Share

Chapter 6

Author: Olivia Shea
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Clark berada di ruang kerjanya yang ada di rumah.

Setelah kejadian malam itu di pavilun dia terbayang-bayang dengan Elis.

Suara rintihan samar yang terdengar dari bibir Elis saat kesadarannya hanya separuh entah mengapa justru terbayang terus di beranda otaknya.

"Apa yang terjadi denganku?" erangnya.

Beberapa hari ini kebersamaan dengan Megan tidak lagi terasa menyenangkan. Ada satu bagian dari dirinya yang merasa tidak terpuaskan dengan Megan walaupun dia berusaha bersikap baik-baik saja pada wanita itu.

"Aku tidak bisa melupakannya dan justru ingin mengulanginya kembali."

**

Di suatu sore, Damian datang menemui Elis di taman.

Tidak lama kemudian mobil Clark datang dan dari dalam mobil, pria itu menatap Damian yang mengulurkan satu tangkai mawar merah ke arah Elis.

Brakkk!

Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras seketika membuat Damian menoleh ke belakang hingga Elis pun berdiri saat menatap murka di wajah Clark.

"Enyah kau dari rumahku, Damian. Jangan pernah datang. Gadis ini sudah kubeli dan dia sedang bekerja untukku. Tidak akan kubiarkan siapapun terlibat hubungan dengannya selama dia terikat dengan perjanjian bersamaku!"

Damian mengerahkan tatapan pada Clark. Jelas pria itu melihat adanya kecemburuan di sana.

"Oho. Aku melihat sesuatu di sini. Apakah mataku tidak salah mengenali jika kau sudah bermain api, Clark?" Senyum Damian sinis.

Bibirnya melengkungkan senyum tipis ketika menyadari jika posisi Megan di rumah ini akan sangat terancam.

"Kau tidak layak berkomentar atas apa yang kulakukan. Lekas lah pergi dari sini atau aku benar-benar akan menyeretmu dari rumahku dan tidak akan mengizinkanmu menginjakkan kaki di tempat ini!"

Kemarahan Clark sudah berada di ubun-ubun.

Kejadian penyelamatan yang dilakukan Damian saat itu masih terekam dalam benaknya dan entah mengapa menghadirkan serpihan kesal luar biasa.

"Gadis ini milikku. Jiwa raganya sudah tergadai denganku sampai batas yang sudah ditentukan!"

Elis hanya menundukkan wajahnya saat kenyataan itu disebutkan Clark dengan begitu lancang dia tahu harga dirinya telah tergadai.

"Ikut denganku sekarang!" Tiba-tiba Clark menyentak lengan Elis dan menariknya dengan gerakan kasar hingga mau tidak mau Elis mengikuti langkah pria itu.

"Dasar wanita murahan!" Suara pekik kemarahan itu disampaikan Megan yang dibakar emosi.

Deru napas Megan memburu. Bisa membayangkan apa yang akan dilakukan suaminya terhadap gadis miskin itu saat ini.

Atau dengan kata lain, Clark akan mencari cari alasan agar bisa menyentuh gadis itu dan membuat hatinya terbakar setiap saat.

Sementara Clark tidak lagi hangat padanya dan pria itu sudah berubah. Ketika dirinya meminta hak biologisnya, Clark selalu menolak dengan alasan lelah.

"Lihat saja. Lihat saja. Aku akan membuatmu terusir dari tempat ini. Lihat saja. Kau tidak akan kubiarkan mengandung anaknya Clark. Tidak akan pernah.”

Sementara Damian yang sudah diusir oleh Clark menatap ke arah Megan.

“Aku melihat awal kehancuranmu di rumah ini, Megan.” Suaranya lirih seolah-olah memang ingin menabur garam di luka Megan.

Megan menolehkan tatapannya, mempertemukan mata merahnya dengan tatapan Damian yang menyeringai mengejek.

“Aku tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi. Clark milikku. Selamanya akan menjadi milikku.”

