Home / CEO / Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan / Kedatangan Sosok Misterius

Share

Kedatangan Sosok Misterius

Author: Von Hsu
last update Last Updated: 2024-06-28 09:17:05

Daniel menggendong tubuh Emily dengan lembut, menempatkannya dengan hati-hati di atas kasur. Nafas keduanya berdesir dengan irama yang semakin cepat, seiring dengan detak jantung yang semakin terasa.

"Tunggu," ucap Emily, menghentikan tangan Daniel yang hendak membuka gaun yang dipakainya.

"Kita akan terlambat ke pesta ulang tahun Grandpa," lanjut Emily dengan nada cemas.

"Apa kamu tidak menginginkannya?" bisik Daniel, suaranya memberikan getaran aneh namun menyenangkan untuk indra pendengaran Emily. Getaran itu semakin meyakinkannya bahwa dia juga menginginkan penyatuan cinta mereka malam itu.

"Apa tidak apa-apa jika kita terlambat?" tanya Emily, mencari kepastian dalam keputusannya.

Daniel melirik arlojinya yang menghiasi pergelangan tangannya. "Lima belas menit cukup untuk menyelesaikan semuanya," ucapnya sambil tersenyum.

Dengan hasrat yang membara di antara mereka, bibir mereka bertemu dalam ciuman penuh kelembutan. Akhirnya, malam itu menjadi saksi dari penyatuan cinta dan gai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Ketegangan di Kediaman Winston

    Kejadian saat Jake berlutut di hadapan sosok misterius membuat Olivia sangat terkejut hingga tubuhnya bergetar. Tanpa berpikir panjang, dia segera mencari tempat persembunyian. Kedua tangan menutup mulutnya erat, takut mengeluarkan suara yang akan membuat orang itu sadar akan keberadaannya. Perlahan, Olivia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Sosok misterius itu telah keluar dari ruang kerja Jake. Olivia berusaha menahan nafasnya agar keberadaannya tidak diketahui. Setiap langkah kaki itu semakin terdengar jelas beriringan dengan detak jantungnya yang semakin terasa. Tangannya juga semakin erat menutup mulutnya. Tiba-tiba langkah kaki itu berhenti tepat di dekat persembunyian Olivia. Nafasnya semakin tidak teratur, khawatir orang itu mengetahui keberadaannya. Namun, tidak lama kemudian langkah kaki itu kembali bergerak melewati persembunyian Olivia hingga akhirnya tidak terdengar lagi. Mata Olivia memerah hingga tubuhnya bergetar hebat. Setelah memastikan orang itu pergi, di

    Last Updated : 2024-06-29
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kepergian Jake Winston

    Dokter Thompson dengan penuh kehati-hatian mengungkapkan, "Dengan rasa duka yang mendalam, saya harus menyampaikan kabar bahwa Tuan Jake telah meninggal dunia akibat serangan jantung yang disertai dengan komplikasi yang parah, termasuk infark miokardium yang meluas." Kabar itu mengejutkan semua orang yang hadir di ruangan tunggu itu, termasuk Daniel dan Emily. "Tidak, ini tidak mungkin!" seru Sophia sambil menangis mendengar kabar yang sangat mengejutkan baginya. Dia menangis tersedu-sedu di ruangan itu. Emily memegang tangan Daniel dengan erat, berusaha menguatkan perasaan Daniel. Seperti bayangan hitam yang menghantui Daniel, matanya menjadi semakin kelam. Dia harus kehilangan beberapa orang yang sangat dicintainya dalam hidupnya. Setelah kehilangan kedua orang tuanya, saat ini dia harus kembali menghadapi kenyataan bahwa dia harus kembali kehilangan orang yang sangat dicintainya lagi. Tatapan mata Emily tidak pernah lepas dari Daniel. Dia sangat mengkhawatirkan Daniel di hadap

    Last Updated : 2024-06-30
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Mencari Pemilik Anting

    Daniel terdiam sejenak, matanya terpaku pada kilauan yang memantul dari anting berkilau yang tergeletak di sudut tembok dekat ruang kerja kakeknya. Daniel meraih anting itu dengan hati-hati. Tiba-tiba, suara langkah ringan asisten rumah tangga memecah keheningan ruangan. Daniel segera menghentikannya, matanya menatap tajam ke arah asisten tersebut. "Apakah semalam ada tamu yang datang menemui Grandpa?" tanya Daniel. "Maaf, Tuan Muda. Semalam, Tuan Besar memerintahkan kami semua untuk membantu persiapan ulang tahunnya, jadi tidak ada seorang pun yang tinggal," jawab asisten rumah tangga itu dengan suara lembut."Tidak ada seorang pun yang tinggal?" tanya Daniel. "Tuan Besar memerintahkan kami semua untuk mengosongkan rumah ini," jawab asisten rumah tangga itu dengan suara yang penuh kepatuhan dan rasa hormat. 'Mengosongkan rumah ini? Tapi, untuk apa?' batin Daniel merasa bingung. Daniel menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Baiklah, aku mengerti. Kamu boleh kemb

