Deon terkejut, Mark? Bukankah dia adalah orang yang Luna suruh untuk menagih utangnya?"Hehe! Tukang pijat nomor tiga memang yang terbaik! Dia mengalahkan orang top dari klub lainnya!"Begitu Mark melihat Quina, matanya langsung berbinar. "Sial! Berikan padaku, aku bisa bermain selama setahun!"Saat Deon mendengar ini, wajahnya terkulai dan dia berdiri."Pak, mereka tukang pijat di sini, bukan wanita penjual diri. Kamu datang ke tempat yang salah!""Heh, cuma menggunakan nama baik sebagai kedok, 'kan? Bukankah kalian juga menjual diri?"Lubang hidung orang itu mengarah ke atas.Deon hendak marah, tetapi Quina langsung menghentikannya dan berkata."Deon, nggak apa-apa! Paling-paling aku cuma harus melayani Tuan Mark. Jangan sampai memulai konflik dengan anggota Keluarga Saputra!""Orang biasa seperti kami nggak boleh menyinggung perasaan orang-orang dari Empat Klan Bela Diri Terbesar!"Mark berkata sambil tersenyum sombong, "Cukup jeli juga. Cepat datang ke kamarku!"Quina tidak punya p
"Hahahaha! Aku akan mati? Aku nggak tuli, 'kan? Cuma kamu?"Mark tertawa terbahak-bahak dan berkata."Tahukah kamu mengancam Empat Klan Bela Diri Terbesar sama saja dengan mencari mati!?"Dimas dan Quina sangat ketakutan hingga tubuh mereka menggigil hebat."Deon, jangan main-main! Orang-orang dari Empat Klan Bela Diri Terbesar bukanlah sesuatu yang bisa disaingi oleh kita sebagai orang biasa ....""Francis, bunuh dia dan aku akan mentraktirmu makan malam di lain hari!"Mark telah memberi perintah dan seorang Master Bela Diri langsung muncul. Dia mengangkat telapak tangannya dan hendak menghancurkan kepala Deon.Di mata orang-orang seperti mereka, nyawa orang biasa tidak ada artinya.Semua orang langsung berteriak seolah telah melihat kepala Deon terbelah seperti semangka.Akan tetapi, tangan besar lawan terhenti di udara dalam sekejap tanpa bergerak.Deon memegang pergelangan tangan lawannya dengan satu tangan. Tidak peduli seberapa keras lawannya meronta, dia tetap tidak bergerak seb
"Aku akan segera bawa bawahanku ke sana!"Randy perlahan menutup telepon di vila besarnya dan memberi tahu bawahannya."Periksa informasi tentang seorang pria bernama Deon.""Tuan Muda, Deon berusia 25 tahun. Dia telah bertugas di Provinsi Xino selama tujuh tahun, pendidikan terakhir SMA dan sekarang menjadi pemimpin tim departemen penjualan Grup Lixon.""Ternyata cuma preman kecil!"Randy duduk di singgasana dan mencibir."Sepertinya Empat Klan Bela Diri Terbesar terlalu lama bersikap rendah hati! Beberapa orang sudah nggak menghormati kita!""Malam ini kita kehilangan lima Master Bela Diri, jadi aku akan membalasnya dengan lima ribu nyawa!"Bawahannya langsung berkata, "Oh iya, Tuan Muda, belakangan ini aku menerima seorang ibu dan anak perempuan. Sepertinya mereka punya dendam terhadap Deon itu.""Panggil mereka ke sini!"Beberapa menit kemudian, Cindy yang mengenakan pakaian compang-camping dan Camila yang hidung serta wajahnya memar dibawa ke lobi dengan rantai.Sejak Carlos terbu
Pada saat yang sama.Suzie juga menerima laporan dari Paman Yoshi kalau lima Master Bela Diri dari Keluarga Saputra tewas di Klub Galaksi di sekitar."Siapa yang begitu bernyali besar sampai berani membunuh anggota dari Empat Klan Bela Diri Terbesar?"Suzie tidak percaya.Paman Yoshi berkata pelan, "Nona, orang itu adalah Deon.""Deon lagi? Kenapa dia terus menimbulkan masalah bagiku! Aduh ...."Suzie merasa pusing setelah mendengar ini.Masalah antara Matilda dan Bagas belum berakhir, kini Empat Klan Bela Diri Terbesar telah terlibat.Akan tetapi justru karena sifat Deon yang tak kenal takut, Suzie jatuh cinta padanya."Siapkan mobilnya! Aku akan pergi menemui tuan muda Keluarga Saputra!"Malamnya.Randy memimpin Master Bela Diri dan mendekati komunitas Komplek Pantai Mas dengan megah.Ternyata komunitas ini dilindungi Dylan.Dia buru-buru membawa para bawahan dan menghalangi dengan panik."Tuan Randy, aku Dylan, penguasa bawah tanah Kota Sielo. Tolong beri aku muka, kamu nggak boleh
