Senja Yang Di Hadirkan
Ariana menarik napasnya dalam-dalam, ketika ia mendengarkan permintaan kedua mertuanya.
"Pernikahan kalian sudah menginjak tahun ke lima, Ariana. Janganlah menundanya terus, kami mau cucu laki-laki dari Sagara!" ucap Alex, Papa mertuanya.
"Iya, Mama juga Ariana. Sebenarnya, apa yang kamu takutkan?" sela Arisa, Mama mertuanya.
"A-aku hanya belum siap saja," jawab Ariana lirih.
"Alasan kuno. Seharusnya, sebelum menikah itu kamu pikirkan ini baik-baik! Kamu mau kami mati berdiri karena terlalu lama menunggu cucu dari Sagara?"
"Tidak begitu," bantah Ariana.
'Bagaimana caraku menjelaskan semuanya kepada mereka? Bahwa aku memang sudah di vonis mandul oleh beberapa Dokter yang menanganiku.'
"Kami tidak mau tahu, Ariana. Kami mau generasi kami tidak berhenti sampai Sagara. Kalau kamu kukuh dengan kata-kata belum siap, maka izinkan Sagara menikahi perempuan lain yang bisa memberinya keturunan!"
Degh.
Bagaimana kisah Ariana dan Sagara? Simak ceritanya, yuk!
Eits, jangan lupa untuk follow akun author. Lalu subscribe dengan tambahkan ke daftar bacaan kalian+ review lima bintang, ya!
Read
Chapter: Hanya Tinggal JanjiSenja Yang di Hadirkan 39**Beberapa jam berlalu dan kesadaran Senja mulai kembali, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia merasa ada yang tengah menepuk-nepuk pipinya dengan lembut dan berharap itu suaminya.Harapannya memang terlalu tinggi untuk perempuan seperti dirinya yang berstatuskan istri siri juga sebagai istri rahasia. Karena begitu ia membuka matanya bukan Sagara yang ia temukan melainkan Ariana."Kakak," gumam Senja. Seketika harapan yang sebelumnya menggebu, perlahan menguap dan hilang bersama udara yang mulai membuatnya menggigil kedinginan."Bagaimana keadaanmu, Senja?" tanya wanita itu pelan."A-aku," Senja berusaha mengingat apa saja yang sudah ia lewati, kemudian tangannya menyentuh perutnya yang mulai terasa sakit dan mulai kebingungan. "Di mana bayiku? A-aku tadi akan melahirkan dan aku tak ingat apa-apa lagi setelah itu," jelas Senja, namun lebih mirip meracau dan keringat dingin mulai mengucur di ken
Last Updated: 2022-09-04
Chapter: Perjuangan Senja** Sagara kembali ke kantor dan tentunya di sambut baik oleh Arisa dan Alex juga Calesya. Namun, Sagara tak mau membuat mereka tersenyum lega, karena Sagara mengajak Ariana turut serta."Selamat datang kembali di perusahaan Adijaya, anakku! Kantor ini terasa sepi tanpa kehadiran pemimpin seperti kamu!" sambut Alex sambil tersenyum bahagia. "Terimakasih, tapi aku rasa ini terlalu berlebihan, Pa," sahut Sagara. Ia terus berusaha mengendalikan egonya yang sebenarnya tak terima dengan mereka yang selalu ikut campur dalam urusannya, termasuk memata-matai dirinya."Tidak apa-apa, ini tak seberapa dengan hasil yang akan di capai oleh kamu nantinya, Sayang!" sela Arisa dengan senyum yang mengembang. "Mana Riko? Apakah dia tak ikut bersamamu?" selisik Arisa, ia menyipitkan matanya mencari mejujuran di sorot mata elang putranya."Riko sedang ada urusan, Mama." "Oh, baiklah kita akan segera memulai makan-makan, ya!" u
Last Updated: 2022-08-22
