Share

Part 67

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 12:00:00

"Nadhine ...." 

Hening.

"Kamu, Nadhine?" Bibir pucat itu mengulang pertanyaannya.

Ya Allah gak kuat sebenarnya melihat Reyhan terpuruk seperti ini. Aku tahu dia pasti sangat terluka selama ini. Lebih terluka dari yang kubayangkan. Tubuhnya terlihat sangat kurus.

Reyhan cukup lama memandangku. Dalam keadaan yang begitu menyedihkan dia masih ingat namaku. 

"Han, harusnya kamu lebih kuat dariku. Aku bisa bertahan ini pasti karena kekuatan do'a yang kamu miliki." Aku terus membatin tak kuat melihat Reyhan terpuruk seperti ini.

"Siapa yang dimaksud?" aku mencoba mengalihkan, aku harus berpura-pura lupa agar bisa mengawasi Reyhan lebih dekat.

"Aku Annisa, bukannya kita pernah bertemu sebelumnya?" Air mata yang ingin keluar ini kutahan sebisa mungkin. Dia terus memandangku, kami mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
cepat thor bikin mereka bisa bersatu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 68

    "Tak menyangka dokter Nadhine itu istri dokter Reyhan, mereka kemana-mana selalu bersama dulu. Sekarang dokter Reyhan berada di titik terendah, semoga dia mampu menjalani ujian berat ini.""Aku justru berharap itu dokter Nadhine, biar Vivi yang sok berkuasa di rumah sakit ini lenyap. Sok nya minta ampun.""Bener, kasihan Dini dipecat gara-gara masuk ke ruangan dokter Reyhan. Selain dia ingin menguasai dokter Reyhan dia juga ingin menguasai rumah sakit ini." Seru sekali pembicaraan mereka. Dari jauh Vivi berjalan membuat mereka seketika bubar. Vivi kenapa berubah menjadi seperti ini. Ini sangat bahaya jika dibiarkan.Kulihat dia menuju ke ruangan dokter Danang. Perasaanku mulai tak enak. Apa selama ini Danang dan Vivi bersekutu untuk menghancurkan Reyhan. Aku harus bergerak dalam senyap. Sebelumnya aku bercermin terlebih dahulu, sebagai Annisa aku harus tampil perfect dan modis.Ting, ponsel berdenting nama dokter Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 69

    Ditengah-tengah kerinduan yang begitu mendalam di hati kami, Reyhan tiba-tiba langsung mendorongku. Aku terkejut melihat emosinya yang tidak stabil. “Pergi! Aku ingin sendiri!” Reyhan berteriak mengusirku. Maksudnya apa? membingungkan saja. Tiba-tiba deru langkah mendekatiku. Ada Danang dan Vivi masuk ke ruangan Reyhan. Aku baru sadar ternyata Reyhan pura-pura. Apakah selama ini sebenarnya tahu jika dia dikhianati? Aku ikut berakting meringis kesakitan. “Aku bilang pergi! Aku ingin istirahat!” Reyhan kembali berteriak. “Mas kendalikan emosimu, dia bisa kabur lagi jika Mas seperti ini.” Danang mencoba menenangkan. Picik sekali permainan mereka. Mari kita sama-sama bermain. “Iya, Mas. Aku mohon kendalikan dirimu, sebentar lagi Mas akan operasi. Aku harap Mas sehat agar kita segera menikah.” Cuih, pengen makan si Vivi ini, manis se

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 70

    Siapa itu?Aku dan Reyhan tidak bergerak. Deru langkah semakin mendekati kami, nafasku naik turun tidak beraturan. Kami menyadari ini kesalahan kami yang teledor. Reyhan mencoba membalik badan dan ternyata yang datang adalah ...."Kakak ...." suara itu."Rachel ...?" aku segera turun dari pangkuan Reyhan. Dia juga sangat kaget melihat kedatangan adiknya yang mendadak dengan koper yang masih digeretnya.Hening.cukup lama kami saling pandang, Rachel berlari meninggalkan kopernya dan langsung berhambur memelukku. Seperti anak kecil Rachel menangis sesenggukan."Kakak masih hidup? Alhamdulillah ya Allah." Aku mengangguk, merasakan memiliki saudara yang luar biasa ini."Kakak bagaimana ceritanya, abang kenapa gak cerita." Rachel yang bawel membuat suasana semakin mencair.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 71

