Ardian duduk di mejanya sambil bersendagu, dia tidak menyangka berita tentang kematian Launa membuatnya syok. Apalagi ada insiden di mading. Ardian sudah diberi pesan oleh Ardiaz agar menjaga Launa. Ardian tidak percaya jika Launa mati. Iya, Ardian bisa melihat arwah Ardiaz saat nyawanya masih bergentayangan.“Permisi pak!”Kata seorang murid perempuan. Lamunaannya buyar dan langsung memandang siswi di depannya.”Bapak memanggil saya?”“Benar saya memanggilmu kesini perihal apa yang kamu lakukan dengan almarhum Nadine. Kamu harus tahu gara-gara kamu menyebar foto itu kamu sudah dikenai sanksi berat atau sanksi norma.”“Tapi saya tidak melakukan hal tersebut pak. Maaf Anda pm salah orang.”Jesisca masih meyangkal.“Lalu ini apa?”Ardian meyerahkan video yang diambil di cctv. Jesisca melihatnya dan malu, dia tidak kefikiran kalau disana ada cctv. Gila. Dirinya sudah tertangkap basah.”Kamu tidak bisa mengelaknya lagi Jesisca. Sebagai hukumannya. Kamu akan saya keluarkan dari sekolah ini.”Ar
Laura langsung melepaskan Raymond dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. LaurA langsung takut karena kepikiran tentang Launa. Bagaimana dia nanti tahu jika Laura masih melakukan pergaulan bebas seperti ini. Laura membelakangi Raymond. Raymond memandangi Laura sejenak dari belakang dan turun dari ranjang mengambil boxer hitamnya dan minum segelas air putih. Ada rasa bersalah dari Raymond. Namun, entah kenapa nafsu yang membelenggunya.“Kita tidak bisa seperti ini terus.”Raymond duduk di kursi sambil menghela nafas panjang.”Setiap kita selesai melakukan perbuatan terlarang ini. Ada rasa bersalah dalam diri kita. Namun, jujur aku sangat mencintaimu. Aku siap menikahimu apapun resikonya.”Jelas Raymond. Laura hanya terdiam. Laura juga menyesali perbuatannya. Laura membalikkan badannya dan memandang Raymond yang duduk di samping ranjang.“Aku takut hamil, Ray.”Raymond langsung berjalan mendekati Laura dan mengelus rambutnya yang panjang.“Apapun resikonya aku akan bertanggung jawab. Ent
Di gubuk milik Dewa.Launa memasak nasi goreng. Sebenarnya ia tidak bisa terlalu melakukan aktivitas berlebihan. Kakinya masih terlalu kaku. Rasanya ingin pulang, dia tidak mungkin tinggal disini lama-lama. Pernikahan? Apa ini? Menikah disaat dia tidak sadarkan diri. Gila. Launa masih SMA harus menikah dengan orang yang tidak dikenal. Nasi gorengnya sudah jadi. Aromanya sangat nikmat. Launa tidak melihat keberadaan Dewa. Ini kesempatannya untuk mengetahui siapa Dewa sebenarnya, dia masuk kedalam kamarnya. Kosong. Launa mencari-cari identitas Dewa. Di laci dia melihat ada sertifikat tanah.“Kamu ngapain masuk kemarku.”Dewa tiba-tiba datang. Launa langsung kaget. Dewa mengambil sertifikat yang dipegang Launa.“Aku tahu kamu istriku, tetapi jangan pernah lancang masuk kedalam kamarku.”Dewa sedikit marah.”Lagipula apa yang kamu cari? Uang? Aku sudah bilang aku masih mengumpulkan uang untuk mengantarmu pulang,”“Jadi kamu menuduh aku mencuri?”“Kalau tidak mencuri apa namanya?”“Aku hanya
