Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.
Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif. > "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?" Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi. Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya: 1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokal Imbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanja Risiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal. 2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya. Imbalan: 1 Miliar Rupiah Risiko: Potensi disalahpahami sebagai pencucian uang. 3. Misi: Membeli seluruh persediaan bunga di sebuah toko dan memberikannya kepada pelanggan di restoran tempat Maya bekerja. Imbalan: 5 Miliar Rupiah Risiko: Perhatian yang tidak diinginkan. Rafael memandangi layar, alisnya terangkat tinggi. "Pilihan ini semakin aneh saja." Ia memikirkan misi ketiga. Memberikan bunga di restoran Maya akan menarik perhatian, tapi juga menjadi cara untuk menunjukkan bahwa ia sudah tidak memikirkan masa lalu. Namun, ia juga khawatir itu malah menimbulkan kesan bahwa ia ingin membuktikan sesuatu. Setelah mempertimbangkan, Rafael memilih misi kedua. Ia merasa itu lebih bermakna. > "Misi diterima. Waktu pelaksanaan: 24 jam." Rafael tersenyum tipis. "Baiklah, mari kita lihat bagaimana ini berjalan. Keesokan harinya, Rafael bersiap untuk menjalankan misinya. Ia membawa tas berisi uang tunai yang diberikan sistem ke sebuah daerah padat penduduk di pusat kota. Setelah mencari sebentar, ia menemukan seorang gelandangan tua yang duduk di tepi jalan dengan wajah letih. "Pak, ini untuk Anda," kata Rafael sambil menyerahkan tas tersebut. Pria tua itu menatap Rafael dengan mata terbelalak. "Apa ini? Kenapa kau memberiku ini?" Rafael tersenyum. "Anggap saja ini sebagai hadiah. Pakailah untuk memperbaiki hidup Anda." Pria tua itu awalnya ragu, tetapi setelah membuka tas dan melihat isinya, ia menangis terisak. Orang-orang di sekitar mulai memperhatikan, beberapa bahkan merekam kejadian itu. Namun, tak lama kemudian, seorang pria yang berpakaian rapi mendekat, mengerutkan kening. "Apa yang sedang terjadi di sini?" tanyanya curiga. "Apa itu urusan Anda?" balas Rafael tenang. Pria itu adalah petugas keamanan setempat. Ia meminta Rafael untuk menjelaskan alasan memberikan uang dalam jumlah besar. "Ini mencurigakan. Apa ini semacam promosi atau ada motif lain?" Rafael merasa geram, tetapi ia tetap menjaga ketenangannya. "Saya hanya ingin membantu. Jika Anda ingin memeriksanya, silakan. Uang itu bersih." Kerumunan semakin besar, dan Rafael mulai merasa tidak nyaman. Namun, sebelum situasi semakin memanas, pria tua itu berdiri dan membela Rafael. "Dia memberiku harapan!" serunya. "Dia orang baik. Apa salahnya membantu orang miskin sepertiku?" Perkataan pria tua itu mengundang simpati dari kerumunan. Petugas keamanan akhirnya mundur, meskipun masih merasa curiga. Saat Rafael meninggalkan tempat itu, sistem berbunyi lagi: > "Misi selesai. Imbalan telah ditransfer ke akun Anda." Rafael tersenyum puas. Ia mungkin telah menarik perhatian banyak orang, tetapi ia merasa misi itu sepadan. Namun, di sisi lain kota, Maya sedang melihat video Rafael yang beredar di media sosial. Ia mengenali pria itu meskipun penampilannya telah berubah. Dalam hatinya, ia merasa bingung dan sedikit menyesal. "Apakah itu benar Rafael? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" pikirnya. Setelah peristiwa pemberian uang di tengah jalan, Rafael kembali ke apartemennya. Sistem telah mengirimkan imbalan sebesar 1 miliar rupiah ke rekeningnya, tetapi perhatian yang ia dapatkan dari kejadian itu justru menjadi masalah baru. Media sosial dipenuhi dengan video yang merekam aksinya. Beberapa orang memujinya sebagai dermawan, sementara yang lain mencurigainya memiliki motif tersembunyi. Rafael duduk di sofa, memeriksa ponselnya. Notifikasi tak henti-hentinya masuk, dari komentar orang asing hingga pesan dari teman lama. Sebagian besar teman-temannya merasa terkejut, bahkan ada yang mencoba kembali mendekatinya. “Apa ini, Rafael?” pesan singkat dari Daniel muncul. “Lo serius bagi-bagi uang di jalanan? Dari mana lo dapet duit segitu?” Rafael hanya membaca pesan itu tanpa membalas. Ia tahu Daniel mungkin hanya ingin tahu, tetapi di sudut pikirannya, Rafael menyadari bahwa kehidupan barunya mulai menarik perhatian yang tidak diinginkan. Di sisi lain kota, Maya duduk di ruang tamu sambil memegang ponselnya. Video Rafael yang viral menarik perhatiannya, terutama karena pria itu tampak sangat berbeda dari yang ia ingat. Rafael yang dulu sederhana dan tampak tak berdaya kini berdiri dengan percaya diri, mengenakan pakaian mahal, dan melakukan hal-hal besar yang tak pernah ia bayangkan. “Jadi itu benar Rafael?” gumam Maya, merasa campur aduk. Di sebelahnya, pria yang kini menjadi pacarnya, Adrian, memperhatikan. “Kamu kenal pria itu?” tanya Adrian dengan nada ingin tahu. Maya terdiam sejenak, lalu menggeleng. “Enggak. Hanya mirip seseorang yang aku kenal dulu.” Adrian mengangguk, tetapi tatapan Maya tetap terpaku pada layar ponselnya. Ada sesuatu di matanya, sesuatu yang menyerupai rasa penasaran bercampur penyesalan. Sementara itu, Rafael mencoba melanjutkan harinya dengan normal. Namun, saat ia berjalan di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa barang, orang-orang mulai memperhatikannya. Beberapa bahkan mendekatinya untuk meminta foto. “Mas Rafael, ya?” tanya seorang pria muda dengan antusias. “Saya lihat video Anda kemarin. Keren banget, Mas!” Rafael tersenyum kecil. “Terima kasih,” jawabnya singkat sebelum melanjutkan langkahnya. Namun, saat ia berhenti di sebuah toko jam tangan mewah, suara familiar membuatnya terhenti. “Rafael?” Ia berbalik dan melihat Maya berdiri di sana, mengenakan gaun cantik dan membawa tas belanja. Di sampingnya, Adrian berdiri dengan ekspresi bingung, tidak menyadari siapa pria yang dihadapi pacarnya. Maya tampak gugup, tetapi ia mencoba tersenyum. “Kamu... apa kabar?” tanyanya ragu. Rafael menatapnya dengan tenang, tetapi ada kilatan emosi di matanya. “Baik,” jawabnya singkat. Adrian, yang mulai merasa tidak nyaman, menyela. “Maya, siapa dia?” Maya terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan. “Dia... teman lama.” Rafael tertawa kecil, nadanya datar namun tajam. “Hanya teman lama, ya?” katanya, menatap langsung ke mata Maya. Maya menggigit bibirnya, merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Adrian, yang mulai merasa kehilangan kontrol atas percakapan, menatap Rafael dengan tatapan penuh evaluasi. “Sepertinya kamu sudah berubah banyak,” kata Maya akhirnya, mencoba mengisi kekosongan dalam percakapan. Rafael mengangguk. “Ya, aku berubah. Dunia ini tidak menunggu orang yang tidak mau berubah,” jawabnya dingin. Ia memalingkan pandangannya dari Maya, lalu berkata, “Aku harus pergi.” Tanpa menunggu tanggapan, Rafael melangkah keluar dari toko, meninggalkan Maya dan Adrian dalam keheningan. Di perjalanan pulang, Rafael merasa campur aduk. Pertemuannya dengan Maya membuka kembali luka lama yang selama ini ia coba sembuhkan. Namun, ia tahu bahwa ia tidak bisa terus melihat ke belakang. Sistem berbunyi di pikirannya, memecah lamunannya. > "Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya sekarang?" Rafael mendesah panjang, lalu menjawab dalam hati, “Tunjukkan.” Sistem menampilkan misi dengan detail yang sederhana: Misi: Beli restoran tempat Maya bekerja dan buat perubahan besar. Imbalan: 10 miliar rupiah. Risiko: Menarik perhatian berlebih dari orang-orang di sekitar. Rafael menatap layar itu dengan ekspresi serius. Kali ini, ia tidak hanya memikirkan kekayaan yang akan ia dapatkan, tetapi juga pelajaran yang ingin ia berikan pada mereka yang pernah merendahkannya. “Baiklah,” gumam Rafael. “Mari kita lihat bagaimana mereka bereaksi kali ini.”Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te
Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R
Misi di gala amal menjadi pengalaman yang mengesankan bagi Rafael. Selain berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna, ia juga meninggalkan kesan mendalam pada Amelia Hartanto. Namun, Rafael tidak ingin terlalu menonjolkan diri, terutama mengingat sistem sering memberikan misi yang berisiko tinggi.Kini, dengan restoran yang berjalan otomatis dan uang yang terus bertambah, Rafael fokus pada dua hal: meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan misi-misi baru dari sistem.[Sistem]: Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya?Tanpa ragu, Rafael membuka antarmuka sistem.Misi Pilihan Anda:1. Operasi Pasar Gelap – Menyelidiki aktivitas ilegal di sebuah pelelangan rahasia. Hadiah: 10 Miliar + Item Sistem Khusus.2. Sang Dermawan Misterius – Sumbangkan uang dalam jumlah besar tanpa mengungkap identitas Anda. Hadiah: Popularitas di kalangan tokoh penting.3. Kejar Impian Lama – Kunjungi kampung halaman dan bantu orang-orang yang dulu pernah meremehkan Anda. Hadiah: 5 Miliar + Perkemba
Setelah menyelesaikan misi di museum dan memperoleh Kunci Dimensi, Rafael kembali menjalani rutinitasnya. Restoran yang kini berjalan otomatis menjadi salah satu sumber penghasilan yang terus berkembang, sementara kekayaan dari sistem memberinya kebebasan untuk mengatur hidupnya tanpa tekanan. Namun, Rafael tetap sering berpura-pura hidup sederhana. Bukan karena ia takut dikenal, tetapi karena ia menikmati melihat reaksi orang-orang ketika mereka salah menilai dirinya Suatu sore, Rafael mengunjungi sebuah toko elektronik untuk membeli laptop baru. Ia mengenakan pakaian sederhana—kaos polos dan jeans usang. Penampilannya yang biasa saja membuat pegawai toko memandang rendah dirinya sejak ia masuk. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai dengan nada dingin. Rafael tersenyum tipis. “Saya butuh laptop untuk pekerjaan. Bisa tunjukkan model terbaru?” Pegawai itu mengernyitkan dahi,
Rafael kini tidak lagi terobsesi dengan dunia lain yang ia lihat dalam penglihatan terakhir. Baginya, apa yang ada di depan matanya saat ini jauh lebih penting—membangun kerajaan kekayaan yang tak tergoyahkan. Ia menyadari bahwa dunia tempat ia hidup penuh dengan peluang, sekaligus tantangan yang membutuhkan keberanian, kecerdasan, dan sedikit sentuhan keberanian untuk menaklukkan semuanya.Dengan restoran yang sudah berjalan stabil di bawah pengawasan Dimas, Rafael memutuskan untuk memperluas bisnisnya. Ia ingin menciptakan lebih banyak sumber pendapatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga sebagai bukti bahwa dirinya mampu melampaui semua hinaan yang pernah ia terima.Konflik: "Pertemuan dengan Investor yang Meremehkan"Rafael memutuskan untuk membuka lini usaha baru: kafe butik di pusat kota yang menggabungkan konsep modern dengan suasana mewah. Namun, untuk mewujudkan idenya, ia membutuhkan mitra yang dapat mendukungnya secara strat
