Mereka malah tidak menemukan ponsel dalam saku Deon dalam kondisi panggilan tersambung!Deon tidak melawan dan dibawa oleh mereka ke Biro Penegak Hukum!"Geledah tubuhnya!"Sebelum masuk Biro Penegak Hukum, petugas Tim Penegak Hukum menggeledah tubuh Deon dan mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya.Dia membuka ponsel, lalu ekspresinya berubah drastis saat melihat riwayat panggilan pada tampilan layar yang terkunci."Sialan, ternyata kamu berani banyak tingkah!"Petugas yang melakukan penggeledahan sangat marah dan mengangkat telapak tangannya."Kalau kamu berani memukulku, aku biar kamu tumbang di depan pintu Biro Penegak Hukum."Tatapan Deon sangat dingin, bahkan membuat sekujur tubuh petugas muda penegak hukum itu mematung!"Fendi, jangan memperbesar masalah! Tiba di dalam, dia bakal sengsara."Seorang petugas penegak hukum yang agak senior di sampingnya membentak!Fendi menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong Deon masuk Biro Penegak Hukum.Deon dibawa masuk ke ruangan interogasi
Saat melihat ekspresi pria itu begitu tegas, Fendi mengeluarkan ponsel dengan terkejut, lalu menghubungi ayahnya.Namun, ponselnya ayahnya selalu berada dalam kondisi sibuk.Ekspresi Fendi berubah menjadi sangat muram,"Mustahil! Ayahku adalah kepala penegak hukum tingkat provinsi! Siapa yang dapat mengganggunya secara senyap-senyap?"Dia memaksa dirinya untuk berbicara. Tangannya yang bergetar dan pernapasan yang cemas telah membongkar rasa gelisah dalam hatinya.Dia tidak berhenti menelepon orang yang berhubungan sama ayahnya, tetapi semuanya tidak bisa terhubung!"Nggak perlu mencobanya lagi! Biar aku kasih tahu kamu saja, pada 10 menit yang lalu, ayahmu sudah dikhianati!""Berdasarkan penyelidikan, dia punya ribuan properti di dalam provinsi dan korupsi sebanyak lebih dari 20 triliun! Perkiraan konservatif, dia bakal menghadapi hukuman penjara seumur hidup!"Pria paruh baya itu berkata dengan nada dingin.Sontak, Fendi terduduk lemas di lantai."Bagaimana bisa ... bagaimana bisa ..
Habis bicara, Deon berjalan ke arah luar tanpa melirik Fendi sekali pun.Fendi telah sepenuhnya kehilangan kemampuan untuk berpikir. Dia melihat kepergian Deon dengan ekspresi bengong."Oh, ya, potong saja tangannya yang telah menyentuhku barusan tadi."Terdengar suara Deon dari luar ruangan interogasi.Fendi kehilangan tenaga dan tatapannya kosong."Kenapa kamu tahu aku berada di sini?"Deon menoleh ke arah Sohir, lalu bertanya.Dia tidak berbohong. Dia benar-benar tidak kenal Sohir."Raja Gangster, saat Anda bertelepon sama Murray, kebetulan aku berada di sisinya. Aku pribadi yang mengajukan untuk menyelesaikan masalah kecil ini untuk Anda, semoga Anda jangan menyalahkan Murray."Sohir bergegas menjelaskan dan menyunggingkan senyuman paksa.Deon mengangguk.Saat dibawa oleh Fendi, dia memang sedang bertelepon sama Murray."Apa kamu ada permintaan?"Deon bertanya secara langsung. Di kedudukan seperti Sohir, jika bukan karena ada permintaan, tidak mungkin begitu rendah diri."Raja Gang
Dalam pencarian dengan segala cara, dengan segera Sohir menemukan jejak Luna!"Raja Gangster, keberadaan Nona Luna sudah ditemukan! Dia berada di dalam pabrik terbengkalai di pinggiran utara kota!"Sohir membawa tim secara pribadi untuk melakukan aksi penyelamatan, serta melakukan laporan pada Deon melalui telepon."Bagus, bagus, bagus!"Deon menjawab secara berturut-turut, membuat hari Sohir sangat kegirangan."Panggil aku Tuan Deon saja!"Respons ini berarti Deon telah mengakui kemampuan Sohir."Baik, Tuan Deon! Kami mengerahkan 300 anggota dan bakal tiba di lokasi dalam waktu 10 menit. Kekuatan ini cukup untuk mengepung pabrik terbengkalai itu dengan ketat!"Sohir berkata dengan antusias."Setelah tiba di lokasi, kalian lakukan pengontrolan dulu. Tunggu aku tiba baru beraksi!"Deon memberi arahan, lalu bergegas menuju lokasi.Dengan segera, Sohir membawa tim ke sana.Tiga ratus petugas membentuk lingkaran dan mengepung pabrik terbengkalai ini dengan ketat.Di dalam pabrik terbengkal
