Home / Urban / Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan / Bab 56: Bayangan yang Tidak Pernah Tidur

Share

Bab 56: Bayangan yang Tidak Pernah Tidur

last update Last Updated: 2025-02-28 22:39:48

Udara malam menyelinap masuk melalui jendela apartemen Clara yang setengah terbuka. Di sisi ruangan, Rafael duduk bersandar di sofa, matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan peta pengawasan baru dari sistem. Titik-titik merah yang melingkari nama Clara dan Ronald bergerak perlahan, seolah menjadi pengingat bahwa setiap langkah mereka kini diawasi, bukan hanya oleh Rafael, tapi oleh kekuatan yang belum terlihat wujudnya.

Clara duduk tak jauh darinya, kedua tangannya memeluk bantal kecil di pangkuan, pandangannya kosong. Sejak pengakuan malam itu, atmosfir di antara mereka berubah. Tak ada lagi sekat formal atasan dan bawahan, yang tersisa hanya dua manusia yang sama-sama terjebak di dalam permainan yang tak mereka pahami sepenuhnya.

“Pak Rafael…” suara Clara lirih memecah kesunyian.

Rafael menoleh, sorot matanya tak sekeras biasanya. “Panggil nama gue aja kalau gak ada orang lain, Clara.”

Clara terdiam sejenak, lalu mencoba, “Rafael…”

“Ya?”

“Kenapa… mereka targetin saya? Saya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Prolog. Kebangkitan dari Kehampaan

    Malam itu, udara di kota terasa lebih berat dari biasanya. Di luar, hujan rintik-rintik menambah kesunyian yang menghantui kamar kecil yang hanya cukup untuk menampung satu orang. Suara detakan jam dinding mengisi kekosongan, menambah kesan sepi yang menyelubungi setiap sudut ruangan. Pria muda itu Rafael duduk di pinggir tempat tidurnya, kedua tangan menggenggam erat ujung baju yang telah kumal dan pudar warnanya. Matanya kosong, menatap kosong ke arah dinding. Di luar sana, kehidupan terus berputar. Orang-orang yang memiliki segalanya berjalan dengan langkah ringan, sementara dirinya terjebak dalam kenyataan pahit yang tak pernah bisa ia hindari. Dulu, ada harapan. Ada cinta. Tapi kini, semua itu hanya menyisakan luka. Kekasih yang pernah berjanji akan selalu ada di sampingnya, kini telah pergi begitu saja, memilih pria lain yang lebih kaya dan lebih mampu. Semua yang dimilikinya terasa tak berarti lagi. Pikiran tentang masa depan yang gelap menggelayuti benaknya. Ia pernah berm

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 1. Pilihan Aneh

    Dengan sedikit ketegangan, ia memutuskan untuk mengikuti suara itu. Toh, apa lagi yang bisa ia harapkan? Tak ada yang lebih buruk dari kenyataan yang sedang ia jalani sekarang."Sistem Kekayaan telah mengenali keinginan Anda," suara itu melanjutkan, “Berikut adalah pilihan misi pertama Anda."Tiba-tiba, layar itu berubah, menampilkan tiga misi yang sangat tidak terduga.Misi 1: "Gila Sekali"Tugas: Berbicara dengan lima orang asing di jalan dan beri mereka motivasi hidup. Tapi, semua orang harus Anda yakinkan dengan cara yang paling dramatis dan berlebihan. Jadilah seperti seorang motivator yang berlebihan—bicaralah dengan tangan di udara, ekspresi wajah penuh semangat, dan mungkin sedikit air mata. (Durasi: 1 Jam)Hadiah: 10 juta rupiah dan sebuah rumah sederhana di pinggiran kota.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pa

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 2: Misi yang Canggung

    Rafael kembali memasuki kamarnya, perasaan kemenangan masih membalut dirinya meski kejadian tadi sedikit memalukan. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya masih terfokus pada layar proyeksi yang mengambang di depannya. Uang yang baru saja ditransfer ke rekeningnya tampaknya nyata, dan rumah yang akan ia dapatkan juga terasa seperti mimpi. Namun, saat itu, suara sistem kembali terdengar, mengingatkan bahwa perjalanan ini baru saja dimulai."Sistem Kekayaan siap untuk memberi Anda tantangan baru, Rafael," suara itu bergema dalam pikirannya. "Misi kedua siap untuk dilaksanakan. Persiapkan diri Anda."Dengan penuh rasa penasaran, Rafael membaca pesan di layar yang memaparkan misi kedua.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pada mereka. Buat mereka merasa sangat canggung, namun berikan kesan seolah kamu benar-benar menyesal. B

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 3. Kejutan dan Misi yang Lebih Gila

