DATING APS! TELE SAMPAI MI CHAT!
"Kau kenapa! Hah! Apa ada masalah? Mau bunuh diri dengan menyiksa jantungmu begitu? Hah?" tegur Aruna.Dion terdiam menikmati semua omelan Aruna, hal yang sudah di rindukannya sejak beberapa hari lalu. Dion menikmati omelan Aruna, sambil senyum senyum sendiri. Aruna makin marah melihat tingkah Dion."Awww!" pekik Dion. Aruna langsung melepaskan pelukan Bima dan menghampiri Dion."Pak Dion," panggil Aruna."Bagian mana yang sakit?" tanya Aruna khawatir."Tak apa-apa, tak apa-apa. Aku tadi hanya lupa pemanasan saja, rasanya aku terlalu bersemangat saja, tak menghiraukan peringatan jam ini," jawab Dion."Jangan tunggu sakit! Ayok kita ke rumah sakit," ajak Aruna berdiri."Tenang saja, tenang saja! Ini sudah jauh lebih baik. Apalagi melihatmu sudah mau bicara padaku, kau sudah cerewet seperti ini. Hal yang membuatku sembuh lebih cepat," kata Dion cengengesan."Pak Dion kita semua sudah dewasa! Kenapa kok kau bertingkaAPAKAH AYAH BAIKMU MASIH SAKIT?"Dosa apa yang kau lakukan?" tebak Aruna langsung."Aku mendaftarkan kita ke dating aps!" jawab Arumi."Hah? Gila kau!" bentar Aruna."Sstttt! Jangan keras- keras! Pelan. Kau membuat semua orang menoleh ke arah kita," tegur Arumi."Aruna, kita itu sekarang harus mengikuti perkembangan zaman! Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi maupun teknologi komunikasi akan semakin berkembang, ya. Dengan adanya kecanggihan dari sisi teknologi, penyebarluasan inormasi maupun cara berkomunikasi tak lagi terbatas ruang dan waktu. Hebatnya, segala bidang kehidupan yang tersentuh oleh teknologi ini merasakan sisi kemudahan serta efektivitasnya, ya. Salah satunya, yakni kegiatan dating atau berkencan yang juga dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi, nih. Ya, kita menyebutnya dengan istilah dating apps," jelas Arumi. Dating apps merupakan solusi yang tepat untuk bisa berkenalan dengan banyak calon pasangan dan menentukan mana
PENYAKIT TURUNAN DAN PESAN DARI EYANG"Ayah Baik ingin minum obat," jawab Bima,'Deg' hati Aruna langsung berdetak, apakah benar Dion memang masih sakit. Tak mungkin jika dia menyuruh Bima berbohong untuk masalah serius seperti ini."Apakah Ayah Baikmu baik- baik saja?" tanya Aruna sambil menampakkan muka khawatirnya. Bima menggelengkan kepalanya."Lalu kenapa ayah minum obat?" ucap Aruna."Katanya dia sama sepertiku, Ibu," jawab Bima dengan polosnya. Tanpa banyak bicara Aruna pun langsung mengambilkan segelas air untuk Dion dan menyerahkan gelas air pada Bima untuk di serahkannya. Aruna sangat tahu betul bahwa Dion sudah melakukan transplantasi jantung yang merupakan langkah penanganan terakhir untuk mengatasi penyakit jantung. Tindakan ini dilakukan bila pemberian obat-obatan dan metode pengobatan lain sudah tidak lagi efektif untuk mengatasi masalah jantung yang terjadi. Transplantasi jantung adalah proses pengangkatan jantung yang sudah tidak bekerja sec
RESTU ORANG TUA ARUNA?"Benarkah?" tanya Dion sambil duduk di hadapan Aruna yang sedang mengahangatkan makanan di kompor."Ini kesempatanku untuk tahu siapa Aruna sebenarnya dan latar belakang keluarganya," batin Dion dalam hati."Memangnya dari mana asalnya ayam lodho ini?" tanya Dion berusaha memancing aruna agar tahu dari mana asal usul gadis ini.Sebenarnya bisa saja Dion mendapatkan informasi dengan cepat tentang Aruna dengan menyuruh Hendi. Namun dia tak mau. Dion ingin berusaha sendiri dan menunjukkan pada Aruna bahwa dirinya mampu melakukan semua tanpa menggunakan kekuasaannya dan uang yang di milikinya."Dulunya, ayam lodho merupakan sajian untuk hajatan di Trenggalek. Selain itu, ayam lodho juga kerap disajikan saat Lebaran bersama nasi atau lontong. Kini, tak hanya ada saat hajatan atau lebaran saja. Olahan ayam lezat ini juga menjadi kuliner khas Jawa Timur yang mudah ditemukan dan bisa dinikmati sehari-hari. Banyak rumah makan atau kedai pinggi
JANGAN LIBATKAN ORANG TUAKU, PAK DION!"Apakah ini pujian? Cibiran? atau sindiran?" sahut Dion."Terserah kau bisa mengartikan semuanya. Jadi apa maksudmu?" tanya Aruna."Stop! Aku tak mau mendengar kau meminta maaf lagi. Aku sudah tahu itu jadi aku tak akan marah ataupun kaget. Menurutku itu adalah hal yang wajar bagiku, justru jika kau tiba-tiba mendadak berubah menjadi sosok seorang lelaki yang peduli begini aku yang heran. Ada apa dan apa yang sedang terjadi denganmu? Mengapa kau sampai bisa peduli begini padaku?" tanya Aruna."Apakah ini pujian? Cibiran? atau sindiran?" sahut Dion."Terserah kau bisa mengartikan semuanya. Jadi apa maksudmu, Pak Dion?" tanya Aruna."Sungguh Aruna, kali ini aku benar-benar serius. Aku tak tahu jika kau masih memiliki keluarga, ya mungkin ini telat tapi jujur saja aku ingin meminta maaf kepada keluargamu, Aruna," jawab Dion tulus."Meminta maaf? Untuk apa?" ledek Aruna sambil tersenyum sinis. Bagaimana tidak,
