Share

Bab 30

Author: Lusia Sudarti
last update Last Updated: 2024-09-18 08:34:57

30. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Lauk Nasi.

Mengunjungi Makam Bang Hardi.

Penulis : Lusia Sudarti

Part 30

"Adek kangen sama Tante ...!" sahut Fandi sedikit berteriak, karena bisingnya deru kendaraan.

Lumayan lama untuk tiba di makam Bang Hardi, aku menutup wajahku dengan masker. Agar tak dikenali oleh orang-orang di desaku yang lama. Desa Kalisari ...

Bukan apa-apa aku tak ingin terlibat dengan prasangka mereka tentangku. Saat memasuki area pemakaman, hatiku terasa nyeri bagai teriris sembilu ... bagaimana tidak, disinilah aku merajut hari bahagia bersama Suamiku Bang Hardi.

Aku memarkir kendaraanku di tempat yang di sediakan. TPU Kalisari ...

"Ayo Sayang ...!" ajakku kepada kedua Anakku.

"Iya Mak ..."

Mereka melangkah mendahului aku.

Aku membawa karangan bunga yang telah aku siapkan, bunga tabur dan satu botol air kemasan.

"Udah lama ya Mak kita gak ke makam Bapak ...!" ucap Kurnia sembari melangkah.

"Iya, ya Dek ... udah hampir dua tahun kita gak kesini .. !" sahut Fandi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 31

    31. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Om Indra Bilang, Mau Jadi Bapak Adek Mak ... Penulis : Lusia Sudarti Part 31Seketika semua terdiam mendengar pertanyaanku.Aku tertegun melihat sikap mereka ... 'Ada apa?" gumamku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀 "Ayo turun Sayang, kita sudah sampai ...!" aku menyentuh pundak Kurnia yang sepertinya sedang melamun.Ia terkejut disaat pundaknya kutepuk perlahan, seketika ia mendongak menatapku. "Eh ... iya Mak!" ujarnya sambil nyengir lalu turun dari kendaraan. Fandi sudah turun lebih dulu, motor kuparkir di teras samping dan aku segera membuka pintu depan yang dijadikan warung nasi. "Mak, menyenangkan ya kita jalan-jalan-nya ... tapi Adek capek," ujarnya sambil menjatuhkan tubuh di kursi ruang tamu. Aku membuka tirai warung serta membuka tirai jendela. Hari ini aku membuka warung sedikit petang! Karena aku akan buka hingga pukul 10 malam nanti. Aku di bantu satu orang pekerja yang khusus malam senin masuknya. "Assalamualaikum Mbak ...!" ucapan salam da

    Last Updated : 2024-09-19
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 32

    32. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Memberi Hadiah Untuk Bude Sinta. Penulis : Lusia Sudarti Part 32Seketika kedua netranya membola sempurna dengan mulut ternganga ... "Ka-kaamuu ..." "Iya Bude, ini saya ...!" jawabku sembari mengulas senyum untuknya.Ia menatapku dengan tatapan sinis dan memindaiku dari rambut hingga ujung kaki. "Wah ... ternyata kamu ada di sini! Ck, ck, ck, kasihan sekali sih hidup kamu Num! Tapi tunggu dulu, penampilan kamu berubah ya sekarang!" ucapnya dengan nada penuh cemooh. Aku hanya menanggapinya dengan santai. "Saya gak berubah bude!" jawabku santai. "Ini Ibu pesanan-nya ...!" Murti membawa satu piring nasi beserta lauk pauk dan juga minuman pesanan dari Bude Sinta. "Iya Mbak, bawa ke ujung sana aja ...!" jawab Bude Sinta sembari menunjuk meja yang berada di pojokan. "Baik Ibu ...!" ujar Murti sambil melangkah. Bude Sinta melangkah dengan angkuh menuju meja yang dipilihnya. Aku hanya tersenyum dalam hati, seandainya dia tahu, warung ini

    Last Updated : 2024-09-20
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 33

