THE POWER OF EMAK- EMAK! KAU SALAH MENUNJUK MUSUH!"Sialan! Aku di jebak agar tak bisa membuat onar," batin Aruna."Kau salah menunjuk musuhmu kali ini! Aku tak akan tinggal diam, Aruna yang dulu akan beraksi," gumam Aruna lirih sambil langsung berdiri.Aruna tak tinggal diam, dia langsung menuju ke tengah- tengah auditorium dan bertepuk tangan tiga kali. Hal itu di lakukan Aruna untuk mengalihkan semua perhatian audience ke pada dirinya. Dengan begitu Aruna bisa mendapatkan notice dan perhatian dari semua orang dengan mudah. Aruna menarik nafas panjang dan mulai mengeraskan bicaranya tanpa menggunakan microfon."Kau salah lawan kali ini Elbara. Wanita di hadapanmu bukanlah wanita biasa, dia sudah menjadi Ibu beranak satu. Kau sepertinya lupa dengan istilah the power of Emak- emak," gumam Dion tersenyum penuh arti.Penggunaan istilah ini awalnya terkait dengan bagaimana “power” yang dimiliki emak-emak dapat bekerja dengan cara yang tidak terduga dan sering berujung dengan sesuatu ya
PESONA ARUNA!Saat itulah seorang wanita cantik datang tiba -tiba di samping Dion dan Bima. Menempati kursi VIP di sampingnya. Wanita itu tersenyum ramah dan melihat ke arah Bima."Bima, Sayang!" panggil Cindy, wanita itu tak lain adalah kakak tiri Dion."Bibi Baik," sapa Bima tersenyum senang."Dion! Geserlah lebih dekat kursinya. Aku juga rindu dengan keponakanku yang menggemaskan itu! Dia juga milikku, kau jangan pelit- pelit," bisik Cindy di tengah presentasi Aruna yang baru mulai."Ini juga dapat di gunakan saat pasien tidak terdiagnesium menunjukkan identifikasi risiko penyakit jantung atau terkena penyakit jantung terstruktural," kata Aruna yang masih asik menjelaskan persentase dengan cukup percaya diri.Aruna tak menyadari kehadiran Cindy yang diam- diam menyimak penjelasan Aruna dengan baik sambil memangku Bima dan menciuminya. Sebenarnya, Cindy sudah memiliki rencana lain terkait dengan masa depan Aruna dan perusahaan miliknya. Dia memang me
WANITA BERBISA!"Bagus! Kau juga senang ternyata menghabiskan waktu denganku. Mari Bima, kita ganti baju di kamar lalu pergi berjalan- jalan. Kita akan menghabiskan banyak waktu untuk bersama," ajak Cindy dengan gembira. Mereka pun lalu pergi meninggalkan Dion yang tersenyum penuh arti."Sekarang giliranku! Cukup sudah semua ini," gumam Dion sambil mengepalkan tanganya.Dion langsung mengambil langkah sigap, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan sekarang dan sudah benar-benar yakin siapa dalang di balik semua kekacauan yang hadir di tengah presentasi ini. Tanpa banyak kata, Dion langsung menghubungi manajer hotel dan menyuruhnya memasang semua CCTV aktif mengarah ke arah balkon yang langsung menghadap ke arah bawa auditorium. Baik lantai satu dan dua, dia yakin sekali tak akan salah perhitungan kali ini.Tak lama Elbara akan melakukan pertemuan dengan Indra selaku penanggung jawab acara. Dia segera naik ke lantai dua di iringi oleh Sheila sekertaris plus- plusnya. Tak lama, Indr
ARUNA WANITA SI GILA KERJA!"Tapi Pak Dion, kau harusnya memeprtimbangkan lagi sekarang. Alih-alih kau memujinya dengan banyak kecantikan yang terlihat dan terpancar dari rupanya, dia itu seperti ular! Tikus berpita mutiara, eh bukan seekor ular yang cantik namun berbisa dan penuh dengan racun," kata Elbara mencoba menjelekkan Aruna."Hahaha Pak Elbara!" Dion tertawa sumbang saat mendengar semua ucapan Elbara.Tentu saja hal ini membuat Elbara heran, padahal dia sangat yakin bahwa selama ini hubungan Dion dan Aruna jauh. Dion bahkan sangat membenci Aruna karena keluar dari perusahaan secara sengaja tanpa alasan. Bukankah ini akan membuatnya senang, namun alih- alih melihat Dion senang dengan berita baik yang di bawanya justru sebaliknya. Nampak Dion tertawa sumbang setengah mengejeknya."Kau tidak perlu repot mengkhawatirkanku dan hubunganku dengan Aruna. Kau tahu kenapa, Pak Elbara?" tanya Dion sambil mendekat selangkah ke arah Elbara membuat lelaki itu mundur
KOTAK BELUDRU MERAH DIATAS RANJANG!"Aruna," panggil Arumi."Hmmmm!" sahut Aruna."Sekarang aku juga bertanya padamu, apakah kau sudah menyiapkan baju untuk jamuan makan malam dan pesta nanti atau belum?" tanya Arumi menatap tajam ke arah Aruna."Hah? Jamuan? Pesta? Hmm," gumam Aruna lirih karena dia memang tak menyiapkan apapun.Saat ke Bali, Aruna memang sudah tahu jika malam hari akan ada jamuan makan malam. Namun, dia tak konsentrasi pada jadwal acara itu. Bagi Aruna yang terpenting adalah jadwal presentasi dan pekerjaanya sekaligus menikmati liburan dengan Bima. Jika hanya acara jamuan makan malam saja, dia bisa memakai baju apapun, pikir Aruna."Ck, aku sudah menduga," gumam Arumi. Aruna hanya bisa tersenyum menyengir dan menghabiskan sisa kopi itu. "Aruna, kau sama sekali tidak menyiapkannya bukan?" sindir Arumi."Bagaimana mungkin aku tidak menyiapkannya," jawab Aruna sambil bergumam."Mana? Mari kita lihat," ajak Arumi."Lah in
WANITA BERGAUN PUTIH"Mengapa Pak Dion selalu membelikan hadiah lagi untuk Bima ya? Mengapa dia senang sekali menghamburkan uang untuk membeli barang seperti ini," keluh Aruna yang baru sampai ke kamar. Aruna pun membaca surat yang tertera di sana. Dia terkejut membaca tulisannya. Ternyata kado kota merah beludru itu bukan untuk Bima melainkan untuk Aruna. Aruna pun terkejut sampai membelalakkan matanya."Untukku?" batin Aruna dalam hati sambil tersipu malu sendiri.Perlahan dia pun membuka kotak beludru merah itu. Ternyata di dalamnya berisi sebuah gaun merah cantik sekali, tentu saja Ini perbuatan Dion. Bukannya dia percaya diri, tapi memang siapa lagi yang bisa masuk akses ke kamar miliknya karena untuk beberapa hari ke depan selain Dion.[Terima kasih untuk hadiahnya][Kenapa kau langsung tahu kalau itu dariku?][Bagaimana aku tak tahu jika ini darimu? Kau yang bisa mengakses hotel ini, hanya kau yang punya selera seperti ini, Pak Dion.]
PANDANGAN BERSINAR MILIK DION!"Bima!" tegur Aruna."Hah?" sahut Bim."Bima, apakah kau ingat kau dan Ayahmu pernah bermain permainan rahasia?" tanya Aruna berbisik.Bima mencoba mengingat- ingat apa yang di maksud Ibunya. tak lama dia pun menganggukkan kepalanya. Aruna memegang belahan dadanya dan sedikit membungkuk untuk berbisik."Nah sekarang permainan itu baru di mulai. Kau harus berpura-pura tidak mengenal mereka, baik Ayah dan Tante Baik di hadapan orang lain. Kau mengerti kan?" tanya Aruna."Apa maksud Ibu?" sahut Bima."Bima kau pernah tahu permainan mission impossible itu kan?" tanya Arumi. Bima menganggukkan kepalanya."Nah sekarang kita sedang memainkannya. Kita jadi agen rahasia, jadi tolong rahasiakan ini ya!" perintah Arumi. Film ini mengenai tentang agen rahasia ini sekaligus menjadi tim operasi mata-mata bernama IMF (Impossible Mission Force). Ethan mendapatkan tugas untuk melakukan pencarian dan penjagaan terhadap senjata dunia. Ethan pun memulai misinya dengan me
RENCANA BUSUK SHEILA!"Aruna, kau tahu tidak? Rasanya aku sudah lama sekali tidak melihat pandangan Adikku yang begitu bersinar. Mungkin terakhir kali aku melihatnya saat Mama kami pulang bekerja membawa sekantong es cream saat pulang bekerja. Sudah lama sekali, sampai Ibu meninggal dunia. Tapi aku begitu terkejut melihat kenyataan saat ini, baru saja tadi aku melihatnya kembali," kata Cindy."Apa maksud Kakak?" tanya Aruna tak mengerti.Cindy tersenyum dan diam, dia menatap wajah Aruna. Wajah ayu berkarakter tak banyak menggunakan polesan topeng make up. Bulu mata tebal, hidung mbangir tanpa operasi kulit berwarna kuning langsat tanpa pemutih. Simpel namun tatanan wajah merupakan pahatan terbaik Tuhan tak di ubahnya."Sekarang lihatlah Dion," perintah Cindy.Karena tak mengerti apa maksud kakak Dion ini, Aruna pun hanya patuh pada semua perintah Cindy. Dia pun menoleh dan melihat Dion lagi yang kebetulan sedang menatapnya. Sepersekian detik mereka saling bertatapan dan tersipu malu