Deon mengejar ke arah Luna, tetapi di bawah serangan Pak Wunar, Deon perlu mengelak, sehingga tidak dapat meningkatkan kecepatan. Dia hanya bisa berusaha mengejar, agar tidak ketinggalan.Pada saat yang sama, dia juga tidak dapat menyisihkan energi untuk melakukan serangan balik pada Pak Wunar.Dengan segera, Deon mengalami banyak luka. Banyak area tubuhnya terluka dan berdarah.Deon sudah tidak ingat dirinya mengejar sejauh apa. Dia hanya tahu bahwa suhu lingkungannya berubah menjadi makin dingin.Mereka bahkan tiba di sebuah gurun!Perlu diketahui bahwa tiada gurun di Kota Sielo!Dia bagaikan si pembual yang tak kenal lelah dan tidak pernah menyerah!Dari matahari cerah sampai bulan menghiasi langit.Akhirnya Deon berhenti mengejar.Bukan dia pasrah, melainkan ada sebuah jurang di depannya!Orang yang menyandera Luna berdiri di tepi jurang. Dia menoleh ke arah Deon di belakangnya, lalu menyunggingkan senyuman jahat.Detik berikutnya, dia melemparkan Luna di bawah jurang!"Nggak!"Mat
"Apa kamu pikir aku nggak sanggup mengejar kecepatanmu itu? Kalau bukan seperti ini, bagaimana mungkin memancing pecundang seperti kalian yang hidup bersembunyi secara sekaligus?"Suara Deon yang dingin bergema di tepi telinga Pak Tujar dan membuat sekujur tubuhnya gemetar!Dia menepuk ke sisi tubuh, tetapi meleset!Detik berikutnya, sebuah telapak tangan menembus dadanya!Kemudian apinya berkobar!Cahaya menerangi langit yang kegelapan!Pak Tujar juga bisa melihat jantung dirinya yang digenggam oleh cakar naga itu!Bam!Jantungnya hancur!Sisa lima orang lainnya melihat adegan ini, sehingga terasa merinding!Lima orang itu berlari keliaran.Api di tangan Deon padam, sedangkan dia juga menghilang.Sret!Sosok berwarna coklat muncul lagi di depan kelima orang itu!"Pasrahlah untuk meronta-ronta! Area kabut ini adalah samaranku yang nggak ada batasnya. Asalkan tempat di bawah tetesan air, aku bisa tiba dalam seketika."Di langit yang gelap ini, Deon lebih seperti seorang pembunuh dalam k
"Ini adalah di alam liar ...."Deon baru saja melepaskan diri dari lidah Luna yang seperti ular. Dia baru saja ingin berbicara, tetapi bibirnya dicium lagi.Kemudian, kedua kaki Luna yang putih dan panjang melilit pada pinggang Deon.Kedua tangan Deon memegang erat akar paha Luna yang montok.Pakaian mereka makin berkurang.Setelah serangkaian pertempuran, Luna bersandar di pelukan Deon sambil bernapas terengah-engah."Kenapa tiba-tiba begitu bersemangat?"Deon tersenyum pahit sambil melihat pemandangan bulan di luar gua.Tadi dia memiliki semacam ilusi, seolah-olah dilahap oleh Luna.Habis bicara, Luna membalikkan badan dan menunggangi Deon lagi ....Pada saat yang sama.Xino Selatan.Di dalam sebuah laboratorium bawah tanah, seseorang yang sekujur tubuhnya ditutupi jubah hitam dan topeng wajah warna putih tersenyum menyeringai."Sungguh Raja Gangster!""Benar-benar nggak membuatku kecewa!""Tapi, beberapa petarung yang nggak becus itu hanyalah benda uji coba aku yang gagal. Lain kali
"Pak Johan, ketua direksi sudah tiba! Harap Anda sekarang bisa menuju ruang rapat, rapat direksi bakal segera dimulai!"Saat ini, sekretaris genit Johan masuk."Haha, baik!"Johan mencubit bokongnya yang montok dan berjalan dengan cepat ke luar.Julian juga menyunggingkan ekspresi antusias dan segera menyusulnya.Di dalam ruang rapat.Semua direktur Grup Lixon berkumpul bersama.Simon menempati kursi utama dan menatap semua orang.Semua orang yang ditatap olehnya pada menundukkan kepala.Meskipun jelang periode waktu ini Luna yang berkuasa di Grup Lixon, pengaruh Simon sekian banyak tahun tidak akan hilang dengan mudah."Ayah!"Johan dan Julian memasuki ruang rapat."Panggil jabatan pada jam kerja!"Simon menggelengkan kepala dengan ekspresi tidak senang,"Duduk saja!""Berkenaan dengan semua orang sudah hadir, maka rapat direksi dimulai saja. Agenda rapat direksi hari ini hanya satu, yaitu reorganisasi dewan direksi!"Begitu mengungkapkannya, langsung menimbulkan keributan dalam ruang
