"Orang mau nikah kok mukanya sepet amat?" tanya Emma saat melihat Kaluna yang terlihat uring-uringan dari semenjak mereka masuk ke dalam ballroom hotel untuk bertemu dengan Gege. Kaluna makin mengembikan mulutnya sambil melirik Emma, "Bu, emang salah Kaluna yah, kalau ada yang muji Kaluna tapi, bikin orang sakit hati?" tanya Kaluna yang ternyata memikirkan perkataan Gendis beberapa hari yang lalu."Hah? Gimana?" tanya Emma bingung dengan pertanyaan Kaluna."Iya, jadi ada orang nih. Ini orang benci banget sama aku cuman gara-gara aku selalu dipuji-puji ama orang terdekatnya dan selalu diminta untuk menjadikan aku role modelnya. Nah, gara-gara itu dia jadi dendam kesumat ama aku, padahal aku nggak tau apa-apa dan nggak punya dosa juga ama dia, Bu." Kaluna menerangkan secara singkat jelas dan padat pada Emma. Kaluna ingin tahu pendapat Emma, karena kemari dia sudah meminta pendapat Jonathan dan hanya dijawab dengan kata-kata andalannya. Kan ... Kan ... Kan ... aku udah bilang apa, gil
"Udah?" tanya Kaluna sambil memamerkan gigi-giginya ke arah Jonathan yang hanya bisa menggeleng dan memukul lembut paha Kaluna gemas. "Kamu tuh, udah dibilang nggak pernah mau nurut. Giliran kaya gini aku yang benerin masalah kamu, untung cinta kalau nggak udah abis kamu aku caci maki sampai kumur-kumur," ucap Jonathan gemas sambil meremas paha Kaluna yang langsung mendapatkan juluran lidah dari calon istrinya itu."Ibu kemana ama Om Wisnu?""Mereka mau pulang, aku bilang kita mau di sini dulu. Nggak papa kan?" tanya Jonathan yang langsung dijawab anggukan dan senyuman oleh Kaluna. Cantik ... hanya satu kata itu saja yang bisa Jonathan berikan untuk Kaluna. Entah karena aura pengantin atau apa, tapi jujur Kaluna terlihat lebih cantik saat ini. "Apa? Kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Kaluna sambil menunjuk hidung Jonathan, "mikir mesum yah?" goda Kaluna."Nggak," ucap Jonathan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, saat ini ia melihat pemandang kota Jakarta di kala malam."J
Plok ... plok ... plok ....Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh di ruangan tersebut, terlihat semua orang bertepuk tangan untuk Jonathan yang sudah melakukan presentasi salah satu air oven listrik mini yang menjadi alat masak paling laku dari merek T-fal. "Aku nggak nyangka loh, dari oven sekecil itu bisa bikin daging ayam selembut dan semeresap ini," ucap Naomi yang saat itu sedang menjadi MC untuk acara Jonathan sambil memakan masakan yang sudah Jonathan buat."Iya dan mentode meng-grill dengan menggunakan oven listrik dari T-fal yang bisa kita atur waktu, suhunya dan juga api atas bawahnya. Kita bisa mengatur tingkat kematangan daging ayam yang ingin kita buat." Jonathan menunjukkan beberapa tombol yang ada di oven listrik."Dan resep chicken garlic butter ini juga sangat cocok untuk orang yang sedang diet, cut kalori atau bahkan sedang ingin membentuk otot," ucap Jonathan lagi. Tiba-tiba saja Jonathan terdiam saat merasakan lengannya disentuh oleh Naomi."Wow, terbukti yah, o
