Share

Chapter 3

Penulis: Olivia Shea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sial!" Clark langsung berjalan menuju keberadaan kursi kerjanya dan meletakkan begitu saja telepon genggam miliknya di atas meja setelah terlibat pembicaraan dengan ibunya, Sarah Hunter melalui panggilan video.

"Ada apa, Honey?" Megan yang datang ke kantor Clark secara dadakan saat waktu istirahat makan siang menatap suaminya dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"Percobaan pertama gagal!" Ekspresi kesal terbit di wajahnya. "Sedangkan Ibu kembali menanyakan perihal seorang pewaris.”

Megan mengelus pundak Clark dengan lembut.

“Tidak perlu khawatir, kita bisa mencobanya lagi. Gadis lemah itu sudah di beli dengan harga mahal, tentu saja dia harus melakukan pekerjaannya hingga berhasil” Megan menarik sudut bibirnya ke atas, dirinya begitu memandang rendah pada Elisa.

Mendengar hal itu, Clark hanya berdecih.

"Ya, apa pun yang terjadi dia harus melahirkan pewaris!" Clark berkata dengan sangat tegas disertai intonasi yang tajam.

Melihat respon yang ditunjukkan Clark, Megan tersenyum puas. Dalam benaknya, ia merasa lega bahwa suaminya tidak ingin bercerai dengannya dan berusaha agar mereka tetap mendapatkan seorang pewaris dengan memanfaatkan gadis miskin itu.

Statusnya sebagai menantu keluarga Hunter yang kaya raya akan terjaga dan itu adalah mimpi yang tidak boleh dirusak oleh siapapun

**

Elis sedang berdiri di balkon kamarnya, menikmati angin sore yang sedikit bisa menyejukkan perasaannya. Entah mengapa tiba-tiba dia teringat dengan sepupunya dan juga bibinya.

Gadis itu menoleh mendengar suara langkah kaki mendekat padanya dan sempat tertegun menatap keberadaan Clark di sana.

“Tuan. Apa yang Anda lakukan di sini?”

Kening Clark berkerut diiringi dengan sudut bibirnya yang terangkat. “Pertanyaan seperti apa yang kamu ajukan padaku? Aku adalah pemilik tempat ini dan tidak ada yang boleh bertanya seperti itu padaku.”

Mendengar jawaban yang disampaikan Clark, Elis sempat menundukkan pandangannya hingga kemudian memberanikan diri mengangkat wajahnya ketika teringat sesuatu.

“Tuan, bolehkah saya memohon kepada Anda?” Suaranya bergetar oleh rasa takut. Akan tetapi dia merasa harus tetap mengatakan hal ini.

“Kamu tidak memiliki hak memohon atau meminta apapun padaku.” Sempat terdiam kemudian mengamati ekspresi sendu di wajah Elis. “Katakan permohonan apa yang ingin kamu ajukan padaku,” lanjutnya.

Sedikit memiliki rasa kasihan pada gadis itu.

Meskipun sangat samar tetapi binar mata Elis terlihat.

“Saya mohon, izinkan saya menghubungi bibi saya.” Setelahnya dia kembali menunduk.

“Untuk apa lagi kamu menghubunginya? Setelah mereka menjualmu seperti itu? Sangat bodoh jika kamu masih peduli dengannya.”

“Saya mengkhawatirkan sepupu saya dan juga bibi karena mereka selama ini berusaha bersikap baik pada saya.”

Clark terdiam untuk sesaat. Suara tarikan napasnya terdengar bersama dengan udara yang dia tiupkan pada wajahnya sendiri.

Tidak lama kemudian, Clark mengulurkan telepon genggamnya karena di sana dia sebenarnya sudah menyimpan kontak nomor bibinya Elis sementara kontak nomor yang ada di telepon genggam gadis itu sudah dihapus.

“Kamu memiliki waktu 2 menit saja. Pergunakan waktu itu sebaik-baiknya.” Suaranya masih begitu tegas sementara Elis langsung menghubungi kontak nomor yang ada pada telepon genggam Clark di mana di sana sudah pria itu tunjukkan nomor kontak bibinya.