    Rafael melangkah keluar dari rumah barunya, yang meski masih sederhana, sudah terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kamar sempit tempat ia dulu tinggal. Uang yang ia peroleh dari misi sistem dan hasil kursus bisnis membuatnya merasa sedikit lebih percaya diri. Hari itu, ia memutuskan untuk membeli beberapa barang yang telah lama ia impikan: pakaian yang layak, jam tangan, dan sedikit aksesori yang akan membuat penampilannya lebih menarik.Di dalam mall yang mewah, ia berjalan dengan santai, merasakan kebebasan yang selama ini ia impikan. Dulu, tempat seperti ini hanya bisa ia lihat dari jauh, dengan rasa iri yang menyelubungi hatinya. Tapi sekarang, dengan kantong yang lebih berat, ia merasa seperti bagian dari dunia ini.Tentu saja, segala perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Ia tahu bahwa ia harus bekerja keras untuk terus memperbaiki dirinya. Misi demi misi yang diberikan oleh sistem membuatnya semakin maju, dan ia merasa bahwa ia berada di jalur yang benar. Namun, takdi

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 4. Pertunjukan Kekayaan

    Rafael berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya. Setelan jas yang baru saja ia beli, dengan warna hitam elegan, memberi kesan profesional dan percaya diri. Di tangan kirinya, ia menggenggam dompet kulit baru yang ia beli untuk melengkapi penampilannya. Semua ini hasil dari kerja kerasnya dan tentu saja, misi-misi sistem yang membuatnya memiliki kekayaan yang cukup untuk merasakan hidup seperti ini.Hari itu, Rafael mengundang beberapa teman lama untuk makan malam di restoran mewah yang baru dibuka di pusat kota. Salah satunya adalah Daniel, teman yang dulu sering merendahkannya. Mereka dulu bekerja bersama di toko kecil, dan Rafael tahu bagaimana Daniel selalu membuat lelucon tentang kondisinya. Bahkan ketika mereka berdua duduk bersama, Daniel selalu membandingkan hidupnya dengan hidup orang kaya yang datang ke toko, seolah-olah keberadaan Rafael hanyalah sebuah kebetulan.Sambil melangkah menuju mobil, Rafael merenung sejenak. Apakah ini benar-benar aku yang dulu? pikirnya.

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 5. Jejak masa lalu

    Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif.> "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?"Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi.Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya:1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokalImbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanjaRisiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal.2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya.Imbalan: 1 Miliar RupiahRisiko: Potensi disal

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 6. Pembalasan yang Manis

    Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te

    Last Updated : 2025-01-01
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 7: Langkah Awal yang Mantap

    Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 56: Bayangan yang Tidak Pernah Tidur

    Udara malam menyelinap masuk melalui jendela apartemen Clara yang setengah terbuka. Di sisi ruangan, Rafael duduk bersandar di sofa, matanya terpaku pada layar ponsel yang menampilkan peta pengawasan baru dari sistem. Titik-titik merah yang melingkari nama Clara dan Ronald bergerak perlahan, seolah menjadi pengingat bahwa setiap langkah mereka kini diawasi, bukan hanya oleh Rafael, tapi oleh kekuatan yang belum terlihat wujudnya.Clara duduk tak jauh darinya, kedua tangannya memeluk bantal kecil di pangkuan, pandangannya kosong. Sejak pengakuan malam itu, atmosfir di antara mereka berubah. Tak ada lagi sekat formal atasan dan bawahan, yang tersisa hanya dua manusia yang sama-sama terjebak di dalam permainan yang tak mereka pahami sepenuhnya.“Pak Rafael…” suara Clara lirih memecah kesunyian.Rafael menoleh, sorot matanya tak sekeras biasanya. “Panggil nama gue aja kalau gak ada orang lain, Clara.”Clara terdiam sejenak, lalu mencoba, “Rafael…”“Ya?”“Kenapa… mereka targetin saya? Saya

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 55: Jerat yang Semakin Mengikat

    Rafael duduk sendirian di ruang tamu penthouse-nya. Lampu temaram menyelimuti ruangan, hanya ditemani bayangan dirinya sendiri di jendela besar yang menghadap gemerlap kota. Di tangannya, segelas whisky yang bahkan belum disentuh. Pikirannya melayang ke percakapan dengan Leonhart beberapa jam lalu.Leonhart.Nama yang sebelumnya asing, tapi entah kenapa terasa seperti bom waktu yang baru saja aktif di bawah kakinya. Ia tahu, menolak pria itu bukan akhir dari segalanya. Justru itu awal dari sesuatu yang lebih berbahaya.Sistem tiba-tiba berbunyi lagi.> Ding! Misi Khusus Terbuka: "Menyusun Bayangan Sendiri"Deskripsi: Ketika kau menolak ajakan penguasa lama, kau harus menciptakan kekuatanmu sendiri agar tak dihancurkan.Tujuan: Bangun jaringan rahasia di balik bisnis-bisnismu. Rekrut orang-orang yang bisa dipercaya, tanpa mereka menyadari tujuan utamamu.Hadiah: Blueprint Proyek Rahasia 'Fortress' + 1 Kunci Informasi Tentang Leonhart.Mata Rafael menyipit.Jaringan rahasia? Dia bukan k

