Bantu dukung cerita ini dengan rate n komen ya, Kak. Follow juga akun Author. Trims
"Dijdohkan?""Iya, kita jodohkan.""Tapi apa mereka mau? Ini kan sudah bukan zaman kita lagi, Hen.""Kita buat perjodohan ini senatural mungkin, kita pertemukan mereka diam-diam, dan membuat mereka saling mencintai. Masih ada waktu satu bulan untuk kita menjalankan rencana ini. Bagaimana menurutmu?""Oke, aku setuju, harapanku semoga aku bisa menyaksikan mereka menikah sebelum tubuh ini di lalap tanah," jawab Rani bersemangat."Amiin."Kemudian aku dan Rani pun menyusun rencana perjodohan anak-anak kami.______Lia dan Lio kini duduk berdampingan di hadapan penghulu, di sisi mereka terdapat keranda yang siap mengantarkan Ibu Lia ke peristirahatan terakhirnya.Seperti wasiat Ibu Lia,Dengan terpaksa mereka akhirnya melakukan ijab qobul sesaat sebelum Ibu Lia di kebumikan.Tidak ada gaun pengantin, tidak ada texudo, tidak ada dekorasi, tidak ada jamuan dan hiburan seperti pesta pernikahan pada umum nya. Justru pernikahan ini di gelar dengan linangan air mata dan dalam lingkup kedukaan y
Lia hanya mengangguk pasrah. Di liriknya suami yang sedang duduk di sisi nya. Sedari tadi ia hanya diam membisu. Kepalanya memandang ke sisi jendela. Pandangan nya menerawang jauh,entah apa yang tengah memenuhi pikiran nya. Mungkin semua kejadian di hari ini masih belum bisa ia terima begitu saja."Kamu ikut tinggal bersama kami, Lia. Status kamu sekarang wanita bersuami,jadi kamu harus ikut kemanapun suami kamu tinggal." titah Ayah mertuanya tak terbantahkan.Apa yang mertuanya katakan itu benar,saat ini dia telah bersuami, ia memiliki hak dan kewajiban sebagai istri yang harus ia prioritaskan sejak kini. Kehidupan nya tak lagi sama, semua hal yang akan dia lakukan harus berlandaskan keridhoan suaminya. Walau pernikahan ini terjadi di luar rencana nya, namun Lia cukup memahami apa yang menjadi tugas nya saat ini.Tak berselang lama mobil sudah terparkir di halaman rumah Lia. Lia bergegas turun untuk menyiapkan segala keperluan nya, ia tak mau mertua dan suami nya menunggu terlalu lam
"Siapa gadis itu, Mas?" tanya Arumi pada suaminya dengan tatapan penuh selidik. Sejenak suasana menjadi hening. "Lio, dia siapa?" Tanya Arumi pada puteranya setelah tak kunjung mendapatkan Jawaban dari suaminya. Kemudian pandangan nya mengarah pada koper yang sedang di bawa Lio. "Dan kamu? Kenapa kamu bawa koper? Bukan nya kamu dari Rumah Sakit?" tanya Arumi penuh selidik. Namun Lio hanya diam membisu. "Ini kenapa pada diem gini sih, ga ada yang mau jawab Bunda?" Arumi semakin tidak sabar. "Mas, jawab aku dong ,Mas" pinta Arumi sekali lagi. Dr. Mahendra tampak menghela nafas berat sebelum kemudian memutuskan untuk menjawab pertanyaan isterinya. "Dia isteri Lio" Jawab Dr. Mahendra singkat,padat dan jelas. Arumi tertawa hambar."Ga usah bercanda deh kamu, Mas. Lio anak kita kan belum menikah, dia baru datang dari USA." ucap Arumi yang justru merasa suaminya sedang melawak. "Mas serius,Arumi. Dia Lia,Isteri Lio anak kita. Merka baru melaksanakan pernikahan sore tadi. Ucapan Ma
" Tapi kenapa harus dia,Mas? Kenapa harus anaknya Rani ?Kamu kan tahu, Mas .Rani adalah wanita yang paling aku cemburu selama ini. "Suara Bundanya Terdengar sangat parau di telinga Lio." Arumi Please, Rani sudah Tiada. biarkan dia tenang di alamnya, apa yang terjadi di masa lalu tolong lupakanlah." pinta Dr.Mahendra."Bagaimana bisa aku melupakan wanita yang pernah mengisi ruang di hati suamiku begitu mendalam?bahkan sampai menyebabkan kamu mengabaikanku di awal pernikahan kita,Mas. Apa kamu lupa semua itu?Tiga bulan Mas ,tiga bulan lamanya kamu mengbaikanku, tidak sudi menyentuhku sebagai istrimu, karena kamu yang masih saja dihantui dengan rasa bersalahmu pada Rani. aku sudah cukup menderita di awal-awal pernikahan kita, namun aku tetap bersabar. lalu sekarang kamu mau menambah penderitaanku lagi?" Ucap Arumi dengan deraian air mata."Maafkan aku, Arumi, aku tahu saat itu aku memang salah, aku salah telah mengabaikanmu, aku salah telah menyakiti dan melukai hatimu begitu dala