“Aku sudah bilang kalau kesini tunggu komando dariku.”Dewa langsung memarahi ketiga bodyguardnya.“Maafkan aku tuan Dewangga. Saya ingin menyampaikan bahwa semua sengketa tanah telah beres. Jadi pak Dewangga bisa pulang kerumah.”“Tapi kalian tunggu komando dariku. Aku ingin disini sebantar saja. Kalian aku pecat semua!”Dewa menunjuk ketiga bodyguard sambil marah-marah.“Tapi pak... Anda sudah bilang kepada kita jika sengketa sudah selesai tuan Dewangga akan kembali. Jadi dimana salah kami?”“Kalian telah mengusik kebahagianku sebentar saja. Kalian tahu baru kali ini aku hidup tenang dan aku ingin merasakan jatuh cinta. Kamu...”Dewa marah dan ingin menapar ketiga bodyguard satu-satu.“Jadi ini sifat aslimu kepada pelayanmu.”Launa menepis tangan Dewa yang ingin menampar ketiga bodyguard tersebut.”Mereka tidak salah kamu yang salah. Kamu terlalu arogan dengan mereka. Kamu merasa orang paling terkuat. Kamu egois. Aku masih sebagai istrimu mohon jangan pernah memecat meraka.”Launa menatap
Kedua twins saling terdiam. Memikirkan masa depan mereka masing-masing. Launa masih teringat tentang suami dadakannya Dewangga. Sebenarnya dia sangatlah tampan bila dibandingkan dengan Ardiaz. Namun, CEO itu memang benar arogan. Launa melihat Laura sedang tertidur mungkin dia sedang kelelahan. Melihat masa depan saudara kembarnya hancur sangat disayangkan baginya. Raymond datang membawa bungkusan nasi kotak.“Laura, tidur lagi?”Raymond meletakkan nasi kotaknya diatas meja, dia mengelus-elus kepala Laura dan sesekali mengecupnya. Laura melihat Raymond memang begitu menyanyangi Laura.“Kamu sangat mencintainya, Raymond?”Tanya Launa untuk memastikannya kembali. Raymond duduk di dekatnya.“Aku sangat menyayangi Laura, bahkan melebihi sayangku ke orang lain. Maafkan aku Launa. Seharusnya kemarin aku memakai alat pengaman agar dia tidak hamil. Namanya juga sedang nafsu mau bagaimana lagi.”Raymond beranjak dan membuat teh hangat untuk Launa.”Minumlah selagi hangat.”Raymond menawarkan.“Apa l
Dewangga. Pria itu sudah kembali lagi ke dunia yang sebenarnya. Dimana dia harus kembali rutinitas sebagai CEO di perusahaanya di bidang pertanian. Di desa dia hanya menyamar sebagai orang biasa untuk menyelamatkan sengketa tanah yang akan direbut oleh perusahaan lain. Dewangga tidak membiarkan semua itu dan saat mau pulang dia bertemu dengan gadis yang tergeletak lemah di pinggir jurang. Dewa takut kalau gadis tersebut sudah meninggal dan bersyukur gadis itu masih hidup. Sebenarnya dia hanya ingin menguntungkan kondisinya tapi dia tidak tega. Gadis itu bernama Launa, dia sangat candu. Apapun alasannya dia harus memilikinya sekalipun Launa tidak mencintainya. Dewangga berhenti di depan parkiran lobby kantornya dan turun sambil merapikan jasnya. Penampilannya sangat maskulin.“Selamat pagi, tuan Dewangga.”Pegawai memberi salam sambil menunduk.“Pagi pak Fajar. Nanti tolong disiapkan meeting kita bersama perusahaan PT Abadi sejahtera saya tunggu di ruangan.”Dewangga melangkah menuju ru
Kehamilannya membuatnya ingin segera menggugurkannya. Laura melihat Raymond yang masih terlelap. Pagi cukup cerah. Jam menunjukkan pukul 10.00. Laura bingung dengan keadaannya seperti ini. Meskipun Raymond orang yang sederhana tapi dia mempunyai penghasilan sendiri. Ternyata Raymond punya usaha cafe. Perut Launa mual, dia segera masuk kedalam kamar mandi. Efek dari hamil muda membuatnya sering mual dan muntah.“Aku tidak bisa melanjutkan kandungan ini. Ini akan menyusahkan bagiku. Ray, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Ini semua karena kau yang penuh nafsu,.” Launa mengingat saat bersama Raymond sebelum hamil.Laura melihat foto Raymond dengannya. Setelah pak Deden mengatakan jika tidak merestui hubungannya. Rasanya sedih dan sakit baginya. Laura tidak bisa menahan tangisannya. Matanya lembab bukan karena Launa belum ketemu tetapi hubungannya dengan Raymond. Dia ingin melepaskan semuanya. Lari dalam kehidupan yang penuh drama ini. Matanya tak kuat menahan beban dunia. Dunia yang real s