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 54: Permainan Catur di Dunia Bayangan

    Rafael menatap kartu hitam di tangannya dengan ekspresi datar, tetapi pikirannya penuh dengan analisis. Kata-kata Adrian tadi masih bergema di telinganya:"Dunia di mana uang bukan lagi batasan."Sistem dalam benaknya tetap diam setelah peringatan sebelumnya. Itu saja sudah cukup memberi tahu Rafael bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang kartu ini.“Jadi, Rafael,” suara Adrian terdengar lagi. “Apa yang akan kau pilih? Kesempatan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar… atau jalan yang sulit sendirian?”Rafael menempatkan kartu itu kembali ke meja dan tersenyum tipis. “Kau terlalu percaya diri, Adrian.”Adrian mengangkat alis. “Maksudmu?”“Aku tidak pernah sendirian,” jawab Rafael, bersandar di kursinya. “Kau berpikir bahwa aku sampai di titik ini karena ‘bantuan’ dari sesuatu? Itu lucu.”Adrian menatapnya dalam-dalam, mencoba mencari celah dalam ekspresi Rafael. Tapi Rafael tidak memberi sedikit pun petunjuk.Lalu, Adrian tertawa kecil. “Ternyata kau belum berubah. Masi

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 53: Kawan Lama, Lawan Baru

    Malam itu, Rafael duduk di balkon apartemennya, menyesap anggur sambil menatap kelap-kelip kota. Udara dingin berhembus, membawa ketenangan sejenak setelah semua kekacauan yang terjadi. Vincent Caldwell telah ditangkap, dan Noah Sinclair menghilang tanpa jejak setelah jebakan itu.Serena berdiri di belakangnya, menyilangkan tangan dengan ekspresi penuh pertimbangan.“Ini terlalu mudah,” ujarnya pelan.Rafael meletakkan gelasnya dan tersenyum kecil. “Kau juga merasa begitu?”Serena mengangguk. “Vincent memang sudah tumbang, tapi Noah… dia bukan orang yang akan menerima kekalahan begitu saja.”Dimas, yang baru datang membawa dokumen, menimpali, “Dan Leonard? Kita membiarkannya pergi begitu saja?”Rafael tertawa pelan. “Dia bukan ancaman. Hanya seorang pengecut yang mencoba bertahan hidup.”Serena masih terlihat tidak tenang. “Tapi pengecut juga bisa menjadi duri dalam daging.”Rafael menatap ke kejauhan, matanya memancarkan kilau tajam. “Itulah kenapa kita harus mulai bergerak lebih cep

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 52: Jerat yang Tak Terlihat

    Di sebuah apartemen mewah, Rafael duduk di depan meja kerja dengan laptop terbuka. Cahaya dari layar menyorot wajahnya yang serius. Flash drive yang diberikan Leonard sudah terhubung, dan mata Rafael menyapu berbagai dokumen yang tersimpan di dalamnya.Beberapa file berisi laporan keuangan yang dimanipulasi, transaksi mencurigakan, hingga rekaman percakapan antara Vincent dan seseorang yang disamarkan suaranya.“Ada yang aneh…” gumam Rafael.Ia mengaktifkan perangkat dekripsi yang ada di sistemnya untuk mengembalikan suara asli dari rekaman itu. Tidak butuh waktu lama sebelum suara yang familiar terdengar."Vincent, aku sudah memberikan semua informasi yang kau butuhkan. Jangan buat kesalahan kali ini."Dahi Rafael mengernyit.Suaranya tidak asing—terdengar seperti seseorang dari keluarga Sinclair.“Sistem, bisa identifikasi siapa orang ini?”> Sistem:“Menganalisis suara…98% kecocokan dengan Noah Sinclair.”Tatapan Rafael langsung berubah tajam.Noah Sinclair.Sepupunya.Pria itu di

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 51: Kebenaran yang Berharga

