Share

1246. Part 4

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 01:01:14

Dan begitu tubuhnya berada di balik ranggasan semak belukar di mana Dewi Topeng Perak tadi bersembunyi di sana, kedua mata si kakek terbeliak terkejut. Menyusul makiannya yang keras, "Keparat! Sungguh keparat!"

Dewi Topeng Perak sudah tak berada di sana!

Menggeram panjang pendek si kakek berkulit hitam legam ini. Dan mendadak saja dari tubuhnya melesat sinar kuning dan merah yang menghantam apa saja di sekitarnya. Dalam waktu dua tarikan napas, tempat itu makin porak poranda.

Lalu dia terdiam dengan napas bergelombang. Sepasang matanya menyipit tajam. Menyusul suaranya dingin dan kejam, "Kau tak akan bisa menghindarkan diri dariku, Sunarsasi! Aku harus mendapatkan tubuhmu! Sekalipun kau sudah menjadi mayat!"

Kejap kemudian, Buang Totang Samudero sudah berkelebat meninggalkan tempat itu dengan cara yang aneh. Kedua kakinya tetap melipat bersila dengan kedua tangan bersedekap. Bergerak sungguh cepat dan mental ke depan setelah kakinya yang bersila menyentuh

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1247. Part 7

    Si Buta dari Sungai Ular tersenyum dan mendesis, "Bagus. Rasanya dia tak seperti mendapat halangan. Kendati demikian, aku tak bisa menebak secara pasti apakah dia sudah bertemu dengan Guru atau belum. Untuk lebih jelasnya, biar kutanyakan saja bila dia sudah mendekat...."Dilihatnya dua sosok tubuh yang berada di punggung Garaga. Yang duduk di sebelah depan nampak mencoba memanggil namanya, namun kabur akibat kencangnya gemuruh lesatan Garaga. Sementara yang seorang lagi hanya melambaikan tangan. Satu kejap berikutnya, sosok besar ular raksasa itu telah tiba dihadapan tempat Manggala berdiri. Masih keluarkan teriakan keras, "Ghraaagghhh!"Menyusul orang yang duduk di sebelah depan tadi melompat turun dan bergegas menghampiri Manggala disertai seruan, "Apa kabarmu, Kang Manggala!"Sementara yang seorang lagi, pemuda berpakaian abu-abu yang terbuka di bagian dada hingga memperlihatkan dadanya yang bidang, setelah meloncat segera mendekati Manggala dengan senyuman

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1248. Part 8

    Manggala yang sangat paham bahasa Garaga berkata lagi, "Mengapa kau sepertinya merahasiakan semua itu, Garaga?"Bola mata Garaga melirik. Manggala bisa merasakan kalau Garaga tak suka dia bertanya begitu. "Apakah Guru tak memperbolehkan kau mengatakannya kepadaku?" tanya Manggala berhati-hati. Karena dia tahu, Garaga bisa marah bila dia memaksa. Lagi Garaga tak keluarkan suara maupun isyarat. Manggala menarik napas pendek. "Aneh. Garaga seperti menyimpan rahasia yang dalam. Mungkin juga ini perintah Guru. Aku tahu, Garaga juga menghormati Guru. Dan bila dia sudah berjanji, tak akan mungkin diingkari. Kendati aku penasaran, aku tak bisa memaksa Garaga untuk mengatakan tentang misteri di Bulak Batu Bulan yang masih menggantung."Mendadak terdengar desisan Garaga. Manggala menganggukkan kepala, "Guru mengatakan aku harus selekasnya tiba di sana. Ya, ya... Wulung Seta tadi juga mengatakan seperti itu. Tetapi Garaga, kau tentunya masih ingat pada Ayu Wulan, bukan? Nah! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1249. Part 9

    "Sungguh saat yang tepat rasanya untuk menikmati kemontokan tubuh gadis bernama Ayu Wulan itu. Hmm... menurutnya, Si Buta dari Sungai Ular bukanlah kekasihnya. Tetapi jelas-jelas dalam beberapa hari ini Ayu Wulan menampakkan kecemasannya. Juga rasa rindu yang dalam pada Si Buta dari Sungai Ular. Sungguh, aku iri melihat cinta kasih tulus dari gadis ini pada Si Buta dari Sungai Ular pemuda yang sedang kucari untuk kudapatkan Kitab Pembangkit Mayat."Murid Iblis Tanpa Jiwa ini kembali arahkan pandangan lekat-lekat pada Ayu Wulan. Sejenak ingatannya kembali pada perintah gurunya yang membuatnya muak. Handaka yang telah menjuluki dirinya sebagai Pangeran Pencabut Nyawa, telah bertekad untuk membelot dari perintah Iblis Tanpa Jiwa. Yang dihendaki, dia akan mendapatkan Kitab Pamungkas untuk dirinya sendiri!Pemuda ini mendengus dan membuang ingatannya tadi jauh-jauh, "Setiap kali aku teringat pada kakek keparat itu, semakin muak hatiku padanya! Sayangnya aku yakin, kalau dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1250. Part 10

