Home / Pernikahan / Senja Yang Di Hadirkan / Menghadirkan Orang Ketiga

Share

Menghadirkan Orang Ketiga

Author: Tyarasani
last update Last Updated: 2022-05-24 12:02:49

**

"Mas, Senja pingsan, Mas!" Ariana kaget ketika pelukan gadis itu perlahan terurai dari tubuhnya.

Sagara dengan cepat mengecek keadaan gadis itu dan benar saja ia tak sadarkan diri.

"Mas, apa yang kamu lakukan?" tanya Ariana. Ia menatap suaminya dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

"Aku ... aku tak sengaja, Ariana! Lagipula, kamu kenapa selalu memancing emosiku? Aku ini manusia biasa, Ariana!" Sagara mengacak rambutnya dengan kasar, ia benar-benar tak mengerti jalan pikiran istrinya.

"Aku tidak bermaksud begitu, Mas. Aku cuma ingin memberi yang terbaik untuk kamu, untuk keluarga besar kamu juga," ujar Ariana pelan.

"Ya sudah, tolong bantu aku untuk membaringkan Senja di sofa!" pinta Ariana.

"Merepotkan sekali pelayan ini!" gerutu sagara.

"Dia pingsan juga gara-gara kamu, Mas!" sahut Ariana cepat.

Sagara memutuskan diam saja tak membalas lagi ucapan Ariana. Karena, watak perempuan itu sama saja, merasa paling benar sedunia.

Lima menit kemudian, Senja mengerjap-ngerjapkan matanya, memandang sekelilingnya. Lalu, ia duduk dengan cepat dan menundukkan kepalanya.

"Maaf, Nyonya, Tuan, saya permisi!" ucap Senja , ia beranjak dari duduknya hendak keluar dari kamar majikannya.

"Se-Senja, tunggu! Apa kamu baik-baik saja?"

"Iya, Nyonya, saya baik-baik saja."

Senja pun segera keluar dan kembali ke kamarnya. ia kesal dan sedikit merutuki majikan lelakinya, baru saja sehari bekerja sudah mendapat kekerasan, meskipun memang tidak di sengaja.

**

Sore itu Senja menemani Ariana jalan-jalan ke taman komplek. Entahlah, sejak ada Senja semangat hidupnya kembali tumbuh. Bahkan, pelayan-pelayan lain merasa iri dengan Senja, karena menurut mereka, Ariana terlalu nempel pada pelayan baru itu.

"Senja, usiamu berapa tahun?" tanya Ariana.

"20 tahun, Nyonya."

"Masih muda ternyata, kamu belum mau menikah?" tanya Ariana semakin intens.

"Maulah, Nyonya. Tapi belum ketemu sama jodohnya."

"Oh, kamu masih jomblo ternyata!"

"Iya, Nyonya."

Keakraban terjalin begitu saja di antara keduanya, ketika Ariana mengajaknya bercerita apapun rasanya nyambung kalau dengan Senja. Lalu, ide gila itu pun kembali menyerang pikirannya lagi.

"Senja, aku mau pulang!" pinta Ariana.

"Baik, Nyonya."

Senja kembali menggandeng tangan Ariana dengan sangat hati-hati. Mereka melewati segerombolan Ibu-ibu komplek yang sedang mengasuh anak-anaknya.

"Jeng Ariana, lagi sakit?" sapa salah satu dari mereka.

"Sedang masa pemulihan, Bu," jawab Ariana sambil tersenyum.

"Ya ampun, kasihan sakit terus. Kalau begitu kapan punya anaknya coba, Jeng?" sahutnya lagi.

Degh.

Ucapan seseibu itu membuat Ariana mengingat mertuanya, yang selalu mengatakan hal yang serupa tentangnya.

'Kapan punya anaknya kalau kamu sakit-sakitan terus, Ariana?'

"Yah, Jeng Ariana malah bengong!" timpal yang lainnya.

