Share

bab 2

Penulis: Author Rina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 17:29:28

Herman memperhatikan Mona yang sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Kamu duduk aja, Mas! Kasihan Melky sendirian," ucap Mona tanpa beban.

"Kamu gak marah?"tanya Herman bingung.

"Kenapa harus marah? Kalau memang itu yang kamu inginkan ya sudah, aku bisa apa," jawab wanita itu.

"Ya biasanya kan perempuan akan marah kalau suaminya pulang dengan bawa istri muda?"

Herman menatap istrinya, dia berharap Mona akan marah dan mengamuk. Nyatanya wanita itu justru tersenyum.

"Anggap saja aku beda dari mereka," jawabnya datar.

'Duh kok gini,' batin Herman yang semakin tak mengerti dengan sikap Mona.

"Oya. Aku mau tanya sesuatu sama kamu."

Mona yang hendak memasukkan ikan ke dalam wajan seketika menoleh.

"Mau nanya apa?"

"Kemarin aku melihat.."

"Mas!" Belum sempat Herman bertanya. Suara Melly sudah menggelegar memanggil.

"Itu istri kedua Kamu memanggil, cepat ke sana! Takutnya dia marah," ucap wanita itu lembut.

Herman terpaku sejenak, ini sungguh di luar dugaan. Dia berharap Mona akan menangis dan bersujud di kakinya. Tapi yang terjadi wanita itu justru diam saja.

'Apa Mona gak cinta lagi sama aku?' batinnya kembali bertanya.

_________

"Kamu ngapain sih dekat-dekat sama dia?" tanya Melly. Sebagai istri muda dan pelakor tentunya dia merasa cemburu kalau suaminya dekat dengan istri sahnya. Dia takut kalau Herman kembali pada Mona lalu mencampakkan dirinya.

"Gak papa. Aku cuma menemani dia karena dia lagi hamil. Kasian kalau masak sendirian," ucap Herman.

Lelaki itu masih bingung dengan sikap istri pertamanya, dia bingung kenapa Mona biasa saja. Kenapa Mona tak marah ataupun kelihatan sedih?

"Kamu sudah bilang Mas soal ATM itu?"

Herman yang tadinya melamun kini menoleh ke arah istri mudanya. Saking asyiknya dia memikirkan sikap Mona, sampai lupa tentang ATM.

"Belum."

"Loh, Kok belum sih, Mas!" Melly terlihat kesal," Kamu itu sebenarnya cinta nggak sih sama aku? Kenapa masalah ATM saja susah banget, lagi pula itu kan uang kamu. Ya terserah kamu dong mau dipakai siapa," kesal Melly. Bibirnya kian cemberut, dadanya bergelombang.

"Kita kan baru sampai. Nanti juga pasti aku bilang kok sama dia," ucap Herman lembut.

"Awas ya Mas kalau kamu bohong. Aku nggak mau kasih kamu lagi, biarin aja kamu dilayani sama istri tua kamu yang sudah longgar dan gak keset itu!" kesal Melly.

Selama ini Herman selalu bercerita tentang kekurangan istrinya dan karena itulah Melly yakin bahwa Herman mencintainya.

"Iya, iya. Aku janji."

Pembicaraan mereka selesai setelah mendengar panggilan Mona dari ruang makan. Wanita itu tampak mempersiapkan hidangan istimewa untuk tamunya. Rendang daging, sayur nangka muda dan juga sambal. Ada juga ikan goreng dan tempe. Itu semua adalah makanan kesukaan Herman.

"Kamu masak semuanya ini sendiri?"tanya Herman menatap istrinya yang tampak sibuk mengambil nasi lalu meletakkannya di piring.

"Iya. Senggaja untuk menyambut kalian," jawab Mona. Wanita itu kemudian memberikan piring yang sudah berisi nasi tadi kepada Herman dan Melly.

"Kamu nggak makan?"tanya Herman lembut.

"Mas, tolong ambilin lauknya. Aku mau ayam goreng," ucap Melly dengan nada ketus dan cemberut.

Di sepanjang acara makan Herman terus memperhatikan Mona. Lelaki itu sungguh berharap melihat kesedihan di wajah Mona, akan tetapi dia tidak melihat semuanya. Kedua mata Mona tetap cantik tanpa ada sebab, wajahnya juga terlihat biasa saja tanpa ada rasa tegang dan marah.

