Dengan sedikit ketegangan, ia memutuskan untuk mengikuti suara itu. Toh, apa lagi yang bisa ia harapkan? Tak ada yang lebih buruk dari kenyataan yang sedang ia jalani sekarang.
"Sistem Kekayaan telah mengenali keinginan Anda," suara itu melanjutkan, “Berikut adalah pilihan misi pertama Anda." Tiba-tiba, layar itu berubah, menampilkan tiga misi yang sangat tidak terduga. Misi 1: "Gila Sekali" Tugas: Berbicara dengan lima orang asing di jalan dan beri mereka motivasi hidup. Tapi, semua orang harus Anda yakinkan dengan cara yang paling dramatis dan berlebihan. Jadilah seperti seorang motivator yang berlebihan—bicaralah dengan tangan di udara, ekspresi wajah penuh semangat, dan mungkin sedikit air mata. (Durasi: 1 Jam) Hadiah: 10 juta rupiah dan sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Misi 2: "Pesta Gila" Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pada mereka. Buat mereka merasa sangat canggung, namun berikan kesan seolah kamu benar-benar menyesal. Bonus jika mereka merasa tidak nyaman. (Durasi: 2 Jam) Hadiah: 50 juta rupiah dan akses ke kursus pribadi dengan seorang pengusaha sukses. Misi 3: "Pahlawan Jalanan" Tugas: Berikan bantuan kepada seorang tunawisma, tetapi dengan cara yang sangat dramatis. Dekati mereka dengan berpura-pura menjadi pahlawan yang datang untuk menyelamatkan dunia. Buatlah mereka merasa bahwa dunia akan lebih baik berkat kehadiranmu. (Durasi: 30 Menit) Hadiah: 100 juta rupiah dan mobil mewah. Rafael menatap misi-misi tersebut, mulutnya ternganga. Ini semua terdengar seperti lelucon. Bahkan tak jarang dia membayangkan dirinya sedang melakukan hal-hal aneh di depan umum. Tetapi, hadiahnya... hadiahnya tampaknya sangat menggiurkan. 10 juta rupiah? 50 juta? Dan bahkan mobil mewah? Ia menghela napas dalam-dalam. "Apa yang harus aku lakukan? Ini gila," pikirnya, mencoba mencerna setiap kata dari misi tersebut. Namun, saat ia mempertimbangkan semua itu, ada sesuatu yang menenangkan dirinya—sesuatu yang mengatakan bahwa mungkin inilah kesempatan yang ia tunggu-tunggu. Tidak ada yang perlu dia takutkan jika ia melakukan hal-hal konyol itu. Lagipula, hidupnya sudah cukup buruk, kan? Ia memutuskan untuk memilih misi pertama, "Gila Sekali." "Baiklah, Sistem," katanya dengan suara tegas, meskipun hatinya masih sedikit ragu. "Aku akan mencoba misi pertama. Kalau aku harus berbicara dengan orang asing dan memberi mereka motivasi, aku akan melakukannya." "Sangat baik," jawab suara sistem dengan nada yang hampir terdengar senang. "Misi pertama dimulai sekarang. Silakan pergi ke jalan utama dan mulailah berbicara dengan orang-orang. Waktu berjalan, jadi segera mulailah." Tanpa banyak berpikir, Rafael berdiri dari kursinya dan keluar dari kamarnya, mengumpulkan keberanian untuk melangkah keluar. Di luar, dunia tampak sama seperti biasanya—penuh dengan orang-orang yang sibuk dengan urusan mereka. Namun, dia merasa seperti sedang memasuki sebuah arena yang penuh dengan tantangan aneh. Setelah beberapa menit berjalan, ia sampai di jalan utama dan melihat beberapa orang sedang berjalan santai. Dia menarik napas dalam-dalam, menatap orang-orang itu dengan tekad. “Ini gila, tapi aku harus mulai dari sini," gumamnya. Dia mendekati seorang wanita yang sedang berjalan dengan wajah cemberut, menatapnya dengan mata yang sedikit lebih besar dari biasanya. "Maaf, Ibu! Apakah Anda tahu, Anda luar biasa?" serunya dengan penuh semangat, tangan terangkat tinggi. Wanita itu menoleh dengan bingung, dan