    Last Updated : 2024-07-03
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Penyesalan yang Terlambat

    Saat malam tiba, jiwa Daniel yang telah kembali ke tubuh aslinya tampak duduk tegak di sofa ruang tamu, matanya terfokus pada layar televisi yang menampilkan film lama diputar. Namun, pikirannya jauh dari adegan film tersebut. Pertanyaan tentang keberadaan Olivia di kediaman kakeknya terus menghantuinya. "Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya Emily membuyarkan lamunan Daniel yang duduk di sampingnya. "Em, sepertinya aku harus pergi malam ini," ucap Daniel dengan suara pelan. "Pergi ke mana?" tanya Emily dengan nada penasaran. "Ada sesuatu yang harus aku selesaikan," jawab Daniel, mencoba menyembunyikan rasa gelisahnya di balik senyum samar. "Sesuatu?" gumam Emily, mencoba membaca ekspresi Daniel yang tersembunyi di balik senyumnya. Daniel mengangguk pelan sebelum menjawab, "Iya, ada sesuatu yang harus aku selesaikan."Emily merasakan kekhawatiran yang tak terucapkan, namun dia memilih untuk tidak menanyakan lebih lanjut. "Pergilah, jangan pulang terlalu malam," uc

    Last Updated : 2024-07-04
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Sosok Misterius

    Olivia kembali terhanyut dalam kenangan saat dia bersembunyi dari sosok misterius itu. Ketika langkah kaki orang itu berhenti tepat di dekat tempat persembunyiannya, Olivia merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia hanya bisa berdiri dalam diam, takut akan terbongkar keberadaannya. Sosok itu terbungkus dalam jubah hitam yang menutupi identitasnya sepenuhnya. Meskipun tidak bisa melihat wajahnya, suara berat dan tegasnya menusuk ke dalam hati Olivia saat dia tertawa dengan begitu keras sebelum akhirnya berkata. "Selamat tinggal, Dad."Perkataan orang misterius itu segera disampaikan oleh Olivia kepada Daniel. Wajah Daniel terpancar kegelisahan dan kekhawatiran yang tak mampu dia sembunyikan. "Baiklah, aku mengerti," ucap Daniel dengan suara yang hampir tidak kedengaran. "Kamu pasti akan tetap mendukung perusahaanku, kan?" tanya Olivia penuh kecemasan. Daniel menoleh tajam ke arah Olivia "Apakah kamu siap jika aku membutuhkan kesaksian darimu?" tanyanya dengan suara tegas.Olivia te

    Last Updated : 2024-07-06
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Mencari Bukti

    Kaca pecah yang dilemparkan oleh sosok misterius itu berserakan di atas lantai, sementara aroma alkohol yang tumpah membasahi permukaan lantai. Tubuhnya masih hidup, namun jiwa yang terkubur dalam kegelapan sepertinya telah mati sejak lama. Setiap detiknya dipenuhi rasa hampa dan kekosongan yang tak terucapkan, membuatnya meragukan makna hidup yang tengah dijalaninya.Dering telepon tiba-tiba memecah keheningan yang menyelimuti ruangan, membuyarkan segala pikiran gelap yang menghantui sosok misterius tersebut."Halo, Bos," suara anak buahnya memecah keheningan. "Pesanan telah tiba di tujuan."Sosok misterius itu menarik nafas dalam, mencoba menenangkan diri sejenak sebelum menjawab, "Apakah ada kendala selama proses pengiriman?""Semuanya berjalan mulus, tidak ada hambatan," jawab anak buah itu."Baiklah," ucap sosok misterius itu sebelum memutuskan sambungan telepon. ***Keesokan paginya, jiwa Emily dan Daniel kembali bertukar. Emily merasa ingin bergerak, tetapi tak bisa karena tan

    Last Updated : 2024-07-07
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pembunuh yang Terungkap

