Share

Belang di Balik Putih

“Lorana?!” ucap Rajo Bungsu dengan tatapan penuh selidik.

“P-Paduko,” si Balam Putiah semakin pucat dan ketakutan. “P-Patik…” bahkan untuk mereguk ludah saja ia menjadi kesulitan.

“Hei!” bentak si Kabau Sirah pada kedua prajurit yang masih berlutut itu. “Jawab dengan jujur, apa yang telah terjadi, hah?!”

“Am-Ampun Datuk,” keduanya semakin ketakutan. Terlebih lagi, tatapan sang raja yang begitu sulit untuk mereka tantang.

“Da-Dalam masa sepekan ini,” ujar prajurit yang satu lagi. “Da-Datuk Balam Putiah mengatakan bahwa,” dan dia mereguk ludah dengan tubuh yang menggigil, “bahwa beliaulah yang akan memberikan makan pada tahanan.”

“Benar, Paduko,” ujar yang satu lagi. “K-Kami tidak diizinkan memasuki penjara bawah tanah.”

“Lorana!” bentak si Kabau Sirah. “Katakan pada kami semua, apa yang kau rencanakan, hah? Jangan bilang bahwa kau adalah duri dalam daging itu?” dia menjambak kerah baju si Balam Putiah dengan kencang. “Katakan!”

“Sukat!” sahut Rajo Bungsu. “Bisakah kau lebih tenang, hah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status