HARGA SEBUAH SENYUMAN BIMA"Wah Pak Dion, maafa ya! Saya tidak tahu jika anak dan istri Pak Dion melakukan camping di sini. Jika saya tahu pasti akan saya upgrade fasilitannya. Bagaimana bisa membiarkan istri dan anaknya membangun tenda sendirian? Tunggu, saya akan segera memanggil orang. Kalian istirahat saja di resto," perintah Hagi panik."Pak! Tidak! Tidak," tolak Aruna."Bapak tidak perlu melakukan ini. Kami bukanlah orang yang mau semua serba tersedia. Kami bisa melakukan ini sendiri," cegah Aruna."Jadi jangan khawatirkan kami. Silahkan, kalau kalian ingin melanjutkan pembicaraan masalah pekerjaan lagi," sambung Aruna."Bima!" panggil Aruna."Ayok sini, Nak. Jangan mengganggu," perintah Aruna. Bima menggelengkan kepalanya lemah."Bima ayo sini! Jangan mengganggu," sambung Aruna."Tenanglah, Aruna. Kami sudah selesai kok bicaranya. Lagi pula aku tidak sibuk. Aku sudah menyelesaikan pembicaraanku dan Pak Hagi. Jadi kau tak perlu begitu. Bukankah pembicaraan kita sudah selesai Pak
AKANKAH SEMUA MASIH SAMA SAAT KAU KEMBALI KE JAKARTA, PAK DION?"Kau tidak perlu memapahku," kata Aruna dengan posisi Dion menindihnya. Dion membiarkan Aruna berdiri sendiri, namun dia kesulitan dan tidak bisa berdiri. "Ayok! Sini!" perintah Dion mengulurkan tangannya.Akhirnya mau tak mau, Aruna pun menerima uluran tangan Dion. Setelah berdiri Aruna pun melengos dan menepis tangan Dion. Dion hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum penuh arti."Ibu! Lihatlah aku!" perintah Bima sambil duduk di kursi lipat itu."Nah! Aku tidak jatuh kan? Mengapa Ibu bisa jatuh?" tanya Bima."Kenapa kau melihatku seperti itu, Pak Dion?" tanya Aruna."Tidak aku hanya merasa lucu saja. Benar kata Bima mengapa kau bisa jatuh? Lucu sekali," jawab Dion."Tidak lucu!" ucap Aruna."Lucu kok! Bukatinya kami tertawa," sahut Dion."Tidak lucu!" sanggah Aruna."Lucu, Ibu! Ibu jatuh karena terlalu berat badannya," ledek Bima."Hahahha, sudah jangan menggoda Ibumu, Bima. Lihat kalau dia marah menakutkan sep
PERDEBATAN JADWAL BERTEMU"Akankah semua masih sama meskipun kau sudah kembali ke Jakarta, Pak Dion?" tanya Aruna sambil meneteskan air mata."Entahlah apa nanti takdir yang sudah di tetapkan oleh Gusti Allah. Setidaknya sewaktu kecil Bima memiliki kenang- kenangan bersama sosok yang di panggil Ayah Baik," ujar Aruna sambil memvidio nya dan memposting di status Wa nya.Setelah lelah bermain sesorean di pinggir pantai, malam harinya Bima pun tertidur di atas mtras aau kasur angin. Bima cukup lahap makan malam kali ini dengaan nasi dan ikan bakar yang di buatkan oleh Dion. Sedaangkan Aruna dan Dion menikmati sebotol soft drink coca cola di depan tenda. Aruna menatap Dion dan tersenyum."Kenapa?" tanya Dion dengan ketus padahal dalam hatinya juga senang."Terima kasih sudah memberikan kebahagiaan pada Bima hari ini. Terima kasih sudah memberikan kenang- kenangan yang mungkin tak bisa di ulang lagi. Kenangan yang terekam dalam memorinya," jelas Aruna."Hm. Sebaliknya juga aku akan menguc
DIKEJAR CEGIL CANTIK SECARA UGAL- UGALAN!Malam hari ini di rumah sakit nampak Rendi baru keluar dari ruang operasi bedah jantung. Dia membuang sarung tangan di tong sampah medis yang ada dalam ruanganannya. Rendi memijat keningnya, dia cukup lelah hari ini karena memiliki jadwal dua operasi besar dan urgent lalu di tambah operasi ganti cito sekali. Harusnya dia tak lembur harus menjadi lembur."Saat seperti ini aku merindukan Bima," batin Rendi."Dokter Rendi," panggil dokter Tio teman sejawatnya yang di bantu karena operasi cito dadakan beberapa jam tadi."Ya, Dok," sahut Rendi."Terima kasih ya, Dok. Berkat bantuan Dokter Rendi semua operasi dadakan ini bisa menjadi lancar. Entahlah kalau tidak tadi bagaimana, rumah sakit kita kekurangan dokter ahli jantung dan menjahit luka dengan halus sepertimu. Kau memang sungguh luar biasa hebat. Tak rugi rasanya aku mengidolakanmu, Dok," puji Dokter Tio."Jangan hanya berterima kasih kepadaku saja, kau juga lihat bagaimana dokter bius tadi j
