Beranda / Rumah Tangga / Sepupuku Ternyata Maduku / 6. Aroma Parfum Wanita di Baju Hadi

Share

6. Aroma Parfum Wanita di Baju Hadi

Penulis: Ainulmardhiah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-17 10:14:57

Dania tak bisa tidur, sudah beberapa kali ia mencoba untuk terlelap, namun entah kenapa hatinya malah terasa gundah yang membuat ia tak bisa lelap ke alam mimpi. 

Dania membuka kedua mata, ia merubah posisi dari terlentang menjadi menghadap ke arah Hadi. 

Wanita itu memperhatikan wajah suaminya yang sedang tidur lelap. 

Wajah Hadi terlihat tenang seolah tak ada masalah apapun. 

Namun, entah kenapa hati Dania merasa seperti ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari pria itu. 

Terlebih lagi, ucapan Hadi tadi sore, kembali terngiang di telinganya. 

Dania masih merasa heran, kenapa Hadi bisa sampai melontarkan kata-kata kasar padanya, bahkan sampai membawa-bawa kedua orang tuanya. 

Meski pria itu sudah meminta maaf, namun Dania tetap teringat dan terngiang kalimat kasar dari suaminya. 

“Kamu belum tidur?” Suara itu cukup mengejutkan Dania. 

Padahal ia sedang memperhatikan pria itu, tapi Dania hampir tak menyadari kalau Hadi telah membuka kedua matanya. 

“Eh, Mas ….” 

“Kenapa belum tidur?” Hadi memotong ucapan Dania. Tangan pria itu terulur ke arah sang istri. 

Hadi mengusap pelan kepala istrinya dan 

membelai rambut indah wanita itu. 

“Kamu pasti capek dan banyak pikiran karena pekerjaan. Sekarang, kamu istirahat ya, tidur!” Hadi menyentuh kelopak mata Dania. Pria itu menutupkan kelopak mata kiri dan kanan milik Dania sampai kedua bola mata indah itu tertutup rapat. 

“Tidur ya!” titahnya sekali lagi dengan suara berat tetapi terdengar lembut. 

Hati Dania kembali melunak saat mendengar dan mendapat perlakuan seperti itu dari suaminya. 

Hadi memang orang baik, mungkin tadi pria itu hanya terbawa emosi sampai berkata kasar. 

“Tidur yang nyenyak!” Hadi mengusap lembut pipi mulus istrinya. 

Dania mengangguk dengan perlahan. 

Wanita itu menurut, ia mencoba terlelap ke alam mimpi setelah merasa pikirannya sedikit tenang dan merasa nyaman atas perlakuan suaminya. 

Dania berhasil melewati malam itu dengan hati tenang setelah mendapat perlakuan manis dari suaminya. 

Pagi ini ia bangun dengan hati yang tenang, seperti biasa wanita itu juga mempersiapkan pakaian untuk suaminya. 

Hadi mandi terlebih dahulu, pria itu langsung memakai baju yang telah disediakan Dania. 

“Aku berangkat dulu ya,” ucapnya yang terlihat sudah bersiap, bahkan ia sudah memegang kunci mobilnya. 

“Kok buru-buru banget, Mas? Gak sarapan dulu?” tanya Dania secara baik-baik. 

“Emmm … aku sarapan di toko aja, soalnya ada beberapa pekerjaan yang harus segera aku selesaikan. Aku berangkat dulu ya.” Hadi mengusap kepala Dania, setelah itu ia keluar dari kamar dan akan langsung berangkat tanpa menunggu istrinya berbicara lagi. 

Dania membuang nafas kasar, mungkin benar Hadi sedang banyak pekerjaan. 

Wanita itu lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi, karena ia juga harus bersiap untuk berangkat ke kantor. 

Dania akan membuka baju yang dikenakannya, namun ia terdiam sejenak saat melihat kemeja Hadi yang menggantung di dalam kamar mandi. 

Itu adalah kemeja yang dikenakan semalam. 

Dania jadi teringat sesuatu, wanita itu mengambil kemeja tersebut dan mencium kemeja kotor milik suaminya. 