    ***Dokter Daniel sudah menunggu di luar, dia melambaikan tangan mengarahku. Nyeri ini sudah mulai berkurang. Apa aku harus bertanya banyak hal dengan dokter Daniel? Kalau seperti ini kondisiku aku juga bisa menjadi beban untuk orang yang aku cintai."Sudah lama, Dok?" tanyaku."Lumayan Annisa, Mommy cerewet sekali bertanya." Hm, ini yang aku khawatirkan bu Ratih akan memaksaku menjadi menantunya."Gimana hari ini, tak ada masalah?" tanya dokter Daniel."Tak ada masalah, Dok. Aku hanya keliling-keliling saja tadi biar kenal dengan rumah sakitnya." Dia hanya diam memandangku. Aku takut dia mulai curiga jika aku mulai sadar."Aku takut kamu ketahuan jika kurang profesional Annisa, besok mereka rencananya akan mengujimu di rung operasi ada yang harus kalian operasi." Aku hanya mendengar penuturan dokter Daniel."Jangan khawatir, Dok. Tekadku tetap sama ingin bersama dengan suamiku." Dokter Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-07
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 72

    "Lagi nelpon sama siapa, Annisa?" Tanya Bu Ratih yang tepat di belakangku. Ya Allah apakah aku ketahuan?"Ini bu, rekan kerja di rumah sakit, tadi kebetulan minta nomor ponsel.""Oh ...." Bu Ratih hanya ber oh ria saja mendengar penuturanku dan langsung pamit keluar.Aku segera mematikan ponsel di tanganku khawatir bu Ratih curiga dengan Rachel. waktu menunjukkan untuk salat maghrib, sekarang aku harus berfikir bagaimana agar mereka tidak tahu aku sudah sadar dari ingatanku.Ting ponsel berdenting satu notifikasi masuk.[Dok, besok bersiaplah untuk operasi]kiriman dari rumah sakit. Sesuai penuturan dari dokter Daniel besok mereka pasti akan mengujiku apakah aku layak atau tidak. Sebenarnya aku berharap Reyhan tidak dioperasi karena penyakit Reyhan masih diragukan.[Oke] send.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 73

    "Ada apa, Dok." Dia datang membawa seperangkat alat operasi besok."Ini biasanya aku lakukan jika mau operasi, kamu bisa pakai belajar." Aku hanya tersenyum, dan segera mengambil alat yabg dibawa dokter Daniel."Terima kasih, Dok." Dia mengulum senyum, fix, dia sedang jatuh cinta. Hening sesaat.Dia masih mematung di depan pintu, bingung sepertinya unruk basa basi pamit."Mari, Dok. Saya belajar dulu untuk persiapan besok.""Eh, iya. Silahkan, Annisa." Aku segera menutup pintu. Hm, dokter Daniel harusnya cocoknya seusia Rachel. Sama-sama masih Fresh. Kuletakkan di meja peralatan operasi yang diberikan dokter Daniel, kurebahkan diriku di atas kasur yang empuk ini yang harusnya tempatku memadu kasih dengan Reyhan. Iya, karena ini adalah kamar pengantin kami.Rasanya ingin waktu terasa cepat, aku sangat merindukan Reyhan. Sosok laki-laki yang berjuang dan bertahan sampai saat ini harus aku pertahankan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 74

