Di Kota Anwa.Kota ini sangat ramai.Harvin sudah melakukan segala hal untuk mencari gadis itu, tetapi dia tidak juga berhasil melakukannya.Dia bahkan sudah mencari di seluruh pelosok Kota Anwa, dia juga sudah membiarkan pihak kepolisian membentuk sebuah tim kecil khusus untuk mencari Shella, tetapi mereka tidak juga menemukan sosok Shella.Tidak ada yang mengetahui perasaan Harvin di balik ekspresinya yang tenang.Setiap pihak kepolisian menemukan mayat wanita dari sungai, Harvin langsung pergi melihatnya. Setelah memastikan bahwa itu bukan Shella, Harvin baru membuang napas dengan lega.Dia berharap agar gadis itu masih hidup, menunggu ditemukan oleh Harvin dan menunggu untuk menanggung api amarah Harvin.Harvin tidak mengizinkan Shella untuk meninggal begitu saja. Shella belum melunasi utangnya dan belum menebus kesalahannya, jadi Shella tidak berhak untuk meninggal.Namun, harus diakui bahwa jika Shella masih hidup, anak dalam kandungannya seharusnya sudah berusia delapan bulan.A
Mendengar suara mobil pintu dibuka, Shella mengangkat kepalanya. Senyuman di wajahnya sontak menghilang, digantikan dengan kepanikan dan ketakutan.Dia terlihat seakan-akan dia baru melihat hantu. Sekujur tubuhnya bergetar, sehingga dia hampir jatuh terduduk di tanah."Astaga!" Melihatnya seperti ini, Lina langsung memapahnya dengan terkejut.Bahkan pria itu pun tidak bisa menahan diri dari mengulurkan tangannya. Namun, saat dia melihat Shella sudah dipapah oleh orang lain, dia menarik kembali tangannya.Napas Shella menjadi kasar. Melihat wajah tampan yang bahkan lebih menakutkan daripada mimpi buruk ini, jantungnya berdebar kencang. Mengapa iblis itu bisa muncul di tempat ini?Bagaimana dia bisa menemukan Shella?Harvin adalah orang yang paling Shella takuti di dunia ini.Shella tiba-tiba ingin melarikan diri. Dia menarik tangan Lina dan berkata, "Ayo pergi ...."Namun, perutnya terlalu besar. Lina juga melihat pria tinggi yang tiba-tiba muncul ini. Pria ini sangat tampan, tetapi tat
Saat seorang pembantu datang menyambut kepulangan Shella, dia juga terkejut. Tak disangka, setelah beberapa bulan tidak bertemu, Shella sudah mendekati hari persalinannya."Bisakah kamu memasakkan semangkuk mi untukku?" tanya Shella."Tentu saja. Nyonya istirahat saja dulu," kata pembantu itu.Shella mengangguk sambil berkata, "Baiklah."Pada saat ini, Harvin sedang berada di ruang baca. Selama ini, karena mencari Shella, dia mengabaikan banyak pekerjaannya. Sekarang, setelah wanita ini kembali, Harvin mengira bahwa dia bisa berkonsentrasi melakukan pekerjaannya, tetapi pikirannya masih sangat kacau.Hal yang mengganggunya adalah anak yang sama sekali belum bisa dia terima secara mental.Dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.Putri seorang wanita yang menghancurkan keluarganya tidak memenuhi kualifikasi untuk melahirkan anaknya dan setengah dari gen anak itu adalah gen yang dia benci.Dalam seumur hidupnya, dia tidak mungkin bisa mencintai anak seperti ini.Setelah
Terlebih lagi, pada saat ini, sebuah keinginan yang kuat dalam tubuh Harvin sudah mengendalikan akal sehatnya, sehingga dia sama sekali tidak bisa memikirkan akibat dari perbuatannya lagi.Dia hanya menginginkan Shella.Shella merasakan sebuah kekuatan yang menariknya ke dalam pelukan pria itu. Dia benar-benar panik. "Harvin, jangan seperti ini. Kumohon, lepaskan aku ....""Kamu nggak berhak menolak," kata Harvin sambil berdiri. Dia memegang belakang kepala Shella dengan satu tangan dan mencium bibir Shella dengan ganas.Shella merasa ketakutan hingga air matanya mengalir. Biasanya, pria ini memang tidak pernah bersikap lembut padanya. Sekarang, bagaimana dia bisa menanggung kekasaran pria ini?Bau alkohol dari mulut Harvin membuat Shella merasa makin ketakutan. Pria ini baru minum-minum.Shella tidak tahu bahwa minumannya bahkan masih dimasukkan obat."Harvin, dasar bajingan ... upp ...."Semua umpatan yang keluar dari mulut Shella ditelan oleh pria itu.'Dia benar-benar sudah gila.'