Lagi-lagi Dania mencium aroma yang sama dengan semalam. 

Ia yakin itu bukan aroma parfum Hadi, melainkan parfum wanita. 

Pikiran Dania kembali berisik, ia dihantam berbagai pertanyaan dari dirinya sendiri. 

Parfum siapa yang menempel pada kemeja suaminya? 

Dania kembali mencium lebih dalam lagi aroma parfum dari kemeja tersebut untuk semakin meyakinkan. 

Aromanya semakin kuat, terutama di bagian depan kemeja. 

Dania memejamkan mata, ia langsung terbayang seorang wanita memeluk suaminya dari depan. 

“Astaghfirullah.” Dania segera membuka matanya kembali, ia tak ingin melihat bayangan itu lagi walaupun hanya sekedar halusinasinya saja. 

“Aku yakin aku gak salah, ini aroma parfum perempuan,” gumam Dania dengan hati yang terasa dicubit. Walaupun belum tahu kejelasannya, namun ia tetap saja merasa sakit. 

Terdengar suara ketukan pintu dari luar yang membuat Dania buru-buru keluar dari kamar mandi. 

Bahkan, ia sampai lupa menyimpan kemeja Hadi kembali. 

“Ada apa, Mbok?” tanya Dania seraya membuka pintu kamarnya. 

Mbok Darmi sudah berdiri di depan pintu. 

“Maaf, Non. Saya mau ambil baju kotor, hari ini jadwal mencuci baju,” jawab mbok Darmi dengan wajah menunduk. 

“Oh iya, ini kemeja mas Hadi juga kotor. Tapi ….” Dania terdiam dengan wajah sendu. 

“Kenapa, Non?” Mbok Darmi mengangkat wajah, wanita paruh baya itu menatap ke arah majikannya. 

“Baju Mas Hadi kok kayak wangi parfum perempuan ya, Mbok?” Dania memegang kemeja Hadi dengan tangan gemetar. 

“Yang bener, Non?” Mbok Darmi langsung mengambil kemeja itu dan menciumnya. 

“Bener, iki aroma parfum perempuan. Ndak mungkin Tuan pake parfum aroma bunga begini. Tapi bunga opo yo? Bunga bangke iki kayakne,” cerocos mbok Darmi dengan wajah yang langsung berubah kesal. 

Wanita paruh baya itu beberapa kali mencium kemeja tersebut untuk meyakinkan kalau ia tidak salah cium. 

Bab terkait

  • Sepupuku Ternyata Maduku    7. Hadi Meminta Uang

    Sejak tadi pagi, Dania terus kepikiran soal aroma parfum wanita yang menempel pada kemeja suaminya. Namun, wanita itu harus memaksakan diri untuk tetap fokus ketika mengobati pasien. Terlebih lagi saat ini sedang musim DBD dan banyak kalangan anak-anak yang terkena penyakit tersebut. Bahkan, delapan puluh persen pengidap DBD di rumah sakit tempat Dania bekerja adalah dari kalangan anak-anak. Saat jam makan siang, Dania menghubungi seseorang yang ia butuhkan saat ini. Dania merasa ia tak bisa lagi menahan semuanya sendiri, Dania membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya. “Aku ke sana sekarang ya, Tante,” ucapnya pada seseorang di seberang telepon. Dania tak memiliki banyak waktu, oleh karena itu ia harus buru-buru. Wanita itu membuka jas dokternya dan membawa mobil dengan cepat. Dania datang ke sebuah cafe, di sana sudah ada seorang wanita yang menunggunya. “Mami …” panggilnya seraya berjalan mendekat ke arah wanita tersebut. Itu adalah tante Pradita, seorang wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Sepupuku Ternyata Maduku    8. Mencari Bukti

