Ketiga orang tersebut duduk di depan teras kost. Raymond dan Laura duduk dengan wajah tertunduk. Deden tak berhenti memainkan jari telunjuknya ke meja. Melihat apa yang barusan terjadi dengan anaknya dan putri dari seorang majikannya.“Saya mohon jangan bilang kejadian ini kepada orang tua saya. Orang tua saya sedang berkabung jadi saya mohon jaga perasaannya.”Laura memulai pembicaraan dan berharap pak Deden tidak memberitahukannya kepada mama Risa dan papa Farhan. Deden hanya tersenyum tipis.“Menjaga perasaan? Lalu bagaimana dengan saya, Non?Saya juga orang tua. Bagaimana perasaan saya melihat anak semata wayang saya yang begitu saya banggakan menjadi anak yang sukses dan harus berkecil hati melihat kalian berdua sedang bermesraan di kamar kost. Apakah yang kalian lakukan wajar?”Pak Deden berkata dengan mata yang berkaca- kaca. Laura tidak tega, dia lalu menundukkan kepalanya kembali.“Ayah, aku melakukan ini karena kita saling mencintai.”Timpal Raymond.”Aku berharap rahasia ini me
Mata perlahan membuka sedikit demi sedikit. Kepalanya terasa pusing. Dia melihat sekelilingnya berada di rumah gubuk yang lumayan kecil. Gentengnya masih anyaman bambu. Launa mulai bangkit dari tempat tidurnya yang masih ukiran rotan. Sepi dan hening tidak ada siapa – siapa. Launa bingung siapa yang ada dirumah ini, dia masih mengingat kejadian seperti terjun bebas dari jurang.“Permisi!”Launa mulai bangkit dan turun dari tempat tidurnya. Namun, dia langsung ambruk. Tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya. Launa mendengar suara cekikikan dari balik tembok.”Siapa?”Launa mencoba mencari tahu siapa pemilik rumah aneh ini. Atau jangan-jangan ayah Dendi. Terakhir dia memang bersama ayah Dendi yang bersikap aneh. Launa jadi takut, dia tidak bisa mengangkat tubuhnya. Semua terasa lemas baginya. Muncul sosok hantu kuntilanak dari balik tembok yang berupa triplek. Sial, Launa menyesal menggubris suara cekikan dari hantu itu. Perlahan kuntilanak berbaju putih dengan wajah yang rusak dan pucat mu
Ardian duduk di mejanya sambil bersendagu, dia tidak menyangka berita tentang kematian Launa membuatnya syok. Apalagi ada insiden di mading. Ardian sudah diberi pesan oleh Ardiaz agar menjaga Launa. Ardian tidak percaya jika Launa mati. Iya, Ardian bisa melihat arwah Ardiaz saat nyawanya masih bergentayangan.“Permisi pak!”Kata seorang murid perempuan. Lamunaannya buyar dan langsung memandang siswi di depannya.”Bapak memanggil saya?”“Benar saya memanggilmu kesini perihal apa yang kamu lakukan dengan almarhum Nadine. Kamu harus tahu gara-gara kamu menyebar foto itu kamu sudah dikenai sanksi berat atau sanksi norma.”“Tapi saya tidak melakukan hal tersebut pak. Maaf Anda pm salah orang.”Jesisca masih meyangkal.“Lalu ini apa?”Ardian meyerahkan video yang diambil di cctv. Jesisca melihatnya dan malu, dia tidak kefikiran kalau disana ada cctv. Gila. Dirinya sudah tertangkap basah.”Kamu tidak bisa mengelaknya lagi Jesisca. Sebagai hukumannya. Kamu akan saya keluarkan dari sekolah ini.”Ar
Laura langsung melepaskan Raymond dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. LaurA langsung takut karena kepikiran tentang Launa. Bagaimana dia nanti tahu jika Laura masih melakukan pergaulan bebas seperti ini. Laura membelakangi Raymond. Raymond memandangi Laura sejenak dari belakang dan turun dari ranjang mengambil boxer hitamnya dan minum segelas air putih. Ada rasa bersalah dari Raymond. Namun, entah kenapa nafsu yang membelenggunya.“Kita tidak bisa seperti ini terus.”Raymond duduk di kursi sambil menghela nafas panjang.”Setiap kita selesai melakukan perbuatan terlarang ini. Ada rasa bersalah dalam diri kita. Namun, jujur aku sangat mencintaimu. Aku siap menikahimu apapun resikonya.”Jelas Raymond. Laura hanya terdiam. Laura juga menyesali perbuatannya. Laura membalikkan badannya dan memandang Raymond yang duduk di samping ranjang.“Aku takut hamil, Ray.”Raymond langsung berjalan mendekati Laura dan mengelus rambutnya yang panjang.“Apapun resikonya aku akan bertanggung jawab. Ent
