Share

Bab 86. Liburan.

Author: Sulistiani
last update Last Updated: 2024-02-11 07:57:47

"Kalian mau kemana? Sepertinya mau pergi jauh barang bawaannya banyak," ucap Saida.

"Kita mau liburan ke puncak, Bude," jawab Syafana begitu senang.

"Wah asik dong, kok bude nggak diajak sih!" ucap Saida.

Salman yang mendengar suara kakaknya berbicara dengan anak dan istrinya langsung datang menghampiri.

"Kak Saida mau ikut? Ayo ajak Om Adnan dan Aisha, tapi jangan ajak Aslan," ucap Salman.

Saida terkekeh, ia tahu jika Salman masih cemburu pada Aslan dan tidak rela jika keponakannya itu dekat dengan istrinya.

Saida menggelengkan kepalanya Ia hanya bercanda kepada Syafana, karena sebenarnya Ia pun ada rencana liburan bersama kedua anak dan suaminya ke luar negeri.

"Kapan-kapan deh, sekarang kalian happy-happy aja dulu ya!" ucap Saida.

"Beneran, Kak gak mau ikut. Kalau kakak dan Ais ikut pasti lebih seru," ucap Kanaya.

"Sebenarnya kakak kedua anak, dan suami juga ada rencana liburan ke luar negeri," jawab Saida jujur.

"Wah seru, mau liburan ke mana emangnya?" tanya Kanaya.

"Mau ke Meka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
jg digantung mulu Napa thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 87. Kanaya Yang Manja

    "Hai, bolehkah saya bergabung?" Salman dan Samuel yang sedang memanggang jagung dan daging seketika menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya Salman ketika melihat wanita yang ada di hadapannya dan bertanya seperti itu kepadanya."Nyonya Maya, Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Salman keheranan.Mendengar langsung menyebutkan nama wanita yang tak asing di telinganya, Kanaya pun berjalan menghampiri seraya mendorong troli bayinya. Istri dari Samuel pun ikut berjalan ke arah sang suami untuk melihat Siapa wanita yang mendekat kepada suami mereka."Kebetulan di sebelah adalah villa saya, saya lihat ada Tuan Salman di sini jadi saya pikir saya bisa bergabung di sini," ucap Maya.Salman melirik ke arah villa yang ada di sebelah villa yang ia sewa, meskipun dibilang sebelahan. Namun, jarak dari satu villa ke villa lainnya cukup jauh karena setiap villa memiliki halaman yang luas tidak seperti perumahan yang menempel satu sama lain."Ini siapa, Hubby?" tanya Kanaya.Belum sempat S

    Last Updated : 2024-02-12
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 88. Terbawa Suasana

    'Tidak laku' kata-kata yang keluar dari mulut Samuel itu membuat Maya benar-benar tersinggung. Namun, wanita itu masih berusaha menutupi kekesalan dalam hatinya. Ia tersenyum dan menganggukkan kepala seolah ia membantah ucapan Samuel yang beranggapan dirinya datang sendiri ke villa tersebut.Sangat kebetulan ponsel Maya berdering panggilan dari sang asisten, ia langsung menjawab panggilan telepon itu dan ternyata asistennya mengabarkan tentang masalah perusahaan."Tuan Salman, Maaf saya tidak jadi gabung. Pacar saya barusan nelpon katanya sudah sampai di Villa dan menunggu saya, jadi saya permisi," ucap Maya berbohong."Pacar Tante Maya udah datang? Biar seru gabung sini aja kenalin sama kita-kita," ucap Kanaya."Ehm ... Pacar saya orang yang sedikit introvert jadi tidak suka dikenalkan dengan orang baru," lagi-lagi Maya mengatakan kebohongan untuk menutupi kebohongan pertama."Oh gitu, Ya udah have fun ya sama pacarnya!" ucap Kanaya.Maya menganggukan kepala dan tersenyum lalu pergi

    Last Updated : 2024-02-12
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 89. Syafana Cemburu

    "Ada apa Ana?" tanya Samuel."Lihat itu, Om! Mama dan Papa tidur berpelukan bersama Dedek Saddam, sementara aku malah tidur di kamar yang berbeda, mereka nggak adil!" ucap Syafana menunjuk sepasang suami istri yang baru saja terbangun karena mendengar suara teriakan.Samuel dan Vivian menghela nafas setelah tahu apa yang membuat gadis kecil itu berteriak, sementara Kanaya dan Salma bergegas merapikan penampilannya dan Salman pun berjalan mendekat ke arah Syafana."Astaga, Om kira ada apa. Nggak apa-apa Ana nggak perlu cemburu, Mama dan Papa butuh waktu berdua biar semakin saling sayang.""Tapi kenapa cuma aku yang nggak diajak sementara dedek Sadam diajak?" tanya gadis kecil itu masih cemburu."Dede Sadam kan masih kecil, Nanti kalau dia sudah besar pasti sama seperti Ana. Akan tidur terpisah dari Papa dan Mama, lalu Papa dan Mama akan tidur berpelukan setiap malam. Seperti Om Samuel dan tante Vivian," ucap Samuel."Emangnya kalau suami istri tidurnya harus pelukan?""Iya dong, kalau

    Last Updated : 2024-02-13
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 90. Tidak tahu malu

    "Nyonya Maya, apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Salman.Maya terkejut, wanita itu tadinya hendak menarik kerudung Kanaya. Namun, tidak jadi karena ada Salman tepat di belakangnya."Habibati, kamu gak apa-apa kan?" tanya Salman dengan cemas."Gak apa-apa, Hubby. Kamu pasti takut nenek sihir, eh maksudnya Tante Maya macam-macam sama aku ya!" ucap Kanaya dengan senyum manis bertengger di wajahnya.Maya sangat kesal mendengar Kanaya menyebutnya nenek sihir, jika tidak ada Salman pasti ia sudah menjambak kerudung Kanaya. Namun, karena ada Salman ia hanya tersenyum menyembunyikan kekesalannya."Kamu sedang apa di sini, bukannya tadi di saung itu?" tanya Salman."Udaranya masih dingin, jadi aku mau beli teh manis hangat," ucap Kanaya."Aku mau susu coklat hangat," teriak Syafana."Baiklah, kamu mau apa Hubby biar sekalian aku pesan," ucap Kanaya."Kopi susu hangat," ucap Salman.Kanaya memesan minuman hangat itu pada penjual lalu membayarnya setelah itu kembali ke saung dan menunggu minu

    Last Updated : 2024-02-13
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 91. Membaik

    "Sangat disayangkan Anda tidak profesional, Tuan Salman," ucap Maya sangat kecewa karena Salman membatalkan kerjasama dengan perusahaannya."Bicara profesional, saya dengan hanya memiliki hubungan kerjasama perusahaan. Anda duluan yang mulai menyerang ranah pribadi Saya, bahkan sampai mengatakan kalau anak saya ini adalah anak haram! Saya tidak suka penghinaan itu!" ucap Salman dengan tatapan mata yang tajam.Maya bergeming, melihat tatapan tajam itu ia tak bisa berkata apa-apa lagi, sementara Kanaya tidak menyangka jika suaminya sampai membatalkan kerjasama perusahaan karena hal tersebut."Hubby, kamu nggak akan nyesel dengan keputusan kamu ini?" tanya Kanaya."Tidak akan, Habibati. Aku yakin keputusan Aku ini adalah hal yang paling benar, Aku tidak suka menjalin kerjasama dengan klien yang tidak punya etika," ucap Salman lagi-lagi membuat Maya merasa tertampar."Kau benar Salman, masih banyak klien yang beretika dan pastinya menguntungkan untuk perusahaanmu. Tidak perlu takut mati s

    Last Updated : 2024-02-14
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 92. Pulang

    Salman terkekeh dan berjalan menuju kamar mandi, ia langsung membersihkan tubuhnya dengan air hangat. Setelah selesai mandi dan berpakaian Ia pun kembali mencari istri dan anaknya yang kini sedang berada di sofa ruang tamu Villa sedang menonton TV bersama."Habibati, ada yang ingin kamu beli lagi? Besok kan kita pulang," ucap Salman seraya menjatuhkan bokongnya di sofa tepat di samping Kanaya."Gak ada, Hubby. Coba tanya Ana mungkin dia ingin sesuatu," ucap Kanaya.Salman pun mengelus kepala Syafana yang duduk di karpet bawah, gadis kecil itu sedang bermain boneka Barbie bersama Christy."Princess, apa ada yang mau di beli lagi sebelum kita pulang besok pagi?" tanya Salman."Aku mau strawberry dan Arum manis, Papa," ucap Syafana."Oh kalau gitu besok pas pulang kita harus berhenti di jalan dulu untuk beli itu," ucap Salman."Belinya yang banyak ya, Papa. Nanti bagi-bagi buat bi Imah, mang Yono dan teman-teman aku di sekolah," ucap Kanaya."Iya, Nanti Ana ambil aja yang banyak," ucap S

    Last Updated : 2024-02-15
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 93. Anita part 2

    "Ada apa Adly?" tanya Salman."Nyonya Maya tidak terima saat saya mengatakan perusahaan kita membatalkan kerjasama dengan perusahaannya," ucap Adly."Katakan saja saya tidak peduli, Saya benar-benar tidak ingin melakukan kerjasama dengan orang yang suka menghina orang lain," ucap Salman."Iya, semua urusannya sudah saya urus melalui asistennya dan Nyonya Maya marah-marah pada asistennya. Saya cuma takut dia datang ke perusahaan kita dan membuat kekacauan," ucap Adly."Saya sedang perjalanan pulang, nanti saya langsung ke kantor saja."Setelah mengatakan itu Salman pun mematikan sambungan teleponnya, sekarang memang sudah masuk hari Senin dan tadinya Salman akan masuk kantor hari Selasa. Namun, mendengar kabar itu dari sang asisten ia pun tidak bisa menunda kedatangannya ke kantor karena takut terjadi kekacauan akibat ulah Maya.Beberapa jam berkendara dari kota Bogor ke Jakarta akhirnya mereka pun tiba di rumah, Salman meminta orang yang bekerja di rumahnya untuk merapikan barang-bar

    Last Updated : 2024-02-15
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 94. Kesempatan Kedua

    Maya mulai memendam dendam di dalam hatinya kepada Kanaya, wanita itu ingin memiliki Salman dan menyingkirkan Kanaya dengan berbagai cara."Aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan, tidak ada yang bisa menghentikan ku!" gumam Maya.Wanita itu duduk di depan meja kerjanya, berkas-berkas yang menumpuk tidak bisa ia kerjakan karena pikirannya kini dipenuhi dengan amarah terhadap penolakan Salman kepadanya.Sementara di sisi lain, Kanaya beristirahat di rumah setelah pulang dari puncak. Ia kini yakin membuka hati kembali untuk sang suami setelah melihat begitu banyak perubahan yang ditunjukkan oleh Salman."Demi kamu Mama bertahan, sekarang papamu sudah banyak berubah. Semoga keputusan Mama untuk menerimanya kembali tidak salah dan semoga papamu tidak lagi seperti dulu," ucap Kanaya seraya mengecup pipi Sadam.Kanaya pun sadar ia merasa cemburu saat Salman didekati wanita lain, ia tidak bisa membayangkan jika Salman menikah dengan wanita lain dan ia memikirkan nasib kedua anaknya jika

    Last Updated : 2024-02-16

Latest chapter

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status