Setelah berhasil menguasai bisnis Aditya dan membersihkan namanya dari berbagai tuduhan, Rafael menyadari bahwa semakin tinggi ia melangkah, semakin besar pula ancaman yang harus ia hadapi. Kini, pergerakannya mulai menarik perhatian para raksasa bisnis yang tidak suka melihat "pendatang baru" mendominasi panggung mereka. Suatu pagi, Rafael menerima undangan makan malam dari seorang pengusaha besar bernama Surya Hartanto, pemilik jaringan bisnis ritel terbesar di negeri itu. Surya dikenal dengan kekuasaan dan pengaruhnya yang luas, tetapi juga metode bisnisnya yang tak kenal ampun. Di restoran mewah tempat mereka bertemu, Surya menyambut Rafael dengan senyum ramah. Namun, pembicaraan mereka segera berubah serius. “Rafael, aku mengagumi keberanian dan kesuksesanmu. Tapi, di dunia ini, ada batasan yang harus dihormati. Aku sarankan kau menjual sebagian asetmu kepadaku sebelum semuanya menjadi lebih rumit.” Rafael menatap Surya dengan mata tajam. “Kau ingin membeli asetku? Itu menari
Setelah mengalahkan aliansi bisnis besar, Rafael menikmati periode singkat kedamaian. Namun, bayang-bayang ancaman baru mulai tampak. Kekayaannya yang terus meningkat dan pengaruhnya yang semakin luas menarik perhatian pihak-pihak yang lebih berbahaya—baik dari dalam negeri maupun internasional.Rafael memercayakan operasional sebagian bisnisnya kepada Dimas, manajer yang telah lama ia percaya. Namun, tanda-tanda pengkhianatan mulai muncul. Beberapa laporan keuangan tidak sesuai, dan salah satu proyek besar Rafael tiba-tiba gagal karena keputusan yang dibuat tanpa sepengetahuannya.Suatu malam, Rafael memanggil Dimas ke kantornya.“Dimas, aku percaya padamu selama ini. Tapi sekarang, aku butuh penjelasan,” kata Rafael sambil melemparkan laporan keuangan ke meja.Dimas terlihat gugup, tetapi mencoba menyangkal. “Pak Rafael, ini pasti kesalahan tim saya. Saya akan menyelidiki lebih lanjut.”Namun, Rafael tidak mudah dibodohi. Dengan bantuan sistem, ia sudah mengetahui bahwa Dimas diam-d
Rafael kini berada di puncak kejayaannya. Kekaisaran bisnisnya yang baru saja dirintis meluas ke berbagai sektor, mulai dari teknologi, properti, hingga hiburan. Namun, ia tidak buta terhadap fakta bahwa semakin tinggi ia naik, semakin banyak musuh yang mengintai di bayang-bayang, menunggu saat yang tepat untuk menjatuhkannya. Salah satu eksekutif senior yang bekerja di perusahaan Rafael, seorang pria bernama Erick, mulai menunjukkan tanda-tanda pengkhianatan. Erick, yang dulunya adalah salah satu orang kepercayaan Rafael, diam-diam menjual informasi penting perusahaan kepada kompetitor dengan imbalan besar. Rafael, melalui sistemnya, mendeteksi aktivitas mencurigakan Erick. Sistem memberi misi baru: [Sistem]: Deteksi pengkhianatan internal. Misi tersedia: Ungkap kebenaran dan singkirkan pengkhianat. Hadiah: Peningkatan sistem keamanan internal dan imbalan uang senilai 50 juta dolar. Rafael memutuskan untuk tidak langsung mengambil tindakan. Ia mengawasi Erick dengan cermat, memb
Pada saat yang bersamaan, Serena menyadari sesuatu yang aneh dalam sistem mereka. “Rafael…” katanya pelan. Rafael, yang sedang berbicara dengan Dimas, langsung menoleh. “Apa?” “Mereka tidak hanya mengambil umpan kita… mereka mencoba membalikkan keadaan.” > Sistem: “Peringatan! Upaya peretasan tingkat tinggi terdeteksi! Opsi pertahanan: Menggunakan firewall adaptif untuk menutup celah. Melakukan serangan balik dengan worm penghancur data. Membiarkan mereka masuk lebih dalam untuk jebakan yang lebih besar.” Rafael tertawa kecil. “Mereka cukup pintar. Tapi tidak cukup pintar.” Dengan satu gerakan, Rafael memilih opsi ketiga—membiarkan Eclipse masuk lebih dalam. Serena menatapnya. “Kau yakin?” Rafael tersenyum. “Kadang, kau harus membiarkan musuh berpikir mereka menang sebelum kau meremukkan mereka.” Dimas mendecak kagum. “Aku suka caramu berpikir.” Di dalam jaringan Rafael, Eclipse dengan cepat membobol sistem yang tampaknya berisi informasi rahasia. Tapi mereka tidak meny