"Mau tambah lagi nasinya, Mas?"

Herman kaget lalu seketika menggangguk. Beberapa hari di luar kota membuat laki-laki itu rindu masakan istri pertamanya.

"Kamu mau nambah lagi, Mel?"tanya Mona yang kali ini menatap Melly.

"Nggak usah sok baik. Aku bisa kok ambil sendiri," sinis wanita itu. Baginya sebaik apapun Mona dia tetap saingan.

"Oh ya untuk sementara kalian boleh tidur di ruang tamu karena aku belum mengemasi semua barangku," ucap Mona yang membuat Herman mengernyitkan alisnya.

"Loh, kok kamu mau ngasih barang kamu, memangnya untuk apa?"

"Ibarat benda aku ini kan udah nggak terpakai, Mas. Aku sudah longgar dan gak wangi lagi, jadi aku rasa lebih baik aku sadar diri, daripada sakit hati," jawab Mona.

__________

"Kamu itu kenapa sih, Mas, kok malah melamun melulu?"tanya Melly ketika mereka berada di dalam kamar.

"Enggak kok. Aku biasa aja," jawab Herman ya kemudian berdiri untuk melepas bajunya.

"Mas, cas ulang yuk!" ajak Melly tersenyum menggoda.

"Kamu pasti kangen kan?"tanya Herman sambil tersenyum lalu naik ke atas tempat tidur. Seketika sakit kepalanya hilang.

"Iya, mas. Kamu membuatku candu."

Tanpa menunggu lama Herman segera mendekat dan memulai aksinya. Namun, pada saat semuanya sudah siap.

"Aduh, Yang. Aku ke toilet dulu ya perutku sakit," ucap Herman. Lelaki itu merasakan perutnya mulas bahkan sampai kentut beberapa kali di depan Melly.

"Mas, jorok kamu," teriak meli sambil menutup hidungnya. Sementara Herman tak peduli, lelaki itu terus berlari menuju kamar mandi untuk membuang hajatnya.

"Aduh, kok aku jadi mules."

Kali ini Melly merasakan hal yang sama, perutnya mulas dan tak bisa tertahan lagi. Wanita itu segera berdiri dan mengetuk pintu kamar mandi.

"Mas, cepetan! Aku juga pingin buang hajat!" teriaknya.

"Bentar! Aku belum selesai," jawab Herman dari dalam. Namun, Melly tidak peduli wanita itu terus mengetuk dan menggedor pintu kamar mandi hingga akhirnya dibuka oleh Herman. Mereka terus begitu secara bergantian hingga tubuh mereka menjadi lemas dan akhirnya berbaring di ranjang. Baru saja hendak memejamkan mata.

"Aduh, istri kamu ini pasti jorok deh, Mas. Kok gatel banget di sini," kata Melly sambil menggaruk badannya terasa gatal.

"Enak aja, Mona itu pembersih orangnya." Tanpa sadar Herman membela istri pertamanya.

"Kok kamu malah bela dia sih Mas," protes Melly. Namun, ketika dia hendak marah perutnya kembali mulas.

"Aduh, mulas lagi." Dia kembali bangun dan mendekap bokongnya dan tak lama kemudian berganti dengan Herman. Begitu terus sampai menjelang dini hari. Hingga mereka betul-betul lemas dan hampir pingsan, ditambah lagi dengan badan mereka yang semakin gatal.

"Jangan-jangan ini ulah istri tua kamu,Mas. Dasar nenek lampir gak tau diri, kita pasti dikerjain sama dia makanya kita seperti ini," ucap Melly sambil terus menggaruk-garuk tubuhnya yang terasa gatal.

"Kita nggak boleh nuduh sembarangan tanpa bukti," jawab Herman. Dia pun sama seluruh badannya bentol-bentol dan gatal.

"Lah terus Siapa lagi yang ngerjain kita kalau bukan dia. Di rumah ini nggak ada orang lain lagi selain dia!" ketus Melly.

Herman tidak menjawab, lelaki itu hanya menatap istri keduanya dengan tatapan mata sinis. Dia kesal karena Melly menuduh Mona tanpa bukti. Hingga akhirnya

"Mas, mas itu.." Mona menunjukkan arah kasur membuat Herman menoleh ke arah jari telunjuk Mona.