    “Aku tau kamu punya uang, Dania. Dua juta bukanlah nominal yang banyak buat kamu. Kenapa kamu sulit sekali untuk memberikan kepada suamimu sendiri?” Hadi terdengar ngotot dan memaksa. “Tapi buat apa dulu, Mas?” Dania masih ingin mengetahui alasan suaminya meminta uang sebanyak itu. “Aku mau renovasi toko. Kamu jangan banyak tanya lagi, kirim uangnya sekarang, karena aku mau beli alat-alat untuk renovasi,” jelas Hadi yang membuat Dania terdiam sejenak. “Beneran, Mas buat renovasi toko?” Dania menatap serius ke arah suaminya. “Sejak kapan aku bohong sama kamu dan sejak kapan kamu tidak percaya sama aku? Dania, bukankah dari sejak pertama kali menikah, kita sudah komitmen untuk saling percaya? Apa kamu lupa itu?” tutur Hadi lagi panjang lebar yang membuat Dania seolah tak dapat lagi membantah. “Iya, Mas.” Akhirnya wanita itu menunduk patuh. “Ya sudah, sekarang kamu kirim uang dua juta ke rekening aku. Kamu tenang saja, semua yang aku lakukan juga untuk keluarga kita dan semua yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Sepupuku Ternyata Maduku    9. Kemana Perginya Hadi?

    Dania membuka WhatsApp di hp Hadi, fokusnya langsung kepada pesan teratas dari kontak yang bernama Imron. “Imron siapa ya?” gumam Dania dengan wajah bingung. Namun, jari jempolnya segera mengklik pesan dari kontak tersebut. (Makasih ya, Mas transferannya)Dania mengerutkan kening, ia tidak bisa membaca pesan teratas karena telah dihapus. Ia juga mengecek foto profil kontak tersebut. Itu hanya foto pemandangan saja, tidak ada gambar orang atau apapun. Dania berusaha menebak, ia rasa tidak ada teman Hadi yang bernama Imron. Terus kenapa orang itu bilang terima kasih atas transferan. Berarti Hadi telah melakukan transaksi untuk orang tersebut. Dania kembali dipukul banyak pertanyaan, transaksi untuk apa dan nominalnya berapa? Padahal, tadi sore pria itu meminta uang dua juta untuk renovasi toko, lalu uang apa yang Hadi kirim untuk orang bernama Imron itu? Dania terdiam cukup lama, sampai ia teringat sesuatu. Di hp itu juga ada m-banking, Dania berniat untuk mengeceknya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Sepupuku Ternyata Maduku    10. Menemui Hadi

    Dania menjalankan mobilnya dengan cepat, ia ingin mengetahui keberadaan Hadi. Kemana perginya Hadi dari semalam? Tidak mungkin pria itu pergi tanpa tujuan. Jika tujuannya baik, kenapa juga Hadi sampai tidak izin padanya. Saat ini, Dania tak tahu dimana keberadaan suaminya. Karena Hadi juga tak dapat ia hubungi. Wanita itu sengaja berangkat lebih pagi, karena ia akan datang ke sebuah tempat sebelum ia ke rumah sakit. Dania datang ke toko terlebih dahulu. Meskipun jaraknya cukup jauh, tapi ia tetap pergi ke tempat itu untuk mencari keberadaan Hadi. Setelah tiba di toko, Dania segera turun dari mobil dan berjalan dengan cepat. Toko oleh-oleh khas Surabaya miliknya itu baru buka sebagian. Dania yakin yang berada di sana baru sebagian karyawan saja. “Selamat pagi, Bu!” sapa seorang karyawan wanita yang menyambut kedatangannya di depan pintu. Mereka tahu itu adalah pemilik toko tersebut. Oleh karenanya mereka memberikan sambutan hangat. “Pagi, apa Bapak ada di sini?” tanya Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Sepupuku Ternyata Maduku    11. Bukti Transfer

