Share

Bab 24

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 16:04:45

Shanum tersenyum puas ketika melihat tidak adanya lagi photo Reksa di halaman media sosial Daddy dan Bundanya. Dengan begini, jika Reksa masih menjual statusnya demi menggaet klien, dia hanya akan dikira membual saja.

Meski di media sosial masih ada photo-photo itu. Tetapi, dengan tidak adanya di akun Daddy dan bunda. Photo di tempat Reksa pasti hanya di anggap editan semata. Lagipula, terlalu beresiko jika Shanum turut menghapus photo-photo itu di akun media sosial Reksa. Karena meski Reksa bukan tipe pria yang rutin membuat postingan, tapi pria itu biasanya tetap mengecek media sosialnya hanya untuk membalas DM yang datang atau mengecek followernya.

Reksa akan cepat curiga jika menemukan photo Daddy dan Bunda tiba-tiba menghilang. Hal itu akan membuat rencana Shanum gampang terendus. Jadi, biarlah photo itu tetap di media sosial Reksa. Penting di Media sosial orang tua Shanum sudah tidak ada.

Sementara untuk akun media sosial Shanum sendiri, tak perlu dipikirkan. Karena Reksa send
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Merry oktarina
Jangan buru" atuh Reyn, main" lah dikit bikin olahraga jantung dulu tuh laki
goodnovel comment avatar
DyazRini Janardhani
thanks amih udah up,, ditunggu kelanjutannya ......
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
jgn buru2 napa reyn, alon2 asal kelakon
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 25

    Sebagai seorang anak angkat, sebenarnya Shanum itu tak begitu miris nasibnya. Dia punya aset dan usaha sendiri selama ini. Baik itu dari pemberian orang tuanya, atau dari hasil kerja kerasnya sedari sekolah. Menjadi anak dari seorang pebisnis membuat Shanum terbiasa dengan pembahasan soal bisnis dan bertemu dengan para penerus-penerusnya. Tentu saja, hal itu membuat mereka mengikuti apa pun tentang berita bisnis agar tidak saat mengobrol bisa nyambung. Dari obrolan, berlanjut pada pembahasan rencana usaha dan berakhir pada kerjasama yang terlahir.Shanum bahkan sudah punya usahanya sendiri sejak di bangku menengah pertama kelas 2. Dari awalnya iseng bantu jualan teman, menyewa toko untuk tempat usaha, menerima jasa titip barang jualan atau istilah kerennya jadi reseller, hingga kini punya beberapa supermarket yang tersebar di beberapa kota.Shanum juga punya cafe hasil kerja samanya dengan Ammar yang bertema kan library cafe. Punya butik dan toko aksesoris yang kerja sama dengan Sell

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 26

    "Apa yang kakak butuhkan agar bisa lepas dari pria brengsek itu?""Aku butuh bukti tentang kesalahan fatal yang dilakukan Mas Reksa. Agar dia tak bisa berkutik ketika ku beberkan semua. Aku menunggu Reksa membuat kesalahan fatal yang sefatal-fatalnya. Agar aku juga bisa move on jalur ilfeel."Reyn mengangguk satu kali. "Aku faham."Setelahnya, pria jiplakan Raid Anderson itu pun pergi begitu saja. Meninggalkan Shanum dengan kepala di penuhi beberapa pertanyaan. Apa maksudnya itu? Faham apa? Faham dengan kondisi Shanum dan membantu merahasiakan semua dari keluarganya? Atau ... Faham dan akan membantu Shanum mencari bukti? Ah, Reyn memang kadang nggak jelas. Akhirnya, karena tak ingin pusing sendiri memikirkan keanehan Reyn. Shanum pun mencoba abai dan memulai pekerjaannya yang lumayan padat hari ini. Banyak naskah yang harus ia cek dan edit sebelum naik cetak.***"Wah, makan besar nih kayaknya kita malam ini? Mana enak-enak lagi kelihatannya. Mama lagi menang arisan, ya?" seru si bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 27

