Beranda / Pernikahan / Senja Yang Di Hadirkan / Makan Malam Dengan Pelayan

Share

Makan Malam Dengan Pelayan

Penulis: Tyarasani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-25 15:51:35

**

Sagara menatap berkas-berkas yang berserakan di atas mejanya, wajahnya nampak kusut karena banyak memendam masalah. Kemudian, ia menelepon Riko untuk menghadap ke ruangannya.

"Ada apa, Tuan?"

"Saya tidak bisa fokus mengerjakan semua berkas-berkas itu," jawab Sagara.

"Mau saya bikinkan kopi, Tuan?"

"Kamu mau saya kembung? Sejak pagi saya sudah menghabiskan lima cangkir kopi. " Sagara mendengus kesal.

"Maaf, Tuan. Lalu anda mau saya melakukan apa, Tuan?"

"Panggil Ambar!"

"Baik, Tuan.

Ambar adalah sekretaris Sagara, dia sudah lama berkerja di perusahaan yang bergerak di bidang makanan. Jadi, ketika Sagara berhalangan atau ada masalah ia melimpahkan perkejaan itu pada Ambar.

"Selamat siang, Pak," sapa Ambar dengan sopan.

"Siang."

"Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Ambar lagi.

"Ini, saya ada lagi urusan, kamu kerjakan ini semua, sisanya nanti biar saya yang kerjakan!" titah Sagara , ia menyodorkan beberapa berkas ke hadapan perempuan berambut pendek itu.

"Baik, Pak." Ambar mengambil berkas itu dari tangan bosnya lalu undur diri.

Riko yang bingung dengan gelagat majikannya pun ikut keluar bersama Ambar. Namun, belum sempat Riko sampai di pintu keluar, Sagara memanggilnya lagi.

"Riko, duduk'lah! Saya mau bicara," pinta Sagara.

Tanpa banyak bertanya Riko segera duduk di hadapan Sagara.

"Riko, apa yang akan kamu lakukan jika istrimu memintamu untuk menikahi perempuan lain?" tanya sagara sambil menatap ke luar jendela.

"Ah, kalau saya nggak akan mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu, Tuan. Cuma sayangnya satu pun saya belum ada!" celetuk Riko.

"Jika saja kita bisa bertukar peran, aku lebih baik menjadi kamu saja!" keluh Sagara lagi.

"Anda suka bercanda, Tuan! Kehidupan anda sangat sempurna, anda tidak pusing memikirkan biaya hidup karena harta anda tidak akan habis oleh tujuh turunan, anda juga memiliki istri yang sangat baik seperti Nyonya Ariana. Apa yang sedang anda keluhkan?" tanya Riko dengan ragu. Bukan ranahnya ia bertanya begitu pada majikannya. Namun, ia harus tahu masalah apa yang sedang di hadapi majikannya hingga galau seperti itu.

"Anak. Ariana ingin memiliki anak. Sedangkan kamu sendiri tahu, dia tak mungkin bisa mengandung anak kami."

"Jadi karena itu ia meminta anda menikah lagi? Sebaiknya di turuti saja, Tuan!"

"Begitu?"

"Ya , saya rasa memang begitu."

Sagara tampak berpikir setelah mendengar masukan dari asisten pribadinya. Lagipula, ini permintaannya Ariana sendiri, kenapa ia malah takut menyakiti perempuan yang telah lima tahun membersamainya itu?

**

Setelah pembicaraan itu dengan majikannya, Senja merasa sangat canggung apabila bertemu dengan Ariana atau pun Sagara. Kenyamanan Dalam bekerja sudah tak dirasakannya lagi.

"Senja kemari!" pinta Ariana yang melihatnya baru keluar dari kamar.

" Iya, Nyonya."

"Malam ini aku ingin makan seafood bakar, tolong bilang Bi Riris untuk menyiapkannya, ya!"

"Baik, Nyonya."

Senja pun beranjak hendak menemui budenya untuk menyampaikan pesan majikannya.

"Tunggu, Senja!" panggil Ariana.