Anaknya juga tidak berhubungan dengan wanita ini. Asalkan dia memutuskan hubungannya dengan wanita ini, dia bisa memutuskan gen Keluarga Axia dalam tubuh anak itu.Harvin berpikir, 'Baiklah, kalau dia sudah berjuang mati-matian untuk melahirkan anak ini, aku akan menganggap anak ini sebagai penebusannya terhadap dosa terakhir ibunya dengan baik hati.'Pria itu pergi dengan sedikit kehangatan, membuat ruang rawat ini menjadi makin dingin.Belasan menit setelah Harvin pergi, wanita yang terbaring di atas ranjang rawat itu membuka matanya secara perlahan. Dia menangis dengan putus asa sambil mengangkat tangannya yang ditusuk dengan jarum infus dan memegang perutnya dengan lembut.Meskipun perutnya masih agak menggembung, dia tahu bahwa bayinya sudah diambil dengan kejam oleh Harvin."Ahh ...." Dia menangis dengan sedih.Dua orang perawat bergegas menerjang masuk ke ruangan. Melihat wanita yang sudah bangkit dan seperti menggila di atas ranjang, dua perawat itu bergegas menahannya."Nona S
Pada siang hari, seorang perawat meletakkan sebuah dokumen di lemari di samping ranjangnya Shella.Shella tahu bahwa dokumen ini berasal dari Harvin. Dia membuka dokumen tersebut dan melihat surat cerai di dalamnya.Pria itu kejam sekali!Shella merasa sangat bersalah dan menderita, hingga dia hampir jatuh pingsan lagi. 'Setelah dia merenggut nyawa putraku, dia baru rela melepaskanku?''Anakku kehilangan nyawanya, aku juga kehilangan separuh nyawaku!''Aku mendapatkan kebebasanku dengan nyawa anakku, sungguh nggak layak!'Pada malam hari, Shella dipindahkan ke pusat perawatan. Dia menjalani waktu yang sangat menderita di tempat itu.Sedangkan di ruang khusus yang mewah di lantai teratas rumah sakit, wakil direktur rumah sakit ini datang untuk melaporkan hal ini pada Harvin secara pribadi."Pak Harvin, Nona Shella sudah keluar dari rumah sakit.""Suruh semua orang untuk rahasiakan perihal anak ini," kata pria yang berdiri di depan jendela. Posisinya membelakangi wakil direktur itu, teta
Mata Shella seketika terbelalak. Dia menutup mulutnya sambil melangkah dengan pelan ke arah datangnya suara. Dia pun melihat seorang pria tua yang sedang membelakanginya di balkon di belakang belokan. Pria itu sedang menahan seorang anak laki-laki di lantai dengan kasar sambil menutup mulut anak itu dengan perekat plastik. Selain itu, ada sebuah karung di sebelahnya, yang sepertinya akan digunakan untuk menampung anak itu.Apakah ini penculikan?Shella seketika menegang. Melihat anak kecil yang terus bergerak di atas lantai, Shella merasa sakit hati dan juga cemas. Bagaimana mungkin dia bisa melihat seorang anak diculik tanpa melakukan apa pun?Betapa cemasnya orang tua anak itu?!Jika terjadi sesuatu pada seorang anak, keluarganya bisa hancur.Shella mencari sesuatu di sekitarnya. Dia tiba-tiba melihat sebuah papan yang tajam di satu sisi. Dia langsung mengambil papan itu dan menarik napas dalam-dalam.Sebelum penculik itu bisa bereaksi, dia memukul punggung penculik itu dengan kuat.