"Tapi aku mencium aroma kekalahan di sini, Megan dan yah gadis itu masih cantik dan muda. Sebagai seorang pria, pilihanku akan jatuh padanya."

"Tutup mulutmu, Damian! Dasar tidak tahu diri. Pergi dari sini!" Jarinya menunjuk ke wajah Damian.

Keteguhan terlihat pada sepasang mata Megan yang menunjukkan sinyal murka dan seolah-olah di sekitar wanita itu ada kobaran amarah yang hadirnya tidak bisa dihindari.

“Kamu sudah mendapatkan karmamu.” Kali ini suara Damian disampaikan sangat lirih.

“Tutup mulutmu, Damian. Jangan pernah bicara lancang di hadapanku karena kamu tidak diperkenankan bicara seperti itu.”

Menanggapi kalimat yang disampaikan Megan, Damian hanya tersenyum.

Dia berjalan meninggalkan Megan yang beberapa kali menendang-nendangkan kakinya di udara seolah hari ini adalah hari terburuk dalam hidupnya.

**

Sementara itu Clark yang sudah dikuasai emosi mengabaikan suara kesakitan Elis saat cengkeraman pada pergelangan tangan wanita itu demikian kuat.

Bahkan pelayan pribadi yang ditugaskan untuk melayaninya hanya terpaku tanpa bisa membantu.

Pelayan itu tahu, Tuan Muda Hunter tidak bisa dihentikan.

Suara pintu kamar ditutup dengan keras bersama dengan Clark yang menghempaskan tubuh Elis begitu saja di atas tempat tidur dalam posisi terlentang.

"Tuan maafkan saya," lirih Elis. Akan tetapi, Clark yang sudah dikuasai emosi karena Elis merespon Damian kemudian tergesa-gesa melepaskan kancing kemejanya disusul dengan resleting celananya.

“Maaf? Apa maksudmu dengan maaf? Aku tidak akan pernah memaafkan perbuatanmu kali ini. Sudah kukatakan berulang kali padamu untuk tidak merespon laki-laki yang ada di tempat ini.”

Suaranya menggelegar bersama dengan suara napasnya yang menderu.

“Saya tidak melakukan apapun dengan Tuan Damian. Saya tidak melakukannya, Tuan. Anda sudah salah mengira."

“Tutup mulutmu. Aku melihat sendiri kamu bersedia menerima bunga itu dari Damian. Kamu pikir apa yang dilakukan dan dipikirkan seorang pria ketika memberikan bunga terhadap seorang wanita? Terima hukumanmu sekarang.”

"Tidak, Tuan ...."

Elis menggelengkan kepalanya. Namun, Clark justru tidak memperdulikan permohonan Elis.

Tubuh gadis itu gemetar ketika suara ikat pinggang kemudian berbenturan dengan lantai.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
tjun ho
bisulnya c megan blm mateng nunggu meletus ,, pasti seru nih...
goodnovel comment avatar
Pryono Dian
kecanduan tuh Clark alasan cemburu
goodnovel comment avatar
Iffa Syahida
wohoho kk terbaik...️......️......️...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 1

    "Apa kau yang bernama Elis Kannelis?" Seorang pria berperawakan tinggi dengan perut buncit menyeringai begitu melihat kehadiran Elis. "Ya. Nama saya Elis. Apakah Tuan mengenal saya?" Wajah Elis menunjukan raut kebingungan. Pasalnya dia sedang melayani beberapa tamu di restaurant tempatnya bekerja, hingga salah satu rekan kerjanya mengatakan ada pria yang mencarinya. Sedangkan Elis sama sekali tidak mengenal pria di hadapannya ini. "Tentu saja. Pamanmu sudah berutang banyak padaku. Dalam surat perjanjiannya, kau yang akan diserahkan padaku sebagai seorang penjamin." Mata hazel Elis memancarkan ketakutan dan gadis itu menggelengkan kepalanya. Elis tidak menyangka bahwa pamannya tega menjadikannya sebagai seorang penjamin. "Nona cantik, kau tidak bisa mengelak dari hal itu karena memang pamanmu yang sudah menjaminkan dirimu padaku. Ayo, sekarang ikut aku ke rumah bordil." "Maaf saya tidak bersedia." Elis tentu takut, dirinya tidak mau jika harus dijual ke rumah bordil. Membay