"Nanti malam kamu ikut makan malam bareng aku dan mas Saga, ya!" sambung Ariana.

"Maaf, saya nggak bisa," tolak Senja dengan cepat.

"Kenapa tidak bisa, Senja? Anggap saja ini untuk pengenalan kamu dan mas Saga."

"Tap-tapi, Nyonya ...."

"Kali ini aku mohon kamu jangan menolak, ya. Kalaupun pada akhirnya kamu menolak menjadi istri rahasianya mas Saga tidak apa-apa, asalkan malam ini kamu ikut makan malam sama kita."

"Baiklah, saya ikut."

Senja mencari-cari keberadaan budenya yang entah dimana. Ia mengitari hampir seluruh ruangan juga halaman samping yang tampak luas itu.

"Wow, gadis kampung ini rupanya bisa bermain-main juga dengan Nyonya Ariana!" ucap Seseorang mengagetkannya.

"Bu Murni," sapa Airin. Ia tetap berusaha bersikap ramah pada perempuan bertubuh gemuk itu.

"Kamu itu hanya pura-pura polos, karena kenyataanya kamu memanfaatkan kebaikan nyonya Ariana. Dasar perempuan gatal!"

"Apa maksudmu, Murni?" tiba-tiba saja Bude Riris sudah ada di belakang Bi Murni.

"Bi Riris, ajari keponakanmu untuk berterimakasih yang baik, bukan menjadi orang yang pandai memanfaatkan keadaan!"

"Maksudmu, apa? Bicara yang jelas!"

"Tanya saja pada keponakanmu, sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu!" jawab Bi Murni.

"Murni, sebaiknya kamu kembali bekerja. Senja urusanku, kamu nggak perlu ikut campur!" tegas Bi Riris.

Mendengar Bi Riris berkata demikian, permouan itu pergi dengan wajah yang terlihat menahan marah.

"Apa yang sudah kamu lakukan, Senja?" tanya Bi Riris pada senja yang terlihat bingung.

"Aku juga tidak tau, Bude. Dari kemarin Bi Murni seperti tidak menyukai keberadaanku di sini," jawab Senja apa adanya.

"Ya sudah, kamu nggak perlu hiraukan dia. Kamu kenapa ada di sini, bukankah kamu menemani nyonya Ariana?"

"Anu, aku di suruh nyonya untuk menyiapkan menu seafood untuk nanti makan malam."

"Oh, baiklah. Aku akan segera menyiapkannya."

Mobil hitam yang mengkilat perlahan masuk ke pekarangan rumah, Senja terpaku melihat Sagara yang turun dari mobil, ketika seorang lelaki membukakan pintu untuknya.

'Mungkin, lelaki itu salah satu pelayan di rumah ini," batin Senja.

"Heh, sedang apa kamu di sini? Bukankah tugasmu menjaga istriku?" tanya Sagara.

"Tadi, tadi aku men-menca-"

"Sudah, cepat masuk!" potong Sagara cepat.

Senja gelagapan di depan majikan lelakinya, ia sangat gugup. Apalagi, ia tahu nanti malam akan makan malam dengannya.

'Ya, Allah kenapa hidupku jadi rumit seperti ini?' batinnya.

**

Malam pun tiba, pelayan lainnya di minta untuk tidak berkeliaran di ruang depan selama acara makan malam itu berlangsung, kecuali Senja dan Bi Riris.

Senja memakai baju seadaanya, namun ia terlihat anggun dengan hijab kesukaannya. Sedangkan, Ariana ia begitu cantik dengan dress selutut berwarna biru muda serasi dengan Sagara yang memakai kemeja biru muda.

Keduanya tampak menikmati makan malamnya, kecuali Senja. Ini pertama kalinya ia duduk dan makan bersama dengan kedua majikannya.

"Senja, ayo tambah lagi. Kamu harus makan yang banyak agar sehat, ya!"

"I-iya, Nyonya."