    "Udah, Ma. Nggak usah sedih. Besok kita bales dia. Kita makan di restaurant lebih mahal." Amanda melirik sinis ke arah Shanum, yang baru saja sedang mencuci piring. Seperti biasa, masih hanya bekas pakainya saja. Wanita yang tengah disindir itu menulikan diri. Tak memberikan tanggapan apa pun pada ucapan Amanda yang masih berada di meja makan bersama ibu mertua. Sementara Papa, Diva, dan Rendy sudah pergi kembali ke kamar setelah kenyang."Uang dari mana, Man? Papa sama Reksa bisa ngamuk kalau Mama beli makanan mahal lagi," keluh Mama Mertua. "Bisa nombok nanti akhir bulan," bisik Mama Rima di akhir kalimat. "Mama tenang aja. Besok Manda aja yang teraktir," tukas Amanda sombong. "Beneran, Man?" Mama Rima langsung berbinar senang. "Bener, dong. Manda kan juga kerja buat keluarga ini. Khususnya Mama. Soalnya Mama udah Manda anggap kayak Mama Manda sendiri. Sesayang itu loh Manda sama Mama.""Ah, Manda! Kamu emang menantu terbaik Mama." Mama Rima langsung memeluk istri dari putra sul

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 28

    Dua kasir di depannya saling lirik. Antara bingung dan juga kesal, mungkin, dengan sikap arogan Amanda itu. Kalau nyatanya kartu tidak bisa digunakan, kenapa ngeyel banget, sih? Tinggal ganti aja, apa susahnya, coba?"Mbak, Bill." Tiba-tiba seorang customer lain menghampiri. Hal itu pun tak di sia-siakan sang kasir. Kebetulan si bapak tadi sudah memegang kartu kredit di tangannya sebagai alat pembayaran. "Baiklah, bagaimana kalau begini saja, Mbak. Kita akan coba dengan tagihan bapak ini lebih dulu. Okeh?" Kasir tersebut menunjuk sopan pria yang baru datang tadi dengan sopan. "Maksudnya, kalian mau mengacuhkan saya, begitu?" Amanda terlihat tak terima. 'Enak saja main selak.' Mungkin itulah yang Amanda pikirkan saat ini."Mohon maaf sebelumnya. Bukan mengacuhkan Mbaknya. Tapi bukankah Mbaknya juga butuh bukti mesin edc kita ini tengah bermasalah atau tidak? Maka dari itu, ada baiknya dicoba dengan kartu lain. Dan karena Mbaknya belum mau ganti kartu lain, maka mungkin kita bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 29

    Amanda kira, kesialannya hari ini hanya sampai di restauran saja. Siapa sangka ternyata masih ada lanjutannya. Ia yang memang ikut pulang mengantar sang mertua sekalian ambil berkas yang ketinggalan, dikejutkan dengan kedatangan para pria berseragam coklat khas penggiat hukum."Nah, itu Nyonya Amanda sudah pulang," ucap si mbok di rumah ketika melihat salah satu nyonya rumahnya turun dari mobil. "Ada apa?" Amanda bertanya tanpa rasa curiga, seraya mendekat ke arah dua orang polisi dan pembantu rumahnya yang tengah berkumpul di ambang pintu utama."Ini, Nya. Katanya bapak-bapak ini mencari Nyonya Amanda," beritahu si mbok ramah. "Nyari saya? Mau ngapain?" Belum ada sedikit pun rasa curiga dalam diri Amanda. Nada suaranya saja masih terdengar congkak di sertai tatapan sinis ke arah dua orang oknum kepolisian tesebut."Benar anda yang bernama Amanda Rosalia?" Salah satu dari polisi tersebut bertanya. "Iya, benar. Saya Amanda Rosalia. Ada apa ya, bapak-bapak mencari saya?""Begini, Bu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 30

    Shanum tidak bisa dihubungi! Ah, ralat. Lebih tepatnya tidak lekas mengangkat panggilan telepon dari Reksa meski sudah berkali-kali dihubungi. Membuat pria itu jadi uring-uringan dan mengumpat kesal. "Gimana, Sa?" Mama Rima bertanya tak sabaran. "Nggak di angkat, Ma.""Kaaaannnn! Apa Mama bilang?" Mama Rima menukas menggebu. "Semua ini pasti ulah istri kamu itu! Buktinya, dia nggak berani ngangkat panggilan dari kamu, kan?" imbuhnya yakin."Belum tentu, Ma. Siapa tahu Shanum memang lagi sibuk dan nggak sempat angkat telepon.""Diam, deh, Pa!" hardik Mama Rima galak, ketika lagi-lagi suaminya membela menantu durhaka yang di anggap pembawa sial di rumahnya itu. "Berhenti membela anak itu, kalau nggak mau Mama diamkan dua bulan," ancamnya kemudian. Papa Hendra terpaksa menutup mulutnya dan tak berkomentar lagi. Akan tetapi, bukan karena takut pada ancaman istrinya yang ... nggak banget itu. Melainkan karena tak ingin memperkeruh suasana dengan perdebatan tak penting. "Terus ini giman