Launa duduk di teras rumah sambil menunggu papa dan mama Risa untuk kerumah Dewangga. Iya, hari ini Launa akan diantar kerumah Dewangga. Kabar pernikahan sirinya sudah terdengar. Launa ingin membahagiakan orang tuanya dengan melanjutkan pernikahannya dengan Dewangga. Papa Farhan alam dibantu perusahaannya jika Launa melanjutkan pernikahannya. Sekelibat dia melihat hantu Kunti sedang berada di pohon. Wajahnya pucat dengan tangisannya yang menggetarkan hati. Pasti dia merasakan kesedihan yang amat dalam. Launa memegang kotak cincin yang dulu ditaruh Dewa ke saku jaketnya. Ardiaz iya dia duduk di taman. Launa mengucek kedua matanya apakah benar itu hantu Ardiaz. Tapi …“Launa apa kau sudah siap?”Tanya papa yang sudah berdiri di ambang pintu bersama mamanya.“Siap, Papa.”Launa mengambil tas kopernya dan pandangannya masih ke arah Ardiaz yang berada di bawah pohon. Wajahnya sendu. Bagaimana jadinya jika hantu Ardiaz mengetahui jika dirinya menikah?“Pa, Laura akhir-akhir ini tidak pernah p
Suara tepukan tangan menggema di seluruh ruangan besar bergaya arsitektur Belanda. Raymond hari ini bekerja sangat bagus dan mendoakan tender yang besar. Farhan mulai bisa menerima Raymond seutuhnya. Banyak yang memberi selamat kepada Raymond. Pemuda itu sudah membuktikan jika dia bisa. “Selamat Raymond. Aku suka dengan pekerjaanmu.” Farhan senang dan menepuk beberapa kali pundak Raymond. “Terima kasih ayah. Ini juga berkat dukungan dari ayah juga.” Raymond membalas dengan antusias dan puas. Baginya mendapat restu dari ayah Laura sangatlah susah karena adanya perbedaan dan status menjadi penghalang saat Raymond dan Laura bersama. Namun, semuanya sudah usai. Kini kebahagiaan itu sudah ada di depan mata. “Yang jelas kamu harus membuktikan kepada ayah jika kamu bisa. Oke Raymond. Hari ini kamu bisa pulang cepat. Laura ulang tahun, dia menunggu surprise darimu.” Jelas Farhan dan meninggalkan ruang meeting. Perlahan semua orang keluar tinggal dirinya saja yang masih di ruangan. Raymon
Udara pagi kota Jogja sangat sejuk. Hari ini terlihat di jam tangan Laura masih pukul enam pagi. Sejak hujan tadi malam yang mengguyur deras membuat banyak sisa tetesan air hujan menempel di dedaunan. Embun pagi yang menyejukkan kalbu. Bintang tidak tidur di stoller mungkin dia masih menikmati udara di pagi hari. Laura mendorong stoller menuju taman dekat perumahan. Hari ini minggu jadi banyak yang menghabiskan di taman. Laura duduk di dekat air mancur dan melihat Bintang yang ada di depannya. Wajahnya mirip sekali dengan Raymond. “Bintang, kenapa papa kamu tidak menghubungi mama sama sekali? Apakah papa lupa sama kita?” Laura mengambil ponsel dari saku sweater-nya dan mencoba melihat layar ponsel. Raymond sama sekali tidak membalas dan menghubunginya sama sekali. Laura mendengus kesal. Tak sengaja kedua bola matanya menatap seseorang yang sedang berjalan dan mendekati air mancur. Lelaki itu pakai handset seolah sedang menikmati musik. Laura bangkit dan bergegas menghampiri sosok t
