Share

Melupakan Perjanjian

Author: Von Hsu
last update Last Updated: 2024-06-15 18:58:31

Emily memandang sekeliling ruangan, dan menyadari bahwa itu bukan kamarnya, melainkan sebuah kamar hotel yang asing. Dia berusaha mengingat kejadian semalam, dan perlahan-lahan, ingatannya mulai tersusun kembali.

"Emily," suara Daniel memecah kesunyian, lembut namun terdengar berat. Dia baru saja bangun dari tidurnya, duduk di kasur.

"Aku tahu..." suara Emily bergetar, kata-kata itu terasa pahit di lidahnya. "Aku tahu apa yang terjadi semalam. Dan aku akan melupakan semua itu. Hubungan kita... hanyalah sebatas perjanjian, bukan?" Dia berusaha keras menyembunyikan getaran dalam suaranya.

Daniel duduk, garis-garis kebingungan terukir di wajahnya. "Em," dia memanggilnya lagi, suaranya lebih mendesak.

Emily menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberaniannya sebelum berkata. "Aku... aku tidak mengerti kenapa aku bisa kehilangan kendali seperti itu. Tapi itu salahku. Aku tidak akan membebanimu dengan tanggung jawab atas kesalahanku," katanya.

"Kamu tidak salah, Em. Semalam, k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kencan di Musim Salju

    Keterkejutan itu tergambar jelas di wajah Emily, membuat Richard yang berdiri di depannya menatap dengan raut kebingungan."Ah, maafkan saya. Baik, saya mengerti. Terima kasih telah memberitahu saya," ucap Emily, mencoba menyembunyikan kegelisahannya dengan suara yang bergetar."Kalau begitu, saya permisi dulu, Pak," ucap Richard, memberikan isyarat hormat sebelum mundur perlahan dari ruangan itu.Emily menarik nafas dalam-dalam, merasakan beban yang terangkat. Mia, sosok yang selalu meresahkan pikirannya, kini tak akan lagi mengisi ruang-ruang kantor ini.Suara Daniel memecah keheningan. "Melamun apa?" tanyanya, suaranya lembut namun cukup untuk membuat Emily tersadar dari lamunannya.Emily mendongak, menatap sepasang mata yang tidak asing baginya, yang kini memandangnya dengan penuh kehangatan. "Mia terlibat dalam perdagangan obat terlarang," ungkapnya, suaranya bergetar. "Aku tidak tahu harus merasa bahagia atau bersedih untuknya. Dan aku tidak mengerti mengapa dia selalu membencik

    Last Updated : 2024-06-17
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Malam Penuh Cinta

    "Di mana?" tanya salah satu rekan kerja dengan rasa ingin tahu yang terpicu."Di sana," jawab yang lain, jari terentang menunjuk langsung ke arah Daniel yang berdiri tegak tidak jauh dari mereka. Emily menahan nafas, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang. Dengan jas Daniel yang kini menjadi perisai, dia berusaha menyembunyikan sebagian wajahnya yang terpapar cahaya lampu jalanan.Langkah mereka semakin mendekat, dan dengan setiap detik, Emily merasa hubungan mereka akan semakin terancam. Dalam keputusasaan, dia memutuskan untuk melarikan diri dari situasi itu. Namun, heels tingginya menjadi penghalang, dan dengan sebuah langkah yang salah, dia kehilangan keseimbangan.Dengan suara hentakan yang memecah kesunyian malam, Emily terjatuh ke tanah. Dia menutup matanya, berharap bumi bisa menelannya saat itu juga. Meski terjatuh, dia masih memeluk jas Daniel erat-erat untuk tetap menutupi dirinya. "Ada apa dengannya?" bisik salah satu rekan kerja dengan nada penuh keb

    Last Updated : 2024-06-18
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pesan Misterius untuk Kakek Daniel

    Emily, yang kini berada dalam tubuh Daniel, merasa bingung saat tidak melihat keberadaan Daniel. Namun, seketika itu, seorang wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi membuatnya tersenyum lebar."Selamat pagi," sapanya pada Daniel yang kini berada dalam tubuhnya."Pagi," balas Daniel.Keduanya menyikat gigi bersama di dalam kamar mandi. Melihat wajah mereka dalam pantulan cermin, mereka tertawa bahagia. Emily yang jahil menyipratkan air ke wajah Daniel. Daniel yang tidak terima, menyipratkannya kembali. Suasana pagi itu benar-benar terasa begitu bahagia.Setelah membersihkan diri, mereka turun untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga Daniel. Emily dan Daniel duduk berhadapan, mata mereka saling bertemu di atas meja yang dihiasi dengan croissant yang renyah, potongan buah-buahan segar, dan secangkir kopi hangat. Daniel mengambil sepotong croissant dan memotongnya dengan hati-hati, sementara Emily memilih untuk menyobeknya dengan tangan. Pemandangan i