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 31

    "Nah, kebetulan kamu sudah datang, Randy. Kamu uruslah istri kamu itu. Saya angkat tangan. Saya tak bisa menolongnya lagi." Pak Cokro berkata ke arah Randy dan mengabaikan kondisi besannya yang baru saja pingsan. "Ayo, Mah. Kita pulang!"Setelahnya, pria itu menarik tangan sang istri dan beranjak pergi. Hal itu tentu membuat Amanda langsung panik. Tidak! Tidak! Papanya adalah satu-satunya yang bisa ia harapkan membantunya. Keluarga suaminya mana bisa! "Loh, nggak bisa gitu dong, Pah! Manda ini kan anaknya Papa!" Amanda tak terima diabaikan begitu saja oleh orang tuanya. "Pah! Pah!"Pak Cokro tak memperdulikan protesan anaknya. Terus membimbing sang istri untuk pergi dari sana."Papa tega biarin Manda di sini?"Pak Cokro tetap acuh."Papa! Pah?!"Masih diabaikan."Mah! Mama jangan tinggalin Amanda!" Merasa sang ayah acuh, Amanda beralih memanggil sang ibu."Mah, tolongin Manda, Ma!" Namun, ternyata hasilnya tetap sama."Mah! Mama! Mama!"Amanda terus berteriak memanggil orang tuanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 32

    "Sa! Reksa! Kamu harus tolongin Mama, Sa. Mama nggak mau masuk penjara! Huhuhu ..." Mama Rima terus meracau kalimat itu setelah ia bangun dari pingsannya. Wanita itu sungguh ketakutan mendapatkan fakta, bahwasanya barang mewah yang sering Amanda berikan selama ini adalah hasil gesek dari kartu kredit milik Shanum. Jika sampai aliran dana di selidiki, Mama Rima jelas akan ikut terciduk. Bisa dikatakan, ia sebagai penadah."Mama tenang aja. Reksa pasti lindungin Mama." Rasanya Reksa pun sudah jengah menenangkan."Gimana caranya? Orang ngomong sama Pak Arjuna aja kamu nggak berani, kan?" Sang Papa nyeletuk. Membuat Reksa kesal luar biasa. Bukannya bantu nenangin Mamanya malah nambah tekanan ke Reksa. Papa macam apa itu?"Papa bisa diem, nggak? Nggak usah ikut mojokin," desis Reksa. "Papa cuma ngomong fakta." Pria paruh baya itu mengangkat bahu acuh. Lalu menyandarkan tubuh dengan nyaman pada sofa yang tengah di dudukin."Bener, ya, Sa? Pokoknya kamu harus bisa bujukin Shanum biar ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 126

    Mereka akhirnya menemukan sebuah restoran yang cukup nyaman dan tidak terlalu ramai. Safran dengan sigap menarikkan kursi untuk Shanum sebelum duduk di seberangnya, sementara Baby Nata tetap lengket di pangkuannya."Nata mau makan apa?" tanya Safran sambil melihat menu."Ciken!" seru Baby Nata antusias.Shanum mencibir. "Hish! Baru juga sebentar, seleranya udah sama kayak kamu."Safran terkekeh. "Itu namanya bonding, Kak Sha."Shanum mendelik. "Bonding kepalamu!"Pesanan mereka datang tidak lama kemudian. Baby Nata mulai makan dengan lahap, sementara Shanum masih berusaha mengabaikan tatapan intens Safran.Akhirnya, ia menyerah dan menghela napas panjang. "Safran, aku serius. Jangan main-main soal perasaan kayak tadi.""Siapa bilang aku main-main?" Safran meletakkan sendoknya, menatap Shanum dengan serius. "Aku nggak sebercanda itu kalau soal hati."Shanum tercekat. Ia buru-buru memalingkan wajah, berpura-pura sibuk memotong ayam di piringnya."Kak Sha," panggil Safran lagi, suaranya

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 125

    Hari libur tiba, Shanum merasa butuh udara segar. Ia memutuskan mengajak Baby Nata jalan-jalan ke mall. Sekadar membeli beberapa kebutuhan dan membiarkan putranya melihat-lihat dunia luar.Shanum berjalan santai di lorong mall sambil mendorong stroller Baby Nata. Kadang ia mampir ke toko yang menarik di matanya. Sekedar melihat-lihat atau kalau memang ada yang diinginkan ia akan beli. Tak lupa, Shanum juga membeli perlengkapan bayi untuk jagoannya.Shanum sudah selesai membeli beberapa perlengkapan bayi dan merasa sudah waktunya untuinya pulang. Akan tetapi, ia melihat si kecil masih terlihat bersemangat, matanya berbinar-binar setiap melihat lampu-lampu toko yang berwarna-warni."Nata, sudah cukup ya? Kita pulang sekarang, ya?" Shanum menunduk ke arah bocah itu. Meminta atensinya.Baby Nata menggeleng keras, tangannya menunjuk ke arah toko mainan di seberang. "Mau! Mau!"Shanum menghela napas, lalu tersenyum pasrah. "Baiklah, lima menit saja, ya."Wanita itu pun mendorong stroller ma