PERDEBATAN CINTA DI ATAS MEJA MAKAN DAN CEO DADAKAN!"Keluargaku? Apakah kau tak salah menilai? Bahkan bisa di bilang keluargaku sangat membebaskan aku! Kau sudah bertemu dengan kak Cindy, kan? Kau bisa melihat sendiri bagaimana perlakuannya padamu. Apakah kak Cindy tidak menerima kedatanganmu? Tidak kan. Kak Cindy sangat welcome padamu," terang Dion."Iya, Pak Dion. Tapi ini berbeda, Pak Dion," keluh Aruna. Dia mencoba memikirkan bahasa yang paling mudah di mengerti oleh Dion agar paham maksudnya. Pernikahan yang tidak setara akan menyusahkan mereka ke depannya. Zaman boleh modern, tapi nyatanya cara berpikir masyarakat banyak yang masih menggunakan pola lama, salah satunya dalam hal pernikahan. Masih banyak orang tua yang hanya melarang anaknya menikah dengan pasangan berbeda suku, bahkan berbeda status sosial termasuk berbeda tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, dan keluarga Aruna masih menerapkan prinsip ini.Kedua orang tua Aruna selalu mempermasalahkan
ALPHA, BETA, OMEGA! TERMASUK YANG MANA?"Ini semua gara- gara ide konyolmu, Pak Dion!" bentak Steven."Hah? Ide konyolku?" sahut Dion."Apa maksudmu?" sambungnya."Bagaimana tidak, kau memberiku novel dengan judul Semalam bersam presiden direktur. Kau tahu aku membacanya sampak habis. Aku mengikutinya sampai selesai, menjiplak, menduplikat semua tingkah dan penggambaran CEO di sana," jawab Steven."Kau tahu kan, di buku itu CEO adalah sebuah posisi vital dalam sebuah perusahaan. Kesuksesan sebuah perusahaan dapat tercermin dari kecerdasan seorang CEO untuk membuat keputusan strategis bagi bisnis yang dijalankan. Dalam buku itu, karakter seorang CEO adalah kualitas penting yang dapat menunjang kesuksesan sebuah perusahaan, dia harus memiliki kemampuan berpikir kritis yang logis, harus seorang visioner yang mempunyai arah yang jelas atas perkembangan produk, layanan, hingga strategi bisnis yang dilakukan sehingga mampu memberikan dampak positif bagi perusahaan di masa depan, seorang lea
MEMANFAATKAN BIMA UNTUK MENGULIK INFORMASI KELUARGA ARUNA!"Apa?" tanya Steven."Apakah kau tau tentang keluarga Aruna? Apakah Arumi pernah bercerita tentang siapa Aruna?" tanya Dion."Hah?" sahut Steven. Dari respon yang di berikan oleh Steven, dia sangat yakin bahwa lelaki itu tak pernah tau latar belakang keluarga Aruna. Dion mengusap wajahnya dengan kasar, dia bingung sekarang. Apakah dia langsung saja mendekati Aruna lewat keluarganya dengan menyuruh Hendi mengumpulkan semua informasi."Pak Dion!" panggil Stven tegas membuat Dion terlonjak kaget."Ahhh! Bisakah kau tak mengejutkanku? Jantungku sampai berdetak keras," keluh Dion."Ck! Aku serius Pak Dion. Bukankah kau ini aneh sekali?" tanya Steven."Aneh? Aneh kenapa? Apa yang aneh?" tanya Dion."Bukankah kau sudah memiliki anak dengan Kak Aruna? Bukan kah kau juga sudah berhubungan baik dengan Kak Aruna, lalu sekarang kau bertanya siapa keluarga Aruna. Aneh sekali! Mengapa baru sekarang? Bukan kah telat sekali?" sindir Steven.
SE- CUP ES CREAM!"Hahaha, terkadang otakmu boleh juga!" puji Dion."Kau berhutang budi padaku tentang masalah ini dan aku tidak akan menganggapnya gratis, Pak Dion. Sekarang kau bertanggung jawab pada hubunganku dengan Arumi juga, apa yang harus aku lakukan?" tanya Steven."Tenanglah aku akan mengatur sebuah rencana untukmu!" tegas Dion.Keesokan harinya dengan sengaja Dion segera menyelesaikan semua pekerjaan dan tugasnya lebih awal, karena dia ingin menjemput Bima. Dia melirik jam yang terlilit di tangannya, sudah menunjukkan setengah satu siang. Bima selalu pulang pukul empat sore seusai jam kantor, karena menyesuaikan jam pulang kerja Aruna. Aruna memang baru bisa menjemput jam sore.Dion pun juga sudah mengenal guru pengajar di Taman bermain Bima. Jadi dia merasa kapanpun mau menjemput Bima sangat bisa. Bahkan dia sangat yakin bahwa Aruna belum mengatakan semua yang terjadi pada Miss di sekolah Bima karena memang akhir- akhir ini pekerjaan Aruna sangat bany