    Dania memutuskan untuk pulang ke rumah, karena ia juga merasa lelah setelah seharian bekerja di rumah sakit. Terlebih lagi, hari ini ada beberapa pasien kritis yang ditanganinya. Termasuk anak yang bernama Disa. Sepertinya anak itu akan menginap beberapa hari di rumah sakit, karena kondisinya yang memungkinkan harus tetap rawat inap. Dania tiba di rumah sebelum adzan maghrib berkumandang. Wanita itu segera membersihkan diri dan mengambil wudhu. Ia menunaikan sholat Maghrib seorang diri. Karena sekalipun Hadi ada di sana, pria itu tidak pernah mau diajak sholat berjamaah oleh Dania. Ia juga tidak terlalu mempermasalahkan itu, Dania tak ingin terlalu mengatur suaminya, karena Hadi juga bukan anak kecil. Pria itu sudah bisa berpikir sendiri. Hanya saja, mungkin Hadi belum mendapat hidayah sehingga pria itu jarang mendekatkan diri kepada sang kuasa. Sekitar pukul delapan malam, Hadi baru tiba di rumah. Dania segera menyambut kedatangan suaminya seperti biasa. Ia juga menawari Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Sepupuku Ternyata Maduku    12. Jawaban Disa

    Tangan Dania bergetar hebat, bahkan ponsel Hadi yang berada di dalam genggamannya hampir terjatuh. Dadanya terasa sesak, ia takut ada kenyataan besar yang menghantamnya setelah ini. Dania takut ada sesuatu diantara Hadi dan juga Lila. Dania akan sangat hancur jika Hadi berani menduakan Dania dengan sepupunya sendiri. Seorang sepupu perempuan yang dulu pernah ia berikan tumpangan hidup di rumahnya itu. Ya, Lila adalah sepupu perempuan Dania, wanita itu juga pernah tinggal di rumahnya beberapa bulan ketika Lila baru lulus sekolah dan bekerja menjadi seorang SPG di daerah Surabaya. Dania meremas ponsel yang digenggamnya. Tak lama kemudian terdengar suara gumaman dari arah ranjang yang membuatnya langsung menoleh. Hadi menggeliat dan berganti posisi. Dania mengambil ponselnya, dengan cepat ia memfoto layar ponsel Hadi yang masih menampilkan bukti transfer ke ATM atas nama Lila. Setelah itu, ia segera mengembalikan ponsel Hadi ke dalam tas, karena takut pemiliknya bangun.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Sepupuku Ternyata Maduku    13. Orang Tua Disa

    Dania ingin memberikan banyak pertanyaan untuk Disa, namun sepertinya anak itu terlihat ngantuk karena telah minum obat juga. Dania tak ingin mengganggu pasiennya dengan pertanyaan yang mungkin tidak penting. Akhirnya, Dania membiarkan Disa beristirahat karena ia juga harus memeriksa pasien yang lain. Anehnya, dari kemarin Dania tidak bertemu dengan orang tua Disa. Entah mungkin karena kedua orang tua anak itu sedang sibuk atau bagaimana. “Disa istirahat saja ya,” ucap Dania sebelum keluar dari ruangan itu. “Dokter cantik mau kemana?” tanya Disa yang masih menatap ke arah Dania. “Dokter mau memeriksa pasien yang lain,” jawab Dania yang diiringi dengan senyum manis. “Pasien dokter banyak ya?” tanya anak itu yang terdengar lebih ceria. “Iya, pasien dokter kebanyakan anak-anak seperti Disa.” Lagi-lagi Dania menjawab diiringi dengan senyuman. “Wah, asik dong aku kalau keluar pasti banyak teman. Aku bosen disini terus, Dok. Aku mau keluar,” ucap anak itu dengan wajah yang berubah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Sepupuku Ternyata Maduku    1. Tidak Puas

    Suasana dingin malam ini, seolah tak terasa saat kedua insan saling menukar kehangatan di tengah kegiatan malam. Dania Regita, seorang wanita berusia dua puluh delapan tahun merasa bahagia karena menikah dengan seorang pria yang menjadi kekasihnya semenjak mereka masih berkuliah. Ya, Dania dan Hadi Prayoga memutuskan untuk menikah walaupun mereka masih duduk di bangku kuliah. Pernikahan yang penuh cinta itu kini telah berjalan tujuh tahun. Namun, diantara keduanya masih belum dikarunia anak. Dania yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak, lebih sering menghabiskan waktunya di rumah sakit. Tapi, meski begitu wanita yang memiliki rambut sebahu dengan kulit putih bersih itu tetap berusaha menjadi istri yang baik bagi suaminya. Selain cantik, Dania juga memiliki hati yang baik. Ia tidak pernah berburuk sangka kepada siapapun, jika tidak ada bukti yang akurat. Dania juga merasa bersyukur, di tujuh tahun pernikahan mereka, ia dan Hadi masih sama-sama saling me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Sepupuku Ternyata Maduku    13. Orang Tua Disa