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 124

    Setelah beberapa hari penuh kecanggungan, akhirnya Safran mengambil inisiatif untuk berbicara langsung dengan Shanum.Sore itu, setelah meeting selesai, dia menunggu sampai ruangan kosong, lalu memanggil Shanum yang sudah berkemas untuk pulang."Kak Sha, sebentar," katanya, suaranya lebih tenang dari biasanya.Shanum, yang sudah bersiap untuk pergi, menatapnya dengan hati-hati. "Ada apa?""Duduklah dulu. Aku ingij bicara."Shanum langsung waspada. "Bicara apa? Kalau soal kerjaan, bicarakan saja nanti pas meeting lagi. Tapi kalau soal hal lain. Lupakan! Aku sedang tak minat membahas apa pun sama kamu!"Safran menarik napas berat mendengar jawaban antipati dari Shanum, lalu dengan pelan ia berkata, "Aku hanya ingin minta maaf, Kak Sha."Shanum terkejut. "Minta maaf?""Ya." Safran mengusap tengkuknya, sedikit canggung. "Aku sadar kalau aku terlalu terburu-buru mengambil tindakan. Aku tidak sabaran menunjukan perasaanku sebenarnya tanpa perduli perasaan Kak Sha yang pasti syok. Pada akhir

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 123

    Shanum mencoba meredam kegugupannya dengan menyesap jusnya, tapi tetap saja pipinya terasa panas. Ia menatap Safran dengan ekspresi setengah kesal, setengah tidak percaya."Mending kamu cari yang single. Aku janda, Ran," katanya sambil mengaduk-aduk makanannya, berharap obrolan ini cepat berakhir.Tetapi Safran malah menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan senyum santai. "Terus kenapa? Emang ada aturan yang melarang janda nikah sama pria single?"Shanum melotot. "Bukan gitu, tapi... ya kamu kan bisa cari yang lebih muda, yang belum pernah nikah."Safran terkekeh. "Siapa bilang aku mau yang lebih muda? Aku sukanya yang dewasa, matang, dan tahu cara menghadapi hidup."Shanum hampir tersedak lagi. Ia berdehem, berusaha tetap tenang. "Safran, dengerin. Aku udah pernah gagal dalam pernikahan. Kamu nggak takut bakal repot kalau sama aku?"Safran menatapnya dengan mata yang lebih serius sekarang. "Kak Sha, gagal dalam pernikahan bukan berarti gagal dalam hidup. Dan bukan berarti Kak Sha nggak

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 122

    Keesokan harinya, Shanum bertemu lagi dengan Safran dan terlibat dalam proyek baru seperti yang di sampaikan Daddy Arjuna kemarin. Seperti dugaan, Daddy memang tak pernah salah menilai orang. Shanum diam-diam memperhatikan Safran yang tengah menjelaskan analisisnya di hadapan tim. Cara bicaranya tenang, penuh percaya diri, dan setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa begitu berbobot.Saat presentasi selesai, salah satu anggota tim langsung berkomentar, "Penjelasannya detail sekali, Mas Safran. Ini benar-benar membantu kami memahami celah dan potensi proyek ini."Safran mengangguk sopan. "Terima kasih. Aku hanya menyampaikan apa yang aku lihat dari data yang ada. Kalau ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya."Shanum masih terdiam, tapi dalam hati ia membatin, Kapan dia jadi sekeren ini?Tak sadar, ia terus menatap pria itu sampai Safran tiba-tiba menoleh ke arahnya. "Kak Sha, dari tadi diam saja. Ada yang ingin ditambahkan?"Shanum tersentak, buru-buru menggeleng. "Eh,