    Saat Daniel memutar ulang rekaman tersebut, ia dengan jelas melihat bahwa ada waktu tertentu yang tidak tercatat dalam rekaman CCTV. Seolah-olah ada celah waktu yang hilang, di mana rekaman langsung melompat dari satu waktu ke waktu berikutnya tanpa ada jejak aktivitas di antaranya. Kening Daniel berkerut, kecurigaan mulai menyelimuti dirinya bahwa ada upaya kesengajaan orang misterius itu untuk memanipulasi rekaman CCTV dengan sengaja menghapus waktu tertentu. "Dia telah menghapus rekaman ini," gumam Daniel. Rahangnya mengeras dengan tangannya yang mengepal kuat, menahan kemarahan yang hendak meluap di dalam dirinya. Daniel segera mengeluarkan ponselnya. Jari-jarinya menari di tombol keyboard hingga dia menemukan nomor kontak seseorang yang bisa membantunya dalam hal ini, kepala tim IT di perusahaannya. Dengan ketegasan, Daniel menekan nomor tersebut dan menunggu sambungan untuk meminta bantuan. "Halo," terdengar suara kepala tim IT perusahaan Winston. "Halo, saya adalah Emily,

    Last Updated : 2024-07-09
  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Jangan Tinggalkan Aku

    Saat dihadapkan pada pertanyaan tersebut, sopir pribadi itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya senyum tipis yang menyelinap di wajahnya, memancarkan aura misterius yang sulit untuk ditebak. Tanpa aba-aba, mobil Daniel tiba-tiba berhenti di tepi jalan yang sunyi."Maaf, Pak. Saya harus bertemu dengan seseorang di sini. Apakah Bapak tidak keberatan untuk menunggu saya sebentar saja?" tanya sopir pribadi itu dengan nada sopan dan memohon, sementara tatapan matanya tetap menyimpan rahasia yang tak terungkap.Melihat ekspresi bingung yang terpancar dari wajah Emily, sopir pribadi itu menambahkan dengan penuh keyakinan, "Saya tidak akan lama, Pak.""Baiklah kalau begitu," jawab Emily tanpa secercah kecurigaan pun terlintas dalam benaknya, karena telah mempercayai sopir pribadi Daniel dengan sepenuh hati."Terima kasih, Pak," ucap sopir pribadi itu dengan sopan sebelum melangkah keluar dari mobil tersebut.Setelah sopir pribadi itu pergi, Emily mengambil ponselnya dengan harapan bisa

    Last Updated : 2024-07-10

Latest chapter

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Kekuatan Cinta (The End)

    "Apa?" Daniel terkesiap, matanya membulat karena terkejut mendengar ucapan Emily tetapi sesaat kemudian senyum tipis terukir di bibirnya. Dia mendekat, berjongkok di hadapan Emily yang duduk di kursi roda, hingga pandangan mereka bertemu.Daniel menjentikkan jari telunjuknya, menyentuh kening Emily. "Ah, sakit! Apa yang kamu lakukan?" Emily mengerutkan kening, sedikit kesal."Menghukum seseorang yang selalu berpikiran tidak-tidak," jawab Daniel. "Dari mana kamu mendengar bahwa aku telah menikah dengan Alice?" tanya Daniel, tatapan mata birunya yang dalam dan teduh membuat jantung Emily berdebar kencang. Daniel memang sangat tampan, pesonanya tak pernah pudar.Emily terdiam, terpana sesaat. "Ehmm," gumamnya, berusaha membasahi kerongkongannya yang terasa kering. "Aku mendengarnya ketika Alice mengunjungiku saat itu. Maria memberikan selamat pada Alice atas pernikahannya."Mendengar ucapan Emily, Daniel tertawa begitu lebar, suaranya bergema di ruangan itu. "Kamu berpikir bahwa aku yan

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Perjalanan Panjang untuk Kembali

    Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai saat Emily perlahan membuka matanya. Kelopak matanya terasa berat. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan penglihatannya. Perlahan, dia bisa melihat dinding berwarna putih bersih.'Di mana aku? Apa yang terjadi?' batin Emily. Sebuah perasaan aneh mencengkeram hatinya. Dia merasa kosong, seperti kehilangan sesuatu yang penting. Air mata membasahi pipinya, kesedihan terasa menyesakkannya, tetapi dia tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Dia tidak lagi mengingat dirinya yang tersesat di hutan dan bertemu dengan ayah kandungnya, Thomas. Mesin-mesin di samping tempat tidurnya berdengung pelan, bunyi bipnya yang berirama menjadi pengingat konstan akan keadaannya yang rapuh. Grafik di monitor melacak naik turun detak jantungnya. Sebuah infus terpasang di lengannya, cairan bening mengalir perlahan, membantu tubuhnya yang lemah. Alat bantu pernapasan menyertai setiap hela napasnya yang terasa berat. "Selamat atas pernikahanmu, Nyonya Alice,