"Oh, maaf, Bu. Do'akan saja, ya, agar secepatnya di beri kepercayaan!"

"Iya, Jeng. Banyakin juga usahanya jangan cuma do'a doang!"

Lagi dan Lagi, Ariana merasakan hatinya perih. mendengar ucapan mereka yang terus melukainya.

"Kalau begitu, saya permisi," pamit Ariana.

Ia masih berusaha untuk tenang menghadapi mereka semua. Bukankah itu sering ia lakukan di depan Arisa, Mama mertuanya? Lalu, kenapa sekarang harus melow?

"Silakan, Jeng!"

Ariana menarik pergelangan tangan Senja, dan memintanya untuk mempercepat langkahnya.

Sesampainya di rumah. Ariana kembali mempercepat langkahnya dan langsung memasuki kamar miliknya. Bahkan, sapaan dari para pelayan yang berpapasan dengannya tak di gubrisnya sama sekali. Senja, mau tak mau mengekor terus demi menjaga sang majikan.

"Lihat, Senja! Bukan cuma mertuaku saja yang mencemoohku, tetapi mereka juga!" ucap Ariana dengan dada yang naik turun karena menahan amarah yang membuncah di dadanya.

"Mereka tidak tahu saja, aku juga sangat merindukan seorang bayi tumbuh di dalam rahimku, mereka tak pernah mengerti keadaanku, tapi mereka terus menyalahkanku. Senja, aku harus berbuat apa?"

"Yang sabar, Nyonya!"

Ya, hanya kata itu yang terucap dari bibir Senja. Kerena sebenarnya, ia juga tidak tahu apa-apa tentang majikannya. Ia hanya tahu, majikannya sakit dan sering masuk rumah sakit.

"Apa Nyonya mau saya ambilkan puding?" tawar Senja, ia mencoba mengalihkan kesedihan Ariana dengan menawarinya pusing coklat kesukaannya.

"Boleh. Terimakasih, Senja."

"Iya, Nyonya."

Senja melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambilkan puding coklat untuk Ariana. Ketika ia berpapasan dengan pelayan lain, ia akan tersenyum dan bersikap ramah, ia tak peduli dengan mereka yang membalasnya seperti apa.

"Senja, jangan karena kamu keponakannya kepala pelayan dan dekat dengan nyonya Ariana, kamu jadi belagu! Seharusnya, kamu bantu-bantu pelerjaan kami juga, bukan cuma menemani nyonya Ariana saja!" ujar Pelayan yang bertubuh tambun, entah siapa namanya.

"Maaf, Bu. Saya tidak mengerti apa maksud Ibu, saya permisi sudah di tunggu oleh nyonya."

"Dasar benar-benar belagu! Sepertinya memang harus di beri pelajaran dulu ini anak!" ujarnya lagi.

Sret!

Perempuan tambun itu menarik jilbab Senja dengan kuat. Hingga, tubuh kurus itu hampir saja terjengkang jika tak ada yang menangkapnya.

Hap!

Lelaki tampan dengan mata elang itu berhasil menangkap tubuhnya. Beberapa detik kemudian lelaki itu memandangi wajah Senja yang hampir tanpa jarak.

"Tuan," gumam Senja.

Sadar Senja dalam dekapan tangannya, ia segera melepaskan dekapannya dan ...

Prang!

Mangkuk berisi puding untuk majikannya, jatuh berserakan di lantai. Bukan cuma itu, tubuh Senja juga terjatuh begitu tangan kuat Sagara melepasnya. Suasana semakin kacau kala Ariana menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya Ariana. Ia menatap Sagara, Senja dan pelayan itu bergantian.

"Anu ... Nyonya, di-dia tadi tersandung dan jatuh." Pelayan bertubuh gemuk itu gelagapan.

"Apa itu benar?" tanya Ariana. Ia menatap Senja cukup tajam.

