Gendis membanting tasnya kesal ke sofa, ia ingat setelah mendengar perkataan Kaluna yang mengatakan dirinya pencuri. Gendis langsung keluar dari mobil Kaluna dan membanting pintunya lalu pulang menggunakan taksi yang kebetulan sedang mencari penumpang di sana."Sialan! Bangsat! Nggak punya otak! Siapa yang maling? Siapa! Siapa!" sentak Gendis sambilmengambil asbak yang ada di meja dan membantingnya sekeras mungkin ke lantai hingga asbak itu terpental dan pecah menjadi berkeping-keping."Maling kata dia! Aku nggak maling! Jonathan yang mau pacaran sama aku, aku nggak maling! Wanita sialan itu yang tinggalin Jonathan kenapa sekarang jadi aku yang dianggap maling! Sialan," maki Gendis sambil mengambil bantal dan melemparkannya ke arah dinding. "Mbak kenapa?" tanya Nunu pembantu rumah tangga Gendis.Gendis hanya berteriak keras lalu melempar kembali vas bunga hingga membuat Nunu berteriak kaget sambil mengusap dadanya."Rese! Nggak usah nanya-nanya mending kamu beresin ini semuanya! Res
"Orang mau nikah kok mukanya sepet amat?" tanya Emma saat melihat Kaluna yang terlihat uring-uringan dari semenjak mereka masuk ke dalam ballroom hotel untuk bertemu dengan Gege. Kaluna makin mengembikan mulutnya sambil melirik Emma, "Bu, emang salah Kaluna yah, kalau ada yang muji Kaluna tapi, bikin orang sakit hati?" tanya Kaluna yang ternyata memikirkan perkataan Gendis beberapa hari yang lalu."Hah? Gimana?" tanya Emma bingung dengan pertanyaan Kaluna."Iya, jadi ada orang nih. Ini orang benci banget sama aku cuman gara-gara aku selalu dipuji-puji ama orang terdekatnya dan selalu diminta untuk menjadikan aku role modelnya. Nah, gara-gara itu dia jadi dendam kesumat ama aku, padahal aku nggak tau apa-apa dan nggak punya dosa juga ama dia, Bu." Kaluna menerangkan secara singkat jelas dan padat pada Emma. Kaluna ingin tahu pendapat Emma, karena kemari dia sudah meminta pendapat Jonathan dan hanya dijawab dengan kata-kata andalannya. Kan ... Kan ... Kan ... aku udah bilang apa, gil
"Udah?" tanya Kaluna sambil memamerkan gigi-giginya ke arah Jonathan yang hanya bisa menggeleng dan memukul lembut paha Kaluna gemas. "Kamu tuh, udah dibilang nggak pernah mau nurut. Giliran kaya gini aku yang benerin masalah kamu, untung cinta kalau nggak udah abis kamu aku caci maki sampai kumur-kumur," ucap Jonathan gemas sambil meremas paha Kaluna yang langsung mendapatkan juluran lidah dari calon istrinya itu."Ibu kemana ama Om Wisnu?""Mereka mau pulang, aku bilang kita mau di sini dulu. Nggak papa kan?" tanya Jonathan yang langsung dijawab anggukan dan senyuman oleh Kaluna. Cantik ... hanya satu kata itu saja yang bisa Jonathan berikan untuk Kaluna. Entah karena aura pengantin atau apa, tapi jujur Kaluna terlihat lebih cantik saat ini. "Apa? Kenapa liatin aku kaya gitu?" tanya Kaluna sambil menunjuk hidung Jonathan, "mikir mesum yah?" goda Kaluna."Nggak," ucap Jonathan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, saat ini ia melihat pemandang kota Jakarta di kala malam."J
Plok ... plok ... plok ....Suara tepuk tangan terdengar bergemuruh di ruangan tersebut, terlihat semua orang bertepuk tangan untuk Jonathan yang sudah melakukan presentasi salah satu air oven listrik mini yang menjadi alat masak paling laku dari merek T-fal. "Aku nggak nyangka loh, dari oven sekecil itu bisa bikin daging ayam selembut dan semeresap ini," ucap Naomi yang saat itu sedang menjadi MC untuk acara Jonathan sambil memakan masakan yang sudah Jonathan buat."Iya dan mentode meng-grill dengan menggunakan oven listrik dari T-fal yang bisa kita atur waktu, suhunya dan juga api atas bawahnya. Kita bisa mengatur tingkat kematangan daging ayam yang ingin kita buat." Jonathan menunjukkan beberapa tombol yang ada di oven listrik."Dan resep chicken garlic butter ini juga sangat cocok untuk orang yang sedang diet, cut kalori atau bahkan sedang ingin membentuk otot," ucap Jonathan lagi. Tiba-tiba saja Jonathan terdiam saat merasakan lengannya disentuh oleh Naomi."Wow, terbukti yah, o
