Share

6. Aroma Parfum Wanita di Baju Hadi

Dania tak bisa tidur, sudah beberapa kali ia mencoba untuk terlelap, namun entah kenapa hatinya malah terasa gundah yang membuat ia tak bisa lelap ke alam mimpi. 

Dania membuka kedua mata, ia merubah posisi dari terlentang menjadi menghadap ke arah Hadi. 

Wanita itu memperhatikan wajah suaminya yang sedang tidur lelap. 

Wajah Hadi terlihat tenang seolah tak ada masalah apapun. 

Namun, entah kenapa hati Dania merasa seperti ada sesuatu yang tidak ia ketahui dari pria itu. 

Terlebih lagi, ucapan Hadi tadi sore, kembali terngiang di telinganya. 

Dania masih merasa heran, kenapa Hadi bisa sampai melontarkan kata-kata kasar padanya, bahkan sampai membawa-bawa kedua orang tuanya. 

Meski pria itu sudah meminta maaf, namun Dania tetap teringat dan terngiang kalimat kasar dari suaminya. 

“Kamu belum tidur?” Suara itu cukup mengejutkan Dania. 

Padahal ia sedang memperhatikan pria itu, tapi Dania hampir tak menyadari kalau Hadi telah membuka kedua matanya. 

“Eh, Mas ….” 

“Kenapa belum tidur?” Hadi memotong ucapan Dania. Tangan pria itu terulur ke arah sang istri. 

Hadi mengusap pelan kepala istrinya dan 

membelai rambut indah wanita itu. 

“Kamu pasti capek dan banyak pikiran karena pekerjaan. Sekarang, kamu istirahat ya, tidur!” Hadi menyentuh kelopak mata Dania. Pria itu menutupkan kelopak mata kiri dan kanan milik Dania sampai kedua bola mata indah itu tertutup rapat. 

“Tidur ya!” titahnya sekali lagi dengan suara berat tetapi terdengar lembut. 

Hati Dania kembali melunak saat mendengar dan mendapat perlakuan seperti itu dari suaminya. 

Hadi memang orang baik, mungkin tadi pria itu hanya terbawa emosi sampai berkata kasar. 

“Tidur yang nyenyak!” Hadi mengusap lembut pipi mulus istrinya. 

Dania mengangguk dengan perlahan. 

Wanita itu menurut, ia mencoba terlelap ke alam mimpi setelah merasa pikirannya sedikit tenang dan merasa nyaman atas perlakuan suaminya. 

Dania berhasil melewati malam itu dengan hati tenang setelah mendapat perlakuan manis dari suaminya. 

Pagi ini ia bangun dengan hati yang tenang, seperti biasa wanita itu juga mempersiapkan pakaian untuk suaminya. 

Hadi mandi terlebih dahulu, pria itu langsung memakai baju yang telah disediakan Dania. 

“Aku berangkat dulu ya,” ucapnya yang terlihat sudah bersiap, bahkan ia sudah memegang kunci mobilnya. 

“Kok buru-buru banget, Mas? Gak sarapan dulu?” tanya Dania secara baik-baik. 

“Emmm … aku sarapan di toko aja, soalnya ada beberapa pekerjaan yang harus segera aku selesaikan. Aku berangkat dulu ya.” Hadi mengusap kepala Dania, setelah itu ia keluar dari kamar dan akan langsung berangkat tanpa menunggu istrinya berbicara lagi. 

Dania membuang nafas kasar, mungkin benar Hadi sedang banyak pekerjaan. 

Wanita itu lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi, karena ia juga harus bersiap untuk berangkat ke kantor. 

Dania akan membuka baju yang dikenakannya, namun ia terdiam sejenak saat melihat kemeja Hadi yang menggantung di dalam kamar mandi. 

Itu adalah kemeja yang dikenakan semalam. 

Dania jadi teringat sesuatu, wanita itu mengambil kemeja tersebut dan mencium kemeja kotor milik suaminya. 

Lagi-lagi Dania mencium aroma yang sama dengan semalam. 

Ia yakin itu bukan aroma parfum Hadi, melainkan parfum wanita. 

Pikiran Dania kembali berisik, ia dihantam berbagai pertanyaan dari dirinya sendiri. 

Parfum siapa yang menempel pada kemeja suaminya? 

Dania kembali mencium lebih dalam lagi aroma parfum dari kemeja tersebut untuk semakin meyakinkan. 

Aromanya semakin kuat, terutama di bagian depan kemeja. 

Dania memejamkan mata, ia langsung terbayang seorang wanita memeluk suaminya dari depan. 

“Astaghfirullah.” Dania segera membuka matanya kembali, ia tak ingin melihat bayangan itu lagi walaupun hanya sekedar halusinasinya saja. 

“Aku yakin aku gak salah, ini aroma parfum perempuan,” gumam Dania dengan hati yang terasa dicubit. Walaupun belum tahu kejelasannya, namun ia tetap saja merasa sakit. 

Terdengar suara ketukan pintu dari luar yang membuat Dania buru-buru keluar dari kamar mandi. 

Bahkan, ia sampai lupa menyimpan kemeja Hadi kembali. 

“Ada apa, Mbok?” tanya Dania seraya membuka pintu kamarnya. 

Mbok Darmi sudah berdiri di depan pintu. 

“Maaf, Non. Saya mau ambil baju kotor, hari ini jadwal mencuci baju,” jawab mbok Darmi dengan wajah menunduk. 

“Oh iya, ini kemeja mas Hadi juga kotor. Tapi ….” Dania terdiam dengan wajah sendu. 

“Kenapa, Non?” Mbok Darmi mengangkat wajah, wanita paruh baya itu menatap ke arah majikannya. 

“Baju Mas Hadi kok kayak wangi parfum perempuan ya, Mbok?” Dania memegang kemeja Hadi dengan tangan gemetar. 

“Yang bener, Non?” Mbok Darmi langsung mengambil kemeja itu dan menciumnya. 

“Bener, iki aroma parfum perempuan. Ndak mungkin Tuan pake parfum aroma bunga begini. Tapi bunga opo yo? Bunga bangke iki kayakne,” cerocos mbok Darmi dengan wajah yang langsung berubah kesal. 

Wanita paruh baya itu beberapa kali mencium kemeja tersebut untuk meyakinkan kalau ia tidak salah cium. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status