"Oya, Senja, Kamu perhatikan suamiku! Usianya memang terpaut jauh dengan kamu, tapi suamiku masih ganteng bukan? Masa kamu nggak mau menjadi istri keduanya?" celetuk Ariana membuat Senja tiba-tiba tersedak.

"Uhuk!"

" Astaga, Senja kamu pelan-pelan makannya!" Ariana dengan cekatan mengambilkan minum untuk gadis itu, lalu memberikannya pada Senja. Sedangkan, Sagara tampak dingin dan acuh.

"Terimakasih, Nyonya, maaf merepotkan!" ucap Senja tak enak hati.

"Oke, tidak apa-apa, lanjutkan makannya!"

"Iya, Nyonya."

Makan malam sudah selesai, senja hendak beranjak merapikan semuanya. Namun, lagi-lagi Ariana melarangnya.

"Minta Bi Murni saja yang membereskannya nanti."

"Tidak apa-apa, Nyonya, biar saya saja."

"No, aku melarangmu!"

Senja tidak bisa berkutik lagi. Bahkan sekarang ia merasa sangat malu oleh Sagara yang terlihat tak menyukai kehadirannya sejak acara makan malam tadi.

"Senja, kalau kamu sudah ada keputusan bilang saja, jangan sungkan, ya!"

Senja hanya mengangguk. Lalu, ia memberanikan diri untuk melihat majikan lelakinya yang bersikap dingin itu. Benar-benar tak ada ekspresi sama sekali.

'Astaga, bagaimana bisa aku akan menikah dengan lelaki seperti itu. Jangankan tertarik, yang ada aku takut sekali dengannya!' batin Senja.

Kecanggungan itu berakhir ketika Ariana meminta di antar ke kamar, katanya ia lelah dan ingin segera beristirahat.

"Senja, tolong antarkan istri saya ke kamar, saya harus menelepon seseorang dulu!" titah Sagara.

"Baik, Tuan."

Setelah selesai mengantarkan Ariana, senja kembali ke ruang makan hendak merapikan semuanya. Namun, tanpa di duga Sagara tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Senja dengan kuat.

"Ikut saya!"

"Kemana, Tuan?"

Sagara menarik tangan Senja dengan kuat, hampir setengah menyeretnya ke kamar mandi.

"Lepas, Tuan!"

Sagara sepertinya tak menggubris permintaan Senja. Gadis itu tentu saja sangat ketakutan.

Setelah di dalam kamar mandi, Sagara melepaskannya dan menguncinya.

"Apa yang akan kamu lakukan, Tuan?" tanyanya mulai panik.

"Dengar, Senja. Aku tak mau kamu mengulur-ngulur waktu lagi. Lakukan permintaan Ariana, jangan manfaatkan kebaikannya dan kamu malah mematikan harapannya!"

"Maksud kamu, Tuan?"

"Saya akan membayarmu berapapun kamu mau, asalkan kamu mau menuruti permintaan Ariana, bagaimana?"

"Tidak akan semudah itu, Tuan! Lagipula kenapa Tuan nggak mencari perempuan lain saja jangan saya!" bulir bening mulai menetes di kedua sudut matanya. Selain rasa takut ia juga merasa sangat terhina dengan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut lelaki di depannya.

"Itu permintaan Ariana. Andai, saya bebas memilih pun tak akan sudi saya menjadikanmu istri kedua saya. Paham!" gertaknya nya lagi membuat Senja semakin takut.

Setelah berkata begitu, Sagara meninggalkan Senja yang masih terdiam di dalam kamar mandi sambil menangis.