Harvin melepaskan putranya dan mengamati wajah putranya dengan cemas. Kemudian, dia mencium kening putranya. Sepanjang perjalanan, dia benar-benar merasa sangat khawatir."Maaf, Bos." James bergegas meminta maaf pada Harvin. "Saya sudah lalai, sehingga Tuan Samuel menghilang dan hampir diculik.""Ini bukan salah Paman James, akulah yang berkeliaran sendiri," sela Samuel.Dia masih kecil, tetapi sudah bisa bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.Kemudian, Samuel teringat akan sesuatu. Dia pun menunjuk ke arah Shella dan berkata, "Ayah, kakak cantik itulah yang menyelamatkanku."Harvin menatap ke arah putranya menunjuk dan melihat sosok seorang wanita kurus yang sedang menggenggam tangan seorang gadis kecil menghilang di belokan.Sepertinya, wanita itu juga merupakan seorang ibu!"Siapa yang menculikmu?" tanya Harvin."Aku juga nggak tahu. Setelah aku terpisah dari Paman James, orang itu tiba-tiba menutup mulutku dan menyeretku ke sebuah koridor," jawab Samuel dengan amarah yang men
Saat Shella keluar dari kamar mandi dan sedang tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba, sebuah sosok yang tinggi menghalangi jalannya dari koridor menuju balkon.Shella seketika terkejut. Saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat wajah seorang pria yang dingin, yaitu wajahnya Harvin.Tatapan Shella langsung menjadi dingin. "Minggir sana.""Shella, seleramu buruk sekali," kata Harvin. Dia tertawa dengan penuh penghinaan, seakan-akan menilai bahwa Bobby seburuk itu.Shella tersenyum dengan sinis dan berkata, "Bukan urusanmu."Harvin seketika mendekat pada Shella. Cahaya yang awalnya masuk dari jendela dihalangi oleh Harvin dan membentuk bayangan di wajahnya Shella. Perasaan ini membuat Shella merasa sangat tidak nyaman."Pergi sana," kata Shella dengan terus terang."Apakah kamu pernah menyebut hubungan kita padanya? Apakah kamu pernah memberitahunya bagaimana kamu memelas padaku?" tanya Harvin sambil tersenyum sinis.Ucapan ini seperti duri yang menusuk telinga Shella, hingga ke hatinya.
"Shella, coba lihat mau minum apa," kata Bobby.Shella tersenyum sambil menjawab, "Nggak usah, deh."Karena mereka sudah memesan makanan, Shella memutuskan untuk menganggap seakan-akan bajingan itu tidak berada di dekatnya.Bobby tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan berkata pada Shella, "Coba ulurkan tanganmu."Shella mengedipkan matanya, tetapi dia tetap mengulurkan tangannya.Bobby meletakkan tangannya di atas tangan Shella dan menaruh sebuah kalung di telapak tangan Shella. Saat dia menarik kembali tangannya, Shella melihat kalung itu."Kenapa kamu memberiku kalung ini?" tanya Shella dengan terkejut."Semalam, saat aku menemani ibuku berbelanja di toko perhiasan, aku lihat kalung ini sangat cocok untukmu, jadi aku membelinya," kata Bobby dengan santai.Namun, Shella jelas-jelas tahu bahwa kalung ini bukan kalung biasa. Jika batu di kalung itu adalah berlian asli, harganya mungkin lebih dari miliaran!"Aku nggak bisa menerimanya," kata Shella. Shella merasa bahwa kalung in
