Home / Urban / Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan / Bab 5. Jejak masa lalu

Share

Bab 5. Jejak masa lalu

last update Last Updated: 2024-12-30 14:18:27

Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.

Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif.

> "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?"

Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi.

Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya:

1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokal

Imbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanja

Risiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal.

2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya.

Imbalan: 1 Miliar Rupiah

Risiko: Potensi disalahpahami sebagai pencucian uang.

3. Misi: Membeli seluruh persediaan bunga di sebuah toko dan memberikannya kepada pelanggan di restoran tempat Maya bekerja.

Imbalan: 5 Miliar Rupiah

Risiko: Perhatian yang tidak diinginkan.

Rafael memandangi layar, alisnya terangkat tinggi. "Pilihan ini semakin aneh saja."

Ia memikirkan misi ketiga. Memberikan bunga di restoran Maya akan menarik perhatian, tapi juga menjadi cara untuk menunjukkan bahwa ia sudah tidak memikirkan masa lalu. Namun, ia juga khawatir itu malah menimbulkan kesan bahwa ia ingin membuktikan sesuatu.

Setelah mempertimbangkan, Rafael memilih misi kedua. Ia merasa itu lebih bermakna.

> "Misi diterima. Waktu pelaksanaan: 24 jam."

Rafael tersenyum tipis. "Baiklah, mari kita lihat bagaimana ini berjalan.

Keesokan harinya, Rafael bersiap untuk menjalankan misinya. Ia membawa tas berisi uang tunai yang diberikan sistem ke sebuah daerah padat penduduk di pusat kota. Setelah mencari sebentar, ia menemukan seorang gelandangan tua yang duduk di tepi jalan dengan wajah letih.

"Pak, ini untuk Anda," kata Rafael sambil menyerahkan tas tersebut.

Pria tua itu menatap Rafael dengan mata terbelalak. "Apa ini? Kenapa kau memberiku ini?"

Rafael tersenyum. "Anggap saja ini sebagai hadiah. Pakailah untuk memperbaiki hidup Anda."

Pria tua itu awalnya ragu, tetapi setelah membuka tas dan melihat isinya, ia menangis terisak. Orang-orang di sekitar mulai memperhatikan, beberapa bahkan merekam kejadian itu.

Namun, tak lama kemudian, seorang pria yang berpakaian rapi mendekat, mengerutkan kening. "Apa yang sedang terjadi di sini?" tanyanya curiga.

"Apa itu urusan Anda?" balas Rafael tenang.

Pria itu adalah petugas keamanan setempat. Ia meminta Rafael untuk menjelaskan alasan memberikan uang dalam jumlah besar. "Ini mencurigakan. Apa ini semacam promosi atau ada motif lain?"

Rafael merasa geram, tetapi ia tetap menjaga ketenangannya. "Saya hanya ingin membantu. Jika Anda ingin memeriksanya, silakan. Uang itu bersih."

Kerumunan semakin besar, dan Rafael mulai merasa tidak nyaman. Namun, sebelum situasi semakin memanas, pria tua itu berdiri dan membela Rafael.

"Dia memberiku harapan!" serunya. "Dia orang baik. Apa salahnya membantu orang miskin sepertiku?"

Perkataan pria tua itu mengundang simpati dari kerumunan. Petugas keamanan akhirnya mundur, meskipun masih merasa curiga.

Saat Rafael meninggalkan tempat itu, sistem berbunyi lagi:

> "Misi selesai. Imbalan telah ditransfer ke akun Anda."

Rafael tersenyum puas. Ia mungkin telah menarik perhatian banyak orang, tetapi ia merasa misi itu sepadan.

Namun, di sisi lain kota, Maya sedang melihat video Rafael yang beredar di media sosial. Ia mengenali pria itu meskipun penampilannya telah berubah. Dalam hatinya, ia merasa bingung dan sedikit menyesal. "Apakah itu benar Rafael? Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" pikirnya.

Setelah peristiwa pemberian uang di tengah jalan, Rafael kembali ke apartemennya. Sistem telah mengirimkan imbalan sebesar 1 miliar rupiah ke rekeningnya, tetapi perhatian yang ia dapatkan dari kejadian itu justru menjadi masalah baru. Media sosial dipenuhi dengan video yang merekam aksinya. Beberapa orang memujinya sebagai dermawan, sementara yang lain mencurigainya memiliki motif tersembunyi.

Rafael duduk di sofa, memeriksa ponselnya. Notifikasi tak henti-hentinya masuk, dari komentar orang asing hingga pesan dari teman lama. Sebagian besar teman-temannya merasa terkejut, bahkan ada yang mencoba kembali mendekatinya.

“Apa ini, Rafael?” pesan singkat dari Daniel muncul. “Lo serius bagi-bagi uang di jalanan? Dari mana lo dapet duit segitu?”

Rafael hanya membaca pesan itu tanpa membalas. Ia tahu Daniel mungkin hanya ingin tahu, tetapi di sudut pikirannya, Rafael menyadari bahwa kehidupan barunya mulai menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Di sisi lain kota, Maya duduk di ruang tamu sambil memegang ponselnya. Video Rafael yang viral menarik perhatiannya, terutama karena pria itu tampak sangat berbeda dari yang ia ingat. Rafael yang dulu sederhana dan tampak tak berdaya kini berdiri dengan percaya diri, mengenakan pakaian mahal, dan melakukan hal-hal besar yang tak pernah ia bayangkan.

“Jadi itu benar Rafael?” gumam Maya, merasa campur aduk.

Di sebelahnya, pria yang kini menjadi pacarnya, Adrian, memperhatikan. “Kamu kenal pria itu?” tanya Adrian dengan nada ingin tahu.

Maya terdiam sejenak, lalu menggeleng. “Enggak. Hanya mirip seseorang yang aku kenal dulu.”

Adrian mengangguk, tetapi tatapan Maya tetap terpaku pada layar ponselnya. Ada sesuatu di matanya, sesuatu yang menyerupai rasa penasaran bercampur penyesalan.

Sementara itu, Rafael mencoba melanjutkan harinya dengan normal. Namun, saat ia berjalan di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa barang, orang-orang mulai memperhatikannya. Beberapa bahkan mendekatinya untuk meminta foto.

“Mas Rafael, ya?” tanya seorang pria muda dengan antusias. “Saya lihat video Anda kemarin. Keren banget, Mas!”

Rafael tersenyum kecil. “Terima kasih,” jawabnya singkat sebelum melanjutkan langkahnya.

Namun, saat ia berhenti di sebuah toko jam tangan mewah, suara familiar membuatnya terhenti.

“Rafael?”

Ia berbalik dan melihat Maya berdiri di sana, mengenakan gaun cantik dan membawa tas belanja. Di sampingnya, Adrian berdiri dengan ekspresi bingung, tidak menyadari siapa pria yang dihadapi pacarnya.

Maya tampak gugup, tetapi ia mencoba tersenyum. “Kamu... apa kabar?” tanyanya ragu.

Rafael menatapnya dengan tenang, tetapi ada kilatan emosi di matanya. “Baik,” jawabnya singkat.

Adrian, yang mulai merasa tidak nyaman, menyela. “Maya, siapa dia?”

Maya terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan. “Dia... teman lama.”

Rafael tertawa kecil, nadanya datar namun tajam. “Hanya teman lama, ya?” katanya, menatap langsung ke mata Maya.

Maya menggigit bibirnya, merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Adrian, yang mulai merasa kehilangan kontrol atas percakapan, menatap Rafael dengan tatapan penuh evaluasi.

“Sepertinya kamu sudah berubah banyak,” kata Maya akhirnya, mencoba mengisi kekosongan dalam percakapan.

Rafael mengangguk. “Ya, aku berubah. Dunia ini tidak menunggu orang yang tidak mau berubah,” jawabnya dingin.