Seketika mata Herman membulat, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kok aneh, bagaimana bisa ada di situ?"

Bab terkait

  • Setelah Aku Mendua   bab 3

    Herman membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang dia lihat. Bagaimana bisa ada di situ? "Mas!" Melly berteriak," cepat kamu buang ulat itu!" Herman hanya menoleh istri mudanya sebentar, dia sendiri ngeri melihat binatang kecil yang banyak bulunya itu sehingga dia memutuskan untuk memanggil salah satu dari pembantunya untuk membuangnya. "Pantas kita gatal-gatal," geram Melly. Kondisi mereka mengenaskan. Wajahnya pucat, lemas dan juga badannya bentol-bentol. Mereka tidak berhenti menggaruk."Aku juga bingung, bagaimana bisa ulat bulu masuk ke kamar ini. Padahal kamar ini kan selalu dibersihkan," ucap Herman. Tiba-tiba Melly teringat sesuatu," Ini pasti ulah istri kamu Mas, kurang ajar!" "Jangan nuduh sembarangan tanpa bukti, nanti kamu bisa dituntut pencemaran nama baik," jawab Herman. "Halah," bantah Melly yang kemudian berjalan menuju ke arah pintu.________"Hai nenek lampir!" teriak Melly yang membuat Mona yang saat itu sedang memasak nasi goreng seketika menoleh. Ikutk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Setelah Aku Mendua   bab 4

    Melly yang kesal melangkah menuju ke kamar untuk menemui suaminya. Saat itu Herman baru saja mandi dan berganti pakaian. Badannya masih gatal dan perih. Rencananya dia akan pergi ke klinik. "Mas! Istri tua kamu itu menyebalkan banget sih, masa dia samakan aku sama ulat bulu," ucap Melly kesal. Wajah wanita itu cemberut. "Kok bisa?""Iya katanya aku sama aja sama ulat bulu karena telah merebut kamu dari dia. Yang datang itu kan kamu Mas, kamu yang merayu aku bukan aku yang merayu kamu, kok enak aja dia bilang aku ini gatal sama kamu."Herman yang satu hendak menyisir rambut seketika menghentikan aktivitasnya. "Bukannya kamu duluan yang chat aku. Kamu pura-pura sakit perut padahal enggak, kamu ngajak aku masuk ke kosan kamu, terus kita anu-anu deh." Herman tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya. "Ih kok ke situ pula. Kamu jangan lupa mas, awalnya kamu yang menggodaku. Kamu kok yang chat aku duluan," kata Melly gak terima. "Aku chat kamu itu karena nawarin minyak wangi. Kamu k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Setelah Aku Mendua   bab 5

    Bab 5 Pelakor Mati KutuHerman yang hendak beristirahat karena badannya masih gatal dan perih. Akhirnya harus pergi ke kantor karena ada telepon penting dari kantor yang mengabarkan bahwa ada masalah di kantornya. "Kamu harus segera datang di kantor ada masalah penting di sini. Kalau kamu nggak datang bos akan pecat kamu!" itulah yang dikatakan manager sekaligus teman dekatnya. Sehingga mau tak mau dia harus pergi ke kantor sekarang juga.Sementara Melly yang mendapatkan izin untuk pergi. Apalagi dengan membawa kartu ATM milik suaminya. Tidak melepaskan kesempatan itu. Segera dia menelpon teman-temannya untuk bertemu di mall."Hai gank kalian ada di mana ini?" tanya Melly dengan menggunakan telp grup. Melly memiliki grup yang isinya adalah sahabatnya yang jumlahnya sekitar tiga sampai empat orang "Gue lagi nabung," jawab salah seorang temannya. Nabung adalah istilah untuk BAB."Ah Jir banget sih Lo. Jorok,"jawab Melly isambil ngakak. "Ya kan gue jujur. Daripada gue bilang pergi ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Setelah Aku Mendua   bab 6