    33. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Bertemu Indra Kembali. Penulis : Lusia Sudarti Part 33Adit melangkah masuk mencari tempat duduk, tatapan-nya tertuju kearahku, ia sedikit terkejut melihatku. "Mbak ... kirain lagi jalan-jalan, hehehe." 🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Adzan ashar berkumandang dengan merdu mendayu, membuat siapapun yang mendengarnya merasakan kesejukan dan kedamaian, seperti yang aku rasakan saat ini. Aku segera beranjak mengambil wudhu mensucikan diri sebelum menunaikan ibadah sholat ashar. Aku dan Mbak Murti melayani pelanggan hingga pukul 22;00. "Mbak Murti nginep aja, besok pagi baru pulang, gimana ...!" tanyaku sambil memberikan u4ng gajinya sebesar Rp150 ribu, sekalian bonusnya, karena malam ini pembeli di warungku sangat ramai dan semua ludes tak bersisa. "Lho Mbak, kok banyak banget uangnya?" tanya-nya sembari mengeringkan tangan dengan lap bersih sehabis mencuci peralatan kotor. "Alhamdulillah Mbak, warungnya ramai sekali malam ini, dan itu sekalian bonus unt

    Last Updated : 2024-09-22
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 34

    34. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Bertemu Indra Di Warungku. Penulis : Lusia Sudarti Part 34Aku tertegun saat seorang lelaki berseragam TNI menghampiriku dan dia adalah ... 🥀🥀🥀🥀🥀"Num ..." "Indra ..." Kami berdua sama-sama terpaku dan berdiri saling berhadapan.Sementara pegawaiku yang lekaki terbengong melihat kami berdua. "Sebentar, aku ke toilet dulu ...!" ujar Indra berlalu tanpa menunggu jawaban dariku.Aku menatap punggungnya yang telah menjauh dari kami. "Mas, ditaruh aja di sana!" titahku. "Oh iya Bu! Maaf ... terbawa arus sungai hehehe!" jawabnya sembari terkekeh, kemudian ia bergegas menuju meja dimana Indra menaruh ranselnya. Aku hanya tersenyum simpul mendengar candaan-nya. Tiba-tiba sekujur tubuhku menegang, jantungku berdetak sedikit kencang, dan keringat dingin sebesar biji jagung membasahi wajah dan kedua tanganku.'Apa yang harus aku katakan kepada Indra ...? Oh Tuhan ... aku belum siap! Jadi aku harus bagaimana ...!" desisku dalam hati. "Lho

    Last Updated : 2024-09-23
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bqb 35

    35. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Biarlah Mengalir Seperti Apa Adanya. Penulis : Lusia Sudarti Part 35 "Ah entahlah ... terjadilah apa yang seharusnya terjadi ...," lirihku dalam hati. Aku menatap kedua Anakku yang telah menghilang di balik pintu. "Indra ... kenapa kamu begitu peduli dengan Anak-anakku? Aku tak ingin melihat mereka bersedih hati jika suatu saat kamu meninggalkan mereka! Kamu punya kehidupan sendiri dan kamu pun berhak meraih kebahagiaanmu ...!" ucapku lirih, setelah aku mampu menguasai hati dan punya keberanian. Namun aku tak mampu menatapnya. "Num ... aku bahagia dengan hidupku saat ini, dan aku bahagia dengan pilihanku! Apapun akan aku perjuangkan demi meraih kebahagiaanku," jawabnya dengan tegas dan tak bertele-tele. "Aku menagih janji yang pernah aku tulis dalam selembar surat. Aku ingin mendengar jawaban langsung darimu ...!" ucap Indra seraya meraih jemariku untuk di genggam. Aku merasakan kedamaian dan ketenangan melalui gengg

    Last Updated : 2024-09-24
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 36

    36. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Mendengar, Orang Tuanya Menolakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 36 Aku berada di rumah utamaku yang tak jauh dari warung. Acara di televisi pencarian bakat menjadi favoriteku. 🌺🌺🌺🌺🌺 Pukul 20;00, aku masih bermalas-malasan sambil nonton tv, sehabis sholat isya' aku membantu Anak-anakku mengerjakan PR dari sekolah. Kini mereka telah larut dalam mimpi sejak satu jam yang lalu ... aku merasa bosan akhirnya duduk bersantai. Di atas meja, terletak ponsel yang selalu sepi! Aku hanya telpon dan berkirim kabar dengan Bapak dan Teh Wulan saja, atau dengan pemilik peternak ayam dan pemilik kolam yang menjadi langgananku. Tingtong! Tingtong! Suara bel rumahku berbunyi. Aku beranjak dan sebelum membuka pintu, aku mengintip dari celah khusus untuk melihat siapakah yang bertamu. Nafasku seolah terhenti dan degub jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang saat mengetahui siapa yang berkunjung. Tubuhku berkeringat dingi

    Last Updated : 2024-09-25
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 37