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 2

    Mata tajam Clark seolah menyelidiki apa yang ada di dalam pikiran Elis saat ini. Pria itu berdeham membuyarkan lamunan Elis. "Tidak ada hubungan fisik di antara kita. Aku hanya akan memberikan benihku padamu lewat prosedur medis tanpa kita harus terikat hubungan fisik. Bayi tabung. Itu prosesnya." Mendengar ucapan Clark, Elis menghela napas lega. Itu artinya dirinya hanya akan memberikan rahimnya dan tidak perlu berhubungan langsung dengan pria itu. “Boleh saya tau, mengapa saya harus melakukan hal ini?” Rasa penasaran dalam diri Elis membuat gadis itu akhirnya bertanya pada Clark. Seingat Elis, dia pernah membaca di majalah bahwa Clark Hunter telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang model cantik. Bahkan pernikahan itu adalah pernikahan paling megah yang pernah terjadi di negara mereka. “Aku membutuhkan seorang pewaris. Dan anak yang akan kau lahirkan nanti akan menjadi anakku dan istriku. Setelah melahirkan kau bisa kembali bebas.” Tunggu dulu .... itu artinya

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 3

    "Sial!" Clark langsung berjalan menuju keberadaan kursi kerjanya dan meletakkan begitu saja telepon genggam miliknya di atas meja setelah terlibat pembicaraan dengan ibunya, Sarah Hunter melalui panggilan video. "Ada apa, Honey?" Megan yang datang ke kantor Clark secara dadakan saat waktu istirahat makan siang menatap suaminya dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Percobaan pertama gagal!" Ekspresi kesal terbit di wajahnya. "Sedangkan Ibu kembali menanyakan perihal seorang pewaris.” Megan mengelus pundak Clark dengan lembut. “Tidak perlu khawatir, kita bisa mencobanya lagi. Gadis lemah itu sudah di beli dengan harga mahal, tentu saja dia harus melakukan pekerjaannya hingga berhasil” Megan menarik sudut bibirnya ke atas, dirinya begitu memandang rendah pada Elisa. Mendengar hal itu, Clark hanya berdecih. "Ya, apa pun yang terjadi dia harus melahirkan pewaris!" Clark berkata dengan sangat tegas disertai intonasi yang tajam. Melihat respon yang ditunjukkan Clark, Megan terseny

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 4

    "Mengapa bisa gagal untuk kedua kalinya? Apa yang salah dengan hal ini!?" Clark menatap tajam pada dokter pribadi yang hanya dapat menundukan kepala dengan rasa gugup. Sudah satu bulan sejak percobaan bayi tabung yang pertama, kini Clark justru harus kembali merasa kesal dan kecewa setelah mendengar pernyataan dokter. “Saya mohon maaf, Tuan. Saya tidak dapat berbuat apa pun mengenai hasil ini” Clark mengepalkan kedua tangannya dan mengusir sang dokter dari hadapannya. Clark berdecak kesal. Dia tidak menyangka bahwa rencananya untuk melahirkan pewaris dari gadis yang telah dibayarnya juga akan terasa sulit. Setelah pernyataan dokter, sore harinya, Clark yang sedang pusing memikirkan hal ini berdiri di balkon kamarnya bersama dengan Megan. "Kita sudah menghabiskan banyak uang untuk proses ini. Aku pikir sepertinya gadis itu memang bermasalah." Entah mengapa Megan merasa ada yang tidak nyaman dalam hatinya. Mengetahui jika gadis bernama Elis itu memiliki kecantikan yang c