    Dania ingin memberikan banyak pertanyaan untuk Disa, namun sepertinya anak itu terlihat ngantuk karena telah minum obat juga. Dania tak ingin mengganggu pasiennya dengan pertanyaan yang mungkin tidak penting. Akhirnya, Dania membiarkan Disa beristirahat karena ia juga harus memeriksa pasien yang lain. Anehnya, dari kemarin Dania tidak bertemu dengan orang tua Disa. Entah mungkin karena kedua orang tua anak itu sedang sibuk atau bagaimana. “Disa istirahat saja ya,” ucap Dania sebelum keluar dari ruangan itu. “Dokter cantik mau kemana?” tanya Disa yang masih menatap ke arah Dania. “Dokter mau memeriksa pasien yang lain,” jawab Dania yang diiringi dengan senyum manis. “Pasien dokter banyak ya?” tanya anak itu yang terdengar lebih ceria. “Iya, pasien dokter kebanyakan anak-anak seperti Disa.” Lagi-lagi Dania menjawab diiringi dengan senyuman. “Wah, asik dong aku kalau keluar pasti banyak teman. Aku bosen disini terus, Dok. Aku mau keluar,” ucap anak itu dengan wajah yang berubah

  • Sepupuku Ternyata Maduku    12. Jawaban Disa

    Tangan Dania bergetar hebat, bahkan ponsel Hadi yang berada di dalam genggamannya hampir terjatuh. Dadanya terasa sesak, ia takut ada kenyataan besar yang menghantamnya setelah ini. Dania takut ada sesuatu diantara Hadi dan juga Lila. Dania akan sangat hancur jika Hadi berani menduakan Dania dengan sepupunya sendiri. Seorang sepupu perempuan yang dulu pernah ia berikan tumpangan hidup di rumahnya itu. Ya, Lila adalah sepupu perempuan Dania, wanita itu juga pernah tinggal di rumahnya beberapa bulan ketika Lila baru lulus sekolah dan bekerja menjadi seorang SPG di daerah Surabaya. Dania meremas ponsel yang digenggamnya. Tak lama kemudian terdengar suara gumaman dari arah ranjang yang membuatnya langsung menoleh. Hadi menggeliat dan berganti posisi. Dania mengambil ponselnya, dengan cepat ia memfoto layar ponsel Hadi yang masih menampilkan bukti transfer ke ATM atas nama Lila. Setelah itu, ia segera mengembalikan ponsel Hadi ke dalam tas, karena takut pemiliknya bangun.

  • Sepupuku Ternyata Maduku    11. Bukti Transfer

    Dania memutuskan untuk pulang ke rumah, karena ia juga merasa lelah setelah seharian bekerja di rumah sakit. Terlebih lagi, hari ini ada beberapa pasien kritis yang ditanganinya. Termasuk anak yang bernama Disa. Sepertinya anak itu akan menginap beberapa hari di rumah sakit, karena kondisinya yang memungkinkan harus tetap rawat inap. Dania tiba di rumah sebelum adzan maghrib berkumandang. Wanita itu segera membersihkan diri dan mengambil wudhu. Ia menunaikan sholat Maghrib seorang diri. Karena sekalipun Hadi ada di sana, pria itu tidak pernah mau diajak sholat berjamaah oleh Dania. Ia juga tidak terlalu mempermasalahkan itu, Dania tak ingin terlalu mengatur suaminya, karena Hadi juga bukan anak kecil. Pria itu sudah bisa berpikir sendiri. Hanya saja, mungkin Hadi belum mendapat hidayah sehingga pria itu jarang mendekatkan diri kepada sang kuasa. Sekitar pukul delapan malam, Hadi baru tiba di rumah. Dania segera menyambut kedatangan suaminya seperti biasa. Ia juga menawari Ha

