lebar. “Kau datang untuk membalaskan sakit hatimu padaku!”

“Sudah kukatakan, bukan?” sanggah si Kumbang Janti. “Aku datang bukan untuk menghinakanmu apalagi untuk membalaskan sakit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status