    Last Updated : 2024-06-20
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pembunuh yang Sebenarnya

    Beberapa rekan kerja mulai mengerumuni Daniel untuk mencari tahu sesuatu darinya yang mereka kira adalah Emily. "Kamu harus memberitahukan kami yang sebenarnya," ucap salah satu rekan kerja yang mendekati Daniel, wajahnya serius.'Apa mereka sudah mengetahui hubunganku dengan Emily?' batin Daniel dalam hati, tetapi tetap mempertahankan ekspresinya yang tenang. "Apa karena alasan ini kamu menjauhi Mia?" tanya rekan kerja lainnya. Mendengar pertanyaan itu, Daniel merasa sedikit lega karena menyadari bahwa dia keliru dalam menafsirkan bahwa mereka telah mengetahui hubungannya dengan Emily."Kami tidak menyangka bahwa di balik sikap hangatnya, dia adalah seseorang yang sangat berbahaya," ucap yang lain."Apa kamu sudah mengetahui hal ini sebelumnya?" tanya rekan itu lagi."Maaf, tapi urusan Mia bukanlah urusanku. Aku tidak mengetahui hal itu," ujar Daniel dengan suara tegas dan dingin."Kenapa kamu menjauhinya selama ini? Bukankah kalian saling mengenal satu sama lain karena kamu adalah

    Last Updated : 2024-06-22
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Harapan dalam Ikatan Pernikahan

    Saat membaca pesan itu, mata Jake kembali memerah mengingat ketika kenangan terakhir bersama David merebak dalam benaknya. Dia teringat senyuman hangat David yang terakhir kali padanya sebelum hubungan mereka berada dalam keadaan retak karena pernikahan David yang tidak pernah diakui olehnya. Jantung Jake kembali berdenyut sakit. Dengan tangan gemetar, dia membuka kemasan obat yang tergeletak di atas meja dan meminumnya dengan pahit. Dalam momen yang penuh penyesalan itu, air mata Jake tak lagi dapat ditahan dan jatuh membasahi pipinya. Suara isak tangisnya memecah keheningan ruangan, sebuah penyesalan dari seorang ayah kepada anaknya. "Maafkan aku, anakku yang malang. Jika benar isi pesan itu, aku akan memastikan bahwa pembunuh itu mendapat hukuman setimpal," ucap Jake dengan suara gemetar, diiringi oleh isak tangis yang tak terbendung.Kata-kata permohonan maaf yang terlontar dari bibir Jake mengandung beban kesedihan dan penyesalan yang begitu besar. Dengan ekspresi wajah yang pe

    Last Updated : 2024-06-24
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Persiapan Dokumen Surat Wasiat

    Setelah beberapa saat, mobil Daniel akhirnya tiba di salah satu restoran elit di New York. Daniel membantu Emily membukakan pintu mobil dan mempersilahkannya keluar. "Terima kasih," ucap Emily sambil tersenyum manis. Saat melangkah masuk ke dalam restoran, mereka disambut oleh interior yang elegan dan modern, dipenuhi dengan sentuhan Art Deco yang khas. Ruang makan yang luas dan terbuka memberikan pemandangan yang memukau ke seluruh kota New York.Saat mereka duduk di meja yang dihiasi dengan cahaya lembut dan bunga segar, pelayan dengan sopan membawakan menu makanan khas restoran. Daniel dan Emily memulai makan malam dengan hidangan pembuka berupa foie gras terrine dengan chutney buah persik dan brioche panggang. "Sepertinya sangat lezat," ucap Emily kagum, matanya bersinar melihat hidangan di depannya. Namun, sebelum menyantap hidangan, seperti biasa dia akan mengabadikan momen tersebut ke dalam ponselnya. Daniel hanya tersenyum tipis melihat tingkah laku Emily yang penuh keceri

    Last Updated : 2024-06-25
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Detak Gairah di Antara Keheningan