    37. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Sering Bersedih Karena Menahan Lapar. Penulis : Lusia Sudarti Part 37Hufftt! "Aku tak bisa menuruti kehendak mereka Num ... cintaku hanya buatmu ..." 🥀🥀🥀🥀🥀🥀 Ucapan Indra masih terngiang di telingaku. Indra berjanji kepadaku untuk membujuk kedua orang tuanya. "Aku janji akan membujuk mereka demi kamu! Hiduplah bersamaku karena aku hanya mencintaimu seumur hidupku ..." Dia mengenggam jemariku begitu erat, seolah enggan untuk melepasnya. 'Ya Allah ... bantu aku untuk memilih satu dari dua pilihan ...," lirihku dalam hati.Entah mengapa, hatiku begitu berat untuk menerima kehadiran Indra. Jauh dari lubuk hatiku hanya mencintai Bang Hardi, almarhum suamiku. Meskipun kini ia telah tiada, namun cintanya masih bersemayam abadi di sudut hatiku. Aku merasa jemariku menghangat dalam genggaman-nya, lalu menjalari seluruh tubuhku. 'Baiklah aku akan mencoba membuka hatiku untuk laki-laki lain. Bismillahiirrohmanirrohiim ... aku meneri

    Last Updated : 2024-09-26
  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 38

    38. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Kedatangan Wanita Yang Mengaku Calon Istri Indra. Penulis : Lusia Sudarti Part 38"Wah ... ada yang lagi jatuh cinta nih ... pagi-pagi Mbak Bos kita udah senyum-senyum aja nih hehehe ..." Aku terkejut mendengar godaan dari Murti yang baru saja tiba sehabis mengantar kedua Anakku ke sekolah.Wajahku menghangat seketika karena malu. Tejo dan Mas Yusuf terkekeh mendengarnya. "Ah Mbak Murti bisa aja ...!" jawabku sedikit malu. "Tampan loh Mbak ... gaskeun Mbak ... takutnya direbut orang hehehe," Murti terus menggodaku, aku semakin salah tingkah dibuatnya. "Betul itu Bu ... tunggu apalagi, Mas TNI-nya juga cinta mati sama Mbaknya," timpal Yusuf. "Apa'an sih, godain terus ..." Sahut Tejo sembari menahan senyum. "Udah-udah! Ada pelanggan tuh ...!" sergah Murti disaat ada pelanggan memasuki teras. "Selamat datang di warung makan Mbak Hanum ...!" sapa Murti ramah.Aku menatap sekilas wanita yang baru saja memasuki teras warungku. 'Namun

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 86

    86. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Akhirnya Mas Indra Pulang! Penulis : Lusia Sudarti Part 86Mas Indra belum juga kembali dan hari ini tepat hari ketiga Mas Indra meninggalkan kami di villa miliknya, tak biasanya Mas Indra pergi begitu lama!🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tujuh hari berlalu begitu saja ... sementara Mas Indra belum juga kembali.Di villa kami tidak dapat berbuat banyak.Bapak melakukan serangkaian doa untuk tujuh hari Mama dan Papa. Kami semua mengenakan gamis serba hitam tanda sedang berkabung. Aku berusaha menguatkan hati dan mencoba tegar untuk semuanya.Aku hanya mampu berdoa untuk suamiku tercinta agar segera kembali dan berkumpul bersama-sama lagi. Orang-orang di sekelilingku selalu memberikan semangat kepadaku untuk tetap kuat dan tabah menghadapi semuanya. "Neng, Bapak harap Neng Hanum tetap sabar dan tabah untuk menghadapi semua cobaan ini. Kami akan selalu berada dibelakang demi memberikan semangat kepadamu. Yakinlah, akan ada pelangi setelah hujan dan habis ge

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 85

    85. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku.Mendapat Kabar Tentang Meninggalnya Kedua Mertuaku.Penulis : Lusia Sudarti Part 85"Iya Mbak! Kalau begitu saya ijin kembali bekerja," jawab Mbok Narti sembari tersenyum.🥀🥀🥀🥀🥀🥀"Baik! Saya akan segera menuju ke lokasi target, amankan lokasi!" Mas Indra sedang berbicara melalui headsetnya. "Sayang, Mas tinggal dulu ya? Pak saya ada tugas menangkap anggota pembelot. Titip keluarga saya ya Pak?" pamit Mas Indra kepada kami. Disaat kami sedang bersantai diruang tamu, setelah sarapan pagi. Bapak mengangguk. "Iya Nak, hati-hati selalu ya?" jawabnya. Mas Indra mengangguk, aku mencium punggung tangannya, kemudian keningku di kecupnya lembut. Mas Indra pun mencium punggung tangan Bapak dengan takzim. 'Ya Allah, selamatkan suamiku dimanapun berada! Amiiinn," gumamku pelan. "Pak, jika Bapak merasa bosan. Jalan-jalan Pak, di kebun belakang banyak terdapat pohon buah-buahan lho Pak!" kataku kepada Bapak yang nampak sedikit gelisah. "Iya Ne

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 84

    84. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Aku Tak Ingin Menyakiti Mu Lagi Mas. Penulis : Lusia Sudarti Aku mendengarkan cerita Mas Indra dengan seksama, sementara fikiranku melanglang buana dan membayangkan perbuatan tak terpuji yang Ratna lakukan. Part 84🥀🥀🥀🥀🥀"Sebetulnya, saat Mas Indra koma, Ratna pernah mengancam Hanum. Saat itu, berada di mushola rumah sakit." Mas Indra masih memelukku, aku berada di pangkuannya. "Oh iya ... benarkah?" tanya Mas Indra. "Iya, namun saat itu tak aku hiraukan semua kata-kata pedas yang terlontar darinya. Karena bagiku saat itu yang paling penting adalah Mas Indra," jawabku pelan. "Yah, Mas tahu bagaimana Adek." "Rupanya, Ratna selama ini merasa sakit hati terhadap Mas dan akhirnya dia membelot. Kemudian bekerja sama dengan pemberontak." "Hanum tahu tentang itu. Makanya Mas di pindahkan ke ruang rahasia." "Sekarang ini, tim pasukan inteligen sedang menyebar mata-mata untuk menangkap anggota yang melarikan diri! Jika Mas menghilang, i

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 83

    83. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Mas Indra Menghilang Lagi, Demi Sebuah Tugas. Penulis : Lusia Sudarti Part 83Kami berdua akhirnya tertidur dengan lelap di bawah selimut di atas pembaringan.🥀🥀🥀🥀🥀Allahu akbar! Allahu Akbar ...! Aku terjaga saat mendengar adzan subuh berkumandang dari kejauhan. Terdengar sayup-sayup terbawa angin.Tanganku menggapai sisi kiri pembaringan, namun aku tak menemukan siapapun disana. Hanya bantal guling berada di tengahnya. Segera aku beringsut bangun dan mencari-cari keberadaan Mas Indra di sekitar kamar. Tetapi tak ada siapa-siapa. "Mas ..." Aku memanggilnya sembari menurunkan kedua kaki ke atas lantai dan menyibak selimut yang membalut tubuhku. "Astaga ... ternyata aku belum memakai pakaianku," gumamku pelan. Gegas aku meraih handuk yang tergantung di tempatnya.Segera aku menuju ke kamar mandi untuk memversihkan tubuhku, lalu mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh. Dalam sujudku, aku berdoa agar diberikan kesehatan da

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 82

    82. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Terpaksa Mengungsi Karena darurat. Penulis : Lusia Sudarti Part 82"Selamat datang Mbak, Bapak dan Adik-adik. Saya Mbok Narti yang menjaga villa Mas Indra."🥀🥀🥀🥀🥀Mbok Narti menyambut kami dengan hangat dan menjamu kami dengan makanan lezat. Selepas makan malam, kami berbincang sebentar di ruang keluarga. Sementara Mbok Narti menyiapkan minuman hangat dan beberapa macam cemilan untuk menemani berbincang. "Jadi, bagaimana keadaan rumah, Nak Indra?" tanya Bapak sedikit khawatir. "Bapak dan Teteh tenang saja, saya sudah memperketat keamanan untuk menjaga rumah dengan pasukan khusus," jawab Mas Indra. Kami tertegun mendengar ucapan Mas Indra. "Bagaimana dengan warung Hanum dan Bapak Mas? Kok jadi rumit begini ya?" ucapku. "Sabar Sayang! Percayalah, ini semua tak akan berlangsung lama!" kata Mas Indra menenangkan hatiku. Kami bercerita hingga larut malam. Becanda bersama kedua Anakku, juga Mbok Narti. Fandi dan Kurnia becanda bersam