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 121

    Shanum masih menatap Mahesa dengan bingung. Kenapa pria ini mendadak ingin bicara empat mata? Terlebih, dari ekspresinya, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan dengan serius.Safran, yang duduk tenang sambil menanggapi ocehan Baby Nata di seberang Shanum, hanya mengangkat alis. Tak ada perubahan berarti dalam ekspresinya, tapi jelas ia menyadari ketegangan yang tiba-tiba muncul.Shanum akhirnya menghela napas. "Baiklah, sebentar." Ia melirik Safran sejenak sebelum berdiri. "Aku nggak lama."Safran hanya mengangguk kecil. Lalu kembali fokus pada layar ponsel yang masih berceloteh entah tentang apa?Shanum kemudian mengikuti Mahesa keluar restoran. Mereka berhenti di dekat trotoar yang agak sepi. Mahesa berdiri tegap di hadapannya, ekspresinya sulit ditebak."Ada apa, Kak?" tanya Shanum akhirnya.Mahesa menatapnya dalam sebelum mengembuskan napas. "Aku ingin jujur.""Tentang?""Aku dan Rania."Ada sedikit cubitan dari sudut hatinya mendengar nama wanita itu lagi. Otaknya seketika flashbac

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 120

    Shanum masih menatap Safran dengan tatapan penuh tanya. Jujur, perhatian pria ini membuatnya sedikit salah tingkah."Kak Sha?" panggil Safran, mengangkat satu alisnya. "Kenapa diam? Jangan bilang kakak curiga aku dirasuki Shaki?"Shanum tersentak. "Hah? Nggak, bukan itu!""Terus?"Shanum mengerjap, lalu buru-buru menggeleng. "Nggak ada apa-apa. Aku cuma heran aja.""Heran kenapa?"Shanum membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Akhirnya, ia hanya mendesah. "Sudahlah, nggak penting. Kita makan dulu aja."Safran tersenyum tipis. "Baik, Kak Sha."Mereka akhirnya berjalan beriringan menuju restoran yang tadi disebutkan oleh Safran. Suasana jalanan cukup ramai, tetapi tidak terlalu berisik. Safran berjalan santai di sisi Shanum, sesekali meliriknya untuk memastikan wanita itu tidak kepayahan.Setelah sampai di restoran, mereka langsung memesan makanan. Shanum memilih menu yang aman untuk lambungnya, sementara Safran memesan makanan favoritnya.Saat makanan datang, mereka mulai makan dalam diam

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 119

    Pagi hari, seusai mandi, Shanum berniat menghampiri Baby Nata yang tadi diculik Bunda Karina setelah mandi. Katanya, "Bunda mau mengajak Baby Nata tour di rumah ini. Biar kalau dia keasyikan merangkak terus nyasar, tau arah pulang."Ada-ada saja memang bundanya itu. Akan tetapi, Shanum merasa tak ada alasan untuk menolak. Toh, Baby Nata sama neneknya ini."Loh, kok?" Saat akhirnya menemukan keberadaan bayi gembul miliknya, Shanum cukup kaget karena Baby Nata bukan bersama Bunda seperti sangkaannya, tapi dengan Frans yang dengan santai menggendongnya sambil menikmati suasana taman samping di pagi hari."Oh, sudah berani gendong, ya, sekarang?" seloroh Shanum, teringat dulu Frans selalu menolak jika dimintai tolong menggendong Baby Nata. Mendengar ada suara mendekat, Frans menoleh. Dia lalu menaikan satu sudut bibirnya menatap Shanum. "Dia sudah tak serapuh dulu."Shanum mendengkus kasar, lalu memilih mendaratkan tubuh di sofa kecil yang ada di sana. Membiarkan Baby Nata menikmati wakt

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 118

    "Biarkan saja. Aku tidak keberatan kok dengan keberadaannya di sini.""Oh, ya sudah kalau begitu."Shanum pasrah melihat Baby Nata tidur nyaman di dada Safran, ia akhirnya memilih duduk di sofa, mencoba menikmati suasana acara yang masih berjalan. Tetapi ketenangan itu tidak berlangsung lama, karena seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya."Kak Sha, aku serius, loh. Mungkin ini pertanda."Shanum menghela napas panjang sebelum menoleh ke Shaki yang duduk dengan ekspresi penuh konspirasi."Pertanda apanya?"Shaki menyeringai. "Ya pertanda kalau aku atau Safran itu jodoh Kak Sha."Shanum memutar bola mata. "Shaki, cukup.""Tapi—""Serius, cukup."Shaki mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang permennya direbut. Tetapi ekspresinya langsung berubah jahil."Kak, aku ada ide bagus," bisiknya tiba-tiba."Jangan macem-macem Shaki. Aku tidak tertarik pada apapun idemu itu." Shanum langsung menolak mentah-mentah tanpa mau tau ide Shaki yang di tawarkan.Ngapain? Biang onar ini tak dapat di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status