"Iya, Nyonya. Maaf karena keteledoran saya pudingnya jadi hancur."

"Oke, nggak pa-pa!"

"Bi Murni tolong bersihkan ini semua, ya!" titah Ariana pada pelayan tadi.

"Ba-baik, Nyonya."

"Senja, kamu istirahat saja, hari ini ada Mas Saga yang menemaniku!"

"Baik, Nyonya."

"Ayo, Mas!" ajak Ariana pada suaminya.

Sagara dan Ariana beranjak meninggalkan mereka. Sedangkan, Bi Murni yang merasa majikannya mulai tidak adil, sempat berpikir untuk mengerjai Senja lagi.

'Awas saja kamu, Senja!'

**

Di dalam kamar. Ariana duduk di tepian ranjang, wajahnya terlihat murung. Ia lebih sering menatap ke luar jendela demi menghindari tatapan Sagara yang sejak tadi memperhatikannya.

"Kamu baik-baik saja, Sayang?" tanya Saga. Hatinya mulai tak enak kala melihat ekspresi istrinya yang seperti itu.

"Apa tidak ada pertanyaan lain, selain menanyakan keadaanku yang menyedihkan ini, Mas?" jawab Ariana terkesan sinis.

"Sayang, tidak begitu maksudku. Tapi-"

"Tapi apa, Mas? potong Ariana dengan cepat.

"Kamu tak mengerti jadi aku, Mas!" lirihnya lagi.

"Sayang, aku mohon jangan begini terus, kamu akan sembuh dan kamu akan bisa punya anak. Percaya sama aku!"

"Hahaha, apa kamu bilang, Mas? Dokter saja sudah memvonisku mandul, lalu kamu kasih aku harapan. Untuk apa, Mas?" Ariana kembali meradang, karena ide gila itu benar-benar telah meracuni pikirannya.

"Lakukanlah apa yang kamu mau, Ariana. Aku sudah capek menghadapi sikap kamu yang seperti ini!" ucap Sagara. Ia mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

"Jadi kamu setuju kalau aku memintamu menikahi perempuan yang bisa melahirkan anak kita, Mas?" teriak Ariana.

"Terserah!"

Mendengar Sagara berkata demikian, Ariana menangis tersedu-sedu. Cukup sulit mendapat persetujuan dari Sagara, namun di sisi lain ada getaran aneh merasuki jiwanya, sanggupkah jika ia berbagi suami dengan perempuan lain?

__________

Related chapters

  • Senja Yang Di Hadirkan   Permohonan

    **Akhir-akhir ini Ariana sangat menyukai duduk di balkon sambil menikmati susu coklat kesukaannya. Ia lebih senang menatap langit dari pada bermain sosial medianya. Baginya, isi sosial media itu hanya menumbuhkan kecemburuan yang benar-benar menjadikan dirinya tak bersyukur dengan apa yang telah ia punya.Ariana adalah wanita yang beruntung, hidup dengan harta yang berlimpah dan cinta yang maha luas dari sang suami. Namun, itu semua belum cukup untuk membuatnya bersyukur. Desakan demi desakan dari mertuanya, membuat ia lupa akan anugerah itu. Andai bisa di tukar, ia akan lebih memilih memiliki anak dari pada harta yang banyak."Senja, kemari'lah!" titah Ariana pada Senja yang sedang merapikan kamarnya."Iya, Nyonya." "Ini!" Ariana menyodorkan amplop berwarna coklat ke hadapan senja."Itu apa?" "Kamu lupa, kalau hari ini tepat sebulannya kamu bekerja di rumah ini?" "Astaghfirullah, saya be

    Last Updated : 2022-05-24
  • Senja Yang Di Hadirkan   Makan Malam Dengan Pelayan