Menunggu selama beberapa waktu hingga kemudian sambungan telepon terhubung.

“Halo, Bibi?” Menyapa bibinya dengan masih sempat mengarahkan tatapan pada Clark yang mengamatinya tajam.

“Kak Elis!” Suara sepupu laki-lakinya itu yang terdengar.

“Di mana Bibi? Mengapa kamu yang mengangkat telepon Kakak?” Entah mengapa mendadak perasaannya gelisah.

“Saat ini Ibu ada di rumah sakit. Ayah memukul Ibu sampai Ibu terjatuh karena uang yang dimiliki diambil oleh Ayah dan Ibu merebutnya.”

Elis menggelengkan kepalanya bersama dengan matanya yang tidak bisa menghalau air mata jatuh ke pipinya.

Membayangkan berada di posisi bibinya saat ini yang pasti akan sangat sulit.

“Ibu dibawa ke rumah sakit oleh tetangga dan saat ini Ayah menghilang entah ke mana.”

Sebelum sempat Elis membalas ucapan sepupunya, telepon genggam itu sudah direbut oleh Clark. “Waktu sudah habis.”

Elis menggelengkan kepalanya seolah-olah tidak rela. Dia masih merasakan khawatir yang luar biasa pada kondisi pipinya dan juga sepupunya.

“Tuan, tolong izinkan saya menemui Bibi di rumah sakit. Saya berutang budi padanya. Saya mohon.”

Elis sampai mengatupkan telapak tangannya di depan dada dengan ekspresi penuh permohonan yang ditanggapi Clark dengan berdecih kemudian jemarinya bergulir untuk menghubungi asisten pribadinya.

“Kirimkan uang ke rumah sakit untuk bibinya Elis dan pastikan dia mendapatkan penanganan medis yang baik.”

Tidak menunggu balasan dari seberang, Clark langsung mematikan sambungan telepon karena yakin asistennya sudah memahami permintaannya.

Dia kembali menarik napas panjang saat ekspresi sedih di mata Elis kali ini berubah menjadi binar meskipun samar.

Elis sempat terpaku beberapa saat karena tidak menyangka Clark akan membantu bibinya.

Diam-diam Elis berpikir jika Clark masih menyimpan kepedulian terhadapnya meskipun setelahnya dia menyadari jika semua itu pasti dilakukan Clark karena pria itu masih membutuhkannya.

“Persiapkan dirimu dengan baik. Patuhi apa yang sudah disarankan dokter. Setelah kamu mendapatkan periode bulananmu, hubungi aku segera dan kita lakukan proses kedua. Aku tidak ingin gagal kali ini agar kamu lekas pergi dari hidupku dan dari mansion ini.”

Setelah mengucapkannya, Clark meninggalkan Elis yang masih berdiri di balkon.

Langkah kaki membawa Clark keluar dari kamarnya Elis dan berpapasan dengan pelayan pribadi gadis itu.

“Pantau nutrisi yang masuk ke tubuhnya. Pastikan semua makanan yang dia konsumsi adalah makanan sesuai dengan anjuran dokter. Perintahkan dia agar beristirahat cukup dan laporkan padaku jika dia tidak menuruti perintahku.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pryono Dian
Megan ga mau hamil ya Clark
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 4

    "Mengapa bisa gagal untuk kedua kalinya? Apa yang salah dengan hal ini!?" Clark menatap tajam pada dokter pribadi yang hanya dapat menundukan kepala dengan rasa gugup. Sudah satu bulan sejak percobaan bayi tabung yang pertama, kini Clark justru harus kembali merasa kesal dan kecewa setelah mendengar pernyataan dokter. “Saya mohon maaf, Tuan. Saya tidak dapat berbuat apa pun mengenai hasil ini” Clark mengepalkan kedua tangannya dan mengusir sang dokter dari hadapannya. Clark berdecak kesal. Dia tidak menyangka bahwa rencananya untuk melahirkan pewaris dari gadis yang telah dibayarnya juga akan terasa sulit. Setelah pernyataan dokter, sore harinya, Clark yang sedang pusing memikirkan hal ini berdiri di balkon kamarnya bersama dengan Megan. "Kita sudah menghabiskan banyak uang untuk proses ini. Aku pikir sepertinya gadis itu memang bermasalah." Entah mengapa Megan merasa ada yang tidak nyaman dalam hatinya. Mengetahui jika gadis bernama Elis itu memiliki kecantikan yang c

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 5

    Elis merasakan tubuhnya seolah terbelah setelah penyatuan yang dilakukan Clark tadi malam. Clark beberapa kali menggelengkan kepalanya saat posisinya sudah siap. Entah, ia benar-benar berada di posisi setengah sadar saat ini. Sempat menatap wajah Elis dan bahkan mengecup bibir gadis itu lembut sebelum akhirnya menghentak dengan kuat hingga suara erangan bersautan dari kamar. Peluh keringat membasahi tubuh keduanya saat akhirnya puncak itu diraih Clark dan ia langsung terkulai dan memejamkan mata. Elis menangis tersedu. Ia tidak menyangka jika Tuan Muda Hunter akan melakukannya. Gadis itu mulai menapakkan kaki ke atas lantai dan memunguti pakaiannya. Ditatapnya wajah Clark yang terlihat begitu damai, tanpa rasa bersalah. Rasa kecewa pada diri sendiri karena tak dapat menjaga mahkotanya langsung hadir di hati Elis. Ia bangun dan berjalan dengan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Clark akhirnya ikut terbangun, masih dengan kepala yang terasa sangat pusing.

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 6

    Clark berada di ruang kerjanya yang ada di rumah. Setelah kejadian malam itu di pavilun dia terbayang-bayang dengan Elis. Suara rintihan samar yang terdengar dari bibir Elis saat kesadarannya hanya separuh entah mengapa justru terbayang terus di beranda otaknya. "Apa yang terjadi denganku?" erangnya.Beberapa hari ini kebersamaan dengan Megan tidak lagi terasa menyenangkan. Ada satu bagian dari dirinya yang merasa tidak terpuaskan dengan Megan walaupun dia berusaha bersikap baik-baik saja pada wanita itu. "Aku tidak bisa melupakannya dan justru ingin mengulanginya kembali."**Di suatu sore, Damian datang menemui Elis di taman. Tidak lama kemudian mobil Clark datang dan dari dalam mobil, pria itu menatap Damian yang mengulurkan satu tangkai mawar merah ke arah Elis. Brakkk! Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras seketika membuat Damian menoleh ke belakang hingga Elis pun berdiri saat menatap murka di wajah Clark. "Enyah kau dari rumahku, Damian. Jangan pernah datan

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 1

    "Apa kau yang bernama Elis Kannelis?" Seorang pria berperawakan tinggi dengan perut buncit menyeringai begitu melihat kehadiran Elis. "Ya. Nama saya Elis. Apakah Tuan mengenal saya?" Wajah Elis menunjukan raut kebingungan. Pasalnya dia sedang melayani beberapa tamu di restaurant tempatnya bekerja, hingga salah satu rekan kerjanya mengatakan ada pria yang mencarinya. Sedangkan Elis sama sekali tidak mengenal pria di hadapannya ini. "Tentu saja. Pamanmu sudah berutang banyak padaku. Dalam surat perjanjiannya, kau yang akan diserahkan padaku sebagai seorang penjamin." Mata hazel Elis memancarkan ketakutan dan gadis itu menggelengkan kepalanya. Elis tidak menyangka bahwa pamannya tega menjadikannya sebagai seorang penjamin. "Nona cantik, kau tidak bisa mengelak dari hal itu karena memang pamanmu yang sudah menjaminkan dirimu padaku. Ayo, sekarang ikut aku ke rumah bordil." "Maaf saya tidak bersedia." Elis tentu takut, dirinya tidak mau jika harus dijual ke rumah bordil. Membay

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 2

    Mata tajam Clark seolah menyelidiki apa yang ada di dalam pikiran Elis saat ini. Pria itu berdeham membuyarkan lamunan Elis. "Tidak ada hubungan fisik di antara kita. Aku hanya akan memberikan benihku padamu lewat prosedur medis tanpa kita harus terikat hubungan fisik. Bayi tabung. Itu prosesnya." Mendengar ucapan Clark, Elis menghela napas lega. Itu artinya dirinya hanya akan memberikan rahimnya dan tidak perlu berhubungan langsung dengan pria itu. “Boleh saya tau, mengapa saya harus melakukan hal ini?” Rasa penasaran dalam diri Elis membuat gadis itu akhirnya bertanya pada Clark. Seingat Elis, dia pernah membaca di majalah bahwa Clark Hunter telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang model cantik. Bahkan pernikahan itu adalah pernikahan paling megah yang pernah terjadi di negara mereka. “Aku membutuhkan seorang pewaris. Dan anak yang akan kau lahirkan nanti akan menjadi anakku dan istriku. Setelah melahirkan kau bisa kembali bebas.” Tunggu dulu .... itu artinya

Bab terbaru

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 6

    Clark berada di ruang kerjanya yang ada di rumah. Setelah kejadian malam itu di pavilun dia terbayang-bayang dengan Elis. Suara rintihan samar yang terdengar dari bibir Elis saat kesadarannya hanya separuh entah mengapa justru terbayang terus di beranda otaknya. "Apa yang terjadi denganku?" erangnya.Beberapa hari ini kebersamaan dengan Megan tidak lagi terasa menyenangkan. Ada satu bagian dari dirinya yang merasa tidak terpuaskan dengan Megan walaupun dia berusaha bersikap baik-baik saja pada wanita itu. "Aku tidak bisa melupakannya dan justru ingin mengulanginya kembali."**Di suatu sore, Damian datang menemui Elis di taman. Tidak lama kemudian mobil Clark datang dan dari dalam mobil, pria itu menatap Damian yang mengulurkan satu tangkai mawar merah ke arah Elis. Brakkk! Suara pintu mobil ditutup dengan begitu keras seketika membuat Damian menoleh ke belakang hingga Elis pun berdiri saat menatap murka di wajah Clark. "Enyah kau dari rumahku, Damian. Jangan pernah datan

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 5

    Elis merasakan tubuhnya seolah terbelah setelah penyatuan yang dilakukan Clark tadi malam. Clark beberapa kali menggelengkan kepalanya saat posisinya sudah siap. Entah, ia benar-benar berada di posisi setengah sadar saat ini. Sempat menatap wajah Elis dan bahkan mengecup bibir gadis itu lembut sebelum akhirnya menghentak dengan kuat hingga suara erangan bersautan dari kamar. Peluh keringat membasahi tubuh keduanya saat akhirnya puncak itu diraih Clark dan ia langsung terkulai dan memejamkan mata. Elis menangis tersedu. Ia tidak menyangka jika Tuan Muda Hunter akan melakukannya. Gadis itu mulai menapakkan kaki ke atas lantai dan memunguti pakaiannya. Ditatapnya wajah Clark yang terlihat begitu damai, tanpa rasa bersalah. Rasa kecewa pada diri sendiri karena tak dapat menjaga mahkotanya langsung hadir di hati Elis. Ia bangun dan berjalan dengan tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Clark akhirnya ikut terbangun, masih dengan kepala yang terasa sangat pusing.

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 4

    "Mengapa bisa gagal untuk kedua kalinya? Apa yang salah dengan hal ini!?" Clark menatap tajam pada dokter pribadi yang hanya dapat menundukan kepala dengan rasa gugup. Sudah satu bulan sejak percobaan bayi tabung yang pertama, kini Clark justru harus kembali merasa kesal dan kecewa setelah mendengar pernyataan dokter. “Saya mohon maaf, Tuan. Saya tidak dapat berbuat apa pun mengenai hasil ini” Clark mengepalkan kedua tangannya dan mengusir sang dokter dari hadapannya. Clark berdecak kesal. Dia tidak menyangka bahwa rencananya untuk melahirkan pewaris dari gadis yang telah dibayarnya juga akan terasa sulit. Setelah pernyataan dokter, sore harinya, Clark yang sedang pusing memikirkan hal ini berdiri di balkon kamarnya bersama dengan Megan. "Kita sudah menghabiskan banyak uang untuk proses ini. Aku pikir sepertinya gadis itu memang bermasalah." Entah mengapa Megan merasa ada yang tidak nyaman dalam hatinya. Mengetahui jika gadis bernama Elis itu memiliki kecantikan yang c