Chapter: Senja Kembali Di AsingkanSenja Yang Di Hadirkan 37**Sagara benar-benar menghabiskan hari itu bersama wanita keduanya, kebahagiaan yang tercipta membuat ia melupakan masalahnya dengan orang tuanya. Bahkan, ia lupa ada orang yang tengah mengincar keberadaannya di kota ini. "Aw!" pekik Senja sambil memegangi perut bagian bawahnya. "Kenapa?" tanya Sagara panik."Tidak apa-apa, cuma gerakannya membuat tulang saya terasa ngilu," jawab Senja sambil tersenyum."Uh ... kembarnya Ayah, lagi nakalin Bunda,ya?" bisik Sagara di perut buncit istri keduanya."Jangan kencang-kencang nendangnya, ya! Nanti Bunda kesakitan," sambung Sagara, tangannya lihai mengelus perut Senja sengan lembut."Permisi, Tuan Saga," ucap Riko menggagetkan keduanya hinga baik Senja ataupun Sagara terlihat gugup."Tak bisakah kamu mengetuk pintu dahulu, sebelum masuk ke dalam rumah?" gerutu Sagara menahan kesal. "Saya sudah mengetuk pintu depan beberapa
Last Updated: 2022-08-21
Chapter: Campur Tangan MerekaSenja Yang Di Hadirkan 36**Brak!!Sagara menggebrak meja di depannya dengan kuat, melampiaskan semua kekesalannya pada Calesya yang telah membuat mamanya selalu mencampuri dan menyentuh ketenangan rumah tangganya.Sementara itu, Riko melihat Nyonya Arisa bersama gadis yang selalu mengejar Sagara keluar dari ruangan itu dengan langkah gontai, bahkan kilat amarah terlihat dari raut wajah Nyonya Arisa. Setelah mereka melewatinya, ia segera mengecek keadaan Sagara di ruangannya."Tuan Saga, apa anda baik-baik saja?" tanya Riko dengan cemas ketika ia mengetuk pintu dan Sagara tak menjawab atau mempersilakannya untuk masuk."Mood-ku sedang buruk, Riko," desisnya pelan. "Apa yang terjadi?" tanya Riko, penasaran."Mama minta aku untuk tetap menikahi Calesya," jawab Sagara pelan, wajahnya terlihat sangat gundah gulana."Bukankah Nyonya Arisa sudah membatalkan perjanjian itu, lantas kenapa perjodohan itu harus
Last Updated: 2022-08-13
Chapter: Jangan Panggil Aku Mama!**Ariana dan Sagara telah bersiap untuk kembali ke kota J, di mana istana yang berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu perjalanan rumah tangganya yang tak jarang di hantam badai. Namun, karena keduanya saling mencintai, mereka berhasil melaluinya tanpa tapi."Apa kamu sudah siap, Sayang?" tanya Sagara, ia mendekat pada istrinya yang tengah menyisir rambut yang mulai menipis."Sudah," jawab Ariana setengah berbisik."Kamu sudah pamit dengan Senja, Mas?" sambung Ariana, mendongak sebentar menatap suaminya."Sudah. Cuma ... mungkin aku akan sering datang ke sini untuk menemaninya. Apa kamu setuju?" Sagara menatap Ariana lewat pantulan cermin di depannya."Em, apa dia kesepian?""Masalah itu aku nggak tau, hanya saja aku harus memastikan calon kembarku baik-baik saja, bukankah anak yang sehat terlahir dari ibu yang bahagia. Aku khawatir Senja tertekan di tempat ini sementara kalau di rumah utama itupun tak aman untuk
Last Updated: 2022-08-06