Ia memalingkan pandangannya dari Maya, lalu berkata, “Aku harus pergi.” Tanpa menunggu tanggapan, Rafael melangkah keluar dari toko, meninggalkan Maya dan Adrian dalam keheningan.

Di perjalanan pulang, Rafael merasa campur aduk. Pertemuannya dengan Maya membuka kembali luka lama yang selama ini ia coba sembuhkan. Namun, ia tahu bahwa ia tidak bisa terus melihat ke belakang.

Sistem berbunyi di pikirannya, memecah lamunannya.

> "Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya sekarang?"

Rafael mendesah panjang, lalu menjawab dalam hati, “Tunjukkan.”

Sistem menampilkan misi dengan detail yang sederhana:

Misi: Beli restoran tempat Maya bekerja dan buat perubahan besar.

Imbalan: 10 miliar rupiah.

Risiko: Menarik perhatian berlebih dari orang-orang di sekitar.

Rafael menatap layar itu dengan ekspresi serius. Kali ini, ia tidak hanya memikirkan kekayaan yang akan ia dapatkan, tetapi juga pelajaran yang ingin ia berikan pada mereka yang pernah merendahkannya.

“Baiklah,” gumam Rafael. “Mari kita lihat bagaimana mereka bereaksi kali ini.”

Related chapters

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 6. Pembalasan yang Manis

    Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te

    Last Updated : 2025-01-01
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 7: Langkah Awal yang Mantap

    Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R

    Last Updated : 2025-01-01
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 8: Langkah di Balik Bayangan

    Misi di gala amal menjadi pengalaman yang mengesankan bagi Rafael. Selain berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna, ia juga meninggalkan kesan mendalam pada Amelia Hartanto. Namun, Rafael tidak ingin terlalu menonjolkan diri, terutama mengingat sistem sering memberikan misi yang berisiko tinggi.Kini, dengan restoran yang berjalan otomatis dan uang yang terus bertambah, Rafael fokus pada dua hal: meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan misi-misi baru dari sistem.[Sistem]: Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya?Tanpa ragu, Rafael membuka antarmuka sistem.Misi Pilihan Anda:1. Operasi Pasar Gelap – Menyelidiki aktivitas ilegal di sebuah pelelangan rahasia. Hadiah: 10 Miliar + Item Sistem Khusus.2. Sang Dermawan Misterius – Sumbangkan uang dalam jumlah besar tanpa mengungkap identitas Anda. Hadiah: Popularitas di kalangan tokoh penting.3. Kejar Impian Lama – Kunjungi kampung halaman dan bantu orang-orang yang dulu pernah meremehkan Anda. Hadiah: 5 Miliar + Perkemba

    Last Updated : 2025-01-03
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 9: Panggung Bagi yang Diremehkan

    Setelah menyelesaikan misi di museum dan memperoleh Kunci Dimensi, Rafael kembali menjalani rutinitasnya. Restoran yang kini berjalan otomatis menjadi salah satu sumber penghasilan yang terus berkembang, sementara kekayaan dari sistem memberinya kebebasan untuk mengatur hidupnya tanpa tekanan. Namun, Rafael tetap sering berpura-pura hidup sederhana. Bukan karena ia takut dikenal, tetapi karena ia menikmati melihat reaksi orang-orang ketika mereka salah menilai dirinya Suatu sore, Rafael mengunjungi sebuah toko elektronik untuk membeli laptop baru. Ia mengenakan pakaian sederhana—kaos polos dan jeans usang. Penampilannya yang biasa saja membuat pegawai toko memandang rendah dirinya sejak ia masuk. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai dengan nada dingin. Rafael tersenyum tipis. “Saya butuh laptop untuk pekerjaan. Bisa tunjukkan model terbaru?” Pegawai itu mengernyitkan dahi,

    Last Updated : 2025-01-12
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 10: Fondasi Kerajaan Kekayaan