  • Sepupuku Ternyata Maduku    10. Menemui Hadi

    Dania menjalankan mobilnya dengan cepat, ia ingin mengetahui keberadaan Hadi. Kemana perginya Hadi dari semalam? Tidak mungkin pria itu pergi tanpa tujuan. Jika tujuannya baik, kenapa juga Hadi sampai tidak izin padanya. Saat ini, Dania tak tahu dimana keberadaan suaminya. Karena Hadi juga tak dapat ia hubungi. Wanita itu sengaja berangkat lebih pagi, karena ia akan datang ke sebuah tempat sebelum ia ke rumah sakit. Dania datang ke toko terlebih dahulu. Meskipun jaraknya cukup jauh, tapi ia tetap pergi ke tempat itu untuk mencari keberadaan Hadi. Setelah tiba di toko, Dania segera turun dari mobil dan berjalan dengan cepat. Toko oleh-oleh khas Surabaya miliknya itu baru buka sebagian. Dania yakin yang berada di sana baru sebagian karyawan saja. “Selamat pagi, Bu!” sapa seorang karyawan wanita yang menyambut kedatangannya di depan pintu. Mereka tahu itu adalah pemilik toko tersebut. Oleh karenanya mereka memberikan sambutan hangat. “Pagi, apa Bapak ada di sini?” tanya Dan

  • Sepupuku Ternyata Maduku    9. Kemana Perginya Hadi?

    Dania membuka WhatsApp di hp Hadi, fokusnya langsung kepada pesan teratas dari kontak yang bernama Imron. “Imron siapa ya?” gumam Dania dengan wajah bingung. Namun, jari jempolnya segera mengklik pesan dari kontak tersebut. (Makasih ya, Mas transferannya)Dania mengerutkan kening, ia tidak bisa membaca pesan teratas karena telah dihapus. Ia juga mengecek foto profil kontak tersebut. Itu hanya foto pemandangan saja, tidak ada gambar orang atau apapun. Dania berusaha menebak, ia rasa tidak ada teman Hadi yang bernama Imron. Terus kenapa orang itu bilang terima kasih atas transferan. Berarti Hadi telah melakukan transaksi untuk orang tersebut. Dania kembali dipukul banyak pertanyaan, transaksi untuk apa dan nominalnya berapa? Padahal, tadi sore pria itu meminta uang dua juta untuk renovasi toko, lalu uang apa yang Hadi kirim untuk orang bernama Imron itu? Dania terdiam cukup lama, sampai ia teringat sesuatu. Di hp itu juga ada m-banking, Dania berniat untuk mengeceknya. Ia

  • Sepupuku Ternyata Maduku    8. Mencari Bukti

    “Aku tau kamu punya uang, Dania. Dua juta bukanlah nominal yang banyak buat kamu. Kenapa kamu sulit sekali untuk memberikan kepada suamimu sendiri?” Hadi terdengar ngotot dan memaksa. “Tapi buat apa dulu, Mas?” Dania masih ingin mengetahui alasan suaminya meminta uang sebanyak itu. “Aku mau renovasi toko. Kamu jangan banyak tanya lagi, kirim uangnya sekarang, karena aku mau beli alat-alat untuk renovasi,” jelas Hadi yang membuat Dania terdiam sejenak. “Beneran, Mas buat renovasi toko?” Dania menatap serius ke arah suaminya. “Sejak kapan aku bohong sama kamu dan sejak kapan kamu tidak percaya sama aku? Dania, bukankah dari sejak pertama kali menikah, kita sudah komitmen untuk saling percaya? Apa kamu lupa itu?” tutur Hadi lagi panjang lebar yang membuat Dania seolah tak dapat lagi membantah. “Iya, Mas.” Akhirnya wanita itu menunduk patuh. “Ya sudah, sekarang kamu kirim uang dua juta ke rekening aku. Kamu tenang saja, semua yang aku lakukan juga untuk keluarga kita dan semua yang

