Share

Main Hati

“Juragan, hamba ingin menyampaikan sesuatu,” bisik orang kepercayaan Pawana sambil mengendap-endap.

“Sebagai orang kepercayaan Demang Ranu, aku yakin sekali kau pasti terlibat. Tidak mungkin sekeping hepeng pun tidak pernah kau makan,” gumam lelaki berkasta tinggi itu. “Tapi aku tidak yakin, sebelum mencari tahu sendiri. Sebenarnya aku tidak suka main kasar, tidak sama sekali, kecuali terpaksa.” Pawana naik ke atas kudanya.

Lelaki dengan kumis tipis itu membawa lari tunggangannya. Yang ia tahu sebagai pendekar perempuan, Murti suka latihan dengan kudanya di tanah lapang milik kedua orang tuanya.

“Aku akan main hati, tapi aku tidak akan menggunakan perasaan. Kau akan aku manfaatkan, selagi berguna kau akan ada di dekatku.” Pawana menarik tali kekang kuda. Ia menunggu sampai Murti kembali.

Terdengar suara derap lari kuda lain yang datang. Pawana sembunyi sebentar dan nyaris saja anak panah mengenai pipinya. Tergores sedikit, dan hutang darah dari Murti akan ia ambil dari darah dari a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status