    Setelah Jake menanyakan tentang dokumen surat wasiatnya, Matthew menjawab dengan penuh keyakinan, "Semuanya telah disiapkan sesuai instruksi yang Anda berikan. Semua detail telah dipertimbangkan dengan cermat."Jake mengangguk puas, "Terima kasih, Matthew. Saya percaya Anda telah menangani hal ini dengan baik."Matthew menanggapi, "Tentu saja, Tuan. Ini adalah bagian dari tanggung jawab saya untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan Anda."Pertemuan pun berlanjut dengan diskusi detail mengenai isi surat wasiat dan langkah-langkah selanjutnya yang perlu diambil. Setelah diskusi yang panjang dengan Matthew, pengacara keluarga Johnson, mengenai isi surat wasiat dan langkah-langkah selanjutnya, Matthew pun pamit untuk undur diri. Tatapan Jake terasa kosong, dipenuhi dengan pemikiran yang dalam. Dia menyadari bahwa penyakitnya mungkin akan semakin parah, dan langkah yang tepat adalah segera menentukan ahli waris dari sekarang.***Sementara itu, Emily baru saja

    Last Updated : 2024-06-26
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kedatangan Sosok Misterius

    Daniel menggendong tubuh Emily dengan lembut, menempatkannya dengan hati-hati di atas kasur. Nafas keduanya berdesir dengan irama yang semakin cepat, seiring dengan detak jantung yang semakin terasa. "Tunggu," ucap Emily, menghentikan tangan Daniel yang hendak membuka gaun yang dipakainya. "Kita akan terlambat ke pesta ulang tahun Grandpa," lanjut Emily dengan nada cemas."Apa kamu tidak menginginkannya?" bisik Daniel, suaranya memberikan getaran aneh namun menyenangkan untuk indra pendengaran Emily. Getaran itu semakin meyakinkannya bahwa dia juga menginginkan penyatuan cinta mereka malam itu."Apa tidak apa-apa jika kita terlambat?" tanya Emily, mencari kepastian dalam keputusannya.Daniel melirik arlojinya yang menghiasi pergelangan tangannya. "Lima belas menit cukup untuk menyelesaikan semuanya," ucapnya sambil tersenyum.Dengan hasrat yang membara di antara mereka, bibir mereka bertemu dalam ciuman penuh kelembutan. Akhirnya, malam itu menjadi saksi dari penyatuan cinta dan gai

    Last Updated : 2024-06-28

Latest chapter

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kekuatan Cinta (The End)

    "Apa?" Daniel terkesiap, matanya membulat karena terkejut mendengar ucapan Emily tetapi sesaat kemudian senyum tipis terukir di bibirnya. Dia mendekat, berjongkok di hadapan Emily yang duduk di kursi roda, hingga pandangan mereka bertemu.Daniel menjentikkan jari telunjuknya, menyentuh kening Emily. "Ah, sakit! Apa yang kamu lakukan?" Emily mengerutkan kening, sedikit kesal."Menghukum seseorang yang selalu berpikiran tidak-tidak," jawab Daniel. "Dari mana kamu mendengar bahwa aku telah menikah dengan Alice?" tanya Daniel, tatapan mata birunya yang dalam dan teduh membuat jantung Emily berdebar kencang. Daniel memang sangat tampan, pesonanya tak pernah pudar.Emily terdiam, terpana sesaat. "Ehmm," gumamnya, berusaha membasahi kerongkongannya yang terasa kering. "Aku mendengarnya ketika Alice mengunjungiku saat itu. Maria memberikan selamat pada Alice atas pernikahannya."Mendengar ucapan Emily, Daniel tertawa begitu lebar, suaranya bergema di ruangan itu. "Kamu berpikir bahwa aku yan

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Perjalanan Panjang untuk Kembali

    Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai saat Emily perlahan membuka matanya. Kelopak matanya terasa berat. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan penglihatannya. Perlahan, dia bisa melihat dinding berwarna putih bersih.'Di mana aku? Apa yang terjadi?' batin Emily. Sebuah perasaan aneh mencengkeram hatinya. Dia merasa kosong, seperti kehilangan sesuatu yang penting. Air mata membasahi pipinya, kesedihan terasa menyesakkannya, tetapi dia tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Dia tidak lagi mengingat dirinya yang tersesat di hutan dan bertemu dengan ayah kandungnya, Thomas. Mesin-mesin di samping tempat tidurnya berdengung pelan, bunyi bipnya yang berirama menjadi pengingat konstan akan keadaannya yang rapuh. Grafik di monitor melacak naik turun detak jantungnya. Sebuah infus terpasang di lengannya, cairan bening mengalir perlahan, membantu tubuhnya yang lemah. Alat bantu pernapasan menyertai setiap hela napasnya yang terasa berat. "Selamat atas pernikahanmu, Nyonya Alice,