Rafael melanjutkan dengan lebih antusias, "Hidup Anda luar biasa, dan Anda layak mendapatkan yang terbaik! Jangan biarkan dunia menghalangi impian Anda! Anda bisa mengubah dunia hanya dengan satu langkah besar! Penuh semangat, penuh cinta!" Wanita itu masih bingung, tetapi tampaknya merasa canggung mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pria muda itu. Sambil berjalan cepat, ia menjauh tanpa berkata apa-apa. Setelah wanita yang pertama pergi begitu saja dengan tatapan bingung, Rafael merasa sedikit canggung. Ia menepuk-nepuk dadanya, berusaha menenangkan diri. “Oke, ini cuma misi pertama,” bisiknya pada dirinya sendiri. "Tidak ada yang terlalu buruk tentang ini." Ia melangkah ke arah pria paruh baya yang sedang duduk di bangku taman, tampaknya sedang membaca surat kabar. Dengan napas dalam-dalam, Rafael melangkah lebih dekat, siap untuk melanjutkan peranannya sebagai motivator gila. "Pak, Anda tahu, hidup itu penuh dengan tantangan! Tapi jangan biarkan apapun menghalangi Anda! Lihatlah dunia ini dengan mata yang lebih cerah, karena Anda memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya!" Rafael berbicara dengan penuh semangat, mengangkat tangannya tinggi seolah-olah baru saja memenangkan sebuah pertandingan besar. Pria paruh baya itu menatap Rafael dengan tatapan kosong, seakan-akan bertanya pada dirinya sendiri apakah Rafael sedang bercanda atau memang benar-benar serius. Setelah beberapa detik kebingungan, pria itu akhirnya mengangkat bahu dan kembali fokus pada surat kabarnya, seolah-olah Rafael tidak pernah ada. Rafael merasa agak kehilangan arah, tapi tak membiarkan kegagalan kecil itu menghentikannya. "Oke, satu lagi," ujarnya sambil mengatur napas. Dia melangkah menuju sekelompok remaja yang sedang duduk di trotoar, tertawa dan bermain ponsel. Tanpa ragu, Rafael melompat ke depan mereka dengan ekspresi dramatis. "Teman-teman, kalian semua adalah generasi yang luar biasa! Dunia menunggu perubahan dari kalian! Jangan biarkan apapun menahan kalian! Setiap detik sangat berarti! Hidupkan semangat kalian!" Rafael berteriak, mengayunkan tangannya dengan penuh energi. Remaja-remaja itu hanya saling memandang, bingung dengan apa yang baru saja mereka dengar. Salah satu dari mereka tertawa pelan, dan yang lainnya tampak hanya mengangkat bahu dan kembali fokus pada layar ponselnya. Rafael merasakan darahnya mendidih, tetapi ia tetap tersenyum lebar. "Aku tidak bisa menyerah sekarang," bisiknya, meskipun hati kecilnya mulai meragukan keefektifan cara ini. Ketika ia berpaling dan berjalan kembali ke arah rumahnya, sebuah suara muncul di telinganya, seakan-akan berbicara langsung ke dalam pikirannya. "Selamat, Rafael. Misi pertama selesai. Hadiah telah diberikan." Tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul di layar proyeksi: 10 juta rupiah telah ditransfer ke rekening Anda. Anda juga telah memperoleh sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Rafael berhenti sejenak, terkejut. "Apa? Benarkah?" Ia memeriksa dompetnya dan mendapati uang yang cukup banyak telah ditransfer ke rekeningnya. Ketika ia membuka pesan lebih lanjut, ia juga menemukan informasi mengenai rumah barunya. Meskipun perasaan canggung masih menghinggapi dirinya, Rafael tak bisa menahan senyum yang lebar. Ini nyata. Ini benar-benar terjadi. Hadiah itu datang begitu cepat, dan sekarang, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasakan sebuah kemenangan, meski terasa sedikit konyol. "Jika