Share

645. Part 16

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-27 01:01:25

Segera Angin Racun Barat mengalihkan pandangannya. Lalu gadis berambut dikepang dua ini menarik napas panjang setelah melihat keadaan Manusia Serigala. Entah mengapa ada sesuatu yang mengusik hati murid Iblis Cadas Siluman ini. Sesuatu yang selama ini memang dimiliki namun hanya diperuntukkan oleh Pendekar Judi. Pemuda tampan yang justru tak bisa mencintainya dan hanya mampu menganggapnya sebagai seorang adik. Teringat Pendekar Judi, Angin Racun Barat mendesah masygul. Lamat murid Iblis Cadas Siluman ini membalas senyum Manusia Serigala yang bernama Baruna.

Saat itu si nenek berkonde sedang membentak pada Si Buta dari Sungai Ular, "Bocah Kebluk! Jangan sembarangan omong!"

Manggala mengalihkan pandangannya seraya menyahut dengan cengiran jelek di bibirnya, "Guru! Orang cemburu itu tandanya cinta! Aku yakin, kau sebenarnya suaaanggaaat mencintai Kakek Dewa Pemarah. Tetapi ya gara-gara si Nenek Cabul kau jadi kelimpungan sendiri. Padahal kan kau tahu kalau Kakek Dewa Pema

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   646. Part 17

    "Dewi Segala Impian," desis Si Buta dari Sungai Ular dengan pandangan tak berkedip. Sesuatu yang selama ini diam-diam dicemaskan si pemuda nampak naik ke permukaan. Mengingat hal itu, wajahnya sedikit berubah."Hmm... sejak aku melihatnya di Bukit Wampar Pupu, aku sudah menduga kalau Baruna ada hubungannya dengan perempuan jelita yang telah membuat hati Mata Dewa luka karena ulahnya. Diam-diam aku menduga pula kalau perempuan ini mencari Manusia Serigala karena ingin membunuh orang penuh bulu itu, orang yang kuyakini adalah bayi dari hasil hubungannya dengan Iblis Sesat. Hmm... dia datang tentunya untuk membunuh Manusia Serigala semata untuk melupakan seluruh luka hati akibat perbuatan Iblis Sesat. Dan aku yakin, orang seperti Dewi Segala Impian ini tak akan merasa ragu untuk menurunkan tangan telengas kendati yang hendak dibunuhnya adalah darah dagingnya sendiri."Perlahan-lahan pemuda dari Sungai Ular ini mengatur jarak, maju dua tindak dengan pandangan lurus ke muka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   647. Part 18

    Satu tenaga dahsyat mematahkan serangan Dewi Segala Impian pada Angin Racun Barat. Bukan kepalang marahnya perempuan berpakaian panjang biru kehitaman terbelah empat bagian hingga pinggang. Kepalanya segera ditolehkan kembali pada Si Buta dari Sungai Ular yang memupuskan serangannya..Kejap lain suaranya terdengar keras, "Kau benar-benar mencari mati, Si Buta dari Sungai Ular!""Tahan! Ada sesuatu yang harus kita bicarakan!" seru Manggala dengan kedua tangan terpentang ke depan, bersiaga bila Dewi Segala Impian melancarkan serangan. Tatkala dilihatnya Dewi Segala Impian menghentikan gerakannya, segera Manggala berkata, "Dewi Segala Impian... urusan ini memang bukan urusanku. Tetapi aku tak kuasa membebaskan diriku dari penglihatan. Betapa kau menginginkan mencabut nyawa Manusia Serigala. Segala rahasia telah terbuka. Urusan sakit hati dan amarahmu pada Iblis Sesat hanya kaulah yang tanggung sendiri! Bukan Manusia Serigala yang kuyakini adalah anak hasil hubunganmu deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   648. Part 19

    Mendapati Dewi Segala Impian membuka jurusnya lagi, Manggala segera membuka jurus jurus 'Katak Bulan Sakti'.Begitu Dewi Segala Impian menderu kencang, menebar hawa panas yang segera menindih hawa dingin yang keluar dari jurus yang dipergunakan oleh Manggala. Manggala sendiri segera mengempos tubuhnya."Heaaaa!"Blaamm! Blaam!Benturan seketika terjadi diiringi letupan keras berkali-kali. Menyusul muncratnya tanah setinggi satu setengah tombak di tempat dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu bertemu. Tatkala semuanya sirap, terlihat Si Buta dari Sungai Ular terhuyung beberapa tindak ke belakang seraya memegang dadanya. Di sudut-sudut bibirnya menggenang darah segar.Sementara, perempuan jelita berpakaian panjang biru kehitaman mencelat ke belakang dan jatuh terduduk. Tanah di mana sosoknya jatuh, menebar. Seketika dia merangkapkan kedua tangannya di depan dada, mengalirkan tenaga dalamnya guna menahan getaran tubuh yang terjadi begitu saja. Dari se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Si Buta Dari Sungai Ular   649. Ngarai Jala Kematian