    Bab 6Herman masih ingat Mona yang dijemput lelaki yang memakai mobil mewah tadi. Dia terus bertanya di dalam hati, siapa lelaki itu? Apa hubungannya dengan istrinya? Mungkinkah istrinya selingkuh dan anak dalam kandungannya itu adalah anak lelaki itu? Apa ini yang membuat Mona enggan disentuh semenjak hamil? Herman benar -benar pusing."Harusnya Mona yang galau, harusnya dia yang resah karena aku khianati. Tapi kenapa jadi kebalik begini?" Herman menyugar rambutnya. Bahkan, kopi yang ada di depannya pun kini sudah mulai dingin. Asap yang tadi mengepul perlahan-lahan telah menguap di udara. Pria itu asik memikirkan Mona."Lo kenapa?" Sebuah suara mengagetkan Herman, membuat laki-laki itu hampir saja melompat. "Ngagetin aja sih lo," protesnya kesal pada lelaki jangkung yang baru saja datang. "Lagian lo melamun aja, tadi malam gak dapat jatah ya?" Ledek pria itu sambil ngakak lalu kemudian duduk di dekat Herman. "Istri gue lagi hamil," gumamnya lirih," tapi istri kedua gue ada."Uh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Setelah Aku Mendua   bab 7

    Bab 7 Karma Kedua 'Aku Pamit, Mas.'Itulah tulisan di kertas yang terletak di atas meja yang membuat kepala Herman tiba-tiba pusing. Kemana istrinya? Herman segera bangkit dan melihat lemari bajunya, benar saja yang tersisa hanyalah gantungan baju saja. Sementara baju-baju milik Mona telah kosong. "Gea," gumam Herman menyebut anak pertamanya. Lalu berlari kecil menuju kamar anak perempuannya. Sama, di almari anaknya pun bajunya kosong yang tersisa hanyalah gantungan baju."Kemana mereka, apakah Mona ikut lelaki kaya tadi. Tapi, Siapa laki-laki itu kenapa membawa Mona dan anakku pergi? Apa hubungannya dengan Mona?" lirih Herman. Berbagai macam pikiran buruk melintas di kepalanya. "Argh," dia berteriak frustasi," kenapa jadi begini!" lanjutnya. Dia tak menduga kalau masalahnya akan serumit ini.Pria itu berusaha menghubungi Mona tetapi ponselnya tidak aktif. Namun, Dia tidak menyerah Dia segera menghubungi teman-teman Mona yang dulu sering datang ke rumahnya dan juga teman-teman Gea

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Setelah Aku Mendua   bab 8

    Herman melongo dan bingung, entah malang apa hingga kejadian demi kejadian tidak terduga dia alami. Apakah ini adalah bagian rencana Mona untuk balas dendam? Apa Mona sengaja melakukan ini semua sebelum pergi? "Apa gak bisa kasih keringanan, Pak?" tanya Herman mencoba untuk bernegosiasi. "Sudah aturan dari kami pak kecuali bapak bisa membayar semuanya, baru kami akan memberikan keringanan kepada bapak, karena ini baru peringatan pertama," jawab petugas itu."Akan saya usahakan Pak, Tapi tolong jangan ambil mobil saya karena itu satu-satunya transportasi saya untuk bekerja."Petugas Itu tampak berunding. "Begini Pak Herman, anda Kami beri waktu satu minggu untuk melunasi semuanya. Tetapi, STNK mobil kami minta. Jika dalam waktu 1 minggu anda bisa melunasinya maka mobil akan tetap di sini dan Kami tidak akan menariknya kembali!" tegas petugas itu yang membuat Herman menarik napas.'Ya Tuhan, nasib gini amat ya,' keluhnya dalam hati."Baik Pak akan saya usahakan lunasi segera!"______

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Setelah Aku Mendua   bab 9

    Ya Tuhan, apa ini Karma Mendua. Kenapa datangnya bertubi-tubi,' gumam Herman dalam hati.Herman melongo dia merasa ini seperti mimpi. Apa-apaan ini, kok bisa kemalangan demi kemalangan datang bertubi-tubi. Apa ini yang dikatakan kalau doa istri pertama itu selalu di kabulkan dan doa Mona adalah melihat aku miskin? "Kami sudah lama memperhatikan kinerja anda dan kami juga sudah lama memberikan toleransi kepada anda. Tapi sepertinya Anda tidak menghiraukan peringatan kami, kinerja Anda semakin lama semakin menurun. Untuk itu saya berpikir saya tidak bisa mempertahankan anda lagi," ucap lelaki berkumis tipis itu."Pak, Saya kan sudah lama mengabdi di perusahaan ini. Apa tidak ada kesempatan kedua bagi saya Pak, masa iya hanya karena satu kesalahan saya dipecat begitu saja." Herman tidak terima, baginya ini tidak adil."Pak Herman. Kami sudah memberikan kesempatan anda beberapa kali dan kali ini kami sudah tidak bisa mentolerir lagi. Anda tidak fokus pada pekerjaan Anda terbukti tender k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Setelah Aku Mendua   bab 10

    "Gue harap ini bisa jadi pelajaran yang berharga buat Lo, kalau menzalimi istri itu balasannya menyakitkan," ucap Deni."Udah deh gue nggak butuh sama lo! Kalau Lo ada lowongan pekerjaan mendingan lu bilang kasih saja informasi itu. Karena itu lebih penting daripada ceramah Lo!" sengit Herman. Deni menggelengkan kepalanya," lo kapan insaf sih. Harusnya lo sekarang ini sadar ini semua teguran dari Tuhan supaya lo lebih hati-hati lagi. Supaya nggak dzolim sama istri lo. Dia lagi hamil dan itu adalah benih lo. Tapi, bukannya menjaga istri dengan penuh kasih sayang tapi malah mendua. Apa lo nggak mikir kalau suatu saat itu terjadi sama adik perempuan lo."Herman berdecak sambil melibas tangannya, dia malas mendengar ceramah dari Deni. "Dasar egois. Tunggu saja pasti akan ada Karma yang lebih besar dari ini!" geram Deni. _________"Loh kok kamu udah pulang mas, terus itu apa?" tanya Melly saat melihat Herman sudah pulang dan dia juga melihat beberapa kardus berada dibawah kaki Herman."

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26

Bab terbaru

  • Setelah Aku Mendua   bab 58

    erima kasih, Pak," ucap Herman."Yang lain tolong panggilkan ambulans sepertinya Pak Herman sedang memerlukan pertolongan medis,"ucap seseorang yang belum jelas Siapa dia. "Sekarang bapak ceritakan kronologinya seperti apa. Kok bisa istri bapak memanfaatkan Bapak dan mengatakan kalau bapak ini sakit. Apa benar bapak punya penyakit ginjal?"Herman menggelengkan kepalanya tegas. "Gak, Pak. Sebetulnya saya itu nggak sakit pak hanya masuk angin karena memang kondisi tubuh saya lemah. Saya nggak bisa tidur di lantai tapi istri saya maksa saya untuk tidur di lantai karena tempat tidurnya mau dipakai sama dia dan suami mudanya.""Loh, jadi laki-laki itu Bukan adiknya pak?"Salah seorang warga bertanya sepertinya Jika ditanya orang Melly menjawab bahwa Mereka bersaudara."Bukan Pak, mereka itu suami istri. Jadi istri saya itu poliandri Pak.""Astaghfirullahaladzim. Bapak ini diduakan. Terus mereka berdua sengaja membuat Bapak menjadi sakit demi keuntungan pribadi. Demi kontan supaya dapat d

  • Setelah Aku Mendua   bab 57

    Tapi kalau Mas Herman nggak ikut sama kita. Bagaimana kita mau cari uang mas, kamu tau sendiri kan. Kita cari uang itu karena menjual kesedihan dengan pura-pura bersedih atas penyakit Mas Herman. Kalau dia nggak ada bagaimana kita mau cari uang."Bayu berdecak,"dengar! Sekarang yang terpenting kamu kemasi semua barang-barang kamu. Kita cari tempat yang aman, uang kita sudah lebih dari cukup untuk kita buat modal."Sebenarnya Melly ragu untuk pergi ikut dengan Bayu. Semenjak melihat kejahatan Bayu pada Herman yang kita tidak percaya. Melly jadi takut untuk ikut dengan laki-laki itu. Bisa saja suatu saat ketika Bayu tidak memiliki uang, dia dipaksa untuk melayani orang demi mendapatkan uang. Sungguh Melly merasa ngeri.Sementara Herman hanya mendengarkan saja percakapan mereka.. walaupun dia lemah dan matanya tertutup tetapi dia masih bisa mendengar dengan jelas, apa yang dibicarakan Melly dan juga Bayu. Mereka berdua bukanlah manusia mereka adalah iblis yang bertopengkan wajah manusia.