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 5

    Elis merasakan tubuhnya seolah terbelah setelah penyatuan yang dilakukan Clark tadi malam. Clark beberapa kali menggelengkan kepalanya saat posisinya sudah siap. Entah, ia benar-benar berada di posisi setengah sadar saat ini. Sempat menatap wajah Elis dan bahkan mengecup bibir gadis itu lembut sebelum akhirnya menghentak dengan kuat hingga suara erangan bersautan dari kamar. Peluh keringat membasahi tubuh keduanya saat akhirnya puncak itu diraih Clark dan ia langsung terkulai dan memejamkan mata. Elis menangis tersedu. Ia tidak menyangka jika Tuan Muda Hunter akan melakukannya. Gadis itu mulai menapakkan kaki ke atas lantai dan memunguti pakaiannya. Ditatapnya wajah Clark yang terlihat begitu damai, tanpa rasa bersalah. Rasa kecewa pada diri sendiri karena tak dapat menjaga mahkotanya langsung hadir di hati Elis. Ia bangun dan berjalan dengan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Clark akhirnya ikut terbangun, masih dengan kepala yang terasa sangat pusing.

Latest chapter

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 6

    Clark berada di ruang kerjanya yang ada di rumah. Setelah kejadian malam itu di pavilun dia terbayang-bayang dengan Elis. Suara rintihan samar yang terdengar dari bibir Elis saat kesadarannya hanya separuh entah mengapa justru terbayang terus di beranda otaknya. "Apa yang terjadi denganku?" erangnya.Beberapa hari ini kebersamaan dengan Megan tidak lagi terasa menyenangkan. Ada satu bagian dari dirinya yang merasa tidak terpuaskan dengan Megan walaupun dia berusaha bersikap baik-baik saja pada wanita itu. "Aku tidak bisa melupakannya dan justru ingin mengulanginya kembali."**Di suatu sore, Damian datang menemui Elis di taman. Tidak lama kemudian mobil Clark datang dan dari dalam mobil, pria itu menatap Damian yang mengulurkan satu tangkai mawar merah ke arah Elis. Brakkk! Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras seketika membuat Damian menoleh ke belakang hingga Elis pun berdiri saat menatap murka di wajah Clark. "Enyah kau dari rumahku, Damian. Jangan pernah datan

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 5

    Elis merasakan tubuhnya seolah terbelah setelah penyatuan yang dilakukan Clark tadi malam. Clark beberapa kali menggelengkan kepalanya saat posisinya sudah siap. Entah, ia benar-benar berada di posisi setengah sadar saat ini. Sempat menatap wajah Elis dan bahkan mengecup bibir gadis itu lembut sebelum akhirnya menghentak dengan kuat hingga suara erangan bersautan dari kamar. Peluh keringat membasahi tubuh keduanya saat akhirnya puncak itu diraih Clark dan ia langsung terkulai dan memejamkan mata. Elis menangis tersedu. Ia tidak menyangka jika Tuan Muda Hunter akan melakukannya. Gadis itu mulai menapakkan kaki ke atas lantai dan memunguti pakaiannya. Ditatapnya wajah Clark yang terlihat begitu damai, tanpa rasa bersalah. Rasa kecewa pada diri sendiri karena tak dapat menjaga mahkotanya langsung hadir di hati Elis. Ia bangun dan berjalan dengan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Clark akhirnya ikut terbangun, masih dengan kepala yang terasa sangat pusing.

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 4

    "Mengapa bisa gagal untuk kedua kalinya? Apa yang salah dengan hal ini!?" Clark menatap tajam pada dokter pribadi yang hanya dapat menundukan kepala dengan rasa gugup. Sudah satu bulan sejak percobaan bayi tabung yang pertama, kini Clark justru harus kembali merasa kesal dan kecewa setelah mendengar pernyataan dokter. “Saya mohon maaf, Tuan. Saya tidak dapat berbuat apa pun mengenai hasil ini” Clark mengepalkan kedua tangannya dan mengusir sang dokter dari hadapannya. Clark berdecak kesal. Dia tidak menyangka bahwa rencananya untuk melahirkan pewaris dari gadis yang telah dibayarnya juga akan terasa sulit. Setelah pernyataan dokter, sore harinya, Clark yang sedang pusing memikirkan hal ini berdiri di balkon kamarnya bersama dengan Megan. "Kita sudah menghabiskan banyak uang untuk proses ini. Aku pikir sepertinya gadis itu memang bermasalah." Entah mengapa Megan merasa ada yang tidak nyaman dalam hatinya. Mengetahui jika gadis bernama Elis itu memiliki kecantikan yang c