Di gubuk milik Dewa.Launa memasak nasi goreng. Sebenarnya ia tidak bisa terlalu melakukan aktivitas berlebihan. Kakinya masih terlalu kaku. Rasanya ingin pulang, dia tidak mungkin tinggal disini lama-lama. Pernikahan? Apa ini? Menikah disaat dia tidak sadarkan diri. Gila. Launa masih SMA harus menikah dengan orang yang tidak dikenal. Nasi gorengnya sudah jadi. Aromanya sangat nikmat. Launa tidak melihat keberadaan Dewa. Ini kesempatannya untuk mengetahui siapa Dewa sebenarnya, dia masuk kedalam kamarnya. Kosong. Launa mencari-cari identitas Dewa. Di laci dia melihat ada sertifikat tanah.“Kamu ngapain masuk kemarku.”Dewa tiba-tiba datang. Launa langsung kaget. Dewa mengambil sertifikat yang dipegang Launa.“Aku tahu kamu istriku, tetapi jangan pernah lancang masuk kedalam kamarku.”Dewa sedikit marah.”Lagipula apa yang kamu cari? Uang? Aku sudah bilang aku masih mengumpulkan uang untuk mengantarmu pulang,”“Jadi kamu menuduh aku mencuri?”“Kalau tidak mencuri apa namanya?”“Aku hanya
“Aku sudah bilang kalau kesini tunggu komando dariku.”Dewa langsung memarahi ketiga bodyguardnya.“Maafkan aku tuan Dewangga. Saya ingin menyampaikan bahwa semua sengketa tanah telah beres. Jadi pak Dewangga bisa pulang kerumah.”“Tapi kalian tunggu komando dariku. Aku ingin disini sebantar saja. Kalian aku pecat semua!”Dewa menunjuk ketiga bodyguard sambil marah-marah.“Tapi pak... Anda sudah bilang kepada kita jika sengketa sudah selesai tuan Dewangga akan kembali. Jadi dimana salah kami?”“Kalian telah mengusik kebahagianku sebentar saja. Kalian tahu baru kali ini aku hidup tenang dan aku ingin merasakan jatuh cinta. Kamu...”Dewa marah dan ingin menapar ketiga bodyguard satu-satu.“Jadi ini sifat aslimu kepada pelayanmu.”Launa menepis tangan Dewa yang ingin menampar ketiga bodyguard tersebut.”Mereka tidak salah kamu yang salah. Kamu terlalu arogan dengan mereka. Kamu merasa orang paling terkuat. Kamu egois. Aku masih sebagai istrimu mohon jangan pernah memecat meraka.”Launa menatap
Kedua twins saling terdiam. Memikirkan masa depan mereka masing-masing. Launa masih teringat tentang suami dadakannya Dewangga. Sebenarnya dia sangatlah tampan bila dibandingkan dengan Ardiaz. Namun, CEO itu memang benar arogan. Launa melihat Laura sedang tertidur mungkin dia sedang kelelahan. Melihat masa depan saudara kembarnya hancur sangat disayangkan baginya. Raymond datang membawa bungkusan nasi kotak.“Laura, tidur lagi?”Raymond meletakkan nasi kotaknya diatas meja, dia mengelus-elus kepala Laura dan sesekali mengecupnya. Laura melihat Raymond memang begitu menyanyangi Laura.“Kamu sangat mencintainya, Raymond?”Tanya Launa untuk memastikannya kembali. Raymond duduk di dekatnya.“Aku sangat menyayangi Laura, bahkan melebihi sayangku ke orang lain. Maafkan aku Launa. Seharusnya kemarin aku memakai alat pengaman agar dia tidak hamil. Namanya juga sedang nafsu mau bagaimana lagi.”Raymond beranjak dan membuat teh hangat untuk Launa.”Minumlah selagi hangat.”Raymond menawarkan.“Apa l
Dewangga. Pria itu sudah kembali lagi ke dunia yang sebenarnya. Dimana dia harus kembali rutinitas sebagai CEO di perusahaanya di bidang pertanian. Di desa dia hanya menyamar sebagai orang biasa untuk menyelamatkan sengketa tanah yang akan direbut oleh perusahaan lain. Dewangga tidak membiarkan semua itu dan saat mau pulang dia bertemu dengan gadis yang tergeletak lemah di pinggir jurang. Dewa takut kalau gadis tersebut sudah meninggal dan bersyukur gadis itu masih hidup. Sebenarnya dia hanya ingin menguntungkan kondisinya tapi dia tidak tega. Gadis itu bernama Launa, dia sangat candu. Apapun alasannya dia harus memilikinya sekalipun Launa tidak mencintainya. Dewangga berhenti di depan parkiran lobby kantornya dan turun sambil merapikan jasnya. Penampilannya sangat maskulin.“Selamat pagi, tuan Dewangga.”Pegawai memberi salam sambil menunduk.“Pagi pak Fajar. Nanti tolong disiapkan meeting kita bersama perusahaan PT Abadi sejahtera saya tunggu di ruangan.”Dewangga melangkah menuju ru