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 81

    81. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Penulis : Lusia Sudarti Part 81Aku, Bapak dan Teh Wulan tersenyum bahagia. 🥀🥀🥀🥀🥀 Kami melakukan perjalanan ke makam Bang Hardi. Bapak dan Teh Wulan pun demikian. "Ayah, habis ziarah kita jalan-jalan kemana?" tanya Fandi saat sedang dalam perjalanan. "Abang, jangan ganggu Ayah yang sedang mengemudi ya?" ujar Hanum sambil mengusap kepala Fandi dengan lembut. "Enggak apa-apa kok. Kita jalan-jalan kemana ya ..." Mas Indra pura-pura sedang berfikir. " ke pantai ... setuju?" sambungnya setelah terdiam beberapa saat. "Setuju ..." Kurnia dan Fandi menjawab serentak.Bapak, Teh Wulan dan aku hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum. "Tetapi pantai lumayan jauh Nak Indra! Sebaiknya di tunda dulu ke pantainya. Bapak khawatir sama kesehatan Nak Ibdra yang baru saja pulih!" sahut Bapak. "Iya Mas, kita cari tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh!" imbuhku. Mas Indra tersenyum. "Enggak apa-apa kok Pak! Indra ingin membahagiakan kalia

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 80

    80. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Secarik Kertas Pesan Dari Mas Indra Penulis: Lusia Sudarti Part 80"Bagus juga tuh saran Bapak Sayang. Agar Adek enggak capek, apalagi jika perut Adek membesar, tentu sangat kerepotan bukan?" imbuh Mas Indra. Aku mempertimbangkan saran mereka berdua. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀"Abang kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa?" tanya Mama mertuaku. "Abang cita-citanya mau jadi tentara seperti Ayah, Opa!" jawab Fandi. "Oh ya ... apa Abang enggak takut kena tembak?" "Enggak takut Opa! Abang ingin melindungi negara seperti Ayah!" Fandi menjawab dengan semangat. Teh Wulan tersenyum. "Bagus Bang, menjadi tentara memang mulia." Mama mertuaku menambahkan. "Tapi jangan lupa ya Sayang, pendidikan itu lebih penting. Ayah ingin kamu menjadi tentara yang pintar." Aku tersenyum bahagia mempunyai keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan. "Tentara yang pintar dan tampan seperti Ayah!" Mas Indra menambahkan, dan membuat kami semua tertawa mendengarnya.

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 79

    79. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Malam Yang Di Nanti. Penulis : Lusia Sudarti Part 79Aku menutup mulut karena terkejut.Sedangkan Mas Indra kembali berdiri dan pura-pura membaca slip gaji untuk pegawaiku.🥀🥀🥀🥀🥀🥀Aku merasa wajahku memanas menatap Mas Indra dengan mata terbelalak. "Mas Indra jangan begini dong. Aku kan jadi malu!" ucapku dengan menyembunyikan senyum bahagia dihatiku. "Kenapa memangnya Sayang, heemm! Mas telah begitu lama menantikan malam ini!" katanya sembari tersenyum nakal. Aku merasakan bulu romaku meremang mendengar ucapan dan melihat ekspresi Mas Indra yang menggodaku. "Heemm mulai deh nakalnya ya?" sungutku sembari mencubit hidungnya yang mancung. Tanganku di raih Mas Indra ketika hendak menyentuh hidungnya. "Mas sangat merindukan kamu Sayang!" Mas Indra menatap lekat kearah kedua bola mataku, tatapan syahdu yang juga selama ini aku rindukan. Malam syahdu membuatku larut dalam suasana yang indah yang dinantikan oleh setiap pasangan. "Seh

  • Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku   Bab 78

    78. Setengah Kilo Nasi Aking Untuk Anakku. Pujian Mas Indra Membuat Hatiku Meleleh. Penulis : Lusia Sudarti Part 78Aku dan Mbak Murti kembali meneruskan memasak hingga selesai. 🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀Tujuh hari berlalu dan kondisi luka suamiku telah membaik, meskipun belum sepenuhnya mengering di bagian dalamnya. Hari ini Mas Indra akan melakukan serangkaian pemeriksaan, tim Dokter akan bertolak kerumah demi keamanan. Dihalaman depan terdengar deru mesin kendaraan yang lebih dari satu dan berhenti tepat di depan rumahku. Aku bergegas keluar dari kamar dan membuka pintu depan. "Silahkan masuk Dokter! Sudah ditunggu dikamar." "Baik Bu, terima kasih." Aku melebarkan daun pintu untuk memberi jalan pada Dokter Iqbal dan beberapa lelaki tinggi tegap berpakaian serba hitam. Aku melihat keluar halaman dan mendapati beberapa orang yang juga berpakaian hitam berjaga diluar. Aku segera menutup pintu dan masuk kedalam kamar.Diluar kamar tepatnya disisi kanan dan kiri pintu dua orang berjaga,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status