"Gila kamu, Jo!" maki Kaluna kesal."Masih marah?" tanya Jonathan lagi sambil menahan tawanya karena mendengar amukan Kaluna. "Masih," jawab Kaluna dengan nada menahan tawa yang sudah Jonathan hapal di luar kepala, "maaf aku nggak semurah itu."Hening ....Tidak ada suara apa pun lagi yang diucapkan baik oleh Jonathan dan Kaluna mereka sama-sama diam, sampai.Ting ...."Jo!" jerit Kaluna gemas. "Ngapain kamu transfer aku lagi duapuluh lima juta, astaga Jonathan Baskoro. Udah yah, nggak usah sosoan dermawan kaya gini, sombong amat sih, mentang-mentang tabungan prioritas jadi sosoan transfer sana, transfer sini. Udah Jo, cukup.""Cukup?" tanya Jonathan sambil menahan tawanya mendengar rentetan perkataan Kaluna. "Masih marah?" tanya Jonathan lagi."Masih! Makin marah aku. Rese udah ah, jangan bikin perkara dengan transfer-transfer gitu, kebanyakan uang atau apa sih? Mau kamu transfer berapa pun juga aku masih marah pokokny—"Ting ....Sekali lagi kuping Kaluna mendengar suara notifikasi
Kaluna menghela napas pelan sambil menatap ponselnya. Mungkin tadi dia terdengar mantap mau memiliki anak dari Jonathan padahal di dalam hatinya dia ketar ketir juga."Kaluna kenapa?" Kaluna menoleh dan mendapati Wisnu sedang berdiri di belakangnya, "Om Wisnu, kok bisa masuk?" tanya Kaluna bingung kenapa ada kekasih ibunya itu di rumah."Dek Emma suruh aku ambil barang buat di toko dia di pasar, jadi, dia kasih kunci rumah. Pas Om mau keluar rumah eh ... Om liat kamu lagi nelepon entah siapa tapi mukanya kaya yang sedih," terang Wisnu sambil berjalan ke arah Kaluna dan duduk di kursi yang berhadapan dengan Kaluna."Oh ... hm ... nggak papa, Om, cuman aku ada masalah sedikit ama Jonathan tapi, semuanya udah beres kok," sahut Kaluna seraya tersenyum. Ia tidak mau membuat orang lain khawatir."Yakin?" tanya Wisnu sambil melihat wajah Kaluna dengan seksama."Yakin Om, semuanya baik-baik aja, tau sendiri kan, Om, kalau aku ini nggak bisa lama-lama berantem ama Jonathan," kekeh Kaluna yang
"Kamu beneran nggak bisa pulang sama sekali, Jo?" tanya Kaluna dengan suara manja sambil mengambil salah satu botol jus buah dari rak di supermarket."Bisa ...." "Ya pulang, ayolah Jo pulang. Kamu nggak kangen aku?" tanya Kaluna sambil mengembikkan mulutnya dan mendorong trollynya yang sudah berisikan barang belanjaan dengan satu tangan."Aku coba yah, aku pulang hari ini," ucap Jonathan dengan suara selembut mungkin, beruaha agat Kaluna tidak terus merajuk dan marah. "Raka ini rada lain kurasa, dia nggak paham apa kamu itu mau nikah?" tanya Kaluna sambil membenarkan letak earpods miliknya karena suara Jonathan terdengar kecil. "Dia itu gila atau gimana sih? Seminggu lagi loh, kita mau nikah! Untung ada Gege yang sigap sama semuanya dan nggak ada halangan apa pun juga.""Besok aku coba ngomong ama Raka, yah." Jonathan mendengarkan keluh kesah Kaluna dengan mengesampingkan rasa lelahnya."Bilang ke Raka nggak usah sosoan jadi manajer kamu, mending kamu kerjain sendiri aja. Ribet bene
Kaluna berjalan ke luar gedung supermarket dengan mendorong trolly, setelah sampai di pintu keluar ia mulai mengutak-atik layar ponselnya untuk memesan taksi online."Astaga, kok pada di tolak sih? Emang di depan macet banget apa yah?" Kaluna menggerutu sambil terus mencoba memesan taksi online namun nihil, tidak ada taksi online yang mau menyanggupi pesanan Kaluna.Tit ...."Makjan!" pekik Kaluna kaget saat mendengar suara klakson yang memekakkan telinganya dan dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke arah mobil si hadapannya,"Kaluna," sapa lelaki dengan suara maskulin saat kaca mobil itu terbuka dan menunjukkan wajahnya."Ngapain? Mau apa?" tanya Kaluna saat menyadari kalau yang memanggilnya adalah Cakra."Kamu mau ke mana? Butuh tumpangan?" tanya Cakra sambil keluar dari mobilnya dan berdiri di samping Kaluna, "ini bawaan kamu?" tanya Cakra sambil mengambil belanjaan dari trolly milik Kaluna."Iya tapi ... eh, mau di bawa kemana?" tanya Kaluna kaget saat melihat Cakra mengambil