Ucapan Deon langsung mencengangkan semua orang!Luna terperanjat dan menatap Deon dengan kaget."Omong kosong?"Semua orang berseru dengan tidak percaya.Deon mengangguk seraya berucap,"Ya, aku berpemikiran sempit dan nggak mau berikan kursiku pada Pak Yogi. Jadi, aku mengarang kebohongan itu."Yogi juga tercengang. Awalnya, dia berpikir ucapan Luna akan menghancurkan reputasi dan martabatnya.Tak disangka Deon akan berbicara seperti itu. Hati Yogi langsung berbunga-bunga.Deon pasti takut pada identitasnya! Bagaimanapun, putranya adalah direktur perusahaan BUMN!Dengan identitasnya, bos miliarder pun harus menjilatnya kalau ingin tinggal di ibu kota provinsi!Bagaimanapun, itu di ibu kota provinsi. Semua orang harus tunduk! Bos miliarder seperti itu sangat amat banyak!Luna langsung marah. "Deon, kamu omong kosong apa?"Usahanya tadi sia-sia karena ucapan Deon sekarang!Deon benar-benar gila!Deon berkata dengan tegas,"Bu Luna, aku tahu kamu ingin membelaku, tapi salah ya salah, ngg
"Deon!"Ucapan Deon langsung membuat Luna marah sehingga dia menampar Deon!Plak!Deon ditampar dengan kuat, tetapi tidak keberatan. Dia berseru,"Aku berkata apa adanya!""Dasar gila!"Luna duduk di kursinya dan membelakangi Deon, tidak ingin menghiraukan Deon!Kedua wanita itu menyeringai sinis."Syukur! Pacarmu sendiri nggak tahan dengan penjilat sepertimu. Dasar pria jahanam!"Namun, Deon tersenyum santai dan berujar pada Yogi,"Pak Yogi, jangan diambil ke hati! Wanita selalu emosional, nggak bisa berbicara dengan rasional! Aku bujuk dia nanti!"Tatapan Yogi tidak pernah meninggalkan Luna. Dia menelan liur tanpa sadar. Dia menopang dagu seraya tersenyum cabul, lalu berkata,"Dia benar-benar cantik! Kamu beruntung sekali! Kalau aku jadi kamu, aku akan melakukannya sepuluh kali setiap hari, bahkan rela mati di ranjangnya!"Deon tersenyum seraya berkata,"Kalau aku jadi anak angkatmu, dia menantumu, 'kan? Bukankah wajar kalau menantu melayani ayahnya?"Yogi tersentak dan bertanya deng
Yogi berlari ke depan, tetapi Deon mengelak dengan mudah.Para penonton pun kebingungan. Ini ... apa yang terjadi?Deon tersenyum seraya bertanya, "Kamu sering naik kereta bawah tanah, pasti ada banyak foto sensitif wanita di ponselmu, 'kan?""Apa yang kamu katakan?" teriak Yogi dengan waswas."Jangan omong kosong! Cepat kembalikan ponselku! Semuanya, lihat! Dia merebut ponsel orang tua!"Saat ini, sikap orang-orang terhadap Yogi sudah berubah.Tidak ada seorang pun yang membela Yogi.Deon dengan santai membuka galeri foto di ponsel Yogi dan memperlihatkannya pada orang-orang.Semua orang yang melihatnya terperanjat!Foto-foto itu adalah foto sensitif wanita!Bagian dada, paha, pantat, pinggang, wajah ....Baju kerah v tanpa lengan, rok pendek stoking hitam, baju sekolah, piama renda, kebaya seksi ....Ada juga banyak video penguntitan terhadap gadis muda.Bahkan video pengintipan di toilet wanita!Semua orang tercengang, terkesiap, dan tidak percaya!Rasa simpati mereka pada Yogi hila
Kedua petugas itu terbengong dan terbata-bata."Pertanggungjawaban? Apa ... apa yang Nona Luna inginkan?""Dia diam-diam mengambil banyak foto dan video di kereta bawah tanah, ada bukti konkret. Dia sudah membahayakan keamanan publik dan membuat masalah, setidaknya harus ditahan setengah bulan, 'kan?"Luna berkata dengan suara dingin.Sebagai CEO perusahaan terdaftar, Luna punya pemahaman tentang ilmu hukum.Orang-orang menyahut, "Ya! Kami semua bisa bersaksi!"Mereka bukan orang bodoh!Dengan adanya saksi mata dan barang bukti, Yogi tidak akan bisa lolos walau memiliki anak yang menjadi wakil direktur perusahaan BUMN!Kedua petugas itu tidak punya pilihan selain berkata,"Jangan khawatir, pihak manajemen kereta bawah tanah akan menindaklanjuti kasus ini secara adil! Kami tidak akan menyalahgunakan wewenang hukum!"Kedua wanita itu paling emosi. "Kalau kalian berani memihak padanya, kami akan lapor ke pemerintah provinsi!""Baik-baik! Pasti akan kami tindaklanjuti secara adil!"Kedua p