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 3

    "Sial!" Clark langsung berjalan menuju keberadaan kursi kerjanya dan meletakkan begitu saja telepon genggam miliknya di atas meja setelah terlibat pembicaraan dengan ibunya, Sarah Hunter melalui panggilan video. "Ada apa, Honey?" Megan yang datang ke kantor Clark secara dadakan saat waktu istirahat makan siang menatap suaminya dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Percobaan pertama gagal!" Ekspresi kesal terbit di wajahnya. "Sedangkan Ibu kembali menanyakan perihal seorang pewaris.” Megan mengelus pundak Clark dengan lembut. “Tidak perlu khawatir, kita bisa mencobanya lagi. Gadis lemah itu sudah di beli dengan harga mahal, tentu saja dia harus melakukan pekerjaannya hingga berhasil” Megan menarik sudut bibirnya ke atas, dirinya begitu memandang rendah pada Elisa. Mendengar hal itu, Clark hanya berdecih. "Ya, apa pun yang terjadi dia harus melahirkan pewaris!" Clark berkata dengan sangat tegas disertai intonasi yang tajam. Melihat respon yang ditunjukkan Clark, Megan terseny

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 2

    Mata tajam Clark seolah menyelidiki apa yang ada di dalam pikiran Elis saat ini. Pria itu berdeham membuyarkan lamunan Elis. "Tidak ada hubungan fisik di antara kita. Aku hanya akan memberikan benihku padamu lewat prosedur medis tanpa kita harus terikat hubungan fisik. Bayi tabung. Itu prosesnya." Mendengar ucapan Clark, Elis menghela napas lega. Itu artinya dirinya hanya akan memberikan rahimnya dan tidak perlu berhubungan langsung dengan pria itu. “Boleh saya tau, mengapa saya harus melakukan hal ini?” Rasa penasaran dalam diri Elis membuat gadis itu akhirnya bertanya pada Clark. Seingat Elis, dia pernah membaca di majalah bahwa Clark Hunter telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang model cantik. Bahkan pernikahan itu adalah pernikahan paling megah yang pernah terjadi di negara mereka. “Aku membutuhkan seorang pewaris. Dan anak yang akan kau lahirkan nanti akan menjadi anakku dan istriku. Setelah melahirkan kau bisa kembali bebas.” Tunggu dulu .... itu artinya

  • Sentuhan Bergelora Sang Mantan   Chapter 1

    "Apa kau yang bernama Elis Kannelis?" Seorang pria berperawakan tinggi dengan perut buncit menyeringai begitu melihat kehadiran Elis. "Ya. Nama saya Elis. Apakah Tuan mengenal saya?" Wajah Elis menunjukan raut kebingungan. Pasalnya dia sedang melayani beberapa tamu di restaurant tempatnya bekerja, hingga salah satu rekan kerjanya mengatakan ada pria yang mencarinya. Sedangkan Elis sama sekali tidak mengenal pria di hadapannya ini. "Tentu saja. Pamanmu sudah berutang banyak padaku. Dalam surat perjanjiannya, kau yang akan diserahkan padaku sebagai seorang penjamin." Mata hazel Elis memancarkan ketakutan dan gadis itu menggelengkan kepalanya. Elis tidak menyangka bahwa pamannya tega menjadikannya sebagai seorang penjamin. "Nona cantik, kau tidak bisa mengelak dari hal itu karena memang pamanmu yang sudah menjaminkan dirimu padaku. Ayo, sekarang ikut aku ke rumah bordil." "Maaf saya tidak bersedia." Elis tentu takut, dirinya tidak mau jika harus dijual ke rumah bordil. Membay

DMCA.com Protection Status