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 3

    "Sial!" Clark langsung berjalan menuju keberadaan kursi kerjanya dan meletakkan begitu saja telepon genggam miliknya di atas meja setelah terlibat pembicaraan dengan ibunya, Sarah Hunter melalui panggilan video. "Ada apa, Honey?" Megan yang datang ke kantor Clark secara dadakan saat waktu istirahat makan siang menatap suaminya dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Percobaan pertama gagal!" Ekspresi kesal terbit di wajahnya. "Sedangkan Ibu kembali menanyakan perihal seorang pewaris.” Megan mengelus pundak Clark dengan lembut. “Tidak perlu khawatir, kita bisa mencobanya lagi. Gadis lemah itu sudah di beli dengan harga mahal, tentu saja dia harus melakukan pekerjaannya hingga berhasil” Megan menarik sudut bibirnya ke atas, dirinya begitu memandang rendah pada Elisa. Mendengar hal itu, Clark hanya berdecih. "Ya, apa pun yang terjadi dia harus melahirkan pewaris!" Clark berkata dengan sangat tegas disertai intonasi yang tajam. Melihat respon yang ditunjukkan Clark, Megan terseny

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 2

    Mata tajam Clark seolah menyelidiki apa yang ada di dalam pikiran Elis saat ini. Pria itu berdeham membuyarkan lamunan Elis. "Tidak ada hubungan fisik di antara kita. Aku hanya akan memberikan benihku padamu lewat prosedur medis tanpa kita harus terikat hubungan fisik. Bayi tabung. Itu prosesnya." Mendengar ucapan Clark, Elis menghela napas lega. Itu artinya dirinya hanya akan memberikan rahimnya dan tidak perlu berhubungan langsung dengan pria itu. “Boleh saya tau, mengapa saya harus melakukan hal ini?” Rasa penasaran dalam diri Elis membuat gadis itu akhirnya bertanya pada Clark. Seingat Elis, dia pernah membaca di majalah bahwa Clark Hunter telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang model cantik. Bahkan pernikahan itu adalah pernikahan paling megah yang pernah terjadi di negara mereka. “Aku membutuhkan seorang pewaris. Dan anak yang akan kau lahirkan nanti akan menjadi anakku dan istriku. Setelah melahirkan kau bisa kembali bebas.” Tunggu dulu .... itu artinya

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 1

    "Apa kau yang bernama Elis Kannelis?" Seorang pria berperawakan tinggi dengan perut buncit menyeringai begitu melihat kehadiran Elis. "Ya. Nama saya Elis. Apakah Tuan mengenal saya?" Wajah Elis menunjukan raut kebingungan. Pasalnya dia sedang melayani beberapa tamu di restaurant tempatnya bekerja, hingga salah satu rekan kerjanya mengatakan ada pria yang mencarinya. Sedangkan Elis sama sekali tidak mengenal pria di hadapannya ini. "Tentu saja. Pamanmu sudah berutang banyak padaku. Dalam surat perjanjiannya, kau yang akan diserahkan padaku sebagai seorang penjamin." Mata hazel Elis memancarkan ketakutan dan gadis itu menggelengkan kepalanya. Elis tidak menyangka bahwa pamannya tega menjadikannya sebagai seorang penjamin. "Nona cantik, kau tidak bisa mengelak dari hal itu karena memang pamanmu yang sudah menjaminkan dirimu padaku. Ayo, sekarang ikut aku ke rumah bordil." "Maaf saya tidak bersedia." Elis tentu takut, dirinya tidak mau jika harus dijual ke rumah bordil. Membay

DMCA.com Protection Status