____________

Bab terkait

  • Senja Yang Di Hadirkan   Mengambil Keputusan

    **Semenjak malam itu, Senja selalu ketakutan saat bertemu Sagara. Baginya, lelaki itu bukan cuma menakutkan tapi ia sangat kasar. Bagaimana Ariana bisa berkata kalau Sagara lelaki baik?Ini hari ke-lima dari waktu yang Ariana berikan untuknya. Ia sudah memantapkan hati untuk menolak tawaran itu. Ia tak peduli jika nantinya ia juga di pecat dari pekerjaannya. Yang penting ia selamat dari lelaki kasar dan semua permainan majikannya. Belum sempat Senja berucap, Ariana telah lebih dulu melihat keberadaannya dan memintanya untuk bersiap-siap."Ganti bajumu, Senja! Hari ini aku minta kamu menemaniku jalan-jalan ke Mal," pinta Ariana."Baik, Nyonya."'Sepertinya tidak tepat kalau bicara sekarang, bagaimana kalau langsung membuat mood Nyonya Ariana hancur gara-gara mendengar penolakanku? Ah, mungkin sebaiknya memang harus di tunda dulu!'"Aku tunggu di mobil, ya!" teriak Ariana.Senja mengangguk. Ia segara berlari ke kamar untuk mengganti pakaiannya. Tanpa mengoleskan sedikit pun make up di

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Senja Yang Di Hadirkan   Kondisi Yang Memburuk

    **Tubuh gadis itu gemetaran bahkan luruh ke lantai karena lemas, setelah mendapat kabar buruk dari ibunya di kampung."Senja, apa yang terjadi?" tanya Ariana. Ternyata perempuan itu menyusulnya, karena Senja meninggalkan kamarnya cukup lama. Padahal, ia dan Sagara sudah tak sabar ingin mendengar keputusan apa yang akan Senja katakan."Maaf, Nyonya, mungkin saya terlihat berlebihan, tapi saya harus segera pulang kampung!" jawab Senja di sela isak tangisnya."Loh, kenapa mendadak?" "Bapak saya sedang di rawat di rumah sakit, kondisinya memburuk sejak kemarin.""Ya Allah, saya turut prihatin," gumam Ariana dengan wajah yang cukup berempati."Terimakasih, Nyonya. Tapi ...." Ucapan Senja menggantung karena ragu untuk mengucapkannya."Tapi apa, Senja?" tanya Ariana penasaran."Saya mungkin berniat untuk meminjam uang pada Nyonya Ariana. Itupun jika Nyonya Ariana mengizinkan," jawab Senja dengan wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Senja Yang Di Hadirkan   Demi Ariana

    **Asiah duduk di samping suaminya dengan air mata yang berderai. Pikirannya kalut ketika Dokter menyarankan untuk segera melakukan pengobatan serius untuk penyakit asma yang telah di derita suaminya sejak lama."Jangan menangis, Bapak baik-baik saja, Bu!" ucap suaminya dengan lirih. "Baik-baik bagaimana, Pak? Kalau Dokter saja sudah mengharuskan untuk pengobatan yang serius berarti penyakitnya itu sudah parah," tukas Asiah. "Itu, kan hanya kata Dokter. Sedangkan, kita punya Allah juga, Bu!" sahut suami dengan santai. "Iya, kita punya Allah, tetapi kita harus ikhtiar juga, Pak?" sergah Asiah lagi."Ya, banyakin berdo'a saja, Bu."Di tengah-tengah perdebatan itu, seseorang mengetuk pintu terlebih dahulu lalu menghambur ke pelukan ibunya. "Assala'mualaikum. Bu, maaf Senja baru bisa datang sekarang!" ucap Senja sambil mencium tangan ibunya. "Wa'alaikumussalam, nggak apa-apa, kami mengerti."

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-29
  • Senja Yang Di Hadirkan   Keputusan Akhir

    **Atas permintaan Ariana, Senja membawanya ke ruangan di mana bapaknya masih terbaring lemah."Assalamu'alaikum, Bu," ucap Senja ketika mereka hendak masuk ke ruangan itu."Wa'alaikumussalam, Nak kamu bersama siapa ini? Cantik sekali," sahut Asiah, ia lantas memuji perempuan yang berdiri di samping putrinya."Ibu, kenalin ini Nyonya Ariana, istrinya Tuan Sagara." "Masya Allah, akhirnya Ibu di pertemukan juga dengan orang baik ini. Terimakasih, telah menerima Senja untuk bekerja dengan Nyonya." Asiah tertunduk haru sampai-sampai air matanya jatuh di kedua sudut itu."Ibu Asiah, saya juga senang bertemu dengan Ibu. Ada yang perlu saya sampaikan pada Ibu dan Bapak. Tetapi melihat kondisi Bapak sebaiknya kita bicara di luar saja, kasian Bapak sedang istirahat!" "Baik, Nyonya."Belum juga Ariana menyampaikan apa-apa, Senja sudah sangat gelisah. Andai bisa, ia ingin menangis meraung-raung melepaskan beba