Seorang wanita dengan rambut perak angkat bicara. “Apa maksudmu?” Orion menyeringai. “Rafael adalah orang yang selalu berpikir dalam hal transaksi. Dia membeli kekuatan, membeli informasi, membeli perlindungan. Jadi, kita akan melakukan sesuatu yang tidak bisa dibeli—menghancurkan reputasinya.” Di tengah kota, Rafael menerima laporan terbaru dari Serena. “Eclipse tidak menyerang secara langsung, tapi lihat ini.” Serena menampilkan siaran berita di layar holografik. “Rafael, seorang miliarder misterius yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan kriminal global, sedang diselidiki oleh pemerintah internasional. Sumber-sumber anonim mengklaim bahwa kekayaannya diperoleh melalui metode ilegal, termasuk penjualan senjata ilegal dan pencucian uang.” Dimas mengumpat. “Mereka mencoba menjadikanmu penjahat di mata dunia.” Rafael mengangkat alis. “Aku memang penjahat.” Serena menatapnya tajam. “Bukan di mata hukum.” > Sistem: “Peringatan: Serangan reputasi terdeteksi. Opsi penang
Rafael tidak langsung menyerang Eclipse secara terbuka. Itu tindakan bodoh. Sebagai seseorang yang memahami bagaimana kekuatan bekerja, ia memilih metode yang lebih halus namun jauh lebih mematikan—menghancurkan mereka dari dalam.> Sistem:“Rekomendasi: Mulai infiltrasi ekonomi dengan menargetkan sumber daya finansial Eclipse.”Di dunia modern, perang tidak selalu dimenangkan dengan senjata. Uang adalah kekuatan terbesar, dan Rafael adalah ahlinya. Dengan jaringan bisnis yang telah ia bangun, ia mulai mengarahkan kekayaannya untuk menghancurkan Eclipse secara perlahan.Ia menghubungi salah satu pemimpin perusahaan bayangan yang diam-diam bekerja untuknya, seorang pria tua dengan senyum licik yang dikenal sebagai Don Vieri.“Eclipse sangat bergantung pada rantai pasokan senjata ilegal mereka, bukan?” tanya Rafael sambil menyeruput kopi.Don Vieri tertawa kecil. “Benar. Mereka punya banyak koneksi dengan para pedagang senjata di seluruh dunia. Tapi kalau kau ingin menyerang mereka dari
Rafael menatap layar dengan dingin. “sepertinya mereka masih punya kartu truf terakhir...” > Sistem: “Opsi Taktis:1. Menghancurkan fasilitas penelitian mereka sebelum Revenant bergerak2. Menyiapkan strategi defensif untuk menghadapi ancaman ini3. Mencari cara untuk membajak teknologi mereka dan menggunakannya sendiri” Rafael tersenyum tipis. “huh, tentu saja aku tidak akan hanya bertahan. Kita akan mengambil teknologi mereka dan menggunakannya untuk keuntungan kita.” Dimas mengangguk. “baiklah jikalau begitu, kita perlu menyiapkan langkah berikutnya.” Serena mengambil tablet-nya dan mulai merancang strategi. “Kita tidak hanya akan menghancurkan Eclipse… kita akan menggantikannya.” Rafael menatap ke depan dengan penuh keyakinan. “Dan saat itu terjadi, dunia akan berada dalam genggamanku.”Rafael tidak hanya ingin bertahan, tetapi juga berkembang lebih jauh. Ia tahu bahwa menghadapi Project Revenant tanpa persiapan berarti bunuh diri. Namun, ada satu prinsip yang selalu ia pega
Rafael duduk di depan layar utama markasnya, memperhatikan titik-titik merah yang bergerak di peta holografik. Dimas berhasil menanam pelacak pada beberapa kendaraan pasukan bayaran yang mundur, dan sekarang mereka bergerak menuju suatu lokasi di Eropa Timur.> Sistem:“Peringatan: Sinyal Pelacakan Mengarah ke Kompleks Rahasia di Pegunungan CarpathianKemungkinan Besar Markas Sementara EclipseOpsi: Lakukan Pengintaian atau Serang Langsung”Serena menyilangkan tangan. “Kita bisa saja menyerang sekarang, tapi itu terlalu terburu-buru. Mereka pasti punya pertahanan yang kuat.”Dimas mengangguk. “Kita butuh lebih banyak informasi sebelum bergerak.”Rafael berpikir sejenak. “Kalau begitu, kita buat mereka merasa aman. Biarkan mereka mengira kita kehilangan jejak, sementara kita mengatur langkah berikutnya.”> Sistem:“Misi Tambahan:Ciptakan gangguan global untuk mengalihkan perhatian EclipseKembangkan infiltrasi ke dalam jaringan mereka tanpa terdeteksiPastikan setiap langkah menghasil
