Share

Lawan yang Lebih Cepat

“Lalu siapa?” tanya Datuk Paduko Rajo kemudian. “Katakan saja.”

“Maaf,” Akhirali membungkuk lagi. “Hamba tidak berani mengatakan apa-apa sebab ini amanat dari guru hamba sendiri.”

“Begitu, ya?” sang raja menghela napas dalam-dalam.

“Kecuali,” Akhirali tersenyum. “Bahwa hamba tinggal di Pulau Sinaka.”

“Pulau Sinaka?”

“Apakah itu pulau jauh yang ada di laut barat Bandar Bangkahulu?” tanya Sabai Nan Manih.

Akhirali tersenyum dan mengangguk.

“Aah, begitu rupanya,” sang raja mengangguk-angguk. “Yah, kau benar, sepertinya aku tidak akan mengenal gurumu. Baiklah!”

“Hei, orang muda,” ujar salah seorang pengawal sang raja. “Katakan pada Paduko, apa yang engkau maksudkan dengan ucapanmu tadi?”

“Tentang, Datuk Parmato yang tidak bisa dipersalahkan?” ulang Akhirali.

Semua kepala mengangguk, pria pendek berwajah manis itu tersenyum.

“Bukankah itu adalah hal yang sudah jelas?” ujarnya dengan balik bertanya pada semua orang. “Hamba rasa, Sabai pasti merasakan hal yang demikian pula.”

“Maksudmu?” Sab
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status