"Mengembalikan padamu? Apa yang Kakek berikan padamu, barulah milikmu! Kalau nggak diberikan padamu, kamu nggak bakal mungkin mendapatkannya!""Mengembalikan apa? Apa kamu benar-benar merasa Grup Lixon adalah milikmu? Kamu benar-benar nggak tahu malu!""Kebetulan aku juga mau mengumumkan bahwa kamu juga diusir dari dewan direksi!"Simon menampar meja, lalu membentak dengan nada dingin!Mulai dari awal sampai akhir, mereka tidak menatap Deon sekejap pun.Bagi mereka, sekarang situasi telah seperti ini, Luna juga tidak dapat membuat perubahan apa pun!Sementara Deon hanyalah orang luar, atas dasar apa dia mencampuri urusan dalam Grup Lixon. Apa hanya karena dia jago bertarung? Apa gunanya jago bertarung?Sejago apa pun, juga tidak boleh merebut sesuatu dengan kekerasan!"Apa kalian nekat mau memaksa aku untuk merusak hubungan ini?"Saking marah Luna, sampai wajahnya merah."Merusak hubungan? Apa kamu pantas? Memang siapa kamu?""Meskipun saham kamu ditambah saham kamu beberapa direktur i
"Bank Investasi Keadilan, 'kan?"Deon mengeluarkan ponsel, lalu menelepon seseorang."Dalam waktu 3 menit, aku mau Bank Investasi Keadilan bangkrut!"Kemudian, Deon mengakhiri panggilan.Semua orang dalam ruang rapat tertegun.Beberapa lama kemudian, terdengar gelak tawa riuh dalam ruangan."Seandainya kamu pernah mendengar Bank Investasi Keadilan, maka kamu nggak mungkin berkata seperti ini!""Nak, membual harus dengan akal sehat! Bank Investasi Keadilan adalah salah satu dari 10 bank investasi dalam negeri! Perusahaannya tersebar di seluruh pelosok negeri!""Dalam waktu 3 menit? Meskipun mereka membakar gudang emas, uangnya juga nggak habis terbakar dalam waktu 3 menit!"Semua orang pada menyindir."Nak, aku malah mau bertanya padamu, apa kamu sudah puas membuat keributan? Ternyata kamu berani berkata seperti ini, kelihatannya kamu benar-benar nggak waras!"Julian tertawa sampai keluar air mata. Tatapannya penuh sindiran."Hehe, 3 menit kemudian kamu bakal tahu benar apa nggak!"Deon
Baru saja habis bicara, ponsel Zayden langsung berdering.Dia mengeluarkan ponsel dan tertegun saat melihat nama di tampilan layar, lalu mengangkat ponsel dengan ragu-ragu."Ayah ...."Sontak, semua orang terdiam.Orang itu adalah Yadi Silvan! Tokoh legendaris di dunia bank investasi!Meskipun seorang pemuda yang tidak memiliki apa-apa, asalkan ditunjuk oleh Yadi, maka dia akan langsung berubah menjadi tokoh yang digemari di dunia investasi!"Jangan memanggilku ayah! Aku nggak ada anak seperti kamu!"Zayden baru saja buka suara langsung dibentak dengan keras!"Tokoh besar seperti apa yang kamu singgung di luar sana? Sekarang Bank Investasi Keadilan sudah disegel! Sertifikat bank juga dibatalkan!"Sontak, semua orang menarik napas dalam-dalam dan menoleh ke arah Deon dengan ekspresi terkejut."Kebetulan pas 3 menit."Deon melirik ponsel dan berkata sambil tersenyum.Detik berikutnya, ponsel orang-orang yang melaporkan nama keluarga mereka kepada Deon pada berdering.Semua orang menjawab
"Bos, aku serahkan sisa urusan di sini kepadamu."Deon mencubit pipi Luna sambil berkata dengan nada genit,"Selain itu, setelah membereskan situasi yang mengenaskan ini, jangan lupa berterima kasih padaku."Luna menatap punggung kepergian Deon dengan mata yang berkaca-kaca.Simon dan dua anaknya duduk lemas di dalam ruang rapat.Deon tidak bertindak kasar pada mereka. Bagaimanapun, mereka adalah saudara Luna.Jika membunuh mereka, mungkin Luna akan menyalahkan Deon ketika merasa menyesal.Luna membalikkan wajah dan menoleh ke arah Simon, serta dua anaknya yang wajahnya pucat pasi."Antar mereka ke vila yang aku huni di pinggiran kota untuk menjalani perawatan. Tanpa persetujuan dariku, siapa pun nggak boleh membiarkan mereka keluar dari vila selangkah pun!"Luna memerintah dengan nada dingin.Dia ingin menahan ketiga orang ini!Simon dan anaknya tidak bisa berbicara karena gemetaran. Setelah menyaksikan adegan yang mengenaskan tadi, mereka merasa sangat bersyukur bisa bertahan hidup.
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco