Siang hari Syafana datang bersama Saida, selama Sadam di rumah sakit dan Salman masih menginap di rumah sakit, lelaki tampan itu menitipkan anak sulungnya kepada sang kakak."Assalamualaikum," ucap Syafana dan Saida saat masuk ke ruang rawat."Waalaikumsalam," jawab Kanaya.Saida tersenyum melihat Kanaya yang sedang menyusui Sadam, sementara Salman sedang tertidur pulas di tempat tidur."Ya ampun Salman, bisa-bisanya dia tidur nyenyak sementara istrinya kelelahan mengurus anak," ucap Saida menggelengkan kepala hendak berjalan kearah Salman, tetapi Kanaya menahannya dan tak ingin suaminya itu di ganggu."Semalaman dia yang urus Sadam, sementara aku tertidur pulas. Jadi biarkan dia tidur sekarang dengan puas," ucap Kanaya.Saida menghela nafas lalu duduk di samping Kanaya, sementara Syafana sudah lebih dulu duduk di samping Kanaya di sisi yang lainnya. Gadis kecil itu menyadarkan kepala di tubuh Kanaya seolah ingin bermanja pada ibu sambungnya itu."Kamu sudah makan siang belum, Nay? Ta
"Meskipun kita tinggal dalam satu rumah, Aku tidak mau kita satu kamar dan aku tidak mau melayani kamu di atas ranjang, Om."Salman menghela nafasnya mendengar ucapan Kanaya,"Tapi kita masih suami istri yang sah, Nay!""Kalau kamu tidak mau menuruti syarat dariku, maka aku tidak akan pulang ke rumah itu. Aku akan pergi membawa Sadam tempat yang lebih jauh daripada kemarin," ucap Kanaya."Aku akan mencari dan menemukanmu lagi," ucap Salman."Kalau begitu aku akan bunuh diri membawa Saddam agar kamu puas, selama ini aku selalu menuruti apapun yang kamu mau. Sekarang kamu mau minta aku kembali tapi kamu tidak mau menuruti apa mauku, bukankah itu adalah hal yang sangat egois dan aku tidak bisa diperlakukan seperti itu terus," ucap Kanaya.Salman menghela nafasnya teringat saat Kanaya hendak memotong nadinya dengan pecahan beling di kontrakannya, semenjak kejadian itu Kanaya memang berubah menjadi lebih nekat dan Salman tidak mau apa yang dikatakan Kanaya benar-benar ia lakukan."Baiklah k
Setelah menyadari semua kesalahannya dan ia bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Kanaya, Salman membuat rencana-rencana menjalani hari-hari bersama Kanaya.Malam hari sebelum tidur Salman memastikan istri dan kedua anaknya tidur, ia kini menatap Kanaya yang sedang terlelap di samping Sadam."Aku akan terus berusaha membuatmu kembali seutuhnya padaku, bukan hanya ragamu, tapi juga hatimu yang akan kembali padaku, Kanaya," ucap Salman seraya mengecup kening Kanaya.Setelah itu ia keluar dari kamar tersebut dan menghampiri kamar Syafana, Ia pun melakukan hal yang sama mencium kening Syafana setelah itu keluar dari kamar sang anak.Setelah sampai di kamar ia langsung merebahkan tubuhnya dan anehnya tanpa obat tidur malam ini Salman bisa terlelap. Pagi harinya saat dengar suara azan subuh, Salman langsung bergegas untuk kamar mandi dan melakukan aktivitasnya.Kali ini ia bergegas ke dapur untuk membuatkan sarapan, untuk pertama kalinya lelaki berwajah tampan itu harus berurusan de
"Bantuan apa?" tanya Samuel."Kanaya sudah kembali ke rumahku, tapi yang kembali hanya raganya. Cintanya sudah hilang dan berubah tidak seperti dulu, Aku butuh tips dari kamu gimana caranya biar Kanaya balik cinta sama aku," ucap Salman tanpa malu menceritakan kegundahannya pada.Samuel merasa kasihan kepada Salman saat mendengar cerita sahabatnya itu, tetapi ia juga kesal karena sejak dulu ia sudah memperingatkan Salman. Namun, sahabatnya itu tidak pernah mendengarkan apa yang ia ucapkan dulu."Kamu sih dulu nggak pernah dengerin ucapan aku, sekarang nyesel kan setelah kehilangan cintanya Kanaya," ucap Samuel."Ya Aku sangat-sangat menyesal, saat kehilangan Hani karena dia meninggal itu terasa sakit ini. Namun, sekarang rasanya sangat sakit ketika Kanaya ada di sampingku tapi hatinya tidak untuk aku," ucap Salman."Jadi sekarang kamu mau berusaha untuk meluluhkan hatinya kembali?" tanya Samuel."Iya, dan aku butuh bantuanmu karena kamu tahu sendiri kan, dari dulu aku tidak pernah mer