TANTE GIRANG PUTUS CINTA"Mari kita pulang kembali ke hotel," ajak Dion melirik jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam."Apakah kita tak menginap di sini?" tanya Aruna."Jangan. Bukankah kau juga harus mengerjakan presentasi dan proposal besok. Lagi pula menginap di pantai tidaklah baik dan bukan ide bagus untuk kesehatan Bima," ucap Dion menggendong Bima.Sebagai penduduk yang tinggal di negara tropis, kita jarang sekali merasakan suhu dingin yang parah. Pakaian-pakaian tebal pun sebetulnya tidak terlalu diperlukan, kecuali saat kamu berencana untuk naik gunung. Meski begitu, sebaiknya tetap gunakan luaran seperti jaket, hoodie, parka, atau jenis lainnya saat berada di luar rumah saat malam hari. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan dari paparan angin malam yang diduga menjadi penyebab paru-paru basah. Hal ini banyak dipercaya karena angin malam terasa lebih dingin ketimbang angin siang hari. "Aku tak mau Bima terkena sakit virus. Udara d
DUA WANITA MENCOBA MENGARTIKAN CINTA"Apakah dia sudah sampai?" tanya Dion."Ya, Pak Dion. Dia sudah sampai hotel tapi kelihatan suasana hatinya sedang buruk. Aku akan melihatnya sebentar tapi Bima, bagaimana ya?" gumam Aruna."Bolehkan kau bawa Bima ke kamarmu dulu saja? Nanti aku jemput dia di kamarmu," ucap Aruna. "Pergilah! Aku akan menjaga Bima, tenangkan Arumi," Dion memerintahkan Aruna pergi."Terima kasih Pak Dion," ucap Aruna sambil berbalik arah pergi."Ayo tidur, Nak! Kita akan menghabiskan waktu sebagai keluarga malam ini," bisik Dion sambil menggendong Bima menuju ke kamarnya.Aruna segera mencari Arumi. Dia langsung menuju ke bar hotel. Dia sangat yakin jika sahabatnya Arumi akan berada di sana. Wanita itu memang biasa menghabiskan waktu di Bar saat galau atau patah hati. Arumi memang ada di bar ke hotel, dia memesan wine dengan kadar alkohol cukup tinggi. Dia melihat HP yang tergeletak begitu saja di meja. Lagi, tak ada pesan m
MENGAPA AKU BARU MENYADARINYA?Malam ini Selly sengaja mengajak Rendi untuk menonton bioskop midnight atau tengah malam dengan acara horor. Selly sengaja memilih film horor karena dia bisa berpura- pura lebih tepatnya dapat membuat dirinya sendiri sangat ketakutan dan Rendi akan perhatian bahkan memeluknya karena kasihan melihat wanita ketakutan. Itu adalah bayangan dan rencana Selly, namun impian dan kenyataan sangat berbanding terbalik.Saat Selly ketakutan di tengah film, dia reflek hendak memeluk lengan Rendi namun lelaki itu menghindarinya dengan menggeliat. Selly mendengus kesal, tapi dia mencoba bepikir positf, lalu dia berpura-pura takut lagi dan mencoba memeluk lengan Rendi kedua kalinya, sama seperti percobaan pertama, sekali lagi Rendi menghindarinya dengan membungkuk dan mengambil hp."Sialan!" umpat Selly dalam hati.Selly cemberut melihat wajah Rendi. Tapi dengan polosnya Rendi pun tak tahu apa kesalahannya saat Selly terus menatapnya. Rendi mel
PERTANDA MEMBUKA HATI?Selly terdiam, dia memang berusaha untuk menghibur Rendi. Sekarang siapa yang tega melihat lelaki yang amat sangat di cintainya bersedih. Bukannya berterima kasih lelaki itu justru mengatainya bodoh. Padahal di sisi lain banyak lelaki yang menginginkan Selly untuk menjadi pendamping hidupnya. Selly menghela nafas panjang, mencoba untuk memaklumi semua ucapan Rendi. Mengingat Rendi tipikal lelaki susah sekali jatuh cinta. Selly mencoba menanamkan pada dirinya sendiri bahwa semua akan indah pada waktunya, ketika sosok kulkas sepuluh pintu luluh maka Selly yakin bahwa Rendi akan membalas semua cintanya. Dia akan memperlakukan Selly dengan penuh cinta."Maafkan aku Dokter Rendi," gumam Selly dengan sedih.Rendi menghentikan langkah kakinya, dia pun kemudian menoleh ke arah belakang. Dia menyadari mungkin ucapannya tadi melukai wanita itu. Selly pun sepersekian detik langsung terdiam dan langsung menatap Rendi dengan wajah cerianya. Dia ber