Share

Fitnah Keji di Martapura

“Apakah kau benar-benar tidak mengetahui hal ikhwal semua itu?” tanya Gadih Cimpago.

Sang wanita duduk berjuntai kaki di tepi lantai balai-balai, begitu juga dengan Antaguna yang duduk di sebelah kiri sang wanita.

Dia menggeleng lemah. “Setiap orang di Martapura yang mengetahui kejadian itu, selalu berkata bahwa ibuku seorang pelacur, setiap kali aku bertanya. Atau ayahku yang menggunakan guna-guna untuk memikat ibuku.”

Tatapan pria itu begitu nanar memandangi langit malam. Gadih Cimpago menghela napas dalam-dalam.

“Begitu, ya?” Dan semakin lengkap sudah penderitaannya, pikirnya. “Tapi dari apa yang aku dengar ketika itu, Sutan Rana sesungguhnya menyukai ibumu, menginginkan dia untuk menjadi istrinya sebagai penguasa Martapura di bawah perintah Paduko Rajo terdahulu.”

“Aku tahu, tapi itu bukan berarti mereka bisa memfitnah ibu dan ayahku.”

Gadih Cimpago tersenyum tipis, dan itu terlihat cukup menyedihkan. “Kau tidak akan tahu seperti apa busuknya hati manusia bila sesuatu yang diidam-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status