ini semua nyata, maka aku akan terus mengikuti sistem ini," pikirnya, penuh tekad. Namun, saat ia melangkah pulang dengan langkah lebih ringan, layar proyeksi kembali muncul di hadapannya, kali ini dengan misi baru yang menunggu. “Misi kedua telah dibuka. Apakah Anda siap untuk melanjutkan?” Dengan perasaan campur aduk, Rafael menatap layar itu sejenak, lalu mengangguk. "Oke, sistem. Ayo, beri aku tantangan berikutnya!"Rafael kembali memasuki kamarnya, perasaan kemenangan masih membalut dirinya meski kejadian tadi sedikit memalukan. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya masih terfokus pada layar proyeksi yang mengambang di depannya. Uang yang baru saja ditransfer ke rekeningnya tampaknya nyata, dan rumah yang akan ia dapatkan juga terasa seperti mimpi. Namun, saat itu, suara sistem kembali terdengar, mengingatkan bahwa perjalanan ini baru saja dimulai."Sistem Kekayaan siap untuk memberi Anda tantangan baru, Rafael," suara itu bergema dalam pikirannya. "Misi kedua siap untuk dilaksanakan. Persiapkan diri Anda."Dengan penuh rasa penasaran, Rafael membaca pesan di layar yang memaparkan misi kedua.Misi 2: "Pesta Gila"Tugas: Pergi ke kafe terdekat dan minta maaf dengan tulus kepada tiga orang yang tampaknya memiliki kehidupan lebih baik darimu. Katakan bahwa kamu menyesal karena selalu merasa iri pada mereka. Buat mereka merasa sangat canggung, namun berikan kesan seolah kamu benar-benar menyesal. B
Rafael melangkah keluar dari rumah barunya, yang meski masih sederhana, sudah terasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan kamar sempit tempat ia dulu tinggal. Uang yang ia peroleh dari misi sistem dan hasil kursus bisnis membuatnya merasa sedikit lebih percaya diri. Hari itu, ia memutuskan untuk membeli beberapa barang yang telah lama ia impikan: pakaian yang layak, jam tangan, dan sedikit aksesori yang akan membuat penampilannya lebih menarik.Di dalam mall yang mewah, ia berjalan dengan santai, merasakan kebebasan yang selama ini ia impikan. Dulu, tempat seperti ini hanya bisa ia lihat dari jauh, dengan rasa iri yang menyelubungi hatinya. Tapi sekarang, dengan kantong yang lebih berat, ia merasa seperti bagian dari dunia ini.Tentu saja, segala perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Ia tahu bahwa ia harus bekerja keras untuk terus memperbaiki dirinya. Misi demi misi yang diberikan oleh sistem membuatnya semakin maju, dan ia merasa bahwa ia berada di jalur yang benar. Namun, takdi
Rafael berdiri di depan cermin, memeriksa penampilannya. Setelan jas yang baru saja ia beli, dengan warna hitam elegan, memberi kesan profesional dan percaya diri. Di tangan kirinya, ia menggenggam dompet kulit baru yang ia beli untuk melengkapi penampilannya. Semua ini hasil dari kerja kerasnya dan tentu saja, misi-misi sistem yang membuatnya memiliki kekayaan yang cukup untuk merasakan hidup seperti ini.Hari itu, Rafael mengundang beberapa teman lama untuk makan malam di restoran mewah yang baru dibuka di pusat kota. Salah satunya adalah Daniel, teman yang dulu sering merendahkannya. Mereka dulu bekerja bersama di toko kecil, dan Rafael tahu bagaimana Daniel selalu membuat lelucon tentang kondisinya. Bahkan ketika mereka berdua duduk bersama, Daniel selalu membandingkan hidupnya dengan hidup orang kaya yang datang ke toko, seolah-olah keberadaan Rafael hanyalah sebuah kebetulan.Sambil melangkah menuju mobil, Rafael merenung sejenak. Apakah ini benar-benar aku yang dulu? pikirnya.