  • Setelah Aku Mendua   bab 56

    ayu tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh istrinya. Lelaki itu milih pergi. "Aku cuma ngasih izin untuk memberi dia minum teh manis doang. Jangan berikan makanan dan juga jangan belikan obat!" Ucap lelaki itu sambil berlalu begitu saja. Entah mau pergi ke mana. Sementara Melly melanjutkan aktivitasnya. Dia mengintip suaminya sebentar dan setelah mematikan suaminya tidak ada, perlahan dia mengambil roti yang dia sembunyikan. Walau bagaimanapun Herman tetaplah manusia yang memiliki hak untuk hidup. Perlahan wanita itu mendekat ke arah Herman."Mas, maafkan suami aku ya. Sekarang kamu coba buka mulutmu pelan-pelan, ini aku buatkan teh manis."Herman hanya diam sambil memejamkan matanya, air mata laki-laki itu mengalir entah apa yang dia rasakan. Sementara Melly perlahan menyuapkan teh manis yang tadi dia buat. Namun, begitu masuk justru dimuntahkan lagi oleh Herman."Jika aku mati, tolong kuburkan aku. Jangan biarkan aku terlantar," ucap Herman pelan. "Mas, kamu nggak akan mati.

  • Setelah Aku Mendua   bab 55

    Mell. Tolong bawa aku ke dokter. Aku sudah gak tahan," ucap Herman pelan. Semalaman dia muntah. Tubuhnya lemah dan wajahnya kian pucat. Namun, ketika meminta bantuan Bayu untuk menolong. Bukannya menolong lelaki itu justru sibuk memvideo Herman. Entah kenapa Melly merasa kasihan. Sisi kemanusiaan wanita itu sepertinya masih berfungsi dengan baik. Wanita itu perlahan mendekat ke arah Herman. Dia memegang dahi Herman yang panas dan berkeringat. Tubuhnya gemetar bahkan bibirnya juga. "Kamu mau minum, Mas?" tanya Melly.Herman hanya menatap Melly. Entah apa yang ada di batin laki-laki itu. Mungkin seribu penyesalan yang tak bertepi, mengingat segala dosa yang dia lakukan. Dulu, jangankan sampai sakit separah ini. Melihat Herman bersin saja , Mona langsung sigap membelikan obat. Merawat dan tak membiarkan laki-laki itu bekerja.Melly yang merasa kasihan pergi ke dapur. Dia berpikir mungkin dengan memberikan segelas teh manis, itu akan membantu memberikan kekuatan kepada Herman. Setelah

  • Setelah Aku Mendua   bab 54

    "Kelak jika anak kamu dewasa dia juga akan mengerti kenapa kamu melakukan akukan ini. Yang jahat bukan kamu tetapi dia. Kamu telah banyak berkorban untuk dia tapi dia justru menghianati kamu dan juga memanfaatkan kebaikan hati. Jangan sampai kamu jatuh ke lubang yang sama."Setelah berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Mahendra akhirnya Mona pun mengambil keputusan "Baiklah, kalau begitu aku akan terus melanjutkan tentang gugatan ceraiku. Tapi tolong Kamu cari tahu bagaimana keadaannya, Kalau memang dia sakit aku akan bantu dia. Ini bukan karena aku masih cinta atau apa, bicara soal cinta aku sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Sekarang aku pikirkan adalah anak-anakku karena boleh bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak-anakku."Mahendra menggangguk baginya yang terpenting adalah Mona tidak kembali kepada Herman."Om Herman, Om Herman." Herman membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara Gea dari arah belakang. Lelaki itu tersenyum pada anak kecil yang kini berjalan menuju ke arahn

  • Setelah Aku Mendua   bab 53

    Aku gak setuju!" Tegas Mahendra setelah Mona menyatakan keinginannya untuk membatalkan gugatan cerainya. "Walau bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak-anakku. Kami boleh berpisah tapi dia tidak, Aku tidak mau jika nanti aku di cap jahat oleh anak-anakku. Di saat ayahnya sakit dan sekarat seperti itu justru aku menggugat cerai dia.Mona menarik napas, rasa cintanya kepada Herman sudah habis tanpa sisa. Iya bahkan sudah lupa bagaimana dia mencintai Herman dulu. Tapi, satu yang dia ingat Herman adalah ayah dan kedua anak nya. "Mona! Kamu jangan lupa. Herman adalah pria yang tidak bisa dipercaya. Bisa saja dia berbohong hanya untuk mengambil keuntungan pribadi. Jika dia berani korupsi dan memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadinya tentu dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan uang apabila dalam keadaan jatuh seperti ini." Mahendra memegang kedua pundak Mona. Walau bagaimanapun pria itu tidak akan rela jika Mona sampai terjatuh kepelukan suaminya kembali. "Kamu jangan sam

