Share

Siasat

Mahra belum juga sadar, setelah dioperasi pasca penusukan itu. Anak-anak tidak ada yang mau pulang mereka ingin menanti ibunya sadar. Namun, atas permintaan Angga, Alifa dan kedua adiknya pulang ke rumah dengan sang nenek. Angga khawatir anak-anaknya jatuh sakit. Jadi mereka di rumah sakit secara bergilir.

Angga juga tak pernah beranjak dari sisi ranjang sang istri. Alif menatap kesedihan yang terbentuk dari wajah sang ayah. Mereka kini hanya tinggal berdua di sana. Serta dua bodyguard yang berjaga di pintu kamar.

“Papa!” Alif berkat.

Angga menoleh pada putranya. “Iya Sayang!”

“Sudah azan, kita salat dulu yok. Biar kita doain Mama sama-sama!” ujarnya lagi.

Angga mengelus kepala anak sulungnya. Amarahnya yang bergemuruh di dada seketika padam dengan ajakan anaknya.

“Ayo sayang!” Angga beranjak bersama putranya menuju musalla rumah sakit.

“Tolong jangan biarkan siapapun masuk ke sini! Bahkan suster sekalipun!” tegas Angga pada bodyguardnya. Angga cukup antisipasi. Dia tahu, orang-orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status