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Senja Yang Di Hadirkan   Menjadi Boneka Untuk Ariana

    **Untuk kalian yang belum follow, ayo follow dulu akunku, ya! Lalu, jika berkenan tolong subscribe cerita ini dengan tambahkan ke pustaka kalian, lalu kasih lima bintang, ya!Selamat membaca! **Sagara menyiapkan segala keperluan untuk melakukan akad keduanya. Beruntungnya, pasien rumah sakit hari ini tidak terlalu banyak, hingga kepala rumah sakit mengizinkan untuk melakukan akad di ruangan tersebut.Ariana tampak sibuk membantu Senja untuk mengenakan jilbab berwarna putih tulang. Tanpa riasan namun Senja terlihat cantik dengan balutan kebaya putih yang di dapat dari jasa sewa baju pengantin terdekat dari rumah sakit."Apa, Nyonya yakin akan melakukan ini?" tanya Senja dengan hati yang berdebar-debar. Walau bagaimanapun, pertanyaan ini begitu intim dan mungkin bisa saja terdengar seolah-olah mengejek perempuan yang tengah berdiri di depannya."Tentu saja, Senja. Kamu tak perlu mengkhawatirkan aku!"Munaf

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Senja Yang Di Hadirkan   Lingerie Vs Jamu Penyubur

    **Sebenernya, cara yang di tempuh oleh Sagara untuk membungkam mulut para pelayan itu tidak menguntungkan untuk Senja. Karena di belakang majikannya, mereka terus memandangi Senja dengan sinis. Bahkan, mereka tak segan menyindir dan menyebutnya sebagai pelakor."Kamu tau, Senja, hukuman dunia akan kamu rasakan saat kamu menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, tapi kenapa kamu melakukannya?" Bi Riris ikut-ikutan memusuhinya."Kenapa Bude bicara seperti itu?" tanya Senja dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Apa kamu lupa, suamiku berpaling dariku karena orang ketiga?" "Ini beda cerita, Bude. Aku tidak akan merebut Tuan Saga dari nyonya Ariana, aku akan berada di antara mereka hanya sampai aku bisa memberikan keturunan. Percayalah, Bude!" jelas Senja. "Apa maksudmu?" Apa pernikahanmu semacam pernikahan kontrak? Ikut ke kamarku, kamu harus menjelaskan semuanya sama Bude!" ucapnya dengan kening yang berkerut saat me

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Senja Yang Di Hadirkan   Paket Untuk Ariana

    **"Apa kamu sudah siap, Senja?" tanya Sagara, ia menetap lekat wajah mungil di depannya.Senja menundukkan pandangannya, "lakukanlah apa yang Tuan Saga mau lakukan, karena saya sadar posisi saya di sini sebagai apa."Senja seolah tak punya pilihan lain. Menghindar bisa saja ia lakukan tapi untuk apa? Toh, dirinya sadar kehadirannya di sini memang di jadikan alat majikannya untuk memiliki keturunan, bukan?"Baiklah, saya akan ke kamar mandi dulu," ucap Sagara. Lelaki itu tampak salah tingkah, lalu masuk ke dalam kamar mandi.Senja menaiki ranjang dan merebahkan tubuhnya, lebih tepatnya dia meringkuk di bawah selimut. Perasaan takut membuatnya semakin gelisah hingga tubuhnya mendadak berkeringat."Senja," panggil Sagara pelan. "I-iya, Tuan." Senja bangun lalu duduk di atas ranjang, wajahnya tertunduk tak berani menatap majikan lelakinya yang sekarang telah sah menjadi suaminya, meskipun hanya suami siri.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Senja Yang Di Hadirkan   Di Bawah Kendali Ariana