    Rafael kini tidak lagi terobsesi dengan dunia lain yang ia lihat dalam penglihatan terakhir. Baginya, apa yang ada di depan matanya saat ini jauh lebih penting—membangun kerajaan kekayaan yang tak tergoyahkan. Ia menyadari bahwa dunia tempat ia hidup penuh dengan peluang, sekaligus tantangan yang membutuhkan keberanian, kecerdasan, dan sedikit sentuhan keberanian untuk menaklukkan semuanya.Dengan restoran yang sudah berjalan stabil di bawah pengawasan Dimas, Rafael memutuskan untuk memperluas bisnisnya. Ia ingin menciptakan lebih banyak sumber pendapatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga sebagai bukti bahwa dirinya mampu melampaui semua hinaan yang pernah ia terima.Konflik: "Pertemuan dengan Investor yang Meremehkan"Rafael memutuskan untuk membuka lini usaha baru: kafe butik di pusat kota yang menggabungkan konsep modern dengan suasana mewah. Namun, untuk mewujudkan idenya, ia membutuhkan mitra yang dapat mendukungnya secara strat

    Last Updated : 2025-01-12
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 11: Bara Api di Balik Kekuasaan

    Setelah berhasil menguasai bisnis Aditya dan membersihkan namanya dari berbagai tuduhan, Rafael menyadari bahwa semakin tinggi ia melangkah, semakin besar pula ancaman yang harus ia hadapi. Kini, pergerakannya mulai menarik perhatian para raksasa bisnis yang tidak suka melihat "pendatang baru" mendominasi panggung mereka. Suatu pagi, Rafael menerima undangan makan malam dari seorang pengusaha besar bernama Surya Hartanto, pemilik jaringan bisnis ritel terbesar di negeri itu. Surya dikenal dengan kekuasaan dan pengaruhnya yang luas, tetapi juga metode bisnisnya yang tak kenal ampun. Di restoran mewah tempat mereka bertemu, Surya menyambut Rafael dengan senyum ramah. Namun, pembicaraan mereka segera berubah serius. “Rafael, aku mengagumi keberanian dan kesuksesanmu. Tapi, di dunia ini, ada batasan yang harus dihormati. Aku sarankan kau menjual sebagian asetmu kepadaku sebelum semuanya menjadi lebih rumit.” Rafael menatap Surya dengan mata tajam. “Kau ingin membeli asetku? Itu menari

    Last Updated : 2025-01-13
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Prolog. Kebangkitan dari Kehampaan

    Malam itu, udara di kota terasa lebih berat dari biasanya. Di luar, hujan rintik-rintik menambah kesunyian yang menghantui kamar kecil yang hanya cukup untuk menampung satu orang. Suara detakan jam dinding mengisi kekosongan, menambah kesan sepi yang menyelubungi setiap sudut ruangan. Pria muda itu Rafael duduk di pinggir tempat tidurnya, kedua tangan menggenggam erat ujung baju yang telah kumal dan pudar warnanya. Matanya kosong, menatap kosong ke arah dinding. Di luar sana, kehidupan terus berputar. Orang-orang yang memiliki segalanya berjalan dengan langkah ringan, sementara dirinya terjebak dalam kenyataan pahit yang tak pernah bisa ia hindari. Dulu, ada harapan. Ada cinta. Tapi kini, semua itu hanya menyisakan luka. Kekasih yang pernah berjanji akan selalu ada di sampingnya, kini telah pergi begitu saja, memilih pria lain yang lebih kaya dan lebih mampu. Semua yang dimilikinya terasa tak berarti lagi. Pikiran tentang masa depan yang gelap menggelayuti benaknya. Ia pernah berm

    Last Updated : 2024-12-30
  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 1. Pilihan Aneh