Dengan menyamar sebagai investor kaya, Rafael berhasil mendapatkan akses ke gedung utama Valhalla Group. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan ketat, ia dan Serena masuk ke ruang pertemuan dengan salah satu eksekutif senior bank tersebut, seorang pria bernama Albrecht Meier. Meier adalah pria tua dengan rambut putih rapi, mata tajam, dan senyum yang penuh perhitungan. “Mr. Castello, senang bertemu dengan Anda. Saya mendengar Anda tertarik untuk membuka investasi di sini.” Rafael tersenyum santai. “Benar. Tapi aku ingin melihat sendiri bagaimana bank ini bekerja.” Meier tertawa kecil. “Kami sangat menjaga privasi klien kami. Hanya sedikit orang yang benar-benar memahami operasi internal kami.” Serena menatap jam tangannya seolah bosan. “Aku harap itu bukan alasan untuk tidak transparan.” Meier hanya tersenyum. “Tentu tidak. Izinkan saya menunjukkan sesuatu.” Dia menekan tombol di meja, dan layar besar muncul, menampilkan jaringan transaksi rahasia yang berhubungan dengan berba
Rafael duduk di ruang kerjanya, menatap layar besar yang menampilkan informasi tentang Eclipse. Organisasi ini tidak hanya misterius, tetapi juga sangat berbahaya. Tidak ada data publik tentang mereka, tidak ada jejak digital yang bisa dengan mudah ditemukan, dan yang paling mengkhawatirkan—mereka tahu tentang pergerakan Rafael.Dimas, yang masih meneliti data yang mereka ambil dari Hong Kong, menghela napas panjang. “Kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar mafia atau korporasi serakah. Eclipse ini… mereka seperti hantu di dunia ekonomi.”Serena bersandar di dinding, menatap Rafael dengan serius. “Kita bisa mundur sekarang, berpura-pura tidak pernah menemukan mereka.”Rafael tersenyum tipis. “Aku tidak suka berpura-pura.”Serena mengangkat bahu. “Aku sudah menduga jawaban itu.”> Sistem:“Misi ‘Perburuan Eclipse’ diperbarui.Target:Temukan kontak dalam jaringan bawah tanah yang memiliki informasi tentang EclipsePersiapkan pertahanan untuk kemungkinan
Di dalam ruang kendali, Rafael menatap layar yang dipenuhi dengan ribuan dokumen rahasia milik Victor Langley. Setiap file berisi informasi yang bisa menghancurkan pria itu—transaksi ilegal, korupsi, hingga keterlibatannya dalam organisasi bayangan. Serena bersandar di kursi dengan tangan terlipat. “Jadi, bagaimana kita akan memainkan ini? Kita punya cukup bukti untuk mengirimnya ke neraka.” Rafael tersenyum tipis. “Kalau kita hanya membocorkannya, dia masih bisa mencari jalan keluar. Kita harus merusak fondasi yang menopang kekuasaannya.” Dimas mengangguk. “Kita hancurkan dia dari dalam.” Rafael mengetuk mejanya, memikirkan strategi terbaik. “Langley punya tiga pilar utama: jaringan bisnisnya, sekutu politiknya, dan pasukan bayangannya. Kita akan meruntuhkan satu per satu.” > Sistem: “Misi ‘Jatuhnya Victor Langley’ diperbarui. Target: 1. Menghancurkan jaringan bisnisnya 2. Menjatuhkan sekutu politiknya 3. Melumpuhkan pasukan bayangannya Hadiah Tambahan: 50.000 Poin Kekayaa
Rafael memandangi Elder Fang dengan penuh perhatian. Orang tua ini bukan tipe yang berbasa-basi. Jika dia mengatakan ada seseorang yang bisa diburu, berarti orang itu benar-benar bernilai tinggi. Elder Fang meletakkan gelas wiskinya. “Ada seorang pria bernama Victor Langley. Dia bukan hanya pengusaha, tapi juga dalang di balik beberapa jaringan kriminal internasional. Dia punya koneksi dengan Umbra.” Serena mengernyit. “Nama yang familiar… Dia pemilik Langley Group, kan? Perusahaan investasi terbesar di Eropa?” Elder Fang mengangguk. “Tepat. Tapi yang tidak diketahui banyak orang, Langley Group hanyalah fasad. Di belakangnya, Victor mengendalikan pasar gelap, manipulasi saham, bahkan beberapa proyek militer rahasia.” Rafael menyandarkan punggungnya, berpikir. “Dan bagaimana dia bisa menguntungkan aku?” > Sistem: “Misi Baru Tersedia: Target: Victor Langley Tujuan: Hancurkan jaring