Shella menatap Bobby dengan tatapan penuh terima kasih dan berkata, "Terima kasih, Bobby."Kali ini, dia tidak memanggil Bobby dengan panggilan "Pak Bobby", melainkan langsung memanggil nama Bobby.Keterkejutan melintas di tatapan Bobby. Dia pun berseru dengan suara rendah, "Mulai sekarang, kamu nggak boleh memanggilku Pak Bobby lagi! Panggil saja aku Bobby!""Biar aku traktir makan, ya!" Shella ingin berterima kasih pada Bobby.Jika gugatan ini memerlukan uang banyak, dia hanya bisa meminjam uang dari Bobby.Budi baik ini membuat Shella merasa sangat berterima kasih pada Bobby.Pada saat ini, ponselnya Shella berdering. Ada panggilan masuk dari ayahnya. Dia sebenarnya malas menghiraukan ayahnya, tetapi akhirnya dia tetap menerima panggilan ini."Halo, Ayah.""Shella, apakah kamu sedang sibuk? Ayah mau bicara denganmu," kata Simon dengan suara lembut."Ayah, kalau Ayah mau menyuruhku untuk menyerah, aku nggak akan melakukannya," kata Shella."Untuk apa kamu minta saham? Kamu juga nggak
Setelah mandi, Harvin kembali ke kamarnya. Dia menggendong Samuel dalam pelukannya dan menahan rasa lelahnya sambil membacakan cerita untuk putranya ini.Sambil mendengar cerita ini, Samuel terlelap dalam pelukan Harvin. Wajah kecil yang imut itu membuat tatapan Harvin penuh akan kelembutan dan kesenangan.Malam ini.Di Kediaman Axia.Esther tidak bisa tidur. Dia duduk di ruang tamu di lantai dua dengan tatapan penuh kebencian. Sedangkan Simon keluar dari kamar untuk membujuknya."Tidurlah! Sudah malam, jangan duduk di sini lagi.""Bagaimana aku bisa tidur? Kata putri sulungmu, dia mau menuntutku ke pengadilan!" seru Esther dengan dingin."Shella hanya terlalu emosional," kata Simon."Dia sama sekali nggak menganggapku serius. Dia menyiram wajahku dengan air dengan sangat sombong dan rendahan!" Esther menggertakkan giginya dengan penuh amarah. Dia merasa sangat terhina."Aku minta maaf, ya," kata Simon sambil duduk."Kenapa malah kamu yang minta maaf? Dia harus minta maaf sendiri," kat
Dia bergegas menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin! Bagaimana mungkin anak seimut ini mirip dengan Harvin si iblis itu?"Kak, apakah ayahku mentraktirmu makan?" tanya Samuel."Hah? Ayahmu mengundangku, tapi akhir-akhir ini aku terlalu sibuk," kata Shella.Sebenarnya, dia merasa tidak nyaman untuk makan dengan orang lain, apalagi seorang pria lajang."Kalau begitu, saat kamu punya waktu luang, kamu harus berjanji pada ayahku agar dia bisa traktir makan!" kata Samuel dengan sungguh-sungguh sambil menatap Shella dengan matanya yang berkilau. Anak ini imut sekali."Baiklah," kata Shella.Dari dekorasi kamar di belakang, Shella bisa melihat bahwa Samuel tumbuh di keluarga yang sangat kaya. Sayangnya, dia adalah anak dari keluarga orang tua tunggal.Tentu saja, Samuel memiliki kepribadian yang ceria dan sering tertawa, tidak seperti orang yang kekurangan kasih sayang. Shella yakin ayahnya Samuel pasti memberi anak ini cukup kasih sayang.Pada saat ini, ponselnya Shella berdering. Dia meliha
[Sama-sama.]Shella tiba-tiba menyadari bahwa dia bercerita terlalu panjang pada pria itu. Apakah dia mengganggu pria itu?[Aku nggak mengganggumu, 'kan?] tanya Shella.Pria itu langsung menjawab: [Nggak.]Shella berpikir sejenak apakah dia masih harus membalas pesan itu atau tidak. Namun, untuk sekarang, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.[Aku sudah harus pergi menjemput putraku. Mari kita mengobrol lagi lain kali.] Pria itu mengirimkan satu pesan lagi.Shella bergegas membalas pesan itu: [Baik. Hati-hati di jalan.]Pria itu tidak lagi membalas pesan tersebut. Shella pun membuang napas dengan pelan. Dia membaca kembali ucapan pria itu untuk menghibur dirinya. Ucapan pria itu benar, Shella hanya perlu menjalani hidupnya sendiri dengan baik.Jika dia tidak bisa pulang lagi ke keluarga itu, dia tidak perlu pulang!Selama lima tahun terakhir, dia juga hidup sendiri dengan sangat baik.Sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam melaju keluar dari garasi bawah tanah Grup Surrey. Di baw