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Seorang Ayah

    Entah sudah berapa lama Emily berjalan mengitari hutan itu, tak tentu arah. Tidak ada satu pun yang menjawabnya, tidak ada satu pun yang mendengarnya, tidak ada satu pun yang mengenalnya. Air mata terus membasahi pipi Emily. Dia ingin kembali, ingin mengakhiri semua penderitaan yang terasa menyesakkan di hatinya. Dia kelelahan, tetapi dia terus memaksa dirinya untuk berjalan maju tanpa tujuan. "Emily," suara kasar seorang pria memecah kesunyian. Akhirnya ada yang mengenalnya di hutan itu dan memanggilnya. Emily menoleh, jantungnya berdebar kencang, dan melihat sesosok pria muncul dari balik pepohonan. Mata pria itu menyimpan kesedihan yang mendalam. Wajahnya, kasar tetapi menyimpan kelembutan yang familiar. Saat mata mereka bertemu, Emily terbelalak tak percaya karena apa yang dilihat di depan matanya tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, Thomas. "Bagaimana... bagaimana kamu bisa ada di sini?" Rasa terkejut dan kebingungan berputar-putar di kepala Emily. Dia tak mampu memahami a

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Aku Hanya Ingin Pulang

    Hawa dingin rumah sakit mencengkeram Daniel, menusuknya hingga ke tulang. Sudah berjam-jam Emily terbaring di ruang gawat darurat, menyiksa Daniel dengan ketakutan dan ketidakpastian. Pandangannya tertuju pada pintu ruang gawat darurat, berharap sebuah keajaiban akan muncul dari baliknya. "Aku mohon bertahanlah, Emily," bisik Daniel, suaranya serak menahan kepedihan. "Takdir itu tidak boleh terjadi," gumam Daniel, tangannya mengepal erat. "Kamu tidak boleh meninggalkanku."Bayangan masa depan yang suram menelan Daniel, mencekiknya dengan rasa takut. Tujuh tahun hidup tanpa Emily sudah menjadi siksaan baginya, bagaimana jika dia harus kehilangannya selamanya? Daniel tidak bisa membayangkan itu, sebuah mimpi buruk yang tak ingin dia jalani. Dia terjebak dalam kesedihan dan penyesalan, terhantui oleh kenangan indah yang kini terasa begitu jauh. "Bagaimana keadaan Emily?" Suara itu, panik dan cemas, mengagetkannya. Daniel mengangkat kepalanya, matanya berkaca-kaca, tatapannya kosong.

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Jatuhnya Anthony

    Anthony dengan keringat dingin yang menetes di pelipisnya, berlari menuju pintu belakang. Dia berhasil mencapai mobil yang sudah disiapkan, jantungnya berdebar kencang. Dia langsung melompat masuk dan menghidupkan mesin mobil. Mobil itu melesat meninggalkan gudang yang kini dipenuhi asap dan teriakan. Mobil polisi dengan lampu merah-biru berkedip-kedip seperti mata predator, mengejarnya dari belakang. Sirene meraung-raung, mengiris keheningan."Sial!" desis Anthony, tangannya menggenggam setir erat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Dia menginjak pedal gas, mobilnya meraung, melaju kencang di jalan yang lumayan ramai. Anthony melirik spion, melihat mobil polisi yang mengejarnya semakin dekat. Jantungnya berdebar kencang, namun dia harus mengendalikan dirinya agar tidak panik. Dia harus lolos. Matahari sore menyinari jalanan, membuat bayangan panjang di aspal. Anthony meliuk-liuk di jalanan, menghindari mobil-mobil lain yang melaju dengan kecepatan normal.Setelah beberap