    Dengan sedikit ketegangan, ia memutuskan untuk mengikuti suara itu. Toh, apa lagi yang bisa ia harapkan? Tak ada yang lebih buruk dari kenyataan yang sedang ia jalani sekarang."Sistem Kekayaan telah mengenali keinginan Anda," suara itu melanjutkan, “Berikut adalah pilihan misi pertama Anda."Tiba-tiba, layar itu berubah, menampilkan tiga misi yang sangat tidak terduga.Misi 1: "Gila Sekali"Tugas: Berbicara dengan lima orang asing di jalan dan beri mereka motivasi hidup. Tapi, semua orang harus Anda yakinkan dengan cara yang paling dramatis dan berlebihan. Jadilah seperti seorang motivator yang berlebihan—bicaralah dengan tangan di udara, ekspresi wajah penuh semangat, dan mungkin sedikit air mata. (Durasi: 1 Jam)Hadiah: 10 juta rupiah dan sebuah rumah sederhana di pinggiran kota.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pa

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 11: Bara Api di Balik Kekuasaan

    Setelah berhasil menguasai bisnis Aditya dan membersihkan namanya dari berbagai tuduhan, Rafael menyadari bahwa semakin tinggi ia melangkah, semakin besar pula ancaman yang harus ia hadapi. Kini, pergerakannya mulai menarik perhatian para raksasa bisnis yang tidak suka melihat "pendatang baru" mendominasi panggung mereka. Suatu pagi, Rafael menerima undangan makan malam dari seorang pengusaha besar bernama Surya Hartanto, pemilik jaringan bisnis ritel terbesar di negeri itu. Surya dikenal dengan kekuasaan dan pengaruhnya yang luas, tetapi juga metode bisnisnya yang tak kenal ampun. Di restoran mewah tempat mereka bertemu, Surya menyambut Rafael dengan senyum ramah. Namun, pembicaraan mereka segera berubah serius. “Rafael, aku mengagumi keberanian dan kesuksesanmu. Tapi, di dunia ini, ada batasan yang harus dihormati. Aku sarankan kau menjual sebagian asetmu kepadaku sebelum semuanya menjadi lebih rumit.” Rafael menatap Surya dengan mata tajam. “Kau ingin membeli asetku? Itu menari

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 10: Fondasi Kerajaan Kekayaan

    Rafael kini tidak lagi terobsesi dengan dunia lain yang ia lihat dalam penglihatan terakhir. Baginya, apa yang ada di depan matanya saat ini jauh lebih penting—membangun kerajaan kekayaan yang tak tergoyahkan. Ia menyadari bahwa dunia tempat ia hidup penuh dengan peluang, sekaligus tantangan yang membutuhkan keberanian, kecerdasan, dan sedikit sentuhan keberanian untuk menaklukkan semuanya.Dengan restoran yang sudah berjalan stabil di bawah pengawasan Dimas, Rafael memutuskan untuk memperluas bisnisnya. Ia ingin menciptakan lebih banyak sumber pendapatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga sebagai bukti bahwa dirinya mampu melampaui semua hinaan yang pernah ia terima.Konflik: "Pertemuan dengan Investor yang Meremehkan"Rafael memutuskan untuk membuka lini usaha baru: kafe butik di pusat kota yang menggabungkan konsep modern dengan suasana mewah. Namun, untuk mewujudkan idenya, ia membutuhkan mitra yang dapat mendukungnya secara strat

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 9: Panggung Bagi yang Diremehkan

    Setelah menyelesaikan misi di museum dan memperoleh Kunci Dimensi, Rafael kembali menjalani rutinitasnya. Restoran yang kini berjalan otomatis menjadi salah satu sumber penghasilan yang terus berkembang, sementara kekayaan dari sistem memberinya kebebasan untuk mengatur hidupnya tanpa tekanan. Namun, Rafael tetap sering berpura-pura hidup sederhana. Bukan karena ia takut dikenal, tetapi karena ia menikmati melihat reaksi orang-orang ketika mereka salah menilai dirinya Suatu sore, Rafael mengunjungi sebuah toko elektronik untuk membeli laptop baru. Ia mengenakan pakaian sederhana—kaos polos dan jeans usang. Penampilannya yang biasa saja membuat pegawai toko memandang rendah dirinya sejak ia masuk. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai dengan nada dingin. Rafael tersenyum tipis. “Saya butuh laptop untuk pekerjaan. Bisa tunjukkan model terbaru?” Pegawai itu mengernyitkan dahi,