    "Tuan Muda Reyhan ...." Ternyata salah satu direksi perusahaan."Pak Bowo ...?" Mereka berpelukan seperti rindu berat."Berarti info yang saya dengar apakah keliru?" Reyhan hanya diam.Untung aku menggunakan masker, jika tidak habis sudah bisa ketahuan rencana kami. Aku mundur teratur memberi ruang kepada Reyhan. Dari belakang kutatap punggung suamiku yang luar biasa itu."Han, aku sangat mencintaimu tak ingin ada lagi yang memisahkan kita. Kau tak akan terganti," ucapku membatin.Kenapa aku sesedih ini, seperti merasakan kali ini aku akan pergi meninggalkan dia untuk selama-lamanya di dunia ini. Tuhan, berilah waktu yang lama untukku mendampinginya. Jantung ini kurasa sangat lemah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 75

    Ting, ponsel berdenting Reyhan mengirim pesan.[Sayang pasti bisa!] aku ingin segera menuju kamarnya Reyhan menumpahkan segala kegalauan ini.[Aku kesana sayang.] Send.Dengan langkah mengendap aku berangkat ke ruangan Reyhan, ternyata dia sudah berdiri di depan pintu dan langsung memelukku. Dia seperti paham bahwa aku sangat tidak percaya diri. Aku menceritakan semua hal yang kudengar hari ini kepada Reyhan.Reyhan justru mengelus kepalaku mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, mengatakan bahwa aku bisa melakukan operasi dengan baik karena ini sudah biasa aku lakukan. Operasi seperti ini sebenarnya sudah biasa aku lakukan. Menurut Reyhan Aku pasti bisa melakukan operasi dengan lancar. 

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08

Bab terbaru

  • Sewindu Setelah Berpisah   Sewindu Merindu (Ekstra Part)

    Masuk trimester ketiga kondisi Nadhine semakin berbeda. Bukan hanya kaki, tapi tangan dan wajahnya juga bengkak. Hari ini dia memintaku untuk mengajaknya ke pantai. Pantai dekat kampung halamannya. "Sayang, jika aku tiada nanti. Berjanjilah untuk selalu bahagia." Ucapan itu mungkin sudah sekian ratus kali Nadhine ucapkan ketika bersamaku. Di bibir pantai aku duduk dengannya. Kami bernostalgia tentang cinta kami dan kenangan di kedokteran. Sesekali dia tertawa, tapi justru aku yang terluka. Aku seperti bersama dengan orang yang akan pergi jauh. Pergi selama-lamanya. "Han, wasiat dokter Andra lebih baik dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Rumahnya kembalikan saja ke adik-adiknya yang lebih berhak. Kudengar mereka ngontrak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kalau uangnya mungkin bisa dibuatkan sebuah yayasan penderita jantung. Agar kebaikannya mengalir terus menerus." Aku hanya mengangguk, meski setiap kata yang terucap dari Nadhine membuatku hancur.***Aku bahkan tak tenang kerja

  • Sewindu Setelah Berpisah   Sewindu Setelah Berpisah (TAMAT)

    ***Menjelang melahirkan bahkan aku tak bisa tidur malam lagi. Kaki yang bengkak ini membuatku sulit untuk berjalan. Badanku mulai terasa berat, nafasku bahkan sudah tak beraturan. Namun, aku sadar diri sebisa mungkin tak ingin membuat Reyhan panik. Aku sudah berusaha seperti wanita hamil lainnya banyak gerak menjelang melahirkan."Sayang diam saja, jangan terlalu banyak gerak.""Harus banyak gerak sayang, biar dedek sehat dan bunda kuat." Reyhan hanya tersenyum. Namun, kutahu dia lebih panik dariku menjelang persalinan"Sehat-sehat ya, dedek dan bunda." Dia memegang dan mencium perutku."Sayang kenapa tidak kerja?" tanyaku heran melihatnya belum siap 