    **Sagara menatap berkas-berkas yang berserakan di atas mejanya, wajahnya nampak kusut karena banyak memendam masalah. Kemudian, ia menelepon Riko untuk menghadap ke ruangannya."Ada apa, Tuan?" "Saya tidak bisa fokus mengerjakan semua berkas-berkas itu," jawab Sagara."Mau saya bikinkan kopi, Tuan?" "Kamu mau saya kembung? Sejak pagi saya sudah menghabiskan lima cangkir kopi. " Sagara mendengus kesal."Maaf, Tuan. Lalu anda mau saya melakukan apa, Tuan?" "Panggil Ambar!" "Baik, Tuan. Ambar adalah sekretaris Sagara, dia sudah lama berkerja di perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Jadi, ketika Sagara berhalangan atau ada masalah ia melimpahkan perkejaan itu pada Ambar."Selamat siang, Pak," sapa Ambar dengan sopan."Siang.""Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Ambar lagi. "Ini, saya ada lagi urusan, kamu kerjakan ini semua, sisanya nanti biar saya yang kerjakan!" titah Sagara , ia menyodorkan beberapa berkas ke hadapan perempuan berambut pendek itu."Baik, Pak." Ambar menga

    Last Updated : 2022-05-25
  • Senja Yang Di Hadirkan   Mengambil Keputusan

    **Semenjak malam itu, Senja selalu ketakutan saat bertemu Sagara. Baginya, lelaki itu bukan cuma menakutkan tapi ia sangat kasar. Bagaimana Ariana bisa berkata kalau Sagara lelaki baik?Ini hari ke-lima dari waktu yang Ariana berikan untuknya. Ia sudah memantapkan hati untuk menolak tawaran itu. Ia tak peduli jika nantinya ia juga di pecat dari pekerjaannya. Yang penting ia selamat dari lelaki kasar dan semua permainan majikannya. Belum sempat Senja berucap, Ariana telah lebih dulu melihat keberadaannya dan memintanya untuk bersiap-siap."Ganti bajumu, Senja! Hari ini aku minta kamu menemaniku jalan-jalan ke Mal," pinta Ariana."Baik, Nyonya."'Sepertinya tidak tepat kalau bicara sekarang, bagaimana kalau langsung membuat mood Nyonya Ariana hancur gara-gara mendengar penolakanku? Ah, mungkin sebaiknya memang harus di tunda dulu!'"Aku tunggu di mobil, ya!" teriak Ariana.Senja mengangguk. Ia segara berlari ke kamar untuk mengganti pakaiannya. Tanpa mengoleskan sedikit pun make up di

    Last Updated : 2022-05-25
  • Senja Yang Di Hadirkan   Kondisi Yang Memburuk

    **Tubuh gadis itu gemetaran bahkan luruh ke lantai karena lemas, setelah mendapat kabar buruk dari ibunya di kampung."Senja, apa yang terjadi?" tanya Ariana. Ternyata perempuan itu menyusulnya, karena Senja meninggalkan kamarnya cukup lama. Padahal, ia dan Sagara sudah tak sabar ingin mendengar keputusan apa yang akan Senja katakan."Maaf, Nyonya, mungkin saya terlihat berlebihan, tapi saya harus segera pulang kampung!" jawab Senja di sela isak tangisnya."Loh, kenapa mendadak?" "Bapak saya sedang di rawat di rumah sakit, kondisinya memburuk sejak kemarin.""Ya Allah, saya turut prihatin," gumam Ariana dengan wajah yang cukup berempati."Terimakasih, Nyonya. Tapi ...." Ucapan Senja menggantung karena ragu untuk mengucapkannya."Tapi apa, Senja?" tanya Ariana penasaran."Saya mungkin berniat untuk meminjam uang pada Nyonya Ariana. Itupun jika Nyonya Ariana mengizinkan," jawab Senja dengan wa