Chapter: Mesin Pencetak Anak**Ariana menyambut kabar bayi kembar yang tengah berkembang di dalam rahim Senja dengan rasa haru. Ia menekan rasa cemburunya agar tak berlebihan dan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.Senja sangat senang ketika dokter yang menanganinya memperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ia cukup bosan dengan aroma dan suasana rumah sakit, meskipun sesekali perawat akan datang dan menemaninya bicara. Sementara Sagara selalu sibuk dengan aktivitasnya, Entah itu sibuk dengan pekerjaan atau mengurus Kakak madunya yang memang rentan sakit juga."Kamu tiduran saja, Senja! Jika kamu perlu sesuatu kamu bisa meminta padaku atau pada Bi Arum, ya!" ucap Ariana."Iya, Kak." "Tolong, jaga dua malaikatku, ya!"Degh!Entah kenapa mendengar kata-kata itu Senja merasakan hatinya teramat perih. Bahkan, rasa itu terasa hingga ke dasar hatinya. Air mata mulai merebak di pipinya dengan dada yang berguncang hebat akibat tangisnya yang mu
Last Updated: 2022-08-03
Chapter: Hijrah****"Mariah, kamukah itu?" Dinda mengernyitkan keningnya, melihat Mariah yang berdiri di depannya, jelas banyak berubah dengan Mariah yang di kenalnya selama ini."Iya, ini aku, Mbak!" ucap Mariah sambil tersenyum.Dinda terdiam. Ia khawatir Mariah akan melakukan hal yang membahayakannya seperti dulu."Mbak jangan takut, aku sengaja datang ke sini untuk meminta maaf sama Mbak Dinda!" ucapnya lagi.Dinda masih bergeming. Mariah menurunkan anak kecil itu dari gendongannya hingga anak itu duduk beralaskan rumput taman. Kemudian Mariah menurunkan tubuhnya sampai berjongkok. Tidak sampai di situ, Mariah seperti hendak bersujud tepat di kakipermpuan yang dulu telah di sakitinya."Mar, Bangun, Mar! Kamu mau ngapain, Mar?" teriak Dinda. Ia mundur beberapa langkah demi menghindari Mariah yang masih bersimpuh."Mbak Dinda, Maafkan aku! Aku memang salah sudah merebu
Last Updated: 2022-04-21
Chapter: Akhir Yang Bahagia Untuk Dinda****"Dua minggu lagi aku akan menikahi Dinda, Ma. Aku harap, Mama bisa menerima keputusan ini dengan hati yang lapang!" ucap Bram. "Hm, apa kamu sudah pikirkan baik-baik? Masalahnya, Helmi mengidap penyakit kelam*in. Ada kemungkinan Dinda juga sudah tertular, Bram!" sahut Wulan."Beberapa hari lalu, Dinda sudah melakukan cek darah di sebuah klinik. Alhamdulilah, hasilnya negatif.""Apa? Jadi Dinda baik-baik saja?" seru Helmi. Ia baru saja datang dan ikut bergabung dengan Wulan dan Bram."Ya, Dinda negatif, Hel!""Lalu, dari mana sumber penyakit ini? Karena akhir-akhir ini aku tidak pernah melakukan hubungan itu dengan perempuan manapun!" umpat Helmi kesal."Coba kamu ingat-ingat lagi! Mungkin kamu pernah transfusi darah atau menggunakan jarum suntik yang tidak steril? Karena penularan penyakit itu tidak melulu dari hubungan badan saja, Hel!""Aku bukan pem
Last Updated: 2022-04-21
Chapter: Dua Minggu Lagi****"Bram, silakan duduk!" sambut Abi Ahmad terdengar ramah.Bram mengangguk dan mengikuti perintah Abi Ahmad. Ia sedikit demi sedikit berusaha mengurai kegugupannya di depan orang tuanya Dinda.Bibi datang dengan nampan berisi minuman di tangannya. Dinda dengan cekatan membantu pekerjaan ART-nya.'Sungguh, calon istri idaman!' puji Bram dalam hati."Maksud kedatangan Nak Bram sudah kami dengar dari Dinda. Namun, kali ini kami ingin mendengarnya langsung dari Nak Bram. Apa keberatan?" Pertanyaan Abi Ahmad mampu meluluh lantakkan pertahanan Bram untuk tetap tenang di depan orang tua kekasihnya. Namun, detik kemudian Bram berhasil menguasai dirinya kembali."Bismillahirrohmanirrohim, saya datang kesini karena saya ingin meminta restu dari Abi dan Umi. Saya mencintai Adinda dan berniat menikahinya dalam waktu dekat. Itupun jika Abi dan Umi memberikan restu."Singkat, padat dan j