    "Untuk melakukan tindakan busuk kepadaku!" satu suara dari belakang menyambung kata-katanya dan membuat murid Iblis Tanpa Jiwa ini segera membalikkan tubuh. Berjarak delapan langkah dari hadapannya, dilihatnya satu sosok ramping berpakaian ringkas warna jingga telah berdiri dengan kedua kaki dibuka agak lebar dan pandangan mencorong tajam!"Hebat! Rupanya dia tahu kalau kubuntuti. Dugaanku tepat kalau dia bukan gadis sembarangan. Mengingat dia begitu cepat menyelinap dan lenyap dari pandangan. Bahkan, tadi tak kulihat sosoknya berada di sana. Hmm... aku tak ingin membuang tenaga banyak sekarang."Habis membatin demikian Handaka tersenyum, "Maafkan aku. Bukan maksudku untuk mengikutimu. Tetapi, sejak semula aku sedang mencari jalan keluar dari tempat ini.""Jangan bicara dusta bila masih sayang nyawa!" maki Dewi Awan Putih dengan suara keras.Handaka makin kembangkan senyumnya. Dengan suara dibuat sopan dia berkata, "Sudah tentu aku tak berani lancang bers

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1251. Part 11

    Sinar putih yang membujur tadi menghantam delapan buah pohon besar sekaligus, yang pecah menjadi serpihan dan menebarkan bau sangit menyesakkan! Menyusul membuncahnya tanah ke udara.Handaka yang telah tegak berdiri kembali mendesis kaget, "Gila! Dari sambarannya saja sinar putih itu seperti ribuan mata panah menjadi satu!"Hanya sekejap saja keterkejutannya, karena kejap itu pula Dewi Awan Putih sudah tepukkan kembali kedua tangannya yang satu sama lain tak bertemu tapi perdengarkan suara menggelegar. Menyusul membujur sinar putih dahsyat ke arahnya!Di seberang, mendapati betapa ganasnya serangan gadis berpakaian jingga murid Iblis Tanpa Jiwa ini segera mengangkat kedua tangannya.Wuuuttt! Wuuutttt!Dua gumpalan angin hitam berkelebat angker dan perdengarkan suara menderu keras. Menyusul tubuh Handaka yang mendadak saja berputar. Putaran tubuhnya sangat cepat hingga angin yang ditimbulkan begitu bergemuruh. Rupanya dia sudah pergunakan jurus 'Men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1252. Part 12

    "Untunglah kau mendengar orang itu berkelebat. Bila tidak... ah, aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan gadis ini. Handaka... apakah kau sudah memeriksa keadaannya?""Ya. Lukanya tidak terlalu parah. Kelihatannya, gadis ini sebelumnya pingsan. Atau sesungguhnya dia tengah mabuk karena memakan atau meminum sesuatu yang disuguhkan tentunya secara paksa oleh orang itu. Aku tidak tahu pasti."Ayu Wulan yang benar-benar tak tahu apa yang terjadi, segera berlutut. Dilihatnya kancing pakaian gadis itu terbuka. Sebelum dia bertanya, Handaka sudah mendahului, "Ketika aku menemukannya, pakaiannya sudah terbuka seperti itu. Tadi pun aku bermaksud merapatkannya kembali.""Aku mengerti," sahut Ayu Wulan sambil memeriksa tubuh Dewi Awan Putih.Sementara itu, Handaka berkata dalam hati, "Keparat betul! Rupanya dia terbangun dan karena tak menemukanku di sana dia menyusul! Benar-benar keparat! Apakah gadis ini kuperkosa saja sekarang! Setan alas! Aku harus cepat berti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1253. Part 13

    Berulang kali Handaka bergulingan dan berusaha agar sosoknya tidak kelihatan oleh Ayu Wulan. Setelah berulangkali harus terus menghindar, tiba-tiba datang kembali satu pikiran di benak Handaka."Hmm... aku harus berlagak kena. Dengan cara seperti itu Ayu Wulan akan merasa lebih bernafsu untuk menyerangku. Dan kupancing dia agar terus mengejarku hingga menjauh dari Dewi Awan Putih."Berpikir demikian, saat asap hitam yang menebarkan aroma bunga itu kembali menderu ke arahnya, Handaka berteriak keras seiring tubuhnya menghindar."Aaaakhhh!"Apa yang direncanakannya berhasil. Begitu mendengar teriakan yang cukup keras, Ayu Wulan yang geram menjadi bertambah bersemangat untuk mengejar. Apalagi dilihatnya samarsamar bayangan hitam yang berlari menjauh."Manusia keparat! Kau harus mampus!"Dalam hal ilmu peringan tubuh, Handaka berada dua tingkat di atas Ayu Wulan. Makanya dia berhasil meloloskan diri dan menjauh dari kejaran si gadis.Di s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1254. Part 14

    Manggala sendiri tak kalah terkejutnya melihat siapa yang muncul di hadapannya. Masih tak berkedip, pemuda ini berkata dalam hati, "Salah seorang Dayang-dayang Dasar Neraka. Kalau tak salah, menilik cirinya dia adalah gadis yang bernama Dayang Harum. Hmm... kenapa dia hanya seorang diri? Ke mana dua gadis lainnya?"Lalu dengan senyuman bertengger di bibirnya dia berkata, "Selamat bertemu lagi... Dayang Harum. Oh! Apakah aku salah menyebutkan namamu?"Gadis berjubah biru pekat yang memang Dayang Harum adanya merandek dingin, "Pemuda mengaku bernama Lolo Bodong! Katakan siapa kau sebenarnya?"Manggala tersenyum."Bukankah kau sudah tahu siapa namaku? Barusan ku sebutkan!""Jangan menjual lagak!" hardik Dayang Harum sengit. Kedua tangannya mengepal kuat. Dan dia tak ingin membuang waktu sekarang."Kau masih tak percaya juga, ya. Kalau memang begitu, ya tidak apa-apa. O ya, apakah kau masih menginginkan nyawaku juga? Atau sesungguhnya, kau sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status