Simon berdiri dengan sedikit penyesalan dan berkata, "Shella .... Ayah juga punya kesulitan Ayah sendiri."Shella hanya menatap Simon dengan tatapan penuh kebencian. Dia tidak ingin mengetahui kesulitan ayahnya. Karena kekejaman ayahnya, dia menyerahkan dirinya pada Harvin dan menebus dosa ibunya layaknya seorang budak.Simon membuang napas. Dia selalu mengira bahwa putri sulungnya sangat lemah. Sekarang, dia baru melihat ketegaran hati putrinya."Shella, Ayah nggak layak untukmu, aku juga merasa sangat bersalah," kata Simon."Jadi, sekarang, aku mau Esther mengembalikan saham Ibu padaku. Tolong sampaikan pada istrimu bahwa aku nggak akan menyerah," kata Shella.Seusai berbicara, Shella mengambil tasnya dan pergi."Shella." Simon memanggilnya dari belakang.Namun, Shella tidak menoleh. Sikap ayahnya sangat mengecewakannya.Oleh karena itu, dia tidak mengharapkan bantuan ayahnya dalam hal apa pun dan hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.Saat Shella berjalan keluar, cahaya matahari d
Mengapa Esther bisa mengambil perusahaan ibunya seolah itu hal yang sudah semestinya, tetapi ayahnya malah sama sekali tidak memberitahunya hal ini?Hal ini tidak adil bagi dia dan ibunya. Masalah ini bukan lagi terfokus pada uang, melainkan pada hubungan ayah dan anak yang tidak kuat.Jika ayah kandungnya saja tidak memberinya keadilan, siapa lagi yang bisa dia percaya di dunia ini?Pada pukul 2.30 siang.Shella pergi ke perusahaan ayahnya. Selain sebuah bangunan kantor dengan empat tingkat, ada gudang dan pabrik besar di sebelahnya. Shella jarang sekali datang ke tempat ini. Selama beberapa tahun terakhir, hubungan Shella dan ayahnya sudah menjauh karena Esther.Terlebih lagi, dulu, setelah Shella dijebak oleh Esther dan Ilona sehingga dia hampir dilecehkan, saat dia pulang ke rumah, dia malah disalahkan oleh ibu dan anak itu. Jika ayahnya tidak menamparnya, dia tidak akan pergi dari rumah dan terjebak dalam rencana Harvin, apalagi bisa menikahi Harvin dengan mudah. Satu tahun sepert
Mengingat bahwa wanita itu sedang mengemudi, Harvin tidak lagi mengganggunya.Sedangkan Shella pulang ke apartemen. Dia melihat sebuah permintaan pertemanan di WhatsApp yang berasal dari ayahnya Samuel.Saat Shella duduk di sofa, dia tiba-tiba merasa sangat marah. Atas dasar apa Harvin menggantikannya untuk memberikan kompensasi untuk pria itu? Shella merasa sangat sengsara karena dia berutang budi pada Harvin.Jika ada kesempatan, dia pasti akan melemparkan segepok uang di wajah pria itu dan memberi tahu pria itu bahwa dia tidak ingin berutang budi pada pria itu seumur hidupnya.Benar. Ke depannya, itulah yang harus dia lakukan untuk meredakan kebencian yang dia rasakan hari ini.Di kantor presiden direktur KS Int. Perfumery, Esther sudah berjalan bolak-balik lumayan lama. Ekspresinya masam, dengan tatapan penuh perhitungan.Bagaimana mungkin dia akan membagikan separuh dari saham perusahaan yang sudah dia kelola sendiri selama bertahun-tahun pada Shella?Meskipun selama bertahun-tahu