"Plak!"Begitu kata-kata itu terlontarkan, Suzie menampar wajah Randy."Tuan Randy, jangan lupa. Aku Suzie dari Keluarga Yale di ibu kota provinsi, bukan wanita dari klub!"Suzie berkata dengan wajah ketus."Kamu harus membayar harganya karena menyentuhku!"Setelah mengatakan itu, Suzie mengangkat dagunya dengan angkuh dan turun dari mobil.Detik berikutnya, Mark menjambak rambutnya dan melemparkannya kembali ke ujung lain mobil."Sial! Beraninya kamu bersikap begitu sombong di hadapanku!?""Jangan lupa, ini bukan ibu kota provinsi, ini Kota Sielo! Nggak peduli betapa hebatnya keluargamu, mereka cuma lebih kuat dari para pengecut setempat!""Sopir, jalankan mobil! Singkirkan orang-orang di belakang ini!"Randy memberi perintah dan mobil sport Pagani yang baru langsung meninggalkan pengawal Keluarga Yale hingga mereka tidak sempat melihat asap knalpot."Suzie, biar kuberitahu. Sekarang cuma ada satu cara yang bisa kamu lakukan, yaitu ikut denganku!"Randy tertawa jahat.Rambut Suzie lan
Saat Master Bela Diri dari Keluarga Saputra melihat adegan ini, raut wajah mereka membeku."Paman Luke!"Beberapa orang berlari untuk memeriksa luka pria tua itu dan menemukan tubuhnya telah terbelah menjadi dua."Master Energi Dalam tewas ditampar!"Semua orang langsung marah.Paman Yoshi bahkan lebih terkejut lagi."Tangan yang gesit, begitu cepat bahkan mata telanjang pun tidak bisa menangkapnya!"Hanya Cindy dan Camila yang tidak bisa melihat situasi dengan jelas. Saat melihat Deon, mereka langsung menunjuk dan memakinya."Deon! Dasar algojo busuk yang cuma bisa mengandalkan wanita!""Apakah kamu kira bisa duduk tenang setelah menjadi orang kaya dan terkenal?""Biar kuberitahu kamu, Suzie telah ditangkap oleh Tuan Randy. Apa yang menantinya adalah penghinaan tanpa akhir!""Haha, tapi seharusnya kamu senang. Kekasihmu telah selingkuh dengan Randy sang tuan muda dari Empat Klan Bela Diri Terbesar. Ini adalah kehormatanmu!"Saat Deon mendengar ini, pembuluh darah muncul di dahinya dan
Wajah Suzie langsung memucat dan amarah terpancar di matanya."Randy! Mimpi! Sekalipun aku mati, aku nggak akan mengampuni kalian sekumpulan sampah ini!"Setelah itu, Suzie menjatuhkan seseorang di tempat dan berlari ke belakang pintu.Randy menjilat lidahnya dan berkata."Haha! Apa kamu kira bisa keluar dari Gunung Warden? Naif sekali! Kejar! Siapa pun yang bisa menangkap Suzie lebih dulu bisa mendapatkan giliran pertama untuk menikmati wanita ini dan akan diberikan tambahan 1 miliar!"Godaan wanita cantik dan uang langsung membuat sekelompok orang bergegas maju dengan liar.Randy mencibir."Seharusnya saat ini bocah bernama Deon itu sudah ditangani, 'kan? Telepon dan tanyakan!"Akan tetapi, para Master Bela Diri dari Keluarga Saputra tidak menjawab.Randy terkejut. "Apa yang sedang dilakukan para idiot ini? Sekarang pun nggak bisa ditelepon!"Randy memutuskan untuk mengutus satu orang untuk melihat apa yang terjadi terlebih dahulu, tetapi dia tidak akan pernah mengira sekelompok oran
Bahkan mustahil orang seperti itu ada di Provinsi Hollow.Setelah terkejut sesaat, Randy menjadi tenang seperti biasanya dan berkata sambil tersenyum."Sepertinya kakimu bagus dan kemampuanmu untuk melarikan diri adalah salah satu yang terbaik. Kamu benar-benar bisa lolos dari pandangan 20 Master Bela Diri dan pasti sudah pakai sebagian besar keberuntunganmu!"Tentu saja, mustahil bagi Randy untuk berpikir bahwa 20 orang ini dibunuh oleh Deon.Satu-satunya kemungkinan adalah Deon melarikan diri dari tempat kejadian dan berhasil datang ke Bar Suaka Biru untuk menyelamatkan Suzie.Deon mengangkat bahu dan berkata, "Terserah kamu. Bu Suzie, kamu pergilah dulu dan aku akan menangani semuanya di sini."Suzie mengerucutkan bibirnya dan berkata."Harus pergi bersama! Deon, orang ini adalah anggota Keluarga Saputra, salah satu dari Empat Klan Bela Diri Terbesar! Mereka bukan hanya orang biasa. Kalau kamu tetap di sini dan melawan, kamu pasti akan menderita!""Hari ini nggak seorang pun dari ka
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco