MAAF
Aruna berjalan ke arah kamar Dion. Dia mengetuk kamarnya dan menyalakan bel. Tanpa menunggu lama Dion segera membuka pintu. Aruna cukup terkejut dan terheran heran melihat semua pemandangan yang ada di depannya itu."Apa ini?" tanya Aruna."Cepat masuk!" perintah Dion."Pak Dion mengapa Bima bangun lagi? Apakah...""Stttt! Bawel sekali, cepatlah masuk! Kami sudah menyelamatkan bumi sebanyak tiga kali. Kali ini aku akan menyerangnya," perintah Dion. Aruna hanya menggelengkan kepalanya. Dia menutup pintu kamar hotel, kamar luar presiden suit itu nampak bagaikan kapal pecah. Dion dan Bima bermain lari- larian dan kejar- kejaran di dalam ruangan."Bima!" panggil Aruna yang tak melihat Bima lagi karena berlari ke ruang sebelah."Apakah Bima bangun tadi?" sambungnya."Iya. Kami main pahlawan bertopeng atau apalah ini. Yang penting dia senang. Lihatlah bukankah aku sangat berbakat menjaga anak?" tanya Dion."Hey Monster kotor! Kenapa kau malahSTRATEGI DI ACARA KONFERENSI!"Semoga suatu saat kita bisa segera memperbaiki hubungan ini," ucap Dion sambil menggendong Aruna.Aruna tertidur dengan pulasnya dalam gendongan Dion. Dia menggendong sampai di tempat tidur utama, menidurkan Aruna di samping Bima. Sedangkan Bima nampak tidur dengan tenang dengan dengkur halusnya. Aruna bekerja sangat keras menyusun semua bahan presentasinya, karena ada kelelahan sampai tidak sadar saat Dion meletakkan Aruna di atas kasur. Dion melihat wajah Aruna semakin dekat, mengamati setiap lekuk wajahnya, Aruna pun tersadar dari tidurnya. Bukannya memberontak atau berteriak Aruna yang masih setengah sadar setengah tidak, matanya terbuka dan jarak mereka sangat dekat sekali. Dia seperti di hipnotis. Entah apa yang sebenarnya terjadi, mereka pun semakin mendekat. Hampir saja mereka saling berciuman lagi, tapi tanpa sengaja Bima berbalik arah. Dion dan Aruna langsung terkejut dengan gerakan Bima yang tiba- tiba itu."Ah," kata Dion langsung berdiri
UANG MEMBELI SEGALANYA!"Lihatlah! Kenapa dia yang pertama presentasi? Bukankah kau sudah membelinya dengan harga tiga ratus juta? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya seorang wanita yang datang dari arah belakang sambil membawa buku rundown acara konferensi hari ini."Cari tahu sekarang siapa panitia yang bertanggung jawab! Suruh dia menemuiku ke sini sekarang juga! Cepat!" perintahnya.Sheila langsung balik badan dan mencari penanggung jawab acara dan panitia konferensi ini. Dia adalah kepala komunitas dan salah satu LSM kesehatan bernama Indra. LSM yakni Lembaga Swadaya Masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat dapat diartikan sebagai organisasi/lembaga yang didirikan oleh anggota masyarakat yang merupakan warga negara Republik Indonesia, dengan sukarela atas kemauan sendiri dan dengan penuh minat, serta berpartisipasi dalam kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga tersebut sebagai suatu bentuk partisipasi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mas
GAWAT!"Meskipun sulit mencari donor untuk organ jantung, bukan berarti tidak ada harapan sama sekali bagi pasien gagal jantung. Karena kini sudah dikembangkan teknik pengobatan melalui sel punca (stem cell). Stem cell jantung ini bisa berasal dari pasien itu sendiri (autologous), berasal dari orang lain (allogeneic) atau berasal dari makhluk hidup lain atau binatang (xenotransplantasi) yang ternyata diketahui mirip dengan organ dari hewan yang halal dan di perbolehkan. Rumah sakit kami sedang menelitinya," terang Aruna."Pak Indra, saya mohon," pinta Aruna."Baik, begini saja aku bisa memberikanmu tawaran meski ini terdengar tak adil tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu, Aruna. Jadi solusi yang bisa aku berikan adalah kau bisa tetap melakukan presentasimu tapi berada di sesi terakhir. Aku sungguh tak bisa membantumu untuk di depan. Bagaimana?" tanya Pak Indra."Tapi begini, Aruna. Kalau waktunya sempat kau bisa maju, aku akan mengusahakannya. Jika tidak sempat terpaksa di bat
MANIPULASI ELBARA DAN INDRA!"ASTAGA!!!!!!" teriak Arumi menjorokkan wajah Steven ke belakang."Hah? Ada apa?" tanya Steven terkejut."Gawattt!" teriak Arumi langsung berdiri dan berlari ke kamar."Kenapa? Ada apa?" tanya Steven ikut panik."Jam berapa ini? Sudah pukul berapa ini?" kata Arumi sambil masuk ke dalam kamar hotelnya.Arumi langsung membuka koper yang sedari semalam belum di bukanya. Untung saja bajunya sudah di siapkan dalam kantung sesuai dengan hari dan keperluannya. Bagaimana wanita itu tak panik, karena tiba -tiba dia teringat jam sembilan akan ada pertemuan konferensi kesehatan. HP nya dia charger di dalam kamar dalam posisi mati setelah melakukan VC dengan Steven dan tak sadarkan diri karena mabuk semalam."Celaka! Celaka, hari ini adalah jadwal dari presentasi Aruna! Apakah dia sudah tampil? Ini sudah hampir jam makan siang, bukankah harusnya presentasi itu akan berakhir," gerutu Arumi sambil berganti baju tanpa mandi.Arumi langsung bergegas memakai make up, apa
THE POWER OF EMAK- EMAK! KAU SALAH MENUNJUK MUSUH!"Sialan! Aku di jebak agar tak bisa membuat onar," batin Aruna."Kau salah menunjuk musuhmu kali ini! Aku tak akan tinggal diam, Aruna yang dulu akan beraksi," gumam Aruna lirih sambil langsung berdiri.Aruna tak tinggal diam, dia langsung menuju ke tengah- tengah auditorium dan bertepuk tangan tiga kali. Hal itu di lakukan Aruna untuk mengalihkan semua perhatian audience ke pada dirinya. Dengan begitu Aruna bisa mendapatkan notice dan perhatian dari semua orang dengan mudah. Aruna menarik nafas panjang dan mulai mengeraskan bicaranya tanpa menggunakan microfon."Kau salah lawan kali ini Elbara. Wanita di hadapanmu bukanlah wanita biasa, dia sudah menjadi Ibu beranak satu. Kau sepertinya lupa dengan istilah the power of Emak- emak," gumam Dion tersenyum penuh arti.Penggunaan istilah ini awalnya terkait dengan bagaimana “power” yang dimiliki emak-emak dapat bekerja dengan cara yang tidak terduga dan sering berujung dengan sesuatu ya
PESONA ARUNA!Saat itulah seorang wanita cantik datang tiba -tiba di samping Dion dan Bima. Menempati kursi VIP di sampingnya. Wanita itu tersenyum ramah dan melihat ke arah Bima."Bima, Sayang!" panggil Cindy, wanita itu tak lain adalah kakak tiri Dion."Bibi Baik," sapa Bima tersenyum senang."Dion! Geserlah lebih dekat kursinya. Aku juga rindu dengan keponakanku yang menggemaskan itu! Dia juga milikku, kau jangan pelit- pelit," bisik Cindy di tengah presentasi Aruna yang baru mulai."Ini juga dapat di gunakan saat pasien tidak terdiagnesium menunjukkan identifikasi risiko penyakit jantung atau terkena penyakit jantung terstruktural," kata Aruna yang masih asik menjelaskan persentase dengan cukup percaya diri.Aruna tak menyadari kehadiran Cindy yang diam- diam menyimak penjelasan Aruna dengan baik sambil memangku Bima dan menciuminya. Sebenarnya, Cindy sudah memiliki rencana lain terkait dengan masa depan Aruna dan perusahaan miliknya. Dia memang me
WANITA BERBISA!"Bagus! Kau juga senang ternyata menghabiskan waktu denganku. Mari Bima, kita ganti baju di kamar lalu pergi berjalan- jalan. Kita akan menghabiskan banyak waktu untuk bersama," ajak Cindy dengan gembira. Mereka pun lalu pergi meninggalkan Dion yang tersenyum penuh arti."Sekarang giliranku! Cukup sudah semua ini," gumam Dion sambil mengepalkan tanganya.Dion langsung mengambil langkah sigap, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan sekarang dan sudah benar-benar yakin siapa dalang di balik semua kekacauan yang hadir di tengah presentasi ini. Tanpa banyak kata, Dion langsung menghubungi manajer hotel dan menyuruhnya memasang semua CCTV aktif mengarah ke arah balkon yang langsung menghadap ke arah bawa auditorium. Baik lantai satu dan dua, dia yakin sekali tak akan salah perhitungan kali ini.Tak lama Elbara akan melakukan pertemuan dengan Indra selaku penanggung jawab acara. Dia segera naik ke lantai dua di iringi oleh Sheila sekertaris plus- plusnya. Tak lama, Indr
ARUNA WANITA SI GILA KERJA!"Tapi Pak Dion, kau harusnya memeprtimbangkan lagi sekarang. Alih-alih kau memujinya dengan banyak kecantikan yang terlihat dan terpancar dari rupanya, dia itu seperti ular! Tikus berpita mutiara, eh bukan seekor ular yang cantik namun berbisa dan penuh dengan racun," kata Elbara mencoba menjelekkan Aruna."Hahaha Pak Elbara!" Dion tertawa sumbang saat mendengar semua ucapan Elbara.Tentu saja hal ini membuat Elbara heran, padahal dia sangat yakin bahwa selama ini hubungan Dion dan Aruna jauh. Dion bahkan sangat membenci Aruna karena keluar dari perusahaan secara sengaja tanpa alasan. Bukankah ini akan membuatnya senang, namun alih- alih melihat Dion senang dengan berita baik yang di bawanya justru sebaliknya. Nampak Dion tertawa sumbang setengah mengejeknya."Kau tidak perlu repot mengkhawatirkanku dan hubunganku dengan Aruna. Kau tahu kenapa, Pak Elbara?" tanya Dion sambil mendekat selangkah ke arah Elbara membuat lelaki itu mundur