Rafael pulang ke apartemennya setelah makan malam, perasaan bercampur aduk memenuhi pikirannya. Pertemuan tak terduga dengan Maya telah mengguncang hatinya, meskipun ia mencoba menyangkalnya. Wanita itu adalah bagian dari masa lalu yang ia harap tidak perlu dihadapi lagi. Namun, hidup selalu punya cara untuk menguji kekuatan seseorang.Saat ia duduk di sofa sambil menyesap teh hangat, sistem tiba-tiba aktif.> "Pembaruan misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihat daftar misi?"Rafael mendesah, menggosok pelipisnya. "Apa lagi sekarang?" gumamnya, tapi ia menekan tombol "Ya" pada layar proyeksi.Daftar misi muncul di depannya, masing-masing lebih aneh dan menantang dari sebelumnya:1. Misi: Menjadi bintang tamu di acara talk show lokalImbalan: 500.000 Rupiah dan voucher belanjaRisiko: Dikenal sebagai orang aneh karena tidak punya latar belakang terkenal.2. Misi: Menghadiahkan dompet penuh uang kepada seorang gelandangan di jalan raya.Imbalan: 1 Miliar RupiahRisiko: Potensi disal
Setelah kejadian di pusat perbelanjaan, Rafael memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan kekayaannya secara terang-terangan. Ia sadar bahwa menonjol terlalu cepat bisa memancing masalah yang lebih besar. Dengan rencana sistem untuk membeli restoran tempat Maya bekerja, Rafael merasa inilah saat yang tepat untuk sedikit bermain peran.Namun, ia tidak bisa langsung melaksanakan misinya. Sistem mengharuskannya mengunjungi restoran tersebut terlebih dahulu untuk menyelidiki kondisi tempat itu sebelum melakukan pembelian.Sore itu, Rafael mengenakan pakaian sederhana—kaus polos, celana jeans lama, dan sepatu yang sudah terlihat usang. Ia masuk ke restoran tempat Maya bekerja dengan langkah santai, mencoba terlihat seperti pelanggan biasa.Di dalam, restoran tampak ramai, dengan pelanggan menikmati makanan mereka. Rafael menemukan meja kosong di sudut ruangan dan duduk sambil membuka menu. Beberapa pelayan sibuk melayani pelanggan, dan di antara mereka, Rafael melihat Maya.Maya tampak te
Restoran Rafael mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan strategi yang didukung oleh sistem, tempat tersebut perlahan menjadi tujuan favorit pelanggan. Namun, di balik kesuksesan itu, konflik kecil terus bermunculan, menguji kesabaran dan kecerdasan Rafael.Suatu hari, Dimas, karyawan dapur yang sering meremehkan Rafael, akhirnya memunculkan masalah. Ia ketahuan mencuri bahan makanan untuk dijual di luar. Kejadian ini terungkap ketika sistem mendeteksi adanya ketidaksesuaian dalam inventaris.Rafael memutuskan untuk menghadapi Dimas secara langsung di ruang kantor."Dimas," ujar Rafael dengan nada tegas, "aku sudah memberi semua orang di sini kesempatan untuk berkembang, tapi kamu malah memanfaatkan situasi. Bisa jelaskan kenapa?"Dimas terdiam, wajahnya memerah. "Saya... saya butuh uang, Mas. Gaji saya nggak cukup untuk kebutuhan keluarga."Rafael menghela napas. "Kalau kamu butuh bantuan, kenapa nggak bilang? Kamu malah memilih jalan yang salah."Setelah berpikir sejenak, R