"Gila kamu, Jo!" maki Kaluna kesal."Masih marah?" tanya Jonathan lagi sambil menahan tawanya karena mendengar amukan Kaluna. "Masih," jawab Kaluna dengan nada menahan tawa yang sudah Jonathan hapal di luar kepala, "maaf aku nggak semurah itu."Hening ....Tidak ada suara apa pun lagi yang diucapkan baik oleh Jonathan dan Kaluna mereka sama-sama diam, sampai.Ting ...."Jo!" jerit Kaluna gemas. "Ngapain kamu transfer aku lagi duapuluh lima juta, astaga Jonathan Baskoro. Udah yah, nggak usah sosoan dermawan kaya gini, sombong amat sih, mentang-mentang tabungan prioritas jadi sosoan transfer sana, transfer sini. Udah Jo, cukup.""Cukup?" tanya Jonathan sambil menahan tawanya mendengar rentetan perkataan Kaluna. "Masih marah?" tanya Jonathan lagi."Masih! Makin marah aku. Rese udah ah, jangan bikin perkara dengan transfer-transfer gitu, kebanyakan uang atau apa sih? Mau kamu transfer berapa pun juga aku masih marah pokokny—"Ting ....Sekali lagi kuping Kaluna mendengar suara notifikasi
Kaluna menghela napas pelan sambil menatap ponselnya. Mungkin tadi dia terdengar mantap mau memiliki anak dari Jonathan padahal di dalam hatinya dia ketar ketir juga."Kaluna kenapa?" Kaluna menoleh dan mendapati Wisnu sedang berdiri di belakangnya, "Om Wisnu, kok bisa masuk?" tanya Kaluna bingung kenapa ada kekasih ibunya itu di rumah."Dek Emma suruh aku ambil barang buat di toko dia di pasar, jadi, dia kasih kunci rumah. Pas Om mau keluar rumah eh ... Om liat kamu lagi nelepon entah siapa tapi mukanya kaya yang sedih," terang Wisnu sambil berjalan ke arah Kaluna dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Kaluna."Oh ... hm ... nggak papa, Om, cuman aku ada masalah sedikit ama Jonathan tapi, semuanya udah beres kok," sahut Kaluna seraya tersenyum. Ia tidak mau membuat orang lain khawatir."Yakin?" tanya Wisnu sambil melihat wajah Kaluna dengan seksama."Yakin Om, semuanya baik-baik aja, tau sendiri kan, Om, kalau aku ini nggak bisa lama-lama berantem ama Jonathan," kekeh Kaluna yang
"Kamu beneran nggak bisa pulang sama sekali, Jo?" tanya Kaluna dengan suara manja sambil mengambil salah satu botol jus buah dari rak di supermarket."Bisa ...." "Ya pulang, ayolah Jo pulang. Kamu nggak kangen aku?" tanya Kaluna sambil mengembikkan mulutnya dan mendorong trollynya yang sudah berisikan barang belanjaan dengan satu tangan."Aku coba yah, aku pulang hari ini," ucap Jonathan dengan suara selembut mungkin, beruaha agat Kaluna tidak terus merajuk dan marah. "Raka ini rada lain kurasa, dia nggak paham apa kamu itu mau nikah?" tanya Kaluna sambil membenarkan letak earpods miliknya karena suara Jonathan terdengar kecil. "Dia itu gila atau gimana sih? Seminggu lagi loh, kita mau nikah! Untung ada Gege yang sigap sama semuanya dan nggak ada halangan apa pun juga.""Besok aku coba ngomong ama Raka, yah." Jonathan mendengarkan keluh kesah Kaluna dengan mengesampingkan rasa lelahnya."Bilang ke Raka nggak usah sosoan jadi manajer kamu, mending kamu kerjain sendiri aja. Ribet bene
Kaluna berjalan ke luar gedung supermarket dengan mendorong trolly, setelah sampai di pintu keluar ia mulai mengutak-atik layar ponselnya untuk memesan taksi online."Astaga, kok pada di tolak sih? Emang di depan macet banget apa yah?" Kaluna menggerutu sambil terus mencoba memesan taksi online namun nihil, tidak ada taksi online yang mau menyanggupi pesanan Kaluna.Tit ...."Makjan!" pekik Kaluna kaget saat mendengar suara klakson yang memekakkan telinganya dan dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke arah mobil si hadapannya,"Kaluna," sapa lelaki dengan suara maskulin saat kaca mobil itu terbuka dan menunjukkan wajahnya."Ngapain? Mau apa?" tanya Kaluna saat menyadari kalau yang memanggilnya adalah Cakra."Kamu mau ke mana? Butuh tumpangan?" tanya Cakra sambil keluar dari mobilnya dan berdiri di samping Kaluna, "ini bawaan kamu?" tanya Cakra sambil mengambil belanjaan dari trolly milik Kaluna."Iya tapi ... eh, mau di bawa kemana?" tanya Kaluna kaget saat melihat Cakra mengambil
