Share

Ular Merah

“Aku pikir tadi kau dan kekasihmu itu yang celaka.” Weni naik satu pedati bersama dengan Lintang.

“Tidak, justru aku pikir kau dan Paman tadi yang kena. Sepertinya masih dicari siapa korbannya. Apa pun itu semoga tidak akan membuat kita dikurung dalam puri selamanya.” Lintang merinding, tadi dia begitu dekat dengan suara jeritan saat kejadian berlangsung.

“Bagaimana?” tanya Lintang pada Weni.

“Ya, begitu-begitu saja, tapi kakiku jadi terkilir. Kami tak ada apa-apa selain dia memijat betisku. Kau sendiri bagaimana?”

“Itu sudah bagus, ada pendekatan. Aku, ya, apalagi begitulah dengan dia, selagi ada kesempatan.”

“Kau tak takut kalau ketahuan?”

“Tidak, justru rasanya mendebarkan. Kami sama-sama butuh, kalau ada waktu tentu kami manfaatkan.”

“Agak gila juga kau aku rasa.”

“Ya, kau juga. Tapi gara-gara kejadian itu aku rasa penjagaan akan diperketat, lihat saja nanti.”

Pedati terus berjalan membawa para selir kembali ke kediaman Demang Ranu. Semua turun ketika sudah sampai. Weni k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status