    Last Updated : 2022-05-28
  • Senja Yang Di Hadirkan   Demi Ariana

    **Asiah duduk di samping suaminya dengan air mata yang berderai. Pikirannya kalut ketika Dokter menyarankan untuk segera melakukan pengobatan serius untuk penyakit asma yang telah di derita suaminya sejak lama."Jangan menangis, Bapak baik-baik saja, Bu!" ucap suaminya dengan lirih. "Baik-baik bagaimana, Pak? Kalau Dokter saja sudah mengharuskan untuk pengobatan yang serius berarti penyakitnya itu sudah parah," tukas Asiah. "Itu, kan hanya kata Dokter. Sedangkan, kita punya Allah juga, Bu!" sahut suami dengan santai. "Iya, kita punya Allah, tetapi kita harus ikhtiar juga, Pak?" sergah Asiah lagi."Ya, banyakin berdo'a saja, Bu."Di tengah-tengah perdebatan itu, seseorang mengetuk pintu terlebih dahulu lalu menghambur ke pelukan ibunya. "Assala'mualaikum. Bu, maaf Senja baru bisa datang sekarang!" ucap Senja sambil mencium tangan ibunya. "Wa'alaikumussalam, nggak apa-apa, kami mengerti."

    Last Updated : 2022-05-29
  • Senja Yang Di Hadirkan   Keputusan Akhir

    **Atas permintaan Ariana, Senja membawanya ke ruangan di mana bapaknya masih terbaring lemah."Assalamu'alaikum, Bu," ucap Senja ketika mereka hendak masuk ke ruangan itu."Wa'alaikumussalam, Nak kamu bersama siapa ini? Cantik sekali," sahut Asiah, ia lantas memuji perempuan yang berdiri di samping putrinya."Ibu, kenalin ini Nyonya Ariana, istrinya Tuan Sagara." "Masya Allah, akhirnya Ibu di pertemukan juga dengan orang baik ini. Terimakasih, telah menerima Senja untuk bekerja dengan Nyonya." Asiah tertunduk haru sampai-sampai air matanya jatuh di kedua sudut itu."Ibu Asiah, saya juga senang bertemu dengan Ibu. Ada yang perlu saya sampaikan pada Ibu dan Bapak. Tetapi melihat kondisi Bapak sebaiknya kita bicara di luar saja, kasian Bapak sedang istirahat!" "Baik, Nyonya."Belum juga Ariana menyampaikan apa-apa, Senja sudah sangat gelisah. Andai bisa, ia ingin menangis meraung-raung melepaskan beba

    Last Updated : 2022-05-30
  • Senja Yang Di Hadirkan   Menjadi Boneka Untuk Ariana

    **Untuk kalian yang belum follow, ayo follow dulu akunku, ya! Lalu, jika berkenan tolong subscribe cerita ini dengan tambahkan ke pustaka kalian, lalu kasih lima bintang, ya!Selamat membaca! **Sagara menyiapkan segala keperluan untuk melakukan akad keduanya. Beruntungnya, pasien rumah sakit hari ini tidak terlalu banyak, hingga kepala rumah sakit mengizinkan untuk melakukan akad di ruangan tersebut.Ariana tampak sibuk membantu Senja untuk mengenakan jilbab berwarna putih tulang. Tanpa riasan namun Senja terlihat cantik dengan balutan kebaya putih yang di dapat dari jasa sewa baju pengantin terdekat dari rumah sakit."Apa, Nyonya yakin akan melakukan ini?" tanya Senja dengan hati yang berdebar-debar. Walau bagaimanapun, pertanyaan ini begitu intim dan mungkin bisa saja terdengar seolah-olah mengejek perempuan yang tengah berdiri di depannya."Tentu saja, Senja. Kamu tak perlu mengkhawatirkan aku!"Munaf

    Last Updated : 2022-05-31
  • Senja Yang Di Hadirkan   Lingerie Vs Jamu Penyubur

    **Sebenernya, cara yang di tempuh oleh Sagara untuk membungkam mulut para pelayan itu tidak menguntungkan untuk Senja. Karena di belakang majikannya, mereka terus memandangi Senja dengan sinis. Bahkan, mereka tak segan menyindir dan menyebutnya sebagai pelakor."Kamu tau, Senja, hukuman dunia akan kamu rasakan saat kamu menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, tapi kenapa kamu melakukannya?" Bi Riris ikut-ikutan memusuhinya."Kenapa Bude bicara seperti itu?" tanya Senja dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Apa kamu lupa, suamiku berpaling dariku karena orang ketiga?" "Ini beda cerita, Bude. Aku tidak akan merebut Tuan Saga dari nyonya Ariana, aku akan berada di antara mereka hanya sampai aku bisa memberikan keturunan. Percayalah, Bude!" jelas Senja. "Apa maksudmu?" Apa pernikahanmu semacam pernikahan kontrak? Ikut ke kamarku, kamu harus menjelaskan semuanya sama Bude!" ucapnya dengan kening yang berkerut saat me

    Last Updated : 2022-06-01

Latest chapter

  • Senja Yang Di Hadirkan   Hanya Tinggal Janji

    Senja Yang di Hadirkan 39**Beberapa jam berlalu dan kesadaran Senja mulai kembali, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia merasa ada yang tengah menepuk-nepuk pipinya dengan lembut dan berharap itu suaminya.Harapannya memang terlalu tinggi untuk perempuan seperti dirinya yang berstatuskan istri siri juga sebagai istri rahasia. Karena begitu ia membuka matanya bukan Sagara yang ia temukan melainkan Ariana."Kakak," gumam Senja. Seketika harapan yang sebelumnya menggebu, perlahan menguap dan hilang bersama udara yang mulai membuatnya menggigil kedinginan."Bagaimana keadaanmu, Senja?" tanya wanita itu pelan."A-aku," Senja berusaha mengingat apa saja yang sudah ia lewati, kemudian tangannya menyentuh perutnya yang mulai terasa sakit dan mulai kebingungan. "Di mana bayiku? A-aku tadi akan melahirkan dan aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu," jelas Senja, namun lebih mirip meracau dan keringat dingin mulai mengucur di ken

  • Senja Yang Di Hadirkan   Perjuangan Senja

    ** Sagara kembali ke kantor dan tentunya di sambut baik oleh Arisa dan Alex juga Calesya. Namun, Sagara tak mau membuat mereka tersenyum lega, karena Sagara mengajak Ariana turut serta."Selamat datang kembali di perusahaan Adijaya, anakku! Kantor ini terasa sepi tanpa kehadiran pemimpin seperti kamu!" sambut Alex sambil tersenyum bahagia. "Terimakasih, tapi aku rasa ini terlalu berlebihan, Pa," sahut Sagara. Ia terus berusaha mengendalikan egonya yang sebenarnya tak terima dengan mereka yang selalu ikut campur dalam urusannya, termasuk memata-matai dirinya."Tidak apa-apa, ini tak seberapa dengan hasil yang akan di capai oleh kamu nantinya, Sayang!" sela Arisa dengan senyum yang mengembang. "Mana Riko? Apakah dia tak ikut bersamamu?" selisik Arisa, ia menyipitkan matanya mencari mejujuran di sorot mata elang putranya."Riko sedang ada urusan, Mama." "Oh, baiklah kita akan segera memulai makan-makan, ya!" u