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 93

    Hari semakin hari kehamilanku terasa berat. Aku sudah resign dari rumah sakit. Mudah lelah dan sering sesak nafas membuatku tidak nyaman. Namun, tak menyurutkanku untuk menghadirkan buah hati ini. Jika waktuku tiba ada anak yang menjadi penyemangat Reyhan nanti. Kujalani semua ini dengan ikhlas dan berharap semua kebaikan bertumpu kepada kami.Reyhan terus memenuhi segala keinginanku. Aku bukannya tak mau dia merasakan apa yang kurasakan, tapi setiap melihatku Reyhan selalu menangis, entah apa yang ditakutkannya. Bahkan Reyhan tidak akan tidur jika aku belum tidur aku dibuat seperti bayi. Dijaga dan dirawat sebaik mungkin padahal aku tahu dia sangat capek bekerja dari pagi."Apanya yang sakit?""Gak ada, sayang. Bunda sama calon dedek sehat." Aku berusaha untuk selalu tersenyum, tapi guratan kesedihan dalam diri Reyhan tak bisa disembunyikan. Bahkan aku tak mengeluh sedikit pun di depannya. Ini kare

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 92

    Satu tahun kemudian ....Entah mengapa hari ini badanku terasa lemas sekali, ingin rebahan saja. Ada rasa mual yang mendera. Apa aku magh? Setiap makanan yang masuk langsung aku muntahin."Sayang kenapa pucat?" tanya Reyhan yang panik baru pulang kerja. Aku hari ini tidak masuk kerja, biasanya kami selalu pulang bersamaan, Reyhan takut jika aku pulang sendiri."Iya, sayang, pusing.""Ayo tidur dulu." Aku menggeleng, tidur pun tak enak soalnya."Kenapa?""Capek tidur, rasanya mual." Aku berlari ke kamar mandi untuk muntah-muntah lagi.Oek ... oek ...oek Ya Allah capek sekali rasanya muntah-muntah terus dari pagi. Reyhan terlihat panik, karena dari pagi memang aku hanya lemas saja tidak sampai muntah-muntah."Sayang ....""Kenapa sayang?"Semua pelayan terlihat panik melihatku yang muntah-muntah. Bagaimana tidak? Aku pucat dari pagi tidak ada makanan yang bisa masuk, mual dan muntah menjadi satu."Sayang mau makan apa?" tanya Reyhan."Pengen mangga muda, sayang. Dari pagi mangga muda it

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 91

    "Lagi buka apa, sayang?" Reyhan tiba-tiba masuk menanyakan amplop yang akan kubuka."Ini, sayang. Bukannya ini punyaku?" tanyaku yang penasaran."Iya, sayang itu punyamu." Reyhan nampak tenang, tidak ada gelagat yang mencurigakan. Aku membuka isi amplop itu, tapi semua hasil normal tak ada yang harus kukhawatirkan. Itu berarti aku masih punya kesempatan untuk hamil."Han ....""Iya, sayang, kenapa?""Aku khawatir rahimku bermasalah?" Reyhan mengenggam tanganku, dia duduk dibawah renjang sementara posisiku di atas ranjang. Dalam kelembutan dia menatapku seperti merasakan kegalauan yang kualami."Allah itu mengikuti prasangka hamba-Nya. Kita harus berprasangka baik agar semua yang kita harapkan berakhir baik. Abang bersyukur masih bisa melihatmu dan berada didekatmu, sayang." Aku seperti merasakan kode bahwa sebenarnya akan sulit bagi kami memiliki anak."Aku hanya ingin membuatmu bahagia, Han.""Melihat senyummu saja sudah anugerah yang luar biasa bagiku, sayang. Tidak mudah bagi kit