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Seorang Ayah

    Entah sudah berapa lama Emily berjalan mengitari hutan itu, tak tentu arah. Tidak ada satu pun yang menjawabnya, tidak ada satu pun yang mendengarnya, tidak ada satu pun yang mengenalnya. Air mata terus membasahi pipi Emily. Dia ingin kembali, ingin mengakhiri semua penderitaan yang terasa menyesakkan di hatinya. Dia kelelahan, tetapi dia terus memaksa dirinya untuk berjalan maju tanpa tujuan. "Emily," suara kasar seorang pria memecah kesunyian. Akhirnya ada yang mengenalnya di hutan itu dan memanggilnya. Emily menoleh, jantungnya berdebar kencang, dan melihat sesosok pria muncul dari balik pepohonan. Mata pria itu menyimpan kesedihan yang mendalam. Wajahnya, kasar tetapi menyimpan kelembutan yang familiar. Saat mata mereka bertemu, Emily terbelalak tak percaya karena apa yang dilihat di depan matanya tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, Thomas. "Bagaimana... bagaimana kamu bisa ada di sini?" Rasa terkejut dan kebingungan berputar-putar di kepala Emily. Dia tak mampu memahami a

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Aku Hanya Ingin Pulang

    Hawa dingin rumah sakit mencengkeram Daniel, menusuknya hingga ke tulang. Sudah berjam-jam Emily terbaring di ruang gawat darurat, menyiksa Daniel dengan ketakutan dan ketidakpastian. Pandangannya tertuju pada pintu ruang gawat darurat, berharap sebuah keajaiban akan muncul dari baliknya. "Aku mohon bertahanlah, Emily," bisik Daniel, suaranya serak menahan kepedihan. "Takdir itu tidak boleh terjadi," gumam Daniel, tangannya mengepal erat. "Kamu tidak boleh meninggalkanku."Bayangan masa depan yang suram menelan Daniel, mencekiknya dengan rasa takut. Tujuh tahun hidup tanpa Emily sudah menjadi siksaan baginya, bagaimana jika dia harus kehilangannya selamanya? Daniel tidak bisa membayangkan itu, sebuah mimpi buruk yang tak ingin dia jalani. Dia terjebak dalam kesedihan dan penyesalan, terhantui oleh kenangan indah yang kini terasa begitu jauh. "Bagaimana keadaan Emily?" Suara itu, panik dan cemas, mengagetkannya. Daniel mengangkat kepalanya, matanya berkaca-kaca, tatapannya kosong.

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Jatuhnya Anthony

    Anthony dengan keringat dingin yang menetes di pelipisnya, berlari menuju pintu belakang. Dia berhasil mencapai mobil yang sudah disiapkan, jantungnya berdebar kencang. Dia langsung melompat masuk dan menghidupkan mesin mobil. Mobil itu melesat meninggalkan gudang yang kini dipenuhi asap dan teriakan. Mobil polisi dengan lampu merah-biru berkedip-kedip seperti mata predator, mengejarnya dari belakang. Sirene meraung-raung, mengiris keheningan."Sial!" desis Anthony, tangannya menggenggam setir erat, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Dia menginjak pedal gas, mobilnya meraung, melaju kencang di jalan yang lumayan ramai. Anthony melirik spion, melihat mobil polisi yang mengejarnya semakin dekat. Jantungnya berdebar kencang, namun dia harus mengendalikan dirinya agar tidak panik. Dia harus lolos. Matahari sore menyinari jalanan, membuat bayangan panjang di aspal. Anthony meliuk-liuk di jalanan, menghindari mobil-mobil lain yang melaju dengan kecepatan normal.Setelah beberap

