PERTANDA MEMBUKA HATI?
Selly terdiam, dia memang berusaha untuk menghibur Rendi. Sekarang siapa yang tega melihat lelaki yang amat sangat di cintainya bersedih. Bukannya berterima kasih lelaki itu justru mengatainya bodoh. Padahal di sisi lain banyak lelaki yang menginginkan Selly untuk menjadi pendamping hidupnya. Selly menghela nafas panjang, mencoba untuk memaklumi semua ucapan Rendi. Mengingat Rendi tipikal lelaki susah sekali jatuh cinta. Selly mencoba menanamkan pada dirinya sendiri bahwa semua akan indah pada waktunya, ketika sosok kulkas sepuluh pintu luluh maka Selly yakin bahwa Rendi akan membalas semua cintanya. Dia akan memperlakukan Selly dengan penuh cinta."Maafkan aku Dokter Rendi," gumam Selly dengan sedih. Rendi menghentikan langkah kakinya, dia pun kemudian menoleh ke arah belakang. Dia menyadari mungkin ucapannya tadi melukai wanita itu. Selly pun sepersekian detik langsung terdiam dan langsung menatap Rendi dengan wajah cerianya. Dia berCINTA? BUAT SAKIT HATI SAJA! Aruna mengajak Arumi pindah ke kamar hotel tempatnya. Memang mereka snegaja hanya memesan satu kamar saja, meskipun fasilitas dari pertemuan itu dua kamar. Lumayan jika di uangkan bisa menggantikan sewa hotel Aruna saat mengambil dua hari exstra. Arumi pun tak keberatan."Ayo! Aku akan membantu memapahmu ke kamar," perintah Aruna dengan sabar memepah Arumi yang nampang sempoyongan karena terlalu banyak minum wine."Ck! Kau berat sekali," keluh Aruna."Hah? Entahlah mengapa aku mabuk? Rasanya seperti minum berkali kali lipat dari biasanya. Apakah kemampuan minumku menurun ya?" sahut Arumi melantur. Aruna memapah Arumi sampai kamar, dia membuka pintu memasukkan card nya. Lampu menyala menyinari ruangan, nampak kamar itu masih bersih. Aruna meletakkan Arumi di kursi sambil menghela nafas panjang. Cukup lelah juga rasanya memapah badan Arumi."Ah, aku hanya minum satu botol kenapa pusing sekali!" kata Arumi sambil tertidur di s
MAAFAruna berjalan ke arah kamar Dion. Dia mengetuk kamarnya dan menyalakan bel. Tanpa menunggu lama Dion segera membuka pintu. Aruna cukup terkejut dan terheran heran melihat semua pemandangan yang ada di depannya itu."Apa ini?" tanya Aruna."Cepat masuk!" perintah Dion."Pak Dion mengapa Bima bangun lagi? Apakah...""Stttt! Bawel sekali, cepatlah masuk! Kami sudah menyelamatkan bumi sebanyak tiga kali. Kali ini aku akan menyerangnya," perintah Dion.Aruna hanya menggelengkan kepalanya. Dia menutup pintu kamar hotel, kamar luar presiden suit itu nampak bagaikan kapal pecah. Dion dan Bima bermain lari- larian dan kejar- kejaran di dalam ruangan."Bima!" panggil Aruna yang tak melihat Bima lagi karena berlari ke ruang sebelah."Apakah Bima bangun tadi?" sambungnya."Iya. Kami main pahlawan bertopeng atau apalah ini. Yang penting dia senang. Lihatlah bukankah aku sangat berbakat menjaga anak?" tanya Dion."Hey Monster kotor! Kenapa kau malah
STRATEGI DI ACARA KONFERENSI!"Semoga suatu saat kita bisa segera memperbaiki hubungan ini," ucap Dion sambil menggendong Aruna.Aruna tertidur dengan pulasnya dalam gendongan Dion. Dia menggendong sampai di tempat tidur utama, menidurkan Aruna di samping Bima. Sedangkan Bima nampak tidur dengan tenang dengan dengkur halusnya. Aruna bekerja sangat keras menyusun semua bahan presentasinya, karena ada kelelahan sampai tidak sadar saat Dion meletakkan Aruna di atas kasur. Dion melihat wajah Aruna semakin dekat, mengamati setiap lekuk wajahnya, Aruna pun tersadar dari tidurnya. Bukannya memberontak atau berteriak Aruna yang masih setengah sadar setengah tidak, matanya terbuka dan jarak mereka sangat dekat sekali. Dia seperti di hipnotis. Entah apa yang sebenarnya terjadi, mereka pun semakin mendekat. Hampir saja mereka saling berciuman lagi, tapi tanpa sengaja Bima berbalik arah. Dion dan Aruna langsung terkejut dengan gerakan Bima yang tiba- tiba itu."Ah," kata Dion langsung berdiri
UANG MEMBELI SEGALANYA!"Lihatlah! Kenapa dia yang pertama presentasi? Bukankah kau sudah membelinya dengan harga tiga ratus juta? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya seorang wanita yang datang dari arah belakang sambil membawa buku rundown acara konferensi hari ini."Cari tahu sekarang siapa panitia yang bertanggung jawab! Suruh dia menemuiku ke sini sekarang juga! Cepat!" perintahnya.Sheila langsung balik badan dan mencari penanggung jawab acara dan panitia konferensi ini. Dia adalah kepala komunitas dan salah satu LSM kesehatan bernama Indra. LSM yakni Lembaga Swadaya Masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat dapat diartikan sebagai organisasi/lembaga yang didirikan oleh anggota masyarakat yang merupakan warga negara Republik Indonesia, dengan sukarela atas kemauan sendiri dan dengan penuh minat, serta berpartisipasi dalam kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga tersebut sebagai suatu bentuk partisipasi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mas