  • Senja Yang Di Hadirkan   Senja Kembali Di Asingkan

    Senja Yang Di Hadirkan 37**Sagara benar-benar menghabiskan hari itu bersama wanita keduanya, kebahagiaan yang tercipta membuat ia melupakan masalahnya dengan orang tuanya. Bahkan, ia lupa ada orang yang tengah mengincar keberadaannya di kota ini. "Aw!" pekik Senja sambil memegangi perut bagian bawahnya. "Kenapa?" tanya Sagara panik."Tidak apa-apa, cuma gerakannya membuat tulang saya terasa ngilu," jawab Senja sambil tersenyum."Uh ... kembarnya Ayah, lagi nakalin Bunda,ya?" bisik Sagara di perut buncit istri keduanya."Jangan kencang-kencang nendangnya, ya! Nanti Bunda kesakitan," sambung Sagara, tangannya lihai mengelus perut Senja sengan lembut."Permisi, Tuan Saga," ucap Riko menggagetkan keduanya hinga baik Senja ataupun Sagara terlihat gugup."Tak bisakah kamu mengetuk pintu dahulu, sebelum masuk ke dalam rumah?" gerutu Sagara menahan kesal. "Saya sudah mengetuk pintu depan beberapa

  • Senja Yang Di Hadirkan   Campur Tangan Mereka

    Senja Yang Di Hadirkan 36**Brak!!Sagara menggebrak meja di depannya dengan kuat, melampiaskan semua kekesalannya pada Calesya yang telah membuat mamanya selalu mencampuri dan menyentuh ketenangan rumah tangganya.Sementara itu, Riko melihat Nyonya Arisa bersama gadis yang selalu mengejar Sagara keluar dari ruangan itu dengan langkah gontai, bahkan kilat amarah terlihat dari raut wajah Nyonya Arisa. Setelah mereka melewatinya, ia segera mengecek keadaan Sagara di ruangannya."Tuan Saga, apa anda baik-baik saja?" tanya Riko dengan cemas ketika ia mengetuk pintu dan Sagara tak menjawab atau mempersilakannya untuk masuk."Mood-ku sedang buruk, Riko," desisnya pelan. "Apa yang terjadi?" tanya Riko, penasaran."Mama minta aku untuk tetap menikahi Calesya," jawab Sagara pelan, wajahnya terlihat sangat gundah gulana."Bukankah Nyonya Arisa sudah membatalkan perjanjian itu, lantas kenapa perjodohan itu harus

  • Senja Yang Di Hadirkan   Jangan Panggil Aku Mama!

    **Ariana dan Sagara telah bersiap untuk kembali ke kota J, di mana istana yang berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangganya yang tak jarang di hantam badai. Namun, karena keduanya saling mencintai, mereka berhasil melaluinya tanpa tapi."Apa kamu sudah siap, Sayang?" tanya Sagara, ia mendekat pada istrinya yang tengah menyisir rambut yang mulai menipis."Sudah," jawab Ariana setengah berbisik."Kamu sudah pamit dengan Senja, Mas?" sambung Ariana, mendongak sebentar menatap suaminya."Sudah. Cuma ... mungkin aku akan sering datang ke sini untuk menemaninya. Apa kamu setuju?" Sagara menatap Ariana lewat pantulan cermin di depannya."Em, apa dia kesepian?""Masalah itu aku nggak tau, hanya saja aku harus memastikan calon kembarku baik-baik saja, bukankah anak yang sehat terlahir dari ibu yang bahagia. Aku khawatir Senja tertekan di tempat ini sementara kalau di rumah utama itupun tak aman untuk

  • Senja Yang Di Hadirkan   Mesin Pencetak Anak

    **Ariana menyambut kabar bayi kembar yang tengah berkembang di dalam rahim Senja dengan rasa haru. Ia menekan rasa cemburunya agar tak berlebihan dan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.Senja sangat senang ketika dokter yang menanganinya memperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ia cukup bosan dengan aroma dan suasana rumah sakit, meskipun sesekali perawat akan datang dan menemaninya bicara. Sementara Sagara selalu sibuk dengan aktivitasnya, Entah itu sibuk dengan pekerjaan atau mengurus Kakak madunya yang memang rentan sakit juga."Kamu tiduran saja, Senja! Jika kamu perlu sesuatu kamu bisa meminta padaku atau pada Bi Arum, ya!" ucap Ariana."Iya, Kak." "Tolong, jaga dua malaikatku, ya!"Degh!Entah kenapa mendengar kata-kata itu Senja merasakan hatinya teramat perih. Bahkan, rasa itu terasa hingga ke dasar hatinya. Air mata mulai merebak di pipinya dengan dada yang berguncang hebat akibat tangisnya yang mu

  • Senja Yang Di Hadirkan   Apa Kamu Mencintai Senja?