Risa membuka pintu dan mendapati Laura ada di depan pintu sambil menggendong Bintang di tambah Laura masih memakai gaun pengantin. Sejenak di menoleh ke kanan dan kiri tidak ada sosok Raymond menemaninya bahkan mobilnya pun tidak ada. Risa bingung apa yang sebenarnya terjadi kepada Laura. Laura memeluk mamanya dan menangis dengan tersedu-sedu. Apakah Raymond telah menyakiti hati Laura padahal ini adalah hari bahagia mereka yang di tunggu-tunggu. “Laura kenapa kamu ada di sini? Bukankah kamu sedang ada bersama dengan Raymond dan hari ini adalah hari bahagiamu?”Bukanya menjawab pernyataan mamanya, Laura justru menangis sejadi-jadinya membuat Bintang yang tadi tidur pulas langsung bangun. “Ah... Mama!” Laura menjerit. Risa jadi bingung dengan apa yang terjadi, dia menggandeng Laura masuk ke dalam dan menyuruh Laura duduk. “Ada apa? Cerita sama mama. Kamu ini belum ganti baju pengantin malah ke rumah ini lagi? Memang kenapa, Laura? Jangan buat mama bingung.” “Mama...!” Lagi-lagi Lau
Setiap perempuan ingin memiliki pernikahan impian setelah semua cita-cita terselesaikan. Lain halnya dengan Laura dan Raymond karena nafsu semata tanpa memikirkan dampaknya mereka harus menikah setelah Laura melahirkan Bintang itu pun dengan pengorbanan yang besar. Kali ini hanya pesta yang sederhana tidak di gedung mewah dengan konsep Princess. Sebenarnya orang tua Laura ingin pernikahan yang mewah tapi Laura menolaknya karena dia merasa malu dengan keadaannya sekarang. “Saya Terima nikah dan kawinnya Laura Lestari Darmawan binti Farhan Darmawan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!” Suara Lantang Raymond saat mengucapkan ijab kabul di depan penghulu. “Bagaimana, saksi? Sah?”“Sah!”“Sah!”Suara riuh dan tepukan menggema di area outdoor taman di sebuah hotel. Laura sekarang resmi menjadi istri Raymond. Tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Setelah menandatangani dokumen dan buku nikah mereka tak lupa mengabadikan lewat foto. Risa yang sedang menggendong Bintang tak luput
Hari ini Laura merasa bahagia sekali. Inilah kado yang diberikan Tuhan bahwa dia dan Raymond akan bersatu kembali. Bintang tidak lagi takut kehilangan ayahnya. Laura menggendong Bintang. Bayi yang dia lahirkan sangat tampan persis sekali dengan Raymond. Melihat Raymond tadi bahagia, Laura juga ikut bahagia. Risa masih sibuk dengan membaca majalah Femina seolah tidak menggubris Laura. Laura tahu jika ini adalah hal terberat sebagai orang tua harus menerima kenyataan jika anaknya hamil diuar nikah. “Ma, Laura berterima kasih karena Mama mau menerima Raymond menjadi menantu Mama. Laura...”“Tidak usah berterima kasih secara berlebihan.” Mama memotong pembicaraan sambil sibuk membaca majalah yang ada di tangannya. Sebenarnya dia hanya ingin melupakan kekecewaannya melalui bacaan. Hatinya sangat teriris melihat masa depan Laura, putri satu-satunya yang dia miliki saat ini. Seharusnya Laura yang menggantikan Launa. Namun, Risa mencoba menerima kenyataan yang ada. “Mama, melakukan ini demi
Risa membantu membereskan perlengkapan Laura. Hari ini dia bisa pulang tapi nyeri jahitan bekas persalinan masih terasa. Melahirkan baginya adalah hal yang sangat luar biasa. Sungguh pengalaman yang tidak bisa lupakan seumur hidup saat melahirkan Bintang di tambah Raymond yang setia menunggunya selama proses persalinan. Laura masih menunggu Raymond kembali tapi mungkin akan sia-sia karena lelaki yang di cintai sudah fokus kepada kuliahnya. “Mama dan Papa akan mengurus semua kepindahan kamu ke London sambil menunggu Raymond lulus dan membuktikan bahwa dia bisa menjadi orang sukses.” Risa menjelaskan sambil menutup koper miliknya. Dalam hati Risa setidaknya Raymond punya masa depan yang cerah. Masa depan Laura sudah hilang harapan. Anak satu-satunya yang bisa diharapkan sudah pupus. Laura sontak kaget dengan apa yang di katakan mamanya. Pindah ke London? Itu berarti dia harus berpisah lagi dengan Raymond. “Kenapa bisa begitu, Ma? Mama tidak bisa mengatur kehidupan ku lagi? Aku ingin