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 8: Langkah di Balik Bayangan

    Misi di gala amal menjadi pengalaman yang mengesankan bagi Rafael. Selain berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna, ia juga meninggalkan kesan mendalam pada Amelia Hartanto. Namun, Rafael tidak ingin terlalu menonjolkan diri, terutama mengingat sistem sering memberikan misi yang berisiko tinggi.Kini, dengan restoran yang berjalan otomatis dan uang yang terus bertambah, Rafael fokus pada dua hal: meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan misi-misi baru dari sistem.[Sistem]: Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya?Tanpa ragu, Rafael membuka antarmuka sistem.Misi Pilihan Anda:1. Operasi Pasar Gelap – Menyelidiki aktivitas ilegal di sebuah pelelangan rahasia. Hadiah: 10 Miliar + Item Sistem Khusus.2. Sang Dermawan Misterius – Sumbangkan uang dalam jumlah besar tanpa mengungkap identitas Anda. Hadiah: Popularitas di kalangan tokoh penting.3. Kejar Impian Lama – Kunjungi kampung halaman dan bantu orang-orang yang dulu pernah meremehkan Anda. Hadiah: 5 Miliar + Perkemba

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 7: Langkah Awal yang Mantap

    Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 6. Pembalasan yang Manis

    Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 5. Jejak masa lalu

    Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif.> "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?"Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi.Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya:1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokalImbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanjaRisiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal.2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya.Imbalan: 1 Miliar RupiahRisiko: Potensi disal

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 4. Pertunjukan Kekayaan

    Rafael berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya. Setelan jas yang baru saja ia beli, dengan warna hitam elegan, memberi kesan profesional dan percaya diri. Di tangan kirinya, ia menggenggam dompet kulit baru yang ia beli untuk melengkapi penampilannya. Semua ini hasil dari kerja kerasnya dan tentu saja, misi-misi sistem yang membuatnya memiliki kekayaan yang cukup untuk merasakan hidup seperti ini.Hari itu, Rafael mengundang beberapa teman lama untuk makan malam di restoran mewah yang baru dibuka di pusat kota. Salah satunya adalah Daniel, teman yang dulu sering merendahkannya. Mereka dulu bekerja bersama di toko kecil, dan Rafael tahu bagaimana Daniel selalu membuat lelucon tentang kondisinya. Bahkan ketika mereka berdua duduk bersama, Daniel selalu membandingkan hidupnya dengan hidup orang kaya yang datang ke toko, seolah-olah keberadaan Rafael hanyalah sebuah kebetulan.Sambil melangkah menuju mobil, Rafael merenung sejenak. Apakah ini benar-benar aku yang dulu? pikirnya.

  • Si Miskin Menjadi Raja Kekayaan   Bab 3. Kejutan dan Misi yang Lebih Gila

    Rafael melangkah keluar dari rumah barunya, yang meski masih sederhana, sudah terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kamar sempit tempat ia dulu tinggal. Uang yang ia peroleh dari misi sistem dan hasil kursus bisnis membuatnya merasa sedikit lebih percaya diri. Hari itu, ia memutuskan untuk membeli beberapa barang yang telah lama ia impikan: pakaian yang layak, jam tangan, dan sedikit aksesori yang akan membuat penampilannya lebih menarik.Di dalam mall yang mewah, ia berjalan dengan santai, merasakan kebebasan yang selama ini ia impikan. Dulu, tempat seperti ini hanya bisa ia lihat dari jauh, dengan rasa iri yang menyelubungi hatinya. Tapi sekarang, dengan kantong yang lebih berat, ia merasa seperti bagian dari dunia ini.Tentu saja, segala perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Ia tahu bahwa ia harus bekerja keras untuk terus memperbaiki dirinya. Misi demi misi yang diberikan oleh sistem membuatnya semakin maju, dan ia merasa bahwa ia berada di jalur yang benar. Namun, takdi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status