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 90

    Tak terasa sudah sampai di rumah, mami sudah siap salat magrib. Sementara Rachel belum pulang dari rumah sakit, pasti sangat macet di jalan. "Alhamdulillah kalian sudah sampai," ucap mami. "Mana Rachel, Mi? Apa dia balik lagi ke rumah sakit setelah makan siang tadi?" tanya Reyhan yang belum melihat adik manisnya. "Belum pulang, paling macet di jalan. Iya tadi adikmu balik, dia menggerutu tidak kuat jadi direktur di rumah sakit." Aku hanya senyum-senyum mendengar mami cerita. "Bawa apa, Nak?" tanya mami yang melihatku membawa amplop besar. Reyhan menjelaskan ke mami, hasil pertemuanku dengan Jihan dan Laras. "Ujian dan musibah terkadang membuat orang semakin dewasa, ya, Rey." Ayah ikut bergabung bersama kami. "Kalian mandi, ya, udah mau magrib," ucap mami. Kami mengangguk dan bersiap ke kamar, suara deru mobil Rachel memasuki halaman rumah. Dia pasti belum tahu akan dipinang oleh dok

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 89

    "Boleh kami berbicara, Nad?" tanya Laras. Aku menoleh ke Reyhan menanyakan kode apakah aku boleh atau tidak. Reyhan mengangguk. Kami sepakat untuk berbicara sebentar mengingat ada acara di rumah. Penampilan Laras dan Jihan saat ini sangat jauh sebelum aku kecelakaan. Tidak tahu bagaimana nasib mantan mama mertua. "Maafkan kami, Nad." Laras memulai pembicaraan. "Mama sudah meninggal dunia," sambung Jihan. "Innalillahiwainnailaihi roji'un." "Kami tidak memiliki biaya untuk pengobatan mama, setelah mas Andra meninggal mama depresi, kami mencoba untuk membawanya keluar negeri. Ternyata mama mengalami kanker rahim stadium akhir. Nyawanya tidak tertolong hingga meninggal satu bulan yang lalu." Jihan dengan detail menceritakan kejadian yang menimpanya. Aku dan Reyhan hanya menjadi pendengar setia.

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 88

    "Nak, laki-laki dewasa itu biasnya belajar dari pengalaman. Asal Nadhine tahu saja Ayah itu sangat mencintai mami sampai pernah menjadi orang jahat, ternyata setelah enam tahun kemudian, kami dipertemukan dengan ayah kalian yang begitu dewasa dalam kondisi mami janda. Bahkan dia rela mengambil spesialis bedah agar bisa bersama mami. Jodoh selalu datang di waktu yang tepat meski butuh waktu yang lama. Makanya kalau lihat Reyhan seperti melihat ayah waktu muda dulu mencintai mami sampai waktu yang tak terbatas." Mami sangat menghayati sekali menceritakan masa lalunya sambil meneteskan air mata."Saat ini nak Nadhine harus percaya bahwa Reyhan tulus menyanyangimu agar transfer cinta kalian menyatu. Hindari pikiran yang dapat merusak hubungan dan perasaan kalian. Apalagi penyakit jantung tidak boleh stress." Aku mengangguk dan membalas pelukan mami. Mami mertua yang luar biasa dihatiku.Kalimat terakhir yang membuatku terenyuh adalah pernyataan mami bahwa yang

  • Sewindu Setelah Berpisah   Part 87

    Reyhan sangat setia merawatku di rumah. Tiga hari ini dia minta cuti untuk tidak bekerja. Dia bahkan membuat jadwal untukku mengkonsumsi obat. Dia tak ingin waktu hilang bersamaku walau sedetik pun. Makanan pun semuanya di steril dulu olehnya. Ada beberapa makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita jantung. Reyhan sangat hati-hati. Semua pelayan bahkan di berikan pengarahan dulu agar makanan yang kumakan harus benar-benar sesuai. Kami hanya senyum-senyum melihat tingkah Reyhan yang mengalahkan perawat rumah sakit."Abang, kak Nadhine udah sembuh. Dibuat kayak gitu bikin sakit beneran." Seperti biasa Rachel menganggu Reyhan yang sedang menyuapiku. Bahkan Reyhan tak pernah absen menyuapiku makan selama di rumah."Kalau jomlo mana tahu hal demikian." Rachel justru tertawa, aku hanya senyum-senyum melihat si abang yang memang berlebihan bapernya.Kondisiku memang masih lemah meski badan terasa segar.

DMCA.com Protection Status