Share

Saru

Si Kumbang Janti lantas berdiri, menatap sesaat pada mayat Lunaya yang melotot, lalu memandang ke arah kiri, arah di mana terdapat bagiann bersih dari permukaan tanah yang mengarah ke atas.

Seperti ada yang menuntunnya, si Kumbang Janti lantas melesat, dan sekejap saja menghilang ke arah tersebut.

Dari balik pintu yang terbuka, seseorang keluar dengan takut-takut. Dia adalah salah satu dari pelayan Datuak Ambisar, seorang wanita sepantaran 35 tahun. Dengan pakaiannya yang minim, dia mendekati jasad Lunaya, juga setengah ketakutan.

“Tu-Tuan Gadih …” ujarnya dengan suara yang nyaris tak terdengar sembari menggoyang-goyangkan bahu Lunaya.

Lalu dia terkesiap dan terduduk di tanah demi melihat darah yang mengalir keluar dari mulut dan lubang hidung di wajah Lunaya.

Sang wanita yang gemetar, mereguk ludah, lalu melirik ke arah menghilangnya si Kumbang Janti.

“Ti-Tidak mungkin,” gumamnya dengan bergetar. “Da-Datuk Kumbang Janti se-sekejam ini? Tidak mungkin!”

Kembali pada si Kumbang Janti ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status