    **Ariana gelisah melewati malam-malam tanpa suaminya, apalagi ketika ia mencoba mendapati nomor ponsel sang suami dan Adik madunya yang tak aktif-aktif sejak sore tadi."Astaga, jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk dengan Senja," gumamnya. Ia semakin khawatir, bahkan sampai di ujung malam pun matanya masih terjaga.Menjelang pagi, Ariana mencoba menghubungi suaminya kembali. Namun, lagi-lagi sambungan teleponnya terhubung dengan operator."Argh, kamu kemana sih, Mas?" gumam Ariana. Ia tak bisa lagi menyembunyikan semua kecemasan di hatinya.Ide bermunculan di kepalanya, kemudian ia mencoba menghubungi Riko, asisten sang suami. Ia yakin Riko tahu sesuatu dan memintanya untuk mengirimkan alamat rumah sakit di mana Senja sedang di rawat tersebut. Ting.Pesan balasan dari Riko sudah masuk, ia membaca sekilas isi pesan itu kemudian ia meminta sopir di rumahnya untuk mengantarkan nya ke alamat tersebut.

  • Senja Yang Di Hadirkan   Bertemu Calesya

    **Perempuan cantik dengan tubuh tinggi semampay berjalan terburu-buru masuk ke dalam rumah sakit. Sesampainya di depan ruangan dokter Hilma, ia mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu."Masuk!" teriaknya dari dalam. "Selamat malam, Kak Hilma," ucap Calesya."Hai, Calesya. Akhirnya kamu datang juga!" sambut dokter Hilma pada Calesya, adik sepupunya. Mereka berpelukan sebagai bentuk meluapkan rasa rindunya yang sudah beberapa bulan tak berjumpa."Maaf, ya, aku kemarin nggak bisa datang ke acara pernikahanmu. Aku benar-benar ada urusan di luar negri, padahal aku ingin sekali datang untuk melihat Kakak sepupuku duduk di pelaminan." Calesya berucap dengan wajah sedih."Tidak apa-apa. Aku paham jadwalmu sibuk, Calesya." "Terimakasih, untuk pengertianmu. Oya, ini aku bawa sesuatu untukmu!" Calesya menyodorkan amplop warna putih ke hadapan sepupunya."Apa ini?" tanya Hilma. Perempuan itu mengernyitkan ke

  • Senja Yang Di Hadirkan   Masuk Rumah Sakit

    **Sagara menunggu di depan ruangan IGD dengan perasaan yang begitu cemas, ia sangat khawatir terjadi apa-apa pada Senja dan bayinya. Jika itu sampai terjadi, ia tak mungkin bisa memaafkan keteledorannya.'Sagara, bagaimana bisa kamu membiarkan istrimu sendirian, padahal dia sedang hamil?' hatinya bermonolog.Ponselnya terus berdering, pertanda seseorang tengah sibuk menghubunginya."Ariana," gumam lelaki itu, ia meraup wajahnya dengan kesal. Ia terdiam beberapa detik, lalu ia memutuskan untuk mengangkat panggilan telepon dari istrinya. "Halo," ucapannya. "Mas, bagaimana? Apa Senja baik-baik saja? Kenapa kamu tak mengabariku?" tanya Ariana hampir tanpa jeda, membuat Sagara menjauhkan benda pipih itu dari telinganya."Belum, aku sedang di rumah sakit dan dokter sedang menanganinya. Kamu berdo'a saja semoga tidak terjadi hal buruk padanya. Karena ... sesampainya di sana Senja sudah mengalami pendarahan." Sagar

DMCA.com Protection Status