    **Sagara mendapati Ariana sedang menangis dengan mata yang cukup bengkak. Ia tampak emosi ketika mendengar penjelasan dari Senja kalau orang tuanya'lah yang sudah membuat Ariana seperti itu. Bahkan Senja memberikan foto perempuan yang di tinggalkan orang tua Sagara saat berkunjung tadi."Mereka selalu saja mengusik rumah tanggaku, sebenarnya apa mau mereka?" gumam Sagara dengan tangan yang terkepal kuat, ia sedang merasakan arahnya sudah di ubun-ubun ketika melihat istrinya terluka."Mas, Cukup! Mereka tidak salah apa-apa, aku yang salah di sini. Aku mandul, aku tak bisa memberi kamu anak dan aku wanita yang tak bisa melepasmu untuk perempuan-perempuan itu!""Tenang, Sayang. Apapun keadaanmu aku tetap mencintai kamu, kita sudah membahasnya dari dulu dan kamu nggak perlu mendengarkan mereka, meskipun mereka adalah orang tuaku sekalipun!""Tapi, Mas, mereka tak akan berhenti sebelum ada anak di antara kita, mereka akan terus menc

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04

Bab terbaru

  • Senja Yang Di Hadirkan   Hanya Tinggal Janji

    Senja Yang di Hadirkan 39**Beberapa jam berlalu dan kesadaran Senja mulai kembali, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia merasa ada yang tengah menepuk-nepuk pipinya dengan lembut dan berharap itu suaminya.Harapannya memang terlalu tinggi untuk perempuan seperti dirinya yang berstatuskan istri siri juga sebagai istri rahasia. Karena begitu ia membuka matanya bukan Sagara yang ia temukan melainkan Ariana."Kakak," gumam Senja. Seketika harapan yang sebelumnya menggebu, perlahan menguap dan hilang bersama udara yang mulai membuatnya menggigil kedinginan."Bagaimana keadaanmu, Senja?" tanya wanita itu pelan."A-aku," Senja berusaha mengingat apa saja yang sudah ia lewati, kemudian tangannya menyentuh perutnya yang mulai terasa sakit dan mulai kebingungan. "Di mana bayiku? A-aku tadi akan melahirkan dan aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu," jelas Senja, namun lebih mirip meracau dan keringat dingin mulai mengucur di ken

  • Senja Yang Di Hadirkan   Perjuangan Senja

    ** Sagara kembali ke kantor dan tentunya di sambut baik oleh Arisa dan Alex juga Calesya. Namun, Sagara tak mau membuat mereka tersenyum lega, karena Sagara mengajak Ariana turut serta."Selamat datang kembali di perusahaan Adijaya, anakku! Kantor ini terasa sepi tanpa kehadiran pemimpin seperti kamu!" sambut Alex sambil tersenyum bahagia. "Terimakasih, tapi aku rasa ini terlalu berlebihan, Pa," sahut Sagara. Ia terus berusaha mengendalikan egonya yang sebenarnya tak terima dengan mereka yang selalu ikut campur dalam urusannya, termasuk memata-matai dirinya."Tidak apa-apa, ini tak seberapa dengan hasil yang akan di capai oleh kamu nantinya, Sayang!" sela Arisa dengan senyum yang mengembang. "Mana Riko? Apakah dia tak ikut bersamamu?" selisik Arisa, ia menyipitkan matanya mencari mejujuran di sorot mata elang putranya."Riko sedang ada urusan, Mama." "Oh, baiklah kita akan segera memulai makan-makan, ya!" u