"Ngapain tadi ada Cakra?" tanya Jonathan saat mereka sudah berada di dalam mobil."Dia kayanya ke Mall juga terus liat aku jadi dia nawarin aku buat ke hotel bareng karena emang dia biasanya jam kerjanya jam segini," ucap Kaluna sambil melihat jam tangannya."Hafal banget sama aktifitas mantan," sindir Jonathan sambil menahan cemburu karena sumpah demi apa pun juga tadi Jonathan hampir ngamuk saat melihag Kaluna bersama Cakra.Rasanya ia ingin berteriak kalau dia capek-capek kerja, dan maksain diri buat jemput Kaluna walau badan capeknya luar biasa eh ... malah ketemu Kaluna sedang bersama Cakra. Emosi.Tapi, untungnya Kaluna langsung berlari ke arahnya dan memeluknya sambil mengecupi wajahnya seolah sangat bahagia. Bahkan ia menggelayut di lengannya sambil meminta tolong untuk mendorongkan trolly yang penuh isi belanjaan lalu berlalu dari sana seolah Cakra hanya seonggok wortel busuk tak berguna."Nggak usah cemburu, Jo, aku inget tapi, aku nggak peduli juga sama hidup dia," sahut Ka
"Why?" tanya Jonathan kaget karena Kaluna dengan cepat menjawab pertanyaannya tanpa menunggu jeda atau apa pun juga."Ibu sama siapa, Jo, kalau aku pergi," ucap Kaluna sambil menyuar rambut hitam tebal Jonathan. "Kalau aku pergi, nanti Ibu yang jaga siapa? Kebayang nggak kalau aku pergi tiba-tiba aja Tante Frida dan Eyang Sekar bikin ulah lagi, siapa yang jaga Ibu?""Tapi kan, mereka sudah berjanji nggak bakal ganggu kamu dan keluarga kamu." Jonathan mencoba mengingatkan Kaluna kalau Sekar dan Frida sudah menandatangani surat perjanjian untuk tidak menggangu Kaluna dan Emma karena Kaluna sudah melepaskan semua hak warisnya atas kekayaan dari Pamungkas."Untuk Eyang Sekar aku yakin dia nggak bakal bikin ulah." Kaluna tiba-tiba kembali mengingat pertemuan terakhirnya dengan Sekar di mana nenek tua itu menangis sambil memeluknya dan meminta maaf atas segala kesalahan yang ia perbuat dulu. Sebuah kesalahan yang menorehkan luka sangat dalam bagi Kaluna, sebuah kesalahan yang hampir membua
"Screw you!" maki Jonathan saat Raka kembali mengangat telepon dari dirinya. Hampir pecah kepala Jonathan saat mendengar perkataan Raka yang akan memecat dirinya dan ditambah sudah hampir lima belas menit Raka mengabaikan teleponnya."Cool man," ucap Raka santai sambil menahan tawanya karena dia tahu kalau ia sudah membuat Jonathan murka."Cool? Are you fucking kidding me, Raka!!""Chill oi ... sabar, santai ....""Orang gila mana yang tetep santai saat tahu kalau dirinya dipecat dari tempat dia bekerja? Hah? Orang gila mana? Mana semua resep, bahan dan cara kerja udah lo ambil semuanya!" Jonathan bukan takut tidak berpenghasilan bila dia dipecat dari Moon.Jujur bagi Jonathan untuk kembali membuka restoran dan mencari pekerjaan lain semudah menjentikan jari, sudah banyak pemilik restoran dan hotel-hotel bintang lima yang mau memperkerjakan dirinya. Tapi, yang Jonathan kesal adalah hampir semua resep, cara masak dan fondasi Moon itu adalah hasil buah pikirannya. Anggaplah Moon adalah
