Share

Chapter 2

Mata tajam Clark seolah menyelidiki apa yang ada di dalam pikiran Elis saat ini. Pria itu berdeham membuyarkan lamunan Elis.

"Tidak ada hubungan fisik di antara kita. Aku hanya akan memberikan benihku padamu lewat prosedur medis tanpa kita harus terikat hubungan fisik. Bayi tabung. Itu prosesnya."

Mendengar ucapan Clark, Elis menghela napas lega. Itu artinya dirinya hanya akan memberikan rahimnya dan tidak perlu berhubungan langsung dengan pria itu.

“Boleh saya tau, mengapa saya harus melakukan hal ini?” Rasa penasaran dalam diri Elis membuat gadis itu akhirnya bertanya pada Clark.

Seingat Elis, dia pernah membaca di majalah bahwa Clark Hunter telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan seorang model cantik. Bahkan pernikahan itu adalah pernikahan paling megah yang pernah terjadi di negara mereka.

“Aku membutuhkan seorang pewaris. Dan anak yang akan kau lahirkan nanti akan menjadi anakku dan istriku. Setelah melahirkan kau bisa kembali bebas.”

Tunggu dulu .... itu artinya Elis akan menyerahkan anaknya demi sejumlah uang. Bukankah itu sangat rendah?

“Wajahmu tidak terlalu buruk dan aku dapat melihat sedikit kemiripan dengan istriku. Aku yakin anak yang akan kau lahirkan nanti setidaknya akan mirip dengan kami.”

Elis menggeleng lemah dan kembali memohon, “Tuan, bisakah saya membalas budi dengan cara yang lain?”

Mendengar hal itu Clark menggertakan giginya, tidak menyangka bahwa Elis berani membantah ucapan pria itu. “Apa kau mau kembali pada pria buncit itu agar mereka menjualmu ke rumah bordil?”

Elis tidak punya pilihan lagi. Memikirkan dirinya harus melayani para pria hidung belang di luar sana. Pilihan untuk memberikan rahim dan anaknya nanti pada Clark terasa masih lebih baik. Meskipun Elis tau hal itu juga sama saja dengan menjual dirinya.

Elis mencoba meredam jantungnya yang terdendam-dentum.

Keinginan untuk protes begitu menggebu. Namun, dirinya tidak berdaya. Sehingga dirinya hanya mampu menyetujui permintaan Clark dengan suara lemah, "Saya bersedia."

Senyuman tipis menghiasi wajah Clark.

“Aku akan memberikan tambahan uang untukmu ketika kau sudah melahirkan untuk melanjutkan hidup. Tidak perlu khawatir."

Tatapan matanya kembali tertuju pada Elis. "Bahkan kau masih bisa menikah dengan pria lain serta memiliki anak lagi darinya. Atau jika tidak ingin menikah, hidupmu akan terjamin. Ini adalah hubungan simbiosis dan hal yang paling masuk akal untuk kau lakukan untuk membalas budi."

Elis memilih diam. Tidak ada keadilan yang benar-benar adil untuknya, tidak ada.

***

Seluruh penghuni mansion sudah diberitahu jika gadis belia yang Clark bawa hanya seorang gadis pesuruh.

Clark mengatakan hal seperti itu di hadapan seluruh pelayan agar tidak ada yang tau dan akan membocorkan rencananya untuk mengambil anak dari rahim Elis dan mengklaimnya sebagai anaknya dan Megan.

“Kau tidak akan tinggal bersama kami, tetapi menempati paviliun yang ada di sebelah timur,” ucap Clark dengan nada dinginnya.

Elis hanya mengangguk.

Sama sekali tidak memiliki keinginan untuk protes.

“Kau tidak boleh berkeliaran di mansion. Akan ada satu pelayan yang mengurusmu,” tambah Megan, istrinya Clark. Wanita itu sebenarnya menahan rasa kesal di dalam hatinya ketika harus dihadapkan pada permasalahan seperti ini.

“Baik, Nyonya.” Jawab Elis.

Dirinya sesekali melirik istri Clark itu.

Wanita itu sungguh cantik dan memancarkan aura elegan. Pantas saja keduanya menjadi pasangan serasi. Sungguh, Elis merasa dirinya tidak sebanding dengan mereka.

“Berapa kontak nomor teleponmu? Aku harus memantaumu nantinya setelah proses itu dilakukan.”

Tidak menjawabnya, Elis kemudian menyodorkan telepon genggamnya ke arah Megan.

“Baiklah, kau boleh meninggalkan tempat ini. Antar dia ke paviliun," perintah Megan pada salah seorang pelayan yang ada di sana.

Elis mengikuti langkah sang pelayan berjalan keluar dari ruangan.

"Hal yang sungguh memuakkan," gumam Clark sementara Megan memilih duduk di atas sofa.

"Apakah proses akan segera dilakukan, Honey?" ucap wanita itu.

"Ya. Proses akan segera dilakukan."

Megan kembali tersenyum.

Setelah permintaan mertuanya untuk memiliki cucu, ada bagian dari dirinya yang merasa tersisihkan dan tidak dianggap. Megan sendiri tidak tau mengapa hingga kini dirinya belum juga kunjung dapat hamil.

Atau dengan kata lain, sejak awal pernikahan, ibu mertuanya Sarah bersikap datar terhadapnya. Sedangkan David Hunter adalah ayah mertua yang tidak banyak bicara.

"Setelah wanita itu melahirkan anak untuk kita. Aku yakin Ayah dan Ibu tidak akan mendesak kita lagi untuk bercerai." ucap Megan sambil tersenyum tipis.

**

Seorang pelayan ditunjuk oleh Megan menjadi pelayan pribadi Elis, mengantarkan gadis itu melalui serangkaian prosedur di rumah sakit.

Hari ini, proses pertama itu dilakukan dan memakan waktu cukup lama.

"Kau hanya boleh berbaring saja selama beberapa waktu. Tidak boleh melakukan aktivitas yang membahayakan," ucap Clark yang mau tidak mau berada dalam satu mobil dengan Elis.

Lagi pula pagi tadi Megan berangkat ke luar negeri untuk menjalani aktivitasnya sebagai seorang supermodel.

"Baik, Tuan."

"Setelah kau melahirkan, kau akan pindah ke tempat khusus di mana semua orang yang ada di mansion milikku tidak akan pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya."

"Anda sudah mengatakan berkali-kali pada saya dan saya tidak lupa, Tuan," lirih Elis.

Clark cukup terganggu dengan karakter gadis itu yang menurutnya cukup berani.

"Kau hanya akan memiliki kesempatan untuk menyusui anak itu hingga usianya 6 bulan," tambah Clark sementara pernyataan itu mendadak hadir di dalam otaknya setelah sebelumnya tidak ada pembicaraan seperti itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pryono Dian
semoga saja setelah Elis hamil Su Hunter cinta ya kan di tinggal terus sama bojo nya .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status