Last Updated: 2022-04-20
Chapter: Menghadap Keluarga****Samudra bertamu dengan membawa kabar baik untuk Dinda, ia akan melakukan pernikahan dengan Amel dalam waktu dekat ini."Selamat, ya, Sam. Akhirnya kamu menemukan cinta sejatimu di rumahku!" kelakar Dinda setelah memberi ucapan selamat untuk Samudra."Haha, kamu bisa aja, Din! Tapi ... Maaf,nih, mungkin setelah aku menikahi Amel, Amel akan berhenti bekerja sebagi baby sitternya Alif. Kamu nggak pa-pa, kan?" tanya Samudra ragu-ragu."Nggak pa-pa, Sam. Lagipula, aku sudah memprediksikan ini. Mana mungkin istri seorang pengusaha masih bekerja jadi baby sitter di rumahku?" sahut Dinda."Makasih, untuk pengertiannya, Din. Kamu memang sahabat terbaikku!""Sama-sama, tapi jangan lupa kamu harus jaga Amel layaknya berlian!" tegas Dinda."Siap!"Dinda semringah melihat lembaran undangan berwarna cream di tangannya. Nama Amelia dan Samudra tertulis di sana dengan indah. Ia jadi membayangkan bagaimana pernikahannya nanti dengan Samudra? Apa harus meriah atau han
Last Updated: 2022-04-20
Chapter: Amera Hilang****"Hai, Om Bram!" Alif menyambut Bram dengan sangat ramah. Bahkan, kadang-kadang ia tak akan sungkan untuk memeluk lelaki dewasa itu."Apa kabarmu? Bagaimana sekolahmu?" tanya Bram pada bocah itu."Kabarku baik dan sekolahku sangat menyenangkan. Aku sudah bilang pada teman-temanku, kalau Om Bram sebentar lagi menjadi papaku!" Dengan polosnya Alif bercerita."Wow! Alif di ajarin siapa cerita-cerita begitu?" Dinda tampak bertanduk mendengar cerita dua lelaki beda usia di depannya."Memangnya nggak boleh, ya, Bunda?" Alif balik bertanya, tatapannya berubah menjadi sendu."Sutt!" Bram memberi kode isyarat."Em, boleh. Tapi cuma ke teman dekat saja ,ya!" jawab Dinda sedikit terpaksa karena kode dari Bram."Siapa teman dekatnya Alif?" Bram menyela pembicaraan antara Dinda dan Alif."Itu, anaknya Bu RT. Namanya Salwa, Om."
Last Updated: 2022-04-19
Chapter: Negatif****"Pak, bangun, Pak! Ini sudah siang, Pak Helmi sudah melewatkan sarapan dan minum obat setengah jam yang lalu." Rena memberanikan diri untuk membangunkan Helmi."Hoam!" Helmi menguap sambil menggeliat. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering mengantuk padahal semalam tidurnya sangat nyenyak."Ini sarapan dan obatnya saya taruh di sini, ya!" ucap Rena lagi. Lalu, ia kembali keluar kamar karena ada pekerjaan yang harus di selesaikannya.Helmi berjalan tertatih, tangannya bertumpu pada tembok. Ia melakukan terapi sendirian. Dari tempat tidur ke kamar mandi saja, Helmi membutuhkan waktu yang lumayan lama, karena kakinya terasa sangat lemas."Argh, andai saja aku tak ceroboh,tak mungkin aku akan menderita seperti ini!" gerutu Helmi. Dengan penuh perjuangan, akhirnya ia sampai juga di kamar mandi.Di dapur Rena berpapasan dengan Wulan, jangankan menyapa dengan ramah, sekadar senyum pun tidak.
Last Updated: 2022-04-18