"Udah bangun?" tanya Jonathan saat melihat Kaluna membuka matanya, tanpa sadar ia tertawa melihat Kaluna memicingkan matanya karena sinar matahari yang ada si belakang Jonathan."Ah ... mataharinya, Jo," rengek Kaluna manja sambil menepuk dada Jonathan, "kamu kebiasaan deh nggak pernah rapet nutup jendela." Kaluna menarik selimut lalu menutupi wajahnya. "Jangan tidur lagi, Yang," pinta Jonathan sambil menarik selimut Kaluna dan langsung tertawa keras saat melihat raut wajah marah istrinya itu, "kenapa? Ayo bangun, Yang ... ini udah jam sembilan. Malu sama matahari," kekeh Jonathan."Ngantuk, Jo ... sumpah ngantuk banget, kamu sadar nggak sih kalau kita itu baru tidur empat jam," ucap Kaluna sambil melirik Jonathan dan mengembikkan bibirnya karena masih merasa ngantuk.Sumpah tubuh Kaluna saat ini lelah bukan main, rasanya setiap sendi di tubuhnya meminta Kaluna untuk terus berada di ranjang dan kelopak matanya meminta Kaluna untuk kembali tidur tapi, sialnya Jonathan benar-benar meng
Kaluna mendesah saat jemari Jonathan menyusup ke dalam pakaian dalamnya dan mengusap bagian paling sensitif miliknya hingga tanpa sadar ia merenggangkan kedua kakinya untuk menerima sentuhan Jonathan yang selalu membuat dirinya melentingkan tubuh."Yang bisa buka?" tanya Jonathan sambil sesekali mengecupi garis leher Kaluna dengan lembut seolah itu adalah benda yang harus ia sentuh dengan sangat hati-hati.Kaluna yang limbung kerena gulungan kenikmatan yang Jonathan berikan berusaha untuk melepaskan kancing-kancing pakaiannya dengan susah payah, tanpa sadar dia mengutuki kancing-kancing bajunya yang cantik namun sulit untuk terlepas, "Susah," bisik Kaluna.Setelah Kaluna berkata ia merasakan jemari Jonathan keluar dari tubuhnya, menghentikan gerakan erotis nan manis yang membuat Kaluna merasa kecewa karena tidak lagi tergulung dalam kenikmatan yang membuat birahinya meraung. "Jo," desah Kaluna sambil menatap wajah Jonathan yang saat ini sedang menatapnya, tanpa sadar ia mendekatkan w
"Jo, ini kita mau kemana sih?" tanya Kaluna yang kesal bukan main karena sudah duduk di dalam mobil selama hampir dua jam dan sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kalau mobil itu akan berhenti."Bentar lagi sampai kok, Nyonya ... tenang saja tempatnya bagus," ucap Bli Wayan yang hanya bisa tersenyum mendengarkan pertanyaan Kaluna yang entah sudah keberapa puluh kali diucapkan oleh wanita yang saat ini menatapnya dengan kesal."Bagus sih bagus, Bli, tapi kenapa ini kayanya jauh banget tempatnya, tepos pantat aku yang ada," gerutu Kaluna sambil menggerakkan pantatnya ke kanan dan ke kiri karena sudah mulai merasa sakit. Nasib pantat tepos."Mana yang sakit?" tanya Jonathan sambil menyelipkan tangannya ke punggung Kaluna dan bergerak turun ke arah bokong Kaluna."Aw ... Jo, sakit," pekik Kaluna sambil membulatkan matanya dan menahan tangan Jonathan, "jangan dicubit," rengek Kaluna manja."Sini aku pijitin," ucap Jonathan santai tapi sumpah demi apa pun Kaluna dapat melihat tatapan p
"Kenapa?" tanya Jonathan dari balik kacamata hitamnya yang membuat ketampanannya melonjak naik."Nggak," sahut Kaluna sambil membenarkan posisi duduknya. Saat ini mereka sudah berada di pesawat salah satu maskapai penerbangan komersil Indonesia. Sesekali Kaluna melihat ke arah jendela pesawat yang sudah terlihat awan putih yang menandakan mereka sudah berada di ketinggian yang cukup untuk melepaskan sabuk pengaman, "aku mau ke kamar mandi."Jonathan menggeleng sambil menahan tangan Kaluna, "Nggak ... kamu kenapa? Dari tadi malem kamu gelisah terus bahkan kamu tidur pun gerak mulu." "Aku mau ke kama ...." Kaluna menghentikan ucapannya saat melihat Jonathan melepaskan kacamata hitam dan menatapnya tajam, "Jo.""Duduk," perintah Jonathan dan langsung diikuti oleh Kaluna. Selama beberapa menit mereka saling diam dan tidak berkata apa pun juga, hanya terdengar suara sekitar mereka saja."I am waiting, Yang." Jonathan memecahkan kesunyian sambil melirik ke arah Kaluna, mencoba menjelaskan