  • Senja Yang Di Hadirkan   Senja Kembali Di Asingkan

    Senja Yang Di Hadirkan 37**Sagara benar-benar menghabiskan hari itu bersama wanita keduanya, kebahagiaan yang tercipta membuat ia melupakan masalahnya dengan orang tuanya. Bahkan, ia lupa ada orang yang tengah mengincar keberadaannya di kota ini. "Aw!" pekik Senja sambil memegangi perut bagian bawahnya. "Kenapa?" tanya Sagara panik."Tidak apa-apa, cuma gerakannya membuat tulang saya terasa ngilu," jawab Senja sambil tersenyum."Uh ... kembarnya Ayah, lagi nakalin Bunda,ya?" bisik Sagara di perut buncit istri keduanya."Jangan kencang-kencang nendangnya, ya! Nanti Bunda kesakitan," sambung Sagara, tangannya lihai mengelus perut Senja sengan lembut."Permisi, Tuan Saga," ucap Riko menggagetkan keduanya hinga baik Senja ataupun Sagara terlihat gugup."Tak bisakah kamu mengetuk pintu dahulu, sebelum masuk ke dalam rumah?" gerutu Sagara menahan kesal. "Saya sudah mengetuk pintu depan beberapa

  • Senja Yang Di Hadirkan   Campur Tangan Mereka

    Senja Yang Di Hadirkan 36**Brak!!Sagara menggebrak meja di depannya dengan kuat, melampiaskan semua kekesalannya pada Calesya yang telah membuat mamanya selalu mencampuri dan menyentuh ketenangan rumah tangganya.Sementara itu, Riko melihat Nyonya Arisa bersama gadis yang selalu mengejar Sagara keluar dari ruangan itu dengan langkah gontai, bahkan kilat amarah terlihat dari raut wajah Nyonya Arisa. Setelah mereka melewatinya, ia segera mengecek keadaan Sagara di ruangannya."Tuan Saga, apa anda baik-baik saja?" tanya Riko dengan cemas ketika ia mengetuk pintu dan Sagara tak menjawab atau mempersilakannya untuk masuk."Mood-ku sedang buruk, Riko," desisnya pelan. "Apa yang terjadi?" tanya Riko, penasaran."Mama minta aku untuk tetap menikahi Calesya," jawab Sagara pelan, wajahnya terlihat sangat gundah gulana."Bukankah Nyonya Arisa sudah membatalkan perjanjian itu, lantas kenapa perjodohan itu harus

  • Senja Yang Di Hadirkan   Jangan Panggil Aku Mama!

    **Ariana dan Sagara telah bersiap untuk kembali ke kota J, di mana istana yang berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangganya yang tak jarang di hantam badai. Namun, karena keduanya saling mencintai, mereka berhasil melaluinya tanpa tapi."Apa kamu sudah siap, Sayang?" tanya Sagara, ia mendekat pada istrinya yang tengah menyisir rambut yang mulai menipis."Sudah," jawab Ariana setengah berbisik."Kamu sudah pamit dengan Senja, Mas?" sambung Ariana, mendongak sebentar menatap suaminya."Sudah. Cuma ... mungkin aku akan sering datang ke sini untuk menemaninya. Apa kamu setuju?" Sagara menatap Ariana lewat pantulan cermin di depannya."Em, apa dia kesepian?""Masalah itu aku nggak tau, hanya saja aku harus memastikan calon kembarku baik-baik saja, bukankah anak yang sehat terlahir dari ibu yang bahagia. Aku khawatir Senja tertekan di tempat ini sementara kalau di rumah utama itupun tak aman untuk

  • Senja Yang Di Hadirkan   Mesin Pencetak Anak

    **Ariana menyambut kabar bayi kembar yang tengah berkembang di dalam rahim Senja dengan rasa haru. Ia menekan rasa cemburunya agar tak berlebihan dan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.Senja sangat senang ketika dokter yang menanganinya memperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ia cukup bosan dengan aroma dan suasana rumah sakit, meskipun sesekali perawat akan datang dan menemaninya bicara. Sementara Sagara selalu sibuk dengan aktivitasnya, Entah itu sibuk dengan pekerjaan atau mengurus Kakak madunya yang memang rentan sakit juga."Kamu tiduran saja, Senja! Jika kamu perlu sesuatu kamu bisa meminta padaku atau pada Bi Arum, ya!" ucap Ariana."Iya, Kak." "Tolong, jaga dua malaikatku, ya!"Degh!Entah kenapa mendengar kata-kata itu Senja merasakan hatinya teramat perih. Bahkan, rasa itu terasa hingga ke dasar hatinya. Air mata mulai merebak di pipinya dengan dada yang berguncang hebat akibat tangisnya yang mu

  • Senja Yang Di Hadirkan   Apa Kamu Mencintai Senja?