Kematian Jesisca banyak mengundang misteri bagi orang terutama polisi. Seorang Office Boy menemukan Jesisca meninggal gantung diri di toilet. Kematiannya membuat gempar rumah sakit jiwa. Raymond yang mendapat telefon dari rumah sakit langsung bergegas ke sana. Orang tua Jesisca sudah tidak menggagap dirinya kembali. Rasa malu sudah menyelimuti keluarga Jesisca. Polisi membawa kantong jenazah untuk di visum. Hati Raymod hancur saat kehilangan sepupunya. Ada tanda tanya dalam pikirannya, apa yang menyebabkan Jesisca bunuh diri? Apa karena dirinya di anggap gila. Cuit sekali nyali Jesisca. Tiga jam di kantor polisi dan di interogasi membuat Raymond lelah dan kepalanya sedikit pusing. Tadi di sana dia sempat bertemu dengan Ardian, Zizi dan Alenta. Mereka juga di interogasi. Sepertinya kematian Jesisca karena dia merasa tidak kuat menjalani hidup dan jalan ninjanya adalah mengakhiri hidupnya. Suasana Cafe dekat Malioboro cukup ramai. Ingin dia menyanyi dan meluapkan semuanya tapi mood-n
Suasana taman lumayan ramai dengan banyak orang lalu lalang di tengah, pinggir bahkan sudut taman sekalipun. Ada yang berteriak, senyum-senyum sendiri dalam khayalan di dalam pikiran seolah dunia milik dia sendiri. Perawat baju dinas putih tidak luput dari sasaran jika ada amukan dari salah satu pasien. Di mana lagi kalau bukan di rumah sakit jiwa. Jessica masih duduk termangu tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya. Yang dia ingin bisa bebas dari tempat yang membuatnya hampir frustrasi gara-gara hantu Aurel. Keluarganya menganggap dia gila bahkan di penjara dia juga di anggap gila. Jessica merasa hampir gila dengan hantu sialan tersebut apalagi jika malam hari Jessica selalu diteror hantu tersebut. Seandainya malam itu dia tidak bersama Launa pasti semua tidak akan terjadi seperti ini. Baginya ini adalah hal gila yang tidak bisa terlupakan. “Jesisca.” Panggilan dari dirinya membuyarkan lamunannya. Gadis itu menoleh ke arah samping takut jika hantu Aurel berubah menjadi sosok lain.
Raymond tidak henti-hentinya menatap Laura yang sedang menyuapi dirinya. Hari ini dia harus makan bubur halus dulu karena lambungnya belum siap menerima makanan kasar. Beberapa hari ini dia memang tidak teratur makan karena memikirkan bagaimana bisa menemukan Laura dan menikahinya di tambah dia akan segera melahirkan hasil buah cintanya. “Laura.” Raymond memegang pergelangan Laura. Laura meletakkan makanannya di nakas. Kedua mata Raymond memandangnya dengan sendu. “Maafkan aku atas apa yang aku lakukan dulu. Gara-gara aku kamu jadi tidak melanjutkan sekolah dan hanya mengenyam pendidikan home schooling sedangkan aku masih bisa melanjutkan kuliahku. Lelaki macam apa aku.” Raymond tertunduk malu. Melihat apa yang Raymond katakan Laura merasa tersentuh. Awalnya dia mengira Raymond akan menikahi perempuan lain ternyata dia adalah adiknya sendiri. Laura memandang perutnya sekilas. Anak ini butuh orang tua bukan menjadikan sebagai status adiknya. Ibu mana yang tidak sedih melihat kenyataa