Rindu merasakan sepi yang berlarut saat membuka matanya. Beberapa jam lalu Lina, sahabatnya sudah pergi ke kita yang dia tinggalkan. Sesaat teringat akan bayangan Louis dan Mike. Dua orang pria yang gak seharusnya mengobral-antik hidupnya setelah kehancurannya ditandai oleh Tantrama, sang mantan suami. “Akh!” desah ya kesal ketika tiba-tiba bayangan-bayangan itu muncul di benaknya bergantian dan bahkan silih berganti seolah memang sengaja mengingatkannya pada kesakitan yang sekarang ini kembali terusik. “Semua pria memang brengsek!” geramnya dengan nada marah lantas bangkit dari pembaringannya. Berjalan menuju ke teras belakang di mana di sana dia menemukan sebuah kolam tenang yang tak begitu dalam. Dalam kekalutannya Rinduntiba-tiba melompat begitu saja masuk ke dalam kolam itu. Terlihat begitu lama tubuhnya nggak muncul kembali dan sekalinya muncul tubuhnya mengapung dalam posisi tengkurap. Di luar sana terdengar suara gaduh seseorang yang berbincang dengan seseorang. “K
Rindu mengapa tak Praha saat membaca dan melihat berita yang saat ini sedang menjadi trending topik itu. Rasanya dia sangat susah ejekan salivanya. Tak menyangka bahkan sama sekali tak pernah terpikir dalam benaknya Mike, laki-laki yang indah bisa membuka hatinya akan tega melakukan itu. Terhenyak saat mendengar panggilan di telpon genggamnya berdering berkali-kali bahkan seolah tak berhenti. Terlihat nomor berbeda-beda masuk ke dalam ponselnya. Sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah semua panggilan dari orang-Itang yang dikenalnya. Kolega dan seluruh manusia yang masih peduli dengan dirinya. Wanita dewasa itu memejamkan matanya degan linangan air mata yang sudah menetes dengan atasnya. Bagaimana tidak? Terlihat sangat jelas bahwa perusahaannya sekarang sudah pindah kepemimpinan. Bahkan ada andil dari laki-laki hamba angkat dikenalnya. Sampai detik ini tak ada sedikitpun niat pria itu untuk mengabari atau sekedar mencari dirinya. Bahkan Rindu juga tak mendengar kabar pria
Mata Rindu melebar saat melihat sosok itu sudah duduk di sofa ruang tamu villa milik Luna. Rasa tak percaya kini menaungi hati wanita dewasa itu. “Louis! Panggilan tajam itu membuat sosok tampan berwajah bule itu segera mendongak. Melipat ponsel genggamnya dan menyimpannya di salam saku. Akhirnya aku menemukanmu.” Itu ucapan Louis, sosok laki-laki yang datang di sore hari itu. “Da-dari mana kamu tahu tentang aku di sini.” Louis sama sekali tak menerbitkan senyum. Pria itu bangkit dan mendekat ke arah Rindu. “Itu tidak penting. Sekarang kemasi barangmu yang penting. Kita pergi sari sini!” Rindu mengernyitkan keningnya dan menatap wajah Louis dengan tatapan tanda tanya. “Luna itu tidak baik untukmu, Rindu. Dia itu musuh dalam selimut. Menusuk kamu dari belakang.” “Hei! Kamu kenal Luna?” Ada anggukan yang membuat Rindu terkejut. Padahal itu merupakan jawaban dari Rindu sendiri. “Aku mengenalnya lebih dulu daripada kamu. Dia teman sedari kecilku dan sifatnya dari dulu memang
Mata Rindu menatap tajam tak berkedip saat melihat sosok Luna makan siang bersama dengan pria yang gak lain Abraham.Sepertinya wanita dewasa itu belum sama sekali menyadari kehadirannya.“Congratultain, Honey. Kamu sukses.” Luna menyuapkan sesuatu makanan ke dalam bibir mungilnya. Kepalanya menggeleng pelan sambil mengerucutkan bibir itu.“Akh rasa nggak seperti itu, Tuan Abraham. Mungkin kita bisa menundukkan Mike tapi tidak dengan Louis. Aku percaya kalau casaanova itu akan berbuat lebih jahat daripada perbuatan kita. Faktanya perusahaan itu dibeli oleh pria mafia itu.”Dug!Jantung Rindu menggelepar seketika manakala mendengar apa yang dikatakan oleh Luna.“Luna. Aku tak menyangka kamu berbuat seperti ini. Setega itu kamu padaku, sahabat yang sudah menganggap kamu segalanya, tapi kenapa kamu berbuat maksiat begini padaku?”Kedua tangan Rindu mengepal kuat dengan tetesan air mata yang jatuh ke pipi tirusnya. Bahkan belum usai penderitaannya kini sudah diberi lagi musibah yang lai