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Pengorbanan Cinta

    "Bos!" teriak salah satu anak buah Anthony, wajahnya pucat pasi setelah menerima telepon dan mendengar suara di seberang yang terdengar panik, memberitahukan tentang penangkapan operasi mereka. "Barang-barang kita... polisi sudah mengamankan semuanya!""Sialan!" Anthony menggeram.Tatapan Anthony lurus menusuk ke arah Daniel yang berdiri tenang di hadapannya, senyum kemenangan jelas terukir di bibirnya. "Apakah ini juga kerjaanmu?" desis Anthony, suaranya bergetar menahan amarah yang siap meledak. Daniel mengangkat bahu, senyumnya tipis, sebuah ejekan dingin yang terukir di bibirnya. Tindakannya, penuh penghinaan, seolah membenarkan bahwa dia adalah dalang di balik kehancuran rencana Anthony. "Kamu sebaiknya pensiun dari bisnis gelapmu. Beristirahatlah dan terima hukumanmu sekarang."Anthony mengepalkan tangannya, urat-urat di tangannya menonjol. Kebencian membara di matanya, menggerogoti sisa-sisa kesabarannya.Sementara itu, di luar gudang, petugas polisi, bersenjata senapan dan p

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   The Shadow

    Sean mengangkat kayu itu, matanya berkilat dengan amarah. Dia menyerbu ke arah Daniel, kayu itu mengarah ke tubuhnya. Bunyi gedebuk menggelegar menggema di ruangan itu saat kayu itu menghantam Daniel, tubuhnya terbanting ke lantai. Pandangan Daniel berputar, dunia di sekelilingnya menjadi kabur. Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhnya, menusuk tulang rusuknya, membuat setiap ototnya bergetar. "Sean, hentikan!" teriak Emily, suaranya terputus-putus. "Aku mohon, jangan lakukan ini!""Diam!" raungan pria berpakaian hitam itu menggema di ruangan. Pisaunya yang mengkilap dan dingin semakin menempel lekat di leher Emily, membuat Emily terdiam. Tubuhnya gemetar, keringat dingin membasahi kulitnya, dan napasnya terengah-engah. Anthony menyeringai, matanya berkilat jahat. "Pukul lagi!" teriaknya, suaranya dingin dan penuh ancaman. Mendengar perintah Anthony, Sean kembali mengayunkan kayu itu ke arah Daniel, memukulnya berkali-kali. Sementara air mata Emily mengalir deras di pipinya, tub

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Harga Sebuah Kebebasan

    Emily diseret hingga dipaksa berlutut, kakinya lemas di bawah tekanan. Tangannya terikat, tergantung tak berdaya. Rahang Daniel mengeras, amarah membara dalam dadanya. Salah satu pria berpakaian hitam, mengeluarkan pisau yang berkilauan. Pisau itu menempel mengancam di leher Emily yang halus."Hentikan! Jangan sakiti dia!" raung Daniel, suaranya serak karena keputusasaan. "Aku akan membunuhmu," Sean menggeram, tubuhnya memberontak dalam cengkeraman para pria berpakaian hitam. Daniel menatap Anthony dengan tatapan dingin. "Lepaskan dia," katanya, suaranya penuh otoritas, "Atau kau akan menyesalinya."Air mata mengalir di pipi Emily, meskipun dia berusaha menahannya. Dia tampak begitu ketakutan tetapi berusaha tampak tegar. "Menarik sekali," Anthony mencibir, senyumnya merekah seperti pisau tajam. "Dua pria mencintai wanita yang sama." "Melihat ini," Anthony berkata, senyumnya mengejek, "mengingatkanku pada masa lalu. Bukan begitu, Sophia?" Sophia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?

  • Semalam Penuh Kejutan dengan CEO Arogan   Bayangan Kematian

    "Richard, bajingan itu kembali. Dia masih hidup. Jika terjadi sesuatu padaku, tolong lakukan seperti yang kita bicarakan. Tolong lindungi Grace dan Emily." Kata-kata Daniel masih bergema di kepala Richard. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut merayap di dalam dirinya. Hilangnya Emily terasa aneh, seperti ada kaitannya dengan mantan sopir Daniel. Richard menginjak pedal gas, mobilnya melaju cepat di jalanan. Dia harus segera sampai ke rumah sakit. Dia harus tahu apa yang terjadi, apa yang membuat Emily menghilang begitu mendadak. Beberapa saat kemudian, rumah sakit tampak di depan matanya. Richard memarkirkan mobilnya dengan perasaan tidak karuan.Richard melangkah cepat ke ruang rawat inap Emily, jantungnya berdebar kencang. Di sana, dia melihat Maria, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran. Beberapa perawat berdiri di dekatnya, berbisik dengan serius, tidak ada yang menyadari kehadiran Richard. "Apa yang terjadi?" tanya Richard. "Pak Richard, Nyonya Emily... dia menghilang," u

DMCA.com Protection Status