GAWAT!"Meskipun sulit mencari donor untuk organ jantung, bukan berarti tidak ada harapan sama sekali bagi pasien gagal jantung. Karena kini sudah dikembangkan teknik pengobatan melalui sel punca (stem cell). Stem cell jantung ini bisa berasal dari pasien itu sendiri (autologous), berasal dari orang lain (allogeneic) atau berasal dari makhluk hidup lain atau binatang (xenotransplantasi) yang ternyata diketahui mirip dengan organ dari hewan yang halal dan di perbolehkan. Rumah sakit kami sedang menelitinya," terang Aruna."Pak Indra, saya mohon," pinta Aruna."Baik, begini saja aku bisa memberikanmu tawaran meski ini terdengar tak adil tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu, Aruna. Jadi solusi yang bisa aku berikan adalah kau bisa tetap melakukan presentasimu tapi berada di sesi terakhir. Aku sungguh tak bisa membantumu untuk di depan. Bagaimana?" tanya Pak Indra."Tapi begini, Aruna. Kalau waktunya sempat kau bisa maju, aku akan mengusahakannya. Jika tidak sempat terpaksa di bat
MANIPULASI ELBARA DAN INDRA!"ASTAGA!!!!!!" teriak Arumi menjorokkan wajah Steven ke belakang."Hah? Ada apa?" tanya Steven terkejut."Gawattt!" teriak Arumi langsung berdiri dan berlari ke kamar."Kenapa? Ada apa?" tanya Steven ikut panik."Jam berapa ini? Sudah pukul berapa ini?" kata Arumi sambil masuk ke dalam kamar hotelnya.Arumi langsung membuka koper yang sedari semalam belum di bukanya. Untung saja bajunya sudah di siapkan dalam kantung sesuai dengan hari dan keperluannya. Bagaimana wanita itu tak panik, karena tiba -tiba dia teringat jam sembilan akan ada pertemuan konferensi kesehatan. HP nya dia charger di dalam kamar dalam posisi mati setelah melakukan VC dengan Steven dan tak sadarkan diri karena mabuk semalam."Celaka! Celaka, hari ini adalah jadwal dari presentasi Aruna! Apakah dia sudah tampil? Ini sudah hampir jam makan siang, bukankah harusnya presentasi itu akan berakhir," gerutu Arumi sambil berganti baju tanpa mandi.Arumi langsung bergegas memakai make up, apa
THE POWER OF EMAK- EMAK! KAU SALAH MENUNJUK MUSUH!"Sialan! Aku di jebak agar tak bisa membuat onar," batin Aruna."Kau salah menunjuk musuhmu kali ini! Aku tak akan tinggal diam, Aruna yang dulu akan beraksi," gumam Aruna lirih sambil langsung berdiri.Aruna tak tinggal diam, dia langsung menuju ke tengah- tengah auditorium dan bertepuk tangan tiga kali. Hal itu di lakukan Aruna untuk mengalihkan semua perhatian audience ke pada dirinya. Dengan begitu Aruna bisa mendapatkan notice dan perhatian dari semua orang dengan mudah. Aruna menarik nafas panjang dan mulai mengeraskan bicaranya tanpa menggunakan microfon."Kau salah lawan kali ini Elbara. Wanita di hadapanmu bukanlah wanita biasa, dia sudah menjadi Ibu beranak satu. Kau sepertinya lupa dengan istilah the power of Emak- emak," gumam Dion tersenyum penuh arti.Penggunaan istilah ini awalnya terkait dengan bagaimana “power” yang dimiliki emak-emak dapat bekerja dengan cara yang tidak terduga dan sering berujung dengan sesuatu ya
PESONA ARUNA!Saat itulah seorang wanita cantik datang tiba -tiba di samping Dion dan Bima. Menempati kursi VIP di sampingnya. Wanita itu tersenyum ramah dan melihat ke arah Bima."Bima, Sayang!" panggil Cindy, wanita itu tak lain adalah kakak tiri Dion."Bibi Baik," sapa Bima tersenyum senang."Dion! Geserlah lebih dekat kursinya. Aku juga rindu dengan keponakanku yang menggemaskan itu! Dia juga milikku, kau jangan pelit- pelit," bisik Cindy di tengah presentasi Aruna yang baru mulai."Ini juga dapat di gunakan saat pasien tidak terdiagnesium menunjukkan identifikasi risiko penyakit jantung atau terkena penyakit jantung terstruktural," kata Aruna yang masih asik menjelaskan persentase dengan cukup percaya diri.Aruna tak menyadari kehadiran Cindy yang diam- diam menyimak penjelasan Aruna dengan baik sambil memangku Bima dan menciuminya. Sebenarnya, Cindy sudah memiliki rencana lain terkait dengan masa depan Aruna dan perusahaan miliknya. Dia memang me