"Tanda tangani dan silakan hadir di persidangan yang sudah dijadwalkan." Mata pria itu hanya menatap lurus dengan ekspresi datar ke arah wanita cantik bernama Rindu Saraswati itu.Tidak terkejut sama sekali dengan apa yang disodorkan oleh wanita itu. Lalu Tantrama mengambil pena dan menggoreskan pada tempat yang seharusnya."Sudah puaskah kamu dengan apa yang saat ini kamu dapatkan?" Rindu hanya menerbitkan senyum yang sebelumnya dia kulum lembut. Lantas wanita dewasa itu dengan wajah yang biasa saja mengangguk."Bukankah ini yang memang kamu inginkan, Mas? Perceraian denganku karena kamu sudah menyimpan dia selama sekali. Sayangnya aku baru mengetahui sekarang. Tapi jangan khawatir. Belum terlambat buat kalian untuk mendapatkan anak. Karena usia pelakor itu masih sangat muda. Aku nggak menyangka kalau kamu pecinta daun muda, Mas."Ada kemarahan yang seketika merebak di hati Tantrama. Laki-laki itu menatap dengan tajam ke arah Rindu yang saat ini masih sah menjadi istrinya.Pernikahan
"Jadi benar yang dikatakan oleh Rindu bahwa kalian bercerai gara-gara selertaris kamu yang binal itu! Tidak cukupkah aku saja yang kamu jadikan pelampiasan, Tantrama!"Wajahnya terlihat memerah dan menegang. Rahangnya tampak mengeras hingga ototnya terlihat sangat jelas membuat sosok Sahira semakin menatap wajah tampan itu.Tak ada rasa takut sedikitpun saat melihat sosok tampan itu murka dan marah. Rasanya Sahira sudah kehilangan akal sejatinya. Kewarasannya sudah sirna melihat mantan adik iparnya tersebut sekarang sudah berstatus duren itu. Duda keren yang sudah dia incar sebelum bercerai dengan adik kandungnya, Rindu. Bahkan Sahira rela melepas Raja Katarajasa, suaminya demi mengejar dan mendapatkan sosok Tantrama yang memang mempesona dan memikat setiap kaum hawa."Jaga bicaramu, Sahira. Apa yang kamu katakan itu tidak benar. Aku bukan tipe laki-laki yang seperti yang kamu sebutkan." Sahira terkejut menatap wajah Tantrama."Apa kamu bilang! Jadi selama ini apa yang kamu lakukan it
“Siapa pria itu? Berani sekali menggantikan posisiku dengan dari pengawal dan asisten pribadi.”“Namanya Duke, Pak. Kurang tahu nama kepanjangannya. Karena Bu Tindu hanya menyebutkan nama panggilannya saja.”Ada helaan napas panjang yang terdengar dari soso Tantrama. Jelas kecemburuan itu terlihat dari wajah tampannya.“Baru sehari bercerai sudah mendapatkan pria baru. Begitu aku yang dituduh berselingkuh!” Dengan geram Tantrama berucap entah pada siapa. Yang jelas saat ini yangbada di ruangannya adalah sosok pria hang usianya tidak jauh dari dirinya.“Henry! Tetap awasi dan laporkan semua aktivitas di kantor itu terutama BU Rinfu dan pria baru itu!”Ada anggukan untuk menjawab perintah dari Tantrama. Laki-laki bernama Henry itu menunduk patuh.“Kamu boleh pergi!” Perintah itupun kembali dilaksanakan oleh Henry yang seketika itu berjalan keluar dari ruangan itu.Henry sempat terkejut saat melihat Sasti, sang sekertaris sudah berada di balik pintu.“Nona Sasti,” lirih Henry saat menat
"Dok."Dokter itu hanya menatap wajah Dike dengan tatapan sendiri. Bahkan ketika Duke serius untuk mendengarkan apa pun yang akan dikatakan dokter tersebut, pria tampan itu berjalan menuju ke arah ruangan kerjanya."Tak ada harapan lagi sebenarnya. Namun semnagat Nyonya Rindu yang membuat tubuhnya masih kuat bertahan sampai detik ini. Maka dari itu dia memutuskan untuk fokus pada dunianya sendiri karena tidak menginginkan semua orang yang ada di sekitarnya terluka."Duke menahan napas ketika dikter tampan itu menjelaskan semua yang terjadi pada Rindu. "Bahkan sampai mengorbankan pernikahannya yang memang sudah tak seumur jagung lagi. Bersyukur mereka belum mempunyai keturunan karena ini akan sangat menyakitkan Nyonya Rindu kalau sempat mengandung. Namun hal itulah yang memicu rumah tangga mereka berantakan. Berbarengan dengan semua moment ini, Nyonya Rindu memilih bercerai."Duke hapal betul dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Lucas. "Saya tahu itu, Dok. Apa tidak ada tindakan khu