    Rafael duduk di ruangannya, menatap layar yang dipenuhi data tentang Vincent Caldwell dan jaringan investasinya. Black Fox telah bekerja tanpa henti, menyelidiki setiap celah yang bisa mereka manfaatkan. Namun, semakin dalam mereka menggali, semakin banyak anomali yang muncul.“Rafael, ada sesuatu yang tidak beres,” kata Black Fox, matanya terpaku pada layar.“Apa itu?”“Ada transaksi mencurigakan yang dibuat atas namamu.”Rafael menajamkan pandangan. “Transaksi apa?”“Sejumlah besar dana ditransfer ke rekening offshore. Dan yang lebih buruk, ada bukti yang menunjukkan bahwa itu berkaitan dengan pencucian uang.”Dimas mengumpat. “Sial, mereka benar-benar ingin menjatuhkanmu.”Serena menatap Rafael dengan waspada. “Apa kita bisa menghapus bukti itu?”Black Fox menggeleng. “Terlalu berisiko. Jika kita menghapusnya begitu saja, itu malah akan terlihat lebih mencurigakan.”Sistem berbunyi.> Sistem:"Kau sedang dijebak dalam permainan cermin. Mereka membuat skenario seolah-olah kau yang b

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 50: Tekanan yang Semakin Kuat

    Sehari setelah pertemuan dengan Vincent Caldwell, Rafael kembali ke kantornya. Meskipun ia menolak tawaran Vincent, ia tahu bahwa orang seperti Vincent tidak akan tinggal diam.Dan benar saja, sistem kembali berbunyi.> Sistem:"Efek dari keputusanmu mulai terlihat. Kelompok Vincent Caldwell telah mengambil langkah untuk mempersempit ruang gerak finansialmu."Tindakan yang direkomendasikan:Lacak pergerakan mereka dan siapkan langkah antisipasi.Jangan bereaksi terburu-buru.Black Fox, yang sejak tadi memantau pasar, menghela napas. “Mereka mulai menyerang. Beberapa rekening bisnis kita sedang mengalami pembekuan mendadak. Bank mengklaim bahwa ini hanya pemeriksaan rutin, tapi jelas ini bukan kebetulan.”Dimas mengetuk meja dengan keras. “Brengsek. Mereka mencoba melumpuhkan kita dari dalam.”Serena menyilangkan tangan. “Kalau begini, kita tidak bisa hanya diam.”Rafael memijat pelipisnya. “Jelas tidak. Tapi kita juga tidak bisa asal menyerang tanpa rencana.”Ia berpikir sejenak, lalu

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 49: Jaring yang Menyempit

    Rafael menatap layar besar di ruang kontrolnya. Video yang mengatasnamakan dirinya mulai menyebar luas, menampilkan potongan suara yang terdengar seperti dirinya, membicarakan strategi gelap untuk menghancurkan pesaingnya."Ini editan yang sangat halus," kata Black Fox, matanya berkilat penuh fokus. "Mereka menggunakan deepfake suara dan kemungkinan besar AI untuk menyusun ini. Tidak mudah membuktikan kalau ini palsu dalam waktu singkat."Dimas menggeram. "Mereka benar-benar mencoba menghancurkan nama baik Rafael secara total."Serena menatap Rafael dengan penuh perhatian. "Apa kita akan mengklarifikasi? Atau justru menggunakan ini untuk keuntungan kita?"Sistem berbunyi di benaknya.> Sistem:"Opsi terbaik saat ini bukanlah membela diri secara langsung. Biarkan musuhmu terpancing lebih jauh hingga mereka membuat kesalahan."Tindakan yang direkomendasikan:Jangan buru-buru menyangkal, tetapi biarkan publik mempertanyakan keabsahan video tersebut.Gunakan teknik psikologis untuk membua

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 48: Manuver Dalam Rencana

    Di ruang kontrolnya, Rafael membaca ulang artikel yang menyerangnya. Setiap kata seolah-olah telah dirancang dengan hati-hati untuk merusak reputasinya. Tuduhan pencucian uang, aliran dana mencurigakan, bahkan keterlibatan dalam aktivitas ilegal yang tidak pernah ia lakukan—semuanya terpampang di berbagai media utama.Dimas mengepalkan tangan. "Ini jelas serangan yang sudah dirancang sebelumnya. Mereka tahu kapan harus menyerang."Black Fox mengetik cepat, menelusuri sumber berita. "Aku sudah memeriksa, sebagian besar media yang menyebarkan ini memiliki koneksi dengan jaringan investor rahasia. Tapi yang lebih menarik, ada sejumlah dana besar yang masuk ke mereka beberapa hari sebelum berita ini keluar."Serena menyipitkan mata. "Jadi, seseorang membayar media untuk menyerang kita."Rafael tersenyum tipis. "Bukan hanya seseorang. Ini adalah gabungan dari mereka yang tidak ingin aku menang."Sistem kembali berbunyi:> Sistem:"Langley dan sekutunya memiliki pengaruh kuat dalam industri

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status