PERDEBATAN CINTA DI ATAS MEJA MAKAN DAN CEO DADAKAN!
"Keluargaku? Apakah kau tak salah menilai? Bahkan bisa di bilang keluargaku sangat membebaskan aku! Kau sudah bertemu dengan kak Cindy, kan? Kau bisa melihat sendiri bagaimana perlakuannya padamu. Apakah kak Cindy tidak menerima kedatanganmu? Tidak kan. Kak Cindy sangat welcome padamu," terang Dion."Iya, Pak Dion. Tapi ini berbeda, Pak Dion," keluh Aruna. Dia mencoba memikirkan bahasa yang paling mudah di mengerti oleh Dion agar paham maksudnya. Pernikahan yang tidak setara akan menyusahkan mereka ke depannya. Zaman boleh modern, tapi nyatanya cara berpikir masyarakat banyak yang masih menggunakan pola lama, salah satunya dalam hal pernikahan. Masih banyak orang tua yang hanya melarang anaknya menikah dengan pasangan berbeda suku, bahkan berbeda status sosial termasuk berbeda tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, dan keluarga Aruna masih menerapkan prinsip ini.Kedua orang tua Aruna selalu mempermasalahkanALPHA, BETA, OMEGA! TERMASUK YANG MANA?"Ini semua gara- gara ide konyolmu, Pak Dion!" bentak Steven."Hah? Ide konyolku?" sahut Dion."Apa maksudmu?" sambungnya."Bagaimana tidak, kau memberiku novel dengan judul Semalam bersam presiden direktur. Kau tahu aku membacanya sampak habis. Aku mengikutinya sampai selesai, menjiplak, menduplikat semua tingkah dan penggambaran CEO di sana," jawab Steven."Kau tahu kan, di buku itu CEO adalah sebuah posisi vital dalam sebuah perusahaan. Kesuksesan sebuah perusahaan dapat tercermin dari kecerdasan seorang CEO untuk membuat keputusan strategis bagi bisnis yang dijalankan. Dalam buku itu, karakter seorang CEO adalah kualitas penting yang dapat menunjang kesuksesan sebuah perusahaan, dia harus memiliki kemampuan berpikir kritis yang logis, harus seorang visioner yang mempunyai arah yang jelas atas perkembangan produk, layanan, hingga strategi bisnis yang dilakukan sehingga mampu memberikan dampak positif bagi perusahaan di masa depan, seorang lea
MEMANFAATKAN BIMA UNTUK MENGULIK INFORMASI KELUARGA ARUNA!"Apa?" tanya Steven."Apakah kau tau tentang keluarga Aruna? Apakah Arumi pernah bercerita tentang siapa Aruna?" tanya Dion."Hah?" sahut Steven. Dari respon yang di berikan oleh Steven, dia sangat yakin bahwa lelaki itu tak pernah tau latar belakang keluarga Aruna. Dion mengusap wajahnya dengan kasar, dia bingung sekarang. Apakah dia langsung saja mendekati Aruna lewat keluarganya dengan menyuruh Hendi mengumpulkan semua informasi."Pak Dion!" panggil Stven tegas membuat Dion terlonjak kaget."Ahhh! Bisakah kau tak mengejutkanku? Jantungku sampai berdetak keras," keluh Dion."Ck! Aku serius Pak Dion. Bukankah kau ini aneh sekali?" tanya Steven."Aneh? Aneh kenapa? Apa yang aneh?" tanya Dion."Bukankah kau sudah memiliki anak dengan Kak Aruna? Bukan kah kau juga sudah berhubungan baik dengan Kak Aruna, lalu sekarang kau bertanya siapa keluarga Aruna. Aneh sekali! Mengapa baru sekarang? Bukan kah telat sekali?" sindir Steven.
SE- CUP ES CREAM!"Hahaha, terkadang otakmu boleh juga!" puji Dion."Kau berhutang budi padaku tentang masalah ini dan aku tidak akan menganggapnya gratis, Pak Dion. Sekarang kau bertanggung jawab pada hubunganku dengan Arumi juga, apa yang harus aku lakukan?" tanya Steven."Tenanglah aku akan mengatur sebuah rencana untukmu!" tegas Dion.Keesokan harinya dengan sengaja Dion segera menyelesaikan semua pekerjaan dan tugasnya lebih awal, karena dia ingin menjemput