"Setelah selesai, aku bayar kalian tiga kali lipat dari yang biasanya dibayar oleh perusahaan kereta!"Yogi berseru dengan tegas.Aura Romi sangat kuat. Dia merokok, lalu tertawa dan bertanya balik,"Apa? Kalian biasanya suruh kami datang untuk urus preman-preman di kereta. Sekarang kalian suruh kami hajar orang dan culik orang?""Kamu kelihatannya nggak seperti orang baik, wajahmu mesum. Jangan-jangan kamu pria tua cabul?"Wajah kedua petugas itu menjadi merah padam.Mereka buru-buru berteriak,"Kak Romi, ini ayahnya Pak Wilson, wakil direktur perusahaan kereta bawah tanah di ibu kota provinsi!""Wah, purnakaisar!"Mata Romi membelalak. Dia menyeringai sinis dan berucap,"Baiklah! Karena tawaran uang kalian, aku terima tugas ini, tapi aku mau lima kali lipat! Harganya lain lagi kalau ada yang mati!""Lima kali lipat? Kamu mau rampok?" Kedua petugas itu terkesiap.Romi mendengus dan berkata,"Suruh aku melakukan kejahatan moral, tapi bayar sesedikit itu? Ya sudah kalau kalian nggak mau
"Itu sangat lucu bagiku, hahaha!"Romi tertawa terbahak-bahak.Kedua petugas itu dan Yogi tercengang.Kepala mereka berdengung!Apa mereka tidak salah dengar? Romi menelepon Deon dan memanggilnya tuan!Mereka saling kenal!Yogi merinding dan bulu kuduk di sekujur tubuhnya berdiri."Dasar kalian sampah, bagaimana kalian ini .... Kalian malah cari temannya!"Kedua petugas itu menjadi putus asa dan berkeringat dingin. Mereka menjelaskan,"Romi adalah penguasa kelompok bawah tanah terbesar di sekitar sini dan dijuluki sebagai empat raja bawah tanah ibu kota provinsi. Bagaimana kami tahu kampungan luar kota itu bisa kenal dia?"Mata Yogi berbinar. Dia berseru,"Romi, kubayar kamu sepuluh kali lipat untuk bunuh Deon! Walau kalian saling kenal, hubungan kalian nggak bisa menandingi uang, 'kan?""Selama bayarannya memuaskan, mafia seperti kalian bisa melakukan apa pun!"Romi memegang rokoknya dan tertawa terbahak-bahak."Si tua, kamu lucu sekali, hahaha!""Kamu mau menyogokku? Kamu sama sekali
Mata Luna membelalak dan mulutnya berkerut karena marah."Dasar nggak tahu malu!"Deon tersenyum dan berkata, "Apa aku pernah bilang kalau aku ini nggak tahu malu?"Luna, "..."Dulu pria ini masih memiliki rasa hormat terhadap dirinya dan tidak berani melakukan apa pun sesuka hati.Sekarang malah luar biasa. Semakin dekat hubungan mereka, penampilan gunung esnya akan hancur dengan sendirinya.Kalau tahu lebih awal, seharusnya saat itu dia tidak menangis di depan pria ini ...."Nggak mau bilang ya nggak perlu bilang. Aku terlalu malas untuk bertanya tentang omong kosong seperti itu."Luna memelototi Deon."Aku mau pergi ke kamar mandi dulu, tolong tenangkan dirimu! Kita akan segera ke rumah kakek kedua, semuanya harus terlihat sederhana!"Deon berkata sambil tersenyum, "Oke, oke, semuanya terserah pada instruksi Bu Luna!"Lima menit berlalu.Luna yang telah mendapatkan wibawanya keluar dari kamar mandi, kemudian naik kendaraan umum bersama Deon dan akhirnya melakukan perjalanan beberapa
Setelah mendengar ini, Luna sangat ketakutan hingga hampir memuntahkan tehnya.1,6 miliar per 37 gram?Kakek kedua ini benar-benar hidup dengan mewah.Meski rasanya kurang enak, itu lebih baik daripada menjadi langka dan orang kaya senantiasa suka menghabiskan uang untuk membeli barang langka.Alhasil, Deon yang berada di samping memuntahkannya dan mengerutkan kening."Teh omong kosong apa ini? Nggak seenak teh oolong yang harganya 60 ribu per 600 gram! 1,6 miliar? Bukankah cuma orang bodoh yang akan tertipu?"Tangan Luna tiba-tiba gemetar.Senyuman di wajah Stefan tiba-tiba membeku."Kakek kedua, tolong jangan marah! Pacarku ini seorang prajurit dan terbiasa makan biji-bijian liar. Dia nggak terbiasa menikmati barang mewah!"Luna bergegas berdiri dan menjelaskan.Stefan tertawa dan berkata, "Mendengar apa yang kamu katakan, mana mungkin aku sebagai kakek ini bisa berdebat dengan kalian para junior?"Luna menyeka keringat dingin dan berkata."Terima kasih atas kemurahan hati kakek kedu
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco