"Tentu saja aku masih peduli dengan Kanaya, sampai kapanpun dia adalah sahabatku. Memangnya apa yang terjadi dengan Kanaya dan apa yang harus aku lakukan untuknya?" tanya Aslan."Sepertinya kita harus membicarakan hal ini di tempat yang lebih privasi sebab ini menyangkut hal penting dan jangan sampai ada orang lain yang tahu," ucap Arta.Aslan menganggukan kepalanya, kebetulan hari ini dia punya banyak waktu sehingga masih bisa menemani Arta berbicara. Ia pun akhirnya memilih tempat yang lebih privasi dan mengikuti apa yang akan direncanakan Artha kepada Kanaya."Aku kasihan kepada Kanaya, tetapi aku sebagai Kakak pun tidak bisa membantunya," ucap Arta dengan mimik wajah yang dibuat sedih."Apa yang terjadi pada Kanaya sebenarnya? Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, ketika aku mendatangi rumah kalian orang bilang rumah itu sudah dijual," ucap Aslan berpura-pura tidak tahu."Ya, semenjak Ayah kami meninggal rumah itu dijual. Ternyata Ayah memiliki hutang yang banyak dan kami tidak
"Ide mu bagus, tapi aku benci jika harus membiarkan kamu berdua-duaan dengan istriku," ucap Salman."Om tenang aja, aku nggak akan macam-macam pada Kanaya kok. Paling cuma pegang tangan," ucap Aslan terkekeh."Kau pasti akan mengambil kesempatan dalam kesempitan!" ucap Salman menatap Aslan dengan tajam."Jika kau tidak percaya padaku, maka percayalah pada istrimu. Dia wanita yang baik, tidak mungkin dengan mudah melakukan hal yang tidak-tidak dengan lelaki yang bukan suaminya," ucap Aslan.Salman menghela nafasnya dan akhirnya setuju dengan rencana yang Aslan katakan tadi. Meskipun rasanya akan sangat kesal untuk melihat Kanaya berduaan dengan Aslan, tetapi semua dilakukan untuk mengetahui siapa yang merencanakan itu bersama dengan Arta.Jika Arta ingin membalas Kanaya sendiri, tentu saja dia tidak perlu menggunakan cara seperti itu. tujuannya hanya Kanaya, sudah jelas Arta tidak ingin kanaya hidup bahagia.Setelah Salman dan Aslan setuju dengan rencana itu, Aslan pun pamit untuk kemb
"Pesan dari siapa?" tanya Salman saat melihat ekspresi wajah sang istri yang tak biasa saat melihat ponselnya."Aslan," jawab Kanaya singkat."Dia bilang apa?" tanya Salman."Aslan bilang aku dan dia harus sering bertemu agar Kak Arta yakin kami berdua berselingkuh di belakang kamu, Hubby," ucap Kanaya.Salman mengeraskan rahangnya, memang itu sudah di bahas Aslan tadi. Namun, rasanya Salman masih tidak rela jika istrinya harus sering bertemu Aslan sebab ia tahu Aslan memiliki perasaan khusus pada istrinya."Aku benci situasi ini, meskipun aku tahu Aslan itu baik. Namun, dia tetap membahayakan untukku," ucap Salman."Membahayakan bagaimana maksud kamu, Hubby?" tanya Kanaya."Ya bahaya misalnya Kalian sering bertemu, lalu Aslan bisa membuat kamu nyaman dan akhirnya kamu benar-benar berpaling dari aku, Habibati."Kanaya tersenyum mendengar ucapan sang suami, ia pun memeluk sang suami dan mengajaknya tidur. Sebelumnya ia sudah membalas pesan Aslan dan mengatakan jika laki-laki itu saja y
[Mungkin Anda salah orang, baru saja aku tanya istriku dan dia bilang sedang ada di rumah mengurus anak.] Salman memberi balasan pesan kepada Maya.[Aku yakin tidak salah orang, itu benar-benar istrimu. Mungkin dia berbohong untuk menutupi perselingkuhannya dengan lelaki lain.] Maya kembali membalas pesan Salman.Ting .Satu foto kembali dikirimkan Maya ke ponsel Salman, foto tersebut menunjukkan saat tangan Kanaya di genggam oleh Aslan. Salman mengepalkan tangannya saat melihat hal itu."Berani-beraninya dia tidak mengindahkan peringatanku, aku sudah bilang jangan coba cari-cari kesempatan. Namun, tetap saja dia cari-cari kesempatan dengan menggenggam tangan Kanaya," gumam Salman kesal saat melihat foto tersebut.Sementara di tempat lain Maya tersenyum, ia pikir Salman akan percaya jika Kanaya berselingkuh dan emosi setelah melihat foto yang dikirimkan olehnya. [Terima kasih informasinya, aku akan mengurus masalah rumah tanggaku sendiri. Aku orang yang paling tidak suka di permaink
Salman langsung mengabari Aslan untuk memberitahu rencana Artha dan Maya. Mendengar kabar tersebut Aslan pun sangat terkejut dan tidak menyangka jika seorang kakak bisa melakukan hal itu kepada adiknya."Ini sudah keterlaluan, dia tidak pantas di sebut Kakak," ucap Aslan."Kau harus hati-hati, jangan sampai terjebak seperti apa yang mereka rencanakan," ucap Salman."Jika mereka saja tega merencanakan hal seperti itu, apa tidak sebaiknya kita balas saja. Jadikan rencana itu bumerang bagi mereka," ucap Aslan."Ide bagus, ayo kita lakukan itu kau tahu apa apa yang harus kau lakukan, kan?" tanya Salman."Iya, Om. Aku paham."Salman mematikan sambungan teleponnya setelah mendengar ucapan itu dari Aslan, seperti biasa lelaki tampan itu mandi setelah pulang bekerja sementara sang istri menyiapkan makan malam."Mana Sadam, Habibati?" tanya Salman seraya memeluk tubuh Kanaya dari belakang saat Kanaya berada di dapur."Tadi sama Ana di kamar Ana, lepasin Hubby. Aku mau bawa makanan ini ke meja
Maya begitu terkejut ketika Salman mendorongnya ke dalam kamar lalu menutup pintu itu, ia berusaha membuka pintu itu, tetapi tangannya malah ditarik oleh seseorang dari dalam kamar tersebut."Arta, Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah seharusnya yang ada dalam kamar ini Kanaya dan Aslan?" tanya Maya."Aku tidak tahu, tolong aku," ucap Arta."Kamu kenapa, tolong Apa maksud kamu?" tanya Maya kebingungan.Arta yang semakin merasa tubuhnya kepanasan dan tidak bisa mengendalikannya, membuka bajunya di depan Maya. Hal itu tentu saja membuat Maya ketakutan, wanita berstatus janda itu berusaha membuka pintu. Namun, tidak bisa karena dikunci dari luar.Tiba-tiba Arta yang sudah tidak menggunakan pakaian dan hanya tersisa pakaian dalam saja memeluk Maya dari belakang, tentu saja hal itu membuat Maya terkejut dan berteriak."Arta kau gila apa yang akan kau lakukan?" ucap Maya berontak mencoba melepaskan pelukan Arta.Arta tidak peduli dengan apa yang dikatakan Maya, ternyata air yang ia minum
"Siapa yang telepon?" tanya Salman."Kak Arthur, dia pasti sudah melihat video viral itu dan ingin membicarakannya denganku," ucap Kanaya."Ya, pasti itu soal video viral angkat saja teleponnya, Habibati."Kanaya mengganggukan kepala lalu mengangkat telepon dari sang kakak, benar saja Arthur membicarakan tentang video viral Artha dan Maya yang kini sedang ramai jadi perbincangan di sosial media."Nay, Apa kamu sudah melihat video viral Arta dan wanita lain yang direkam dan disiarkan langsung oleh Tyas?" tanya Arthur melalui sambungan teleponnya."Iya aku sudah lihat, Kak.""Aku nggak habis pikir kenapa Arta bisa melakukan itu, padahal selama ini dia selalu setia sama Tyas. Aku udah mencoba menghubungi nomornya tapi nggak diangkat-angkat," ucap Arthur."Maaf, Kak Arthur. Semua ini ada hubungannya dengan aku, sepertinya kita harus bicara secara langsung agar tidak ada kesalahpahaman dan kakak mengerti yang sesungguhnya," ucap Kanaya."Maksud kamu apa sih?" tanya Arthur tak mengerti."Ki
Arta bangun dari tidur ketika efek obat baru hilang di tubuhnya, ia duduk diatas ranjang dan mencoba mengingat apa yang terjadi hingga ia berada di atas ranjang hotel tersebut.Ingatan Arta masih samar, tetapi ia merasakan sesuatu yang lengket di bagian bawahnya. Ternyata itu sisa-sisa cairan percintaannya, Arta ke kamar mandi untuk membersihkannya. Ketika badannya di guyur oleh air shower barulah ia ingat apa yang sudah terjadi."Tyas, dia menyaksikan semuanya?!" Arta menyudahi mandinya dan bergegas memakai baju.Setelah itu ia langsung pulang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, ia memukul stir ketika jalan macet menghalanginya."Sial, kenapa semua ini bisa terjadi? Bagaimana bisa Tyas sampai ke hotel dan melihat semua itu?!" ucap Arta.Arta kini ingat jika istrinya memergoki ia dan Maya yang sedang melakukan aktivitas panas sampai pelepasan dan istrinya memegangi ponsel. Sesampainya di rumah ia terkejut karena beberapa koper berada di depan pintu rumah."Tyas, Sayang. Kamu di