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Cinta

    "Bos!" teriak salah satu anak buah Anthony, wajahnya pucat pasi setelah menerima telepon dan mendengar suara di seberang yang terdengar panik, memberitahukan tentang penangkapan operasi mereka. "Barang-barang kita... polisi sudah mengamankan semuanya!""Sialan!" Anthony menggeram.Tatapan Anthony lurus menusuk ke arah Daniel yang berdiri tenang di hadapannya, senyum kemenangan jelas terukir di bibirnya. "Apakah ini juga kerjaanmu?" desis Anthony, suaranya bergetar menahan amarah yang siap meledak. Daniel mengangkat bahu, senyumnya tipis, sebuah ejekan dingin yang terukir di bibirnya. Tindakannya, penuh penghinaan, seolah membenarkan bahwa dia adalah dalang di balik kehancuran rencana Anthony. "Kamu sebaiknya pensiun dari bisnis gelapmu. Beristirahatlah dan terima hukumanmu sekarang."Anthony mengepalkan tangannya, urat-urat di tangannya menonjol. Kebencian membara di matanya, menggerogoti sisa-sisa kesabarannya.Sementara itu, di luar gudang, petugas polisi, bersenjata senapan dan p

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   The Shadow

    Sean mengangkat kayu itu, matanya berkilat dengan amarah. Dia menyerbu ke arah Daniel, kayu itu mengarah ke tubuhnya. Bunyi gedebuk menggelegar menggema di ruangan itu saat kayu itu menghantam Daniel, tubuhnya terbanting ke lantai. Pandangan Daniel berputar, dunia di sekelilingnya menjadi kabur. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya, menusuk tulang rusuknya, membuat setiap ototnya bergetar. "Sean, hentikan!" teriak Emily, suaranya terputus-putus. "Aku mohon, jangan lakukan ini!""Diam!" raungan pria berpakaian hitam itu menggema di ruangan. Pisaunya yang mengkilap dan dingin semakin menempel lekat di leher Emily, membuat Emily terdiam. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi kulitnya, dan napasnya terengah-engah. Anthony menyeringai, matanya berkilat jahat. "Pukul lagi!" teriaknya, suaranya dingin dan penuh ancaman. Mendengar perintah Anthony, Sean kembali mengayunkan kayu itu ke arah Daniel, memukulnya berkali-kali. Sementara air mata Emily mengalir deras di pipinya, tub

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Harga Sebuah Kebebasan

    Emily diseret hingga dipaksa berlutut, kakinya lemas di bawah tekanan. Tangannya terikat, tergantung tak berdaya. Rahang Daniel mengeras, amarah membara dalam dadanya. Salah satu pria berpakaian hitam, mengeluarkan pisau yang berkilauan. Pisau itu menempel mengancam di leher Emily yang halus."Hentikan! Jangan sakiti dia!" raung Daniel, suaranya serak karena keputusasaan. "Aku akan membunuhmu," Sean menggeram, tubuhnya memberontak dalam cengkeraman para pria berpakaian hitam. Daniel menatap Anthony dengan tatapan dingin. "Lepaskan dia," katanya, suaranya penuh otoritas, "Atau kau akan menyesalinya."Air mata mengalir di pipi Emily, meskipun dia berusaha menahannya. Dia tampak begitu ketakutan tetapi berusaha tampak tegar. "Menarik sekali," Anthony mencibir, senyumnya merekah seperti pisau tajam. "Dua pria mencintai wanita yang sama." "Melihat ini," Anthony berkata, senyumnya mengejek, "mengingatkanku pada masa lalu. Bukan begitu, Sophia?" Sophia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Bayangan Kematian

    "Richard, bajingan itu kembali. Dia masih hidup. Jika terjadi sesuatu padaku, tolong lakukan seperti yang kita bicarakan. Tolong lindungi Grace dan Emily." Kata-kata Daniel masih bergema di kepala Richard. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut merayap di dalam dirinya. Hilangnya Emily terasa aneh, seperti ada kaitannya dengan mantan sopir Daniel. Richard menginjak pedal gas, mobilnya melaju cepat di jalanan. Dia harus segera sampai ke rumah sakit. Dia harus tahu apa yang terjadi, apa yang membuat Emily menghilang begitu mendadak. Beberapa saat kemudian, rumah sakit tampak di depan matanya. Richard memarkirkan mobilnya dengan perasaan tidak karuan.Richard melangkah cepat ke ruang rawat inap Emily, jantungnya berdebar kencang. Di sana, dia melihat Maria, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran. Beberapa perawat berdiri di dekatnya, berbisik dengan serius, tidak ada yang menyadari kehadiran Richard. "Apa yang terjadi?" tanya Richard. "Pak Richard, Nyonya Emily... dia menghilang," u

DMCA.com Protection Status