"Diam! Siapa kamu?"Pria berseragam hitam membentak. Dia menekan belati di genggamannya makin kuat pada leher Luna. Kulit yang lembut tergores dan mengalirkan butiran darah."Tenang! Aku rela menggantikan diri dengan sandera di tanganmu! Aku adalah kepala Komisi Pengawas Provinsi! Kalau kamu mau melarikan diri, bukannya lebih baik menyanderaku?"Sohir segera menghentikan langkah dan berteriak.Pria berseragam hitam itu menatap Sohir dengan ragu-ragu, lalu menyipitkan kedua mata."Bagaimana cara kamu membuktikan identitasmu?"Sohir mengeluarkan kartu identitas dari saku dirinya, lalu melemparkannya ke arah pria berseragam hitam itu.Pria berseragam hitam itu melihat dengan cermat."Kamu sebagai kepala Komisi Pengawas Provinsi, kenapa rela menggantikan dirimu sebagai sandera?"Pria berseragam hitam itu bertanya dengan suara kecil."Ini bukan hal yang perlu kamu pertimbangkan. Kamu hanya perlu mempertimbangkan apa mau menggantinya. Aku mesti beri tahu kamu bahwa sekarang kamu sudah dikepu
Deon menatap lubang berdarah pada dada Sohir dan segera menyimpulkan bahwa dirinya terlambat atas semua kejadian ini."Apa kamu pernah berlatih?"Deon bertanya dengan agak kaget."Aku pernah melatih bertarung dalam periode waktu tertentu. Sayangnya, keterampilanku belum cukup baik, jadi bukan lawan pelaku."Pernapasan Sohir sangat cemas dan mulutnya terus mengalirkan darah. Ekspresinya juga pucat pasi."Kamu sebagai kepala Komisi Pengawas Provinsi, apa perlu mempertaruhkan nyawamu sendiri?"Deon tidak sangka, demi menyumbangkan kebaikan diri, ternyata Sohir dapat melakukannya sampai langkah ini."Aku nggak mau melewati kesempatan kali ini. Hanya saja, sayang banget, aku bakal segera mati ...."Sohir telah merasa tidak berdaya. Saat ini, dia bisa mencium aroma tanah.Tanda ini seolah-olah dirinya akan mati terkubur tidak lama lagi.Bagaimanapun, belati itu telah menembus jantungnya!"Hehe, kamu bakal sulit untuk mati di depanku!"Deon membungkukkan pinggang dan mencabut belati di dada S
Deon mengejar ke arah Luna, tetapi di bawah serangan Pak Wunar, Deon perlu mengelak, sehingga tidak dapat meningkatkan kecepatan. Dia hanya bisa berusaha mengejar, agar tidak ketinggalan.Pada saat yang sama, dia juga tidak dapat menyisihkan energi untuk melakukan serangan balik pada Pak Wunar.Dengan segera, Deon mengalami banyak luka. Banyak area tubuhnya terluka dan berdarah.Deon sudah tidak ingat dirinya mengejar sejauh apa. Dia hanya tahu bahwa suhu lingkungannya berubah menjadi makin dingin.Mereka bahkan tiba di sebuah gurun!Perlu diketahui bahwa tiada gurun di Kota Sielo!Dia bagaikan si pembual yang tak kenal lelah dan tidak pernah menyerah!Dari matahari cerah sampai bulan menghiasi langit.Akhirnya Deon berhenti mengejar.Bukan dia pasrah, melainkan ada sebuah jurang di depannya!Orang yang menyandera Luna berdiri di tepi jurang. Dia menoleh ke arah Deon di belakangnya, lalu menyunggingkan senyuman jahat.Detik berikutnya, dia melemparkan Luna di bawah jurang!"Nggak!"Mat
"Apa kamu pikir aku nggak sanggup mengejar kecepatanmu itu? Kalau bukan seperti ini, bagaimana mungkin memancing pecundang seperti kalian yang hidup bersembunyi secara sekaligus?"Suara Deon yang dingin bergema di tepi telinga Pak Tujar dan membuat sekujur tubuhnya gemetar!Dia menepuk ke sisi tubuh, tetapi meleset!Detik berikutnya, sebuah telapak tangan menembus dadanya!Kemudian apinya berkobar!Cahaya menerangi langit yang kegelapan!Pak Tujar juga bisa melihat jantung dirinya yang digenggam oleh cakar naga itu!Bam!Jantungnya hancur!Sisa lima orang lainnya melihat adegan ini, sehingga terasa merinding!Lima orang itu berlari keliaran.Api di tangan Deon padam, sedangkan dia juga menghilang.Sret!Sosok berwarna coklat muncul lagi di depan kelima orang itu!"Pasrahlah untuk meronta-ronta! Area kabut ini adalah samaranku yang nggak ada batasnya. Asalkan tempat di bawah tetesan air, aku bisa tiba dalam seketika."Di langit yang gelap ini, Deon lebih seperti seorang pembunuh dalam k