Share

Bukan Alasan yang Tepat

Si Baluik Ameh terkekeh. “Menjejak Langit Menggenggam Awan, hah? Gurumu saja tidak mampu menyentuhku, dasar bodoh!”

Tepat pada saat itu, Sabai Nan Manih beserta Datuk Paduko Rajo dan empat pengawal pribadinya telah hadir di sana, beberapa langkah di belakang si pemuda pendek.

Di saat itu pula si Baluik Ameh menebaskan keris sakti di tangannya ke arah kanan meski tidak terlihat satu bayangan pun di sisi itu.

Blarrr!

Aura kemerah-merahan itu kembali merobohkan sebatang pohon di sisi kanan si Baluik Ameh, dan bersamaan itu, Simpai Gilo terlihat berputar-putar ke belakang, lalu menjejak tanah, beberapa langkah di samping kiri si pemuda pendek.

“Kaciak!” Sabai segera mendekati adik seperguruannya. “Kau tidak apa-apa?”

Dengan kemunculan kakak seperguruannya, terlebih lagi, Sabai membantu menopang punggungnya, Simpai Gilo sungguh merasa sangat senang. Tapi ia tidak punya waktu untuk memperlihatkan hal itu sekarang ini.

“Aku baik-baik saja,” ujarnya dan kembali menatap pada si Baluik Ameh.

Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status