Fajar mulai menampakan sinarnya Lio mencoba untuk bangkit dari tempatnya, Ia tak mungkin terus-menerus mengurung diri seperti ini,banyak hal yang harus ia selesaikan.Lio mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar, kepalanya terasa sangat berat, pandangannya mulai merabun. Mungkin itu disebabkan oleh dirinya yang tidak tidur semalam.Lia sedang menunggu suaminya di ujung ranjang dengan mengenakan mukena,bersiap mengajak Lio untuk sholat subuh berjamaah. Sebenarnya Lia sangat khawatir dengan kondisi suaminya,sebab semalam suntuk suaminya itu berada di balkon kamar, Lia bahkan tidak tahu apa yang suaminya lakukan di luar sana.Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 namun Lio tak kunjung memasuki kamarnya, Lia semakin khawatir, Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya. awalnya Lia ragu untuk menyusul Lio ke balkon, karena lelaki itu sempat berpesan agar Lia tidak mengganggunya, Namun karena hari sudah mulai pagi, akhirnya Lia memberanikan diri untuk menyusul suaminya. Lia berjalan ke arah pint
Adelio POVHari ini aku memboyong Lia untuk tinggal di apartment yang baru aku beli semalam. Setelah semalaman suntuk aku memikirkan solusi atas pernikahan dadakan ini,akhirnya ku putuskan membeli apartment untuk memulai hidup bersama Lia.Keputusan ku untuk tinggal berdua dengan Lia sudah bulat,walau ayah dan bunda awalnya tak mengizinkan aku sebagi anak semata wayang nya berpisah dengan mereka,tapi aku tetap memaksa.aku tak ingin bunda semakin terluka dengan kehadiran Lia di rumah. Kalaupun ada yang harus pergi dari rumah, itu adalah Lia. Bukan bunda.Jujur aku tak tahu kehidupan apa yang akan aku lalui bersama Lia kedepannya, pernikahan ini terjadi begitu cepat, bahkan kami belum sempat saling mengenal lebih jauh. Sama sekali tak terbesit dalam benakku bahwa aku akan menikah secepat ini, aku bahkan baru kembali dari USA satu minggu yang lalu. Banyak Hal yang masih ingin ku raih,banyak hal yang masih harus ku lalui,namun kini hidupku bagai tak punya arah lagi,perjalanan hidup yang
"Kamu baru saja datang seminggu yang lalu, Lio. Lalu sekarang kamu harus pergi meninggalkan bunda dan juga ayah? Tolong lah Lio,tinggal lah di sini bersama kami. Kamu anak semata wayang kami,satu-satu nya penghibur kami di masa tua ini." ucap Bunda yang sempat menggoyahkan niatku untuk memboyong Lia ke apartemen. Namun bayangan bunda yang menangis pilu di malam itu kembali muncul di benakku,membuat ku bersikeras untuk tetap pergi."Bunda dan ayah tenang saja,Lio akan sering-sering main kesini. Lio hanya tak mau merepotkan ayah dan Bunda. Lio juga ingin belajar hidup mandiri bersama Lia."Bohongku pada bunda tadi pagi demi menenangkan hati bunda.Aku menghela nafas berat."Maafkan Lio,Bunda. Lio terpaksa harus melakukan ini." desisiku pelan.Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang berhasil mengganggu lamunanku.Tok tok tok.Aku terperanjat kaget,"bagaimana mungkin pesanan makanan itu datang secepat ini.?"Batin ku merasa aneh.Namun sedetik kemudian aku mensyukuri nya karena aku s
Jujur sikap dingin nya membuat aku bingung, entah apa yang sebenarnya dia pikirkan tentang pernikahan ini, tapi prasangka baik ku selalu mengatakan bahwa dia hanya membutuhkan waktu untuk mencerna semua ini. Dia butuh waktu untuk bisa menerima pernikahan kami yang absurd ini.Dengan alasan itu lah aku selalu berusaha untuk membuka hati nya, mencoba menyentuh perasaan nya, dengan bersikap baik selayaknya seorang isteri yang harus berbakti pada suaminya. Ya walaupun aku belum pernah mendapatkan timbal balik dari Mas Lio atas segala upayaku ini, tapi aku tetap ikhlas melakukan nya demi kebaikan pernikahan kami.Seperti malam ini, saat dia lebih memilih menghabiskan makanan yang sudah di pesan nya di banding mencicipi makanan yang susah payah aku buatkan untuk nya."Ah, mungkin apa yang aku hidangkan tidak sesuai dengan selera nya, aku bisa mencoba menu lain untuk besok dan seterusnya" fitur prasangka baik dalam diriku kembali aku aktifkan demi menjaga hati dari rasa sakit nya. Memperbes