"Kita bisa bahas masalah pribadi, agar lebih akrab satu sama lain, bisa bahas apa saja yang di luar pekerjaan," ucap Maya."Maaf, Nyonya Maya. Saya tidak tertarik membahas masalah pribadi dengan klien, hanya masalah pekerjaan saja. Saya juga tidak ingin terjadi salah paham antara saya dengan istri saya jika saya membahas masalah pribadi dengan klien yang merupakan lawan jenis," ucap Salman.Setelah mengatakan hal itu, Salman dan asistennya pun pamit. Sementara Maya dan asistennya masih di cafe tersebut, Maya semakin menyukai karakter Salman. Pria tampan, yang terlihat Arogan, tetapi menunjukkan kesetiaannya kepada istri."Aku jadi penasaran seperti apa istri Tuan Salman, sampai dia aku begitu menjaga kepercayaan istrinya di luar," ucap Maya."Rumor yang Saya dengar istri pertama nya meninggal saat melahirkan, sekarang ia memiliki istri yang usianya jauh lebih muda," ucap Asisten Maya."Oh pantas saja, sekarang posesif dan pintar menggoda. Sehingga Tuan Salman tidak ingin ada masalah d
"Atau apa?" tanya Salman."Atau aku pukul dengan spatula! Cepat lepasin, aku lagi masak nanti gosong nih!" ucap Kanaya.Salman akhirnya melepaskan pelukan pada Kanaya, tetapi ia malah berdiri di samping sang istri dan terus memperhatikan wajahnya."Kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" Tanya Kanaya dengan nada sinis."Kamu cantik banget, Nay!" ucap Salman."Emang dari dulu, Om aja baru sadar," ucap Kanaya masih melanjutkan pekerjaannya di depan kompor."Sebenarnya aku udah sadar kok dari dulu, cuma aku gengsi untuk mengakuinya," ucap Salman."Makan aja tuh gengsi sampai kenyang!" ucap Kanaya masih dengan nada sinis."Iya, karena gengsiku yang terlalu besar aku hampir saja kehilanganmu, aku bersyukur ada Sadam yang bisa membuatmu mau kembali padaku," ucap Salman.Kanaya bergeming tak mengatakan apa-apa, ia mengangkat makanan yang sudah ia buat lalu menyimpannya di atas meja makan. Satu persatu makanan itu ia susun dengan rapi seperti biasa, Salman hanya mengikuti dan memperhatikan apa yang
"Aku laper," ucap Kanaya."Bukannya tadi udah makan, sekarang laper lagi?" tanya Salman keheranan."Mungkin efek menyusui jadi cepat lapar, mau makan takut badanku gendut," ucap Kanaya."Gak apa-apa gendut yang penting kamu dan Sadam sehat, kamu mau makan apa? Pesan online saja ya!" ucap Salman.Kanaya menganggukan kepala dan yang di pesan adalah martabak telur bebek, setelah beberapa saat menunggu pesanan itu datang. Salman mengambilnya di gerbang dan langsung membawa ke kamar Kanaya."Om mau?" tanya Kanaya."Jujur saja aku gak terlalu suka makanan seperti ini," ucap Salman."Padahal enak banget, cobain satu!" ucap Kanaya seraya menyodorkan martabak ke mulut Salman.Salman tidak menolak dan akhirnya memakan makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk lebih dekat dengan Kanaya.Setelah makanan itu masuk ke dalam mulutnya dan lelaki tampan itu mulai mengunyah, tak disangka ia suka dengan rasa makanan tersebut."Ternyata rasanya enak ya, p
.[Aku mau pergi membawa Sadam, jangan cari aku!]Begitulah isi pesan yang dikirim Kanaya kepada Salman, tentu saja pria berwajah tampan itu panik takut sang istri pergi seperti waktu itu dan sulit untuk ditemukan kembali.Dengan keadaan panik meninggalkan perusahaan dan pulang ke rumah dengan mengendarai mobil ber kecepatan tinggi, ia tak peduli dengan keselamatannya yang ada di pikirannya hanya ingin mencegah kepergian istri dan anaknya.Jalanan tidak terlalu macet karena belum jam pulang kerja, sehingga tanpa hambatan Salman pun sampai di rumah dan langsung mencari Kanaya. Ia membuka pintu kamar dan melihat Kanaya sudah berpakaian rapi sedang menggantikan baju Sadam."Om, kenapa udah pulang baru jam segini?" tanya Kanaya terkejut dengan kehadiran Salman."Aku sengaja meninggalkan pekerjaanku begitu membaca pesan dari kamu, jangan pergi lagi dariku, Nay!" ucap Salman memohon."Nggak usah pasang wajah melas kayak gitu deh! Seakan-akan kamu benar-benar membutuhkan aku, padahal di luar s