  • Setelah Aku Mendua   bab52

    Hah?" Melly seperti hendak lompat kegirangan ternyata sangat mudah mencari uang. Hanya memanfaatkan suami tidak percaya lalu membuat video seolah suaminya sekarat dia telah mendapatkan uang yang dia inginkan. "Wah. Bagus sekali. Tuh kan Mas ide aku bagus. Dengan begini kamu nggak usah sesal lagi untuk ngojek. Karena kita sudah dapat uang."Herman yang mendengar hal itu menggelengkan kepalanya beberapa kali. Dia tidak menyangka kalau istrinya akan segila itu."Mel. Aku makin pusing dan badanku semakin meriang. Kalau kamu nggak mau bawa aku klinik tolong berikan aku obat," mohon Herman. Wajah laki-laki Itu tampak pucat. "Iya, iya. Bawel banget sih. Sakit begitu aja mengeluh," omel Melly.Dia bermaksud keluar untuk membeli obat tetapi tangannya segera dicekal oleh Bayu."Ada apa sih Mas? Dia minta obat warung. Nggak papa lah Lagian juga harganya nggak bisa berapa kalau buat warung paling juga rp1000"Bayu Anton Bagaskara, berdecak kesal melihat tingkah istrinya. "Kamu itu kenapa sih b

  • Setelah Aku Mendua   bab 52

    Melly menangis sesenggukan. Air matanya tidak tertahan lagi, terus mengalir bagaikan anak sungai yang deras. Air mata itu mengalir membasahi pipi lalu kemudian sampai ke leher. Wanita itu bahkan sampai mengeluarkan ingus. Sungguh, keadaan Melly memilukan bagi orang yang melihatnya. "Beginilah keadaan suami saya. Hu, hu. Dia sakit sudah lama, tiap bulan harus cuci darah. Kakinya cacat. Sementara kami tidak punya BPJS. Dulu waktu sehat kami tidak punya pikiran untuk mengurusnya," dia menarik napas lalu kembali berkata dengan napas tersengal," mak-maka-nya. Kali-kalian jangan lupa urus BPJS. Biar gak susah seperti kita."Wanita itu mengeluarkan ingusnya. Nafasnya sampai tersengal. "Sekarang saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Suami saya harus cuci darah tiap Minggu. Sementara kami tidak memiliki biaya. Jika tidak mau cuci darah maka entah apa yang akan terjadi pada suami saya." Lagi wanita itu menangis sejadinya. Dia memeluk Herman yang berbaring di depannya dalam keadaan menggigil s

  • Setelah Aku Mendua   51

    Kamu memang pintar. Ada sajakah kamu." Anton tersenyum sambil mencubit hidung istrinya. "Makanya segala sesuatu tuh dengerin dulu. Jangan asal marah-marah aja. Nanti kalau berhasil kan kita yang untung."Pria itu melingkarkan lengannya di pundak sang istri lalu menciumnya. Dia sungguh bangga dengan ide cemerlang sang istri. _Di tempat lain Mona tampak sedang berada di tempat perbelanjaan. Hari ini semua barang kebutuhannya telah habis hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke mall guna membeli barang-barang kebutuhannya. "Gea, kamu mau beli apa nak?" tanya Mona pada Putri pertamanya. "Gea mau dibelikan buku ma sama boneka.""Ya sudah nanti kita beli ya. Sekarang mama mau belikan baju buat adik dulu."Gea mengangguk. Gadis kecil itu sebenarnya tidak terlalu rewel semenjak memiliki adik. Dia juga lebih dewasa, sikap manjanya yang dulu selalu dia tunjukkan saat masih bersama dengan papanya sekarang seperti telah hilang. Bahkan terkadang Mona merasa heran dengan perubahan sikap G

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status