    **Ariana gelisah melewati malam-malam tanpa suaminya, apalagi ketika ia mencoba mendapati nomor ponsel sang suami dan Adik madunya yang tak aktif-aktif sejak sore tadi."Astaga, jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk dengan Senja," gumamnya. Ia semakin khawatir, bahkan sampai di ujung malam pun matanya masih terjaga.Menjelang pagi, Ariana mencoba menghubungi suaminya kembali. Namun, lagi-lagi sambungan teleponnya terhubung dengan operator."Argh, kamu kemana sih, Mas?" gumam Ariana. Ia tak bisa lagi menyembunyikan semua kecemasan di hatinya.Ide bermunculan di kepalanya, kemudian ia mencoba menghubungi Riko, asisten sang suami. Ia yakin Riko tahu sesuatu dan memintanya untuk mengirimkan alamat rumah sakit di mana Senja sedang di rawat tersebut. Ting.Pesan balasan dari Riko sudah masuk, ia membaca sekilas isi pesan itu kemudian ia meminta sopir di rumahnya untuk mengantarkan nya ke alamat tersebut.

  • Senja Yang Di Hadirkan   Bertemu Calesya

    **Perempuan cantik dengan tubuh tinggi semampay berjalan terburu-buru masuk ke dalam rumah sakit. Sesampainya di depan ruangan dokter Hilma, ia mengetuk pintu ruangan itu terlebih dahulu."Masuk!" teriaknya dari dalam. "Selamat malam, Kak Hilma," ucap Calesya."Hai, Calesya. Akhirnya kamu datang juga!" sambut dokter Hilma pada Calesya, adik sepupunya. Mereka berpelukan sebagai bentuk meluapkan rasa rindunya yang sudah beberapa bulan tak berjumpa."Maaf, ya, aku kemarin nggak bisa datang ke acara pernikahanmu. Aku benar-benar ada urusan di luar negri, padahal aku ingin sekali datang untuk melihat Kakak sepupuku duduk di pelaminan." Calesya berucap dengan wajah sedih."Tidak apa-apa. Aku paham jadwalmu sibuk, Calesya." "Terimakasih, untuk pengertianmu. Oya, ini aku bawa sesuatu untukmu!" Calesya menyodorkan amplop warna putih ke hadapan sepupunya."Apa ini?" tanya Hilma. Perempuan itu mengernyitkan ke

  • Senja Yang Di Hadirkan   Masuk Rumah Sakit

    **Sagara menunggu di depan ruangan IGD dengan perasaan yang begitu cemas, ia sangat khawatir terjadi apa-apa pada Senja dan bayinya. Jika itu sampai terjadi, ia tak mungkin bisa memaafkan keteledorannya.'Sagara, bagaimana bisa kamu membiarkan istrimu sendirian, padahal dia sedang hamil?' hatinya bermonolog.Ponselnya terus berdering, pertanda seseorang tengah sibuk menghubunginya."Ariana," gumam lelaki itu, ia meraup wajahnya dengan kesal. Ia terdiam beberapa detik, lalu ia memutuskan untuk mengangkat panggilan telepon dari istrinya. "Halo," ucapannya. "Mas, bagaimana? Apa Senja baik-baik saja? Kenapa kamu tak mengabariku?" tanya Ariana hampir tanpa jeda, membuat Sagara menjauhkan benda pipih itu dari telinganya."Belum, aku sedang di rumah sakit dan dokter sedang menanganinya. Kamu berdo'a saja semoga tidak terjadi hal buruk padanya. Karena ... sesampainya di sana Senja sudah mengalami pendarahan." Sagar

DMCA.com Protection Status