  • Sepupuku Ternyata Maduku    7. Hadi Meminta Uang

    Sejak tadi pagi, Dania terus kepikiran soal aroma parfum wanita yang menempel pada kemeja suaminya. Namun, wanita itu harus memaksakan diri untuk tetap fokus ketika mengobati pasien. Terlebih lagi saat ini sedang musim DBD dan banyak kalangan anak-anak yang terkena penyakit tersebut. Bahkan, delapan puluh persen pengidap DBD di rumah sakit tempat Dania bekerja adalah dari kalangan anak-anak. Saat jam makan siang, Dania menghubungi seseorang yang ia butuhkan saat ini. Dania merasa ia tak bisa lagi menahan semuanya sendiri, Dania membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya. “Aku ke sana sekarang ya, Tante,” ucapnya pada seseorang di seberang telepon. Dania tak memiliki banyak waktu, oleh karena itu ia harus buru-buru. Wanita itu membuka jas dokternya dan membawa mobil dengan cepat. Dania datang ke sebuah cafe, di sana sudah ada seorang wanita yang menunggunya. “Mami …” panggilnya seraya berjalan mendekat ke arah wanita tersebut. Itu adalah tante Pradita, seorang wa

  • Sepupuku Ternyata Maduku    6. Aroma Parfum Wanita di Baju Hadi

    Dania tak bisa tidur, sudah beberapa kali ia mencoba untuk terlelap, namun entah kenapa hatinya malah terasa gundah yang membuat ia tak bisa lelap ke alam mimpi. Dania membuka kedua mata, ia merubah posisi dari terlentang menjadi menghadap ke arah Hadi. Wanita itu memperhatikan wajah suaminya yang sedang tidur lelap. Wajah Hadi terlihat tenang seolah tak ada masalah apapun. Namun, entah kenapa hati Dania merasa seperti ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari pria itu. Terlebih lagi, ucapan Hadi tadi sore, kembali terngiang di telinganya. Dania masih merasa heran, kenapa Hadi bisa sampai melontarkan kata-kata kasar padanya, bahkan sampai membawa-bawa kedua orang tuanya. Meski pria itu sudah meminta maaf, namun Dania tetap teringat dan terngiang kalimat kasar dari suaminya. “Kamu belum tidur?” Suara itu cukup mengejutkan Dania. Padahal ia sedang memperhatikan pria itu, tapi Dania hampir tak menyadari kalau Hadi telah membuka kedua matanya. “Eh, Mas ….” “Kenapa belum tidur?” Ha

  • Sepupuku Ternyata Maduku    5. Pulang Malam

    Dania pulang dari rumah sakit dengan rasa sedikit kecewa. Karena ia datang menjenguk mertuanya sekaligus ingin bertemu dengan suaminya. Namun, ternyata Hadi tidak ada di sana. Yang membuat Dania kepikiran ialah, kemana perginya Hadi? Bahkan, sampai Resti juga tidak mengetahuinya. Dania tiba di rumah sekitar pukul sembilan malam, karena perjalanan dari Gresik ke Surabaya cukup lumayan. “Selamat datang Tuan Putri!” sambut mbok Darmi seraya membuka pintu lebar-lebar untuk majikannya. “Terima kasih, Mbok. Oh iya, Mas Hadi belum datang ya? Kok mobilnya gak ada?” tanya Dania seraya menoleh ke arah garasi mobil. Di sana hanya ada mobilnya yang baru saja ia parkiran. “Belum, Non. Mungkin Tuan lagi sibuk,” jawab mbok Darmi dengan wajah menunduk. Wanita paruh baya itu seolah tak ingin melihat wajah sendu Dania yang membuatnya ikut merasa pilu. “Sibuk? Sibuk apa ya?” Dania berpikir sejenak. Jika dibilang sibuk, lebih sibuk dirinya di rumah sakit, karena pekerjaan Hadi han

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status