    PAGI kembali menyelimuti seluruh alam. Cahaya lembut matahari seolah undakan-undakan yang siap menuju puncak dan kembali turun menjelang senja nanti. Jalan setapak yang dipenuhi dengan ranggasan semak dan beberapa pohon itu sepi. Hanya dibaluri oleh suara-suara serangga yang hidup di sana. Dua kejap berikutnya, beberapa ekor burung yang hinggap di dahan pohon beterbangan tatkala munculnya satu sosok tubuh berpakaian putih bersih. Sosok yang ternyata seorang pemuda berwajah tampan itu memperhatikan sekitarnya."Sudah berhari-hari aku mencari jejak Diah yang dibawa lari oleh Beruang Mambang. Tetapi sampai hari ini belum kutemui jejaknya. Ah, perasaanku semakin tak enak mengingat Diah pernah menolongku dari luka yang ku derita akibat bertarung dengan Iblis Seribu Muka. Terlebih lagi, mengingat dia begitu mencintaiku dan aku tak bisa membalas cintanya. Diah... apa yang sedang kau alami sekarang?" desis si pemuda resah.Kembali diedarkan pandangan ke sekelilingnya. Pemuda y

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   650. Part 2

    Lelaki yang berdiri lima langkah dari yang pertama bicara, mengalihkan pandangan. Dia seorang lelaki tua kurus berwajah cekung, yang diliputi oleh kerutan. Pakaiannya putih terang dan mengenakan ikat kepala yang di tengahnya bergambar ikan pari. Dari wujudnya yang cukup menggetarkan nampak ada dua keanehan. Pertama, kulit lelaki berwajah cekung itu putih terang tak seperti kulit orang kebanyakan. Kedua, sepasang tangannya nampak lebih panjang dari ukuran manusia biasa."Kendati aku membenarkan perkataanmu, tetapi untuk saat ini rasanya aku tak bisa mempedulikan soal itu. Dewi Pedang telah membuka urusan denganku. Keparat! Ternyata musuh bebuyutan adik seperguruanku si Manusia Mayat Muka Kuning, memang tergolong orang yang cukup ditakuti."Lelaki yang pertama bicara tadi yang di punggungnya terdapat sebilah pedang tipis, keluarkan dengusan. Bibirnya yang memerah tanpa polesan seperti bibir seorang darah perawan menekuk. Kejap lain, sepasang matanya yang tajam dialihkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   651. Part 3

    "Setan laknat! Kalian berdua manusia-manusia keparat yang berani menjalankan siasat busuk padaku! Untungnya, aku tidak terlambat tiba di sini dan berada pada saat yang tepat ketika kedua manusia keparat itu merencanakan hendak membokongku dari belakang! Bagus! Akan kuikuti permainan celaka kalian!" geram si pemilik mata kelabu itu.Dua orang yang terbahak-bahak itu menghentikan tawa masing-masing. Seolah tak sengaja keduanya saling pandang. Sejurus kemudian, keduanya meninggalkan tempat itu diiringi tawa keras kembali.Dua tarikan napas berikutnya, orang yang mengintip tadi keluar. Ternyata orang itu seorang nenek berbedak putih dengan bibir dipoles warna merah cukup tebal. Pakaiannya kuning kebiruan, terbuka di bagian dadanya yang kendati cukup besar namun sudah kendor. Orang yang tak lain Nenek Cabul ini menggeram dingin. Kejap lain terlihat bibirnya menyungging senyuman yang menakutkan."Akan kuikuti apa mau kalian. Dan kalian akan mendapatkan sesuatu yang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   652. Part 4

    Orang yang berkelebat tadi itu segera memutar kepala. Sejenak sepasang matanya yang celong ke dalam menatap perempuan setengah baya di hadapannya. Kejap lain, sosok yang memang Iblis Cadas Siluman ini mendengus seraya berucap."Benar-benar tak kusangka kalau akan berjumpa denganmu di sini, Dewi Bulan. Bagus! Kebetulan aku sedang bingung! Apakah kau tahu jalan keluar dari tempat sialan ini!"Dewi Bulan tersenyum dan membatin, "Pantas gerakan tubuhnya agak ragu-ragu dan dia berhenti tadi. Rupanya dia tersesat." Lalu katanya tetap tersenyum,"Aku tak tahu jalan keluar kemana yang akan kau tempuh. Aku datang dari arah barat, melintasi sebuah perdataran luas. Bila memang bukan itu yang kau maksud, aku tak tahu jalan keluar lainnya dari tempat ini."Perempuan tua berhidung bulat dengan bibir tebal ini memandang ke arah barat. Sambil mengalihkan pandangannya lagi pada Dewi Bulan dia berkata, "Jalan mana pun yang kau tunjukkan akan tetap kutempuh. Sudah hampir ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Si Buta Dari Sungai Ular   653. Part 5

    "Tidak sama sekali. Tak ada dugaan itu padaku. Memang mengherankan sebenarnya. Tetapi inilah kenyataannya, kalau kau memang tak tahu benda apakah itu."Iblis Cadas Siluman hanya menggeram. Dewi Bulan melanjutkan kata-katanya, "Banyak tanya yang harus ditemukan jawaban sebenarnya, karena persoalan ini cukup pelik dan penuh liku. Tetapi rasanya, kita tak bisa meneruskan cakap sementara kita tak tahu nasib murid masing-masing....""Jangan menjadi orang yang suka menunda urusan!""Tak ada rencana menjadi orang yang seperti kau katakan. Terlalu lama bicara pun saat ini tak ada guna, karena pokok urusan sudah kita ketahui, kalau beberapa prang golongan sesat sedang memburumu dan tentunya akan mencelakakanmu. Benda sakti apa yang mereka hendaki kita tak tahu sama sekali. Berarti yang tepat saat ini adalah, membiarkan mereka menemukan dirimu. Tetapi, persoalan tentang murid kita masing-masing belum tertuntaskan. Entah yang mana yang hendak kau dulukan, itu terserah pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status