"Kenapa lagi?" tanya Cakra saat melihat Karin dan keamanan hotel berada di dekatnya."Saya menemukan Bu Karin ingin membobol salah satu laci di ruangan kerja Bapak, Bapak selalu minta saya untuk menjaga laci di ruangan Bapak dan meminta tidak boleh ada yang membukanya tanpa terkecuali. Jadi, saya mohon maaf tadi saat saya lihat Bu Karin mau membuka laci dari CCTV langsung saya amankan, Pak," ucap keamanan hotel sambil melirik Karin yang terlihat marah."Saya ini istrinya, kamu nggak berhak buat memperla—""Terima kasih Pak, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Sekarang biar saya urus dia sendiri, silakan kembali bekerja." Cakra mengabaikan perkataan Karin sambil meminta keamanan hotel pergi meninggalkan mereka."Aku duluan pulang, yah," ucap Kaluna sambil menepuk bahu Cakra, "bareng dia juga," lanjut Kaluna sambil menunjuk Gendis yang terlihat sedang mengutak atik ponselnya seolah memiliki dunianya sendiri."Kenapa ada itu lonte?" tanya Karin.Kaluna yang bersiap pergi langsung
"Kamu jangan lupa minum obat," ucap Kaluna sambil menutup pintu mobilnya dan berjalan ke arah pintu depan hotel."Iya, aku minum bentar lagi dan kamu udah konsultasi ke Dokte Fina?" tanya Jonathan melalui sambungan telepon."Udah, cerewet," jawab Kaluna sambil menahan tawanya karena sudah semenjak ia membuka matanya Jonathan terus mengingatkannya untuk konsultasi dan melakukan check up ke Dokter Fina."Bener udah? Kalau kamu bohong aku telepon Dokter Finanya," ancam Jonathan."Sono telepon, sekalian datangin hari ini," tantang Kaluna, "kamu kan emang ada janji sama Dokter Fina buat nanti sore jam lima. Aku tahu karena tadi Dokter Fina bilang kamu ubah jadwal konsultasi.""Salahin si Raka sialan ini yang maksa banget buat ketemu dan entah apa lagi yang mau dia bahas padahal dia udah aku kasih semuanya. Bahkan aku udah pilihin sous chef yang normal bukan si Rahmat Mcflurry," maki Jonathan yang kesal karena hari liburnya terganggu karena Raka."Ampun deh aku suka ngakak kalau inget si Ra
Kaluna memekik keras saat ia merasakan jemari Jonathan memasuki dirinya, bergerak dengan ahlinya hingga membuat ia menahan ledakan kenikmatan di bagian paling kecil tubuhnya yang menjalar dengan liat ke seluruh tubuh."Jo ... ah, bisa kamu pel — ah, Jo," desah Kaluna saat ia dibuat pusing karena digulung kenikmatan dari gerakan jemari Jonathan yang selali bisa melambungkan birahinya hingga ketitik tertinggi.Jonathan mencumbu bibir Kaluna untuk membungkam mulut istrinya yang terus mendesah dengan suara paling sensual yang ia dengar. Dengan ahli Jonathan mengecupi rahang Kaluna dan bergerak turun ke arah payudara Kaluna.Birahinya tercambuk sempurna saat ujung lidahnya menyentuh puting payudara Kaluna yang sudah mengeras, seolah sudah menunggu untuk Jonathan puja. Lidahnya bergerak liar nan sensual untuk memberikan kenikmatan bagi Kaluna, sesekali Jonathan menggigit dan menyesap payudara Kaluna. Memujanya.Kaluna hanya bisa menengadahkan kepalanya dan melentingkan tubuhnya saat ia mend