Misi di gala amal menjadi pengalaman yang mengesankan bagi Rafael. Selain berhasil menyelesaikan tugas dengan sempurna, ia juga meninggalkan kesan mendalam pada Amelia Hartanto. Namun, Rafael tidak ingin terlalu menonjolkan diri, terutama mengingat sistem sering memberikan misi yang berisiko tinggi.Kini, dengan restoran yang berjalan otomatis dan uang yang terus bertambah, Rafael fokus pada dua hal: meningkatkan kemampuannya dan menyelesaikan misi-misi baru dari sistem.[Sistem]: Misi baru tersedia. Apakah Anda ingin melihatnya?Tanpa ragu, Rafael membuka antarmuka sistem.Misi Pilihan Anda:1. Operasi Pasar Gelap – Menyelidiki aktivitas ilegal di sebuah pelelangan rahasia. Hadiah: 10 Miliar + Item Sistem Khusus.2. Sang Dermawan Misterius – Sumbangkan uang dalam jumlah besar tanpa mengungkap identitas Anda. Hadiah: Popularitas di kalangan tokoh penting.3. Kejar Impian Lama – Kunjungi kampung halaman dan bantu orang-orang yang dulu pernah meremehkan Anda. Hadiah: 5 Miliar + Perkemba
Setelah menyelesaikan misi di museum dan memperoleh Kunci Dimensi, Rafael kembali menjalani rutinitasnya. Restoran yang kini berjalan otomatis menjadi salah satu sumber penghasilan yang terus berkembang, sementara kekayaan dari sistem memberinya kebebasan untuk mengatur hidupnya tanpa tekanan. Namun, Rafael tetap sering berpura-pura hidup sederhana. Bukan karena ia takut dikenal, tetapi karena ia menikmati melihat reaksi orang-orang ketika mereka salah menilai dirinya Suatu sore, Rafael mengunjungi sebuah toko elektronik untuk membeli laptop baru. Ia mengenakan pakaian sederhana—kaos polos dan jeans usang. Penampilannya yang biasa saja membuat pegawai toko memandang rendah dirinya sejak ia masuk. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah satu pegawai dengan nada dingin. Rafael tersenyum tipis. “Saya butuh laptop untuk pekerjaan. Bisa tunjukkan model terbaru?” Pegawai itu mengernyitkan dahi,
Pada saat yang bersamaan, Serena menyadari sesuatu yang aneh dalam sistem mereka. “Rafael…” katanya pelan. Rafael, yang sedang berbicara dengan Dimas, langsung menoleh. “Apa?” “Mereka tidak hanya mengambil umpan kita… mereka mencoba membalikkan keadaan.” > Sistem: “Peringatan! Upaya peretasan tingkat tinggi terdeteksi! Opsi pertahanan: Menggunakan firewall adaptif untuk menutup celah. Melakukan serangan balik dengan worm penghancur data. Membiarkan mereka masuk lebih dalam untuk jebakan yang lebih besar.” Rafael tertawa kecil. “Mereka cukup pintar. Tapi tidak cukup pintar.” Dengan satu gerakan, Rafael memilih opsi ketiga—membiarkan Eclipse masuk lebih dalam. Serena menatapnya. “Kau yakin?” Rafael tersenyum. “Kadang, kau harus membiarkan musuh berpikir mereka menang sebelum kau meremukkan mereka.” Dimas mendecak kagum. “Aku suka caramu berpikir.” Di dalam jaringan Rafael, Eclipse dengan cepat membobol sistem yang tampaknya berisi informasi rahasia. Tapi mereka tidak meny
Seorang wanita dengan rambut perak angkat bicara. “Apa maksudmu?” Orion menyeringai. “Rafael adalah orang yang selalu berpikir dalam hal transaksi. Dia membeli kekuatan, membeli informasi, membeli perlindungan. Jadi, kita akan melakukan sesuatu yang tidak bisa dibeli—menghancurkan reputasinya.” Di tengah kota, Rafael menerima laporan terbaru dari Serena. “Eclipse tidak menyerang secara langsung, tapi lihat ini.” Serena menampilkan siaran berita di layar holografik. “Rafael, seorang miliarder misterius yang diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan kriminal global, sedang diselidiki oleh pemerintah internasional. Sumber-sumber anonim mengklaim bahwa kekayaannya diperoleh melalui metode ilegal, termasuk penjualan senjata ilegal dan pencucian uang.” Dimas mengumpat. “Mereka mencoba menjadikanmu penjahat di mata dunia.” Rafael mengangkat alis. “Aku memang penjahat.” Serena menatapnya tajam. “Bukan di mata hukum.” > Sistem: “Peringatan: Serangan reputasi terdeteksi. Opsi penang
Rafael tidak langsung menyerang Eclipse secara terbuka. Itu tindakan bodoh. Sebagai seseorang yang memahami bagaimana kekuatan bekerja, ia memilih metode yang lebih halus namun jauh lebih mematikan—menghancurkan mereka dari dalam.> Sistem:“Rekomendasi: Mulai infiltrasi ekonomi dengan menargetkan sumber daya finansial Eclipse.”Di dunia modern, perang tidak selalu dimenangkan dengan senjata. Uang adalah kekuatan terbesar, dan Rafael adalah ahlinya. Dengan jaringan bisnis yang telah ia bangun, ia mulai mengarahkan kekayaannya untuk menghancurkan Eclipse secara perlahan.Ia menghubungi salah satu pemimpin perusahaan bayangan yang diam-diam bekerja untuknya, seorang pria tua dengan senyum licik yang dikenal sebagai Don Vieri.“Eclipse sangat bergantung pada rantai pasokan senjata ilegal mereka, bukan?” tanya Rafael sambil menyeruput kopi.Don Vieri tertawa kecil. “Benar. Mereka punya banyak koneksi dengan para pedagang senjata di seluruh dunia. Tapi kalau kau ingin menyerang mereka dari
Rafael menatap layar dengan dingin. “sepertinya mereka masih punya kartu truf terakhir...” > Sistem: “Opsi Taktis:1. Menghancurkan fasilitas penelitian mereka sebelum Revenant bergerak2. Menyiapkan strategi defensif untuk menghadapi ancaman ini3. Mencari cara untuk membajak teknologi mereka dan menggunakannya sendiri” Rafael tersenyum tipis. “huh, tentu saja aku tidak akan hanya bertahan. Kita akan mengambil teknologi mereka dan menggunakannya untuk keuntungan kita.” Dimas mengangguk. “baiklah jikalau begitu, kita perlu menyiapkan langkah berikutnya.” Serena mengambil tablet-nya dan mulai merancang strategi. “Kita tidak hanya akan menghancurkan Eclipse… kita akan menggantikannya.” Rafael menatap ke depan dengan penuh keyakinan. “Dan saat itu terjadi, dunia akan berada dalam genggamanku.”Rafael tidak hanya ingin bertahan, tetapi juga berkembang lebih jauh. Ia tahu bahwa menghadapi Project Revenant tanpa persiapan berarti bunuh diri. Namun, ada satu prinsip yang selalu ia pega
Rafael duduk di depan layar utama markasnya, memperhatikan titik-titik merah yang bergerak di peta holografik. Dimas berhasil menanam pelacak pada beberapa kendaraan pasukan bayaran yang mundur, dan sekarang mereka bergerak menuju suatu lokasi di Eropa Timur.> Sistem:“Peringatan: Sinyal Pelacakan Mengarah ke Kompleks Rahasia di Pegunungan CarpathianKemungkinan Besar Markas Sementara EclipseOpsi: Lakukan Pengintaian atau Serang Langsung”Serena menyilangkan tangan. “Kita bisa saja menyerang sekarang, tapi itu terlalu terburu-buru. Mereka pasti punya pertahanan yang kuat.”Dimas mengangguk. “Kita butuh lebih banyak informasi sebelum bergerak.”Rafael berpikir sejenak. “Kalau begitu, kita buat mereka merasa aman. Biarkan mereka mengira kita kehilangan jejak, sementara kita mengatur langkah berikutnya.”> Sistem:“Misi Tambahan:Ciptakan gangguan global untuk mengalihkan perhatian EclipseKembangkan infiltrasi ke dalam jaringan mereka tanpa terdeteksiPastikan setiap langkah menghasil
Dengan menyamar sebagai investor kaya, Rafael berhasil mendapatkan akses ke gedung utama Valhalla Group. Setelah melewati serangkaian pemeriksaan ketat, ia dan Serena masuk ke ruang pertemuan dengan salah satu eksekutif senior bank tersebut, seorang pria bernama Albrecht Meier. Meier adalah pria tua dengan rambut putih rapi, mata tajam, dan senyum yang penuh perhitungan. “Mr. Castello, senang bertemu dengan Anda. Saya mendengar Anda tertarik untuk membuka investasi di sini.” Rafael tersenyum santai. “Benar. Tapi aku ingin melihat sendiri bagaimana bank ini bekerja.” Meier tertawa kecil. “Kami sangat menjaga privasi klien kami. Hanya sedikit orang yang benar-benar memahami operasi internal kami.” Serena menatap jam tangannya seolah bosan. “Aku harap itu bukan alasan untuk tidak transparan.” Meier hanya tersenyum. “Tentu tidak. Izinkan saya menunjukkan sesuatu.” Dia menekan tombol di meja, dan layar besar muncul, menampilkan jaringan transaksi rahasia yang berhubungan dengan berba
Rafael duduk di ruang kerjanya, menatap layar besar yang menampilkan informasi tentang Eclipse. Organisasi ini tidak hanya misterius, tetapi juga sangat berbahaya. Tidak ada data publik tentang mereka, tidak ada jejak digital yang bisa dengan mudah ditemukan, dan yang paling mengkhawatirkan—mereka tahu tentang pergerakan Rafael.Dimas, yang masih meneliti data yang mereka ambil dari Hong Kong, menghela napas panjang. “Kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar mafia atau korporasi serakah. Eclipse ini… mereka seperti hantu di dunia ekonomi.”Serena bersandar di dinding, menatap Rafael dengan serius. “Kita bisa mundur sekarang, berpura-pura tidak pernah menemukan mereka.”Rafael tersenyum tipis. “Aku tidak suka berpura-pura.”Serena mengangkat bahu. “Aku sudah menduga jawaban itu.”> Sistem:“Misi ‘Perburuan Eclipse’ diperbarui.Target:Temukan kontak dalam jaringan bawah tanah yang memiliki informasi tentang EclipsePersiapkan pertahanan untuk kemungkinan
Di dalam ruang kendali, Rafael menatap layar yang dipenuhi dengan ribuan dokumen rahasia milik Victor Langley. Setiap file berisi informasi yang bisa menghancurkan pria itu—transaksi ilegal, korupsi, hingga keterlibatannya dalam organisasi bayangan. Serena bersandar di kursi dengan tangan terlipat. “Jadi, bagaimana kita akan memainkan ini? Kita punya cukup bukti untuk mengirimnya ke neraka.” Rafael tersenyum tipis. “Kalau kita hanya membocorkannya, dia masih bisa mencari jalan keluar. Kita harus merusak fondasi yang menopang kekuasaannya.” Dimas mengangguk. “Kita hancurkan dia dari dalam.” Rafael mengetuk mejanya, memikirkan strategi terbaik. “Langley punya tiga pilar utama: jaringan bisnisnya, sekutu politiknya, dan pasukan bayangannya. Kita akan meruntuhkan satu per satu.” > Sistem: “Misi ‘Jatuhnya Victor Langley’ diperbarui. Target: 1. Menghancurkan jaringan bisnisnya 2. Menjatuhkan sekutu politiknya 3. Melumpuhkan pasukan bayangannya Hadiah Tambahan: 50.000 Poin Kekayaa
Rafael memandangi Elder Fang dengan penuh perhatian. Orang tua ini bukan tipe yang berbasa-basi. Jika dia mengatakan ada seseorang yang bisa diburu, berarti orang itu benar-benar bernilai tinggi. Elder Fang meletakkan gelas wiskinya. “Ada seorang pria bernama Victor Langley. Dia bukan hanya pengusaha, tapi juga dalang di balik beberapa jaringan kriminal internasional. Dia punya koneksi dengan Umbra.” Serena mengernyit. “Nama yang familiar… Dia pemilik Langley Group, kan? Perusahaan investasi terbesar di Eropa?” Elder Fang mengangguk. “Tepat. Tapi yang tidak diketahui banyak orang, Langley Group hanyalah fasad. Di belakangnya, Victor mengendalikan pasar gelap, manipulasi saham, bahkan beberapa proyek militer rahasia.” Rafael menyandarkan punggungnya, berpikir. “Dan bagaimana dia bisa menguntungkan aku?” > Sistem: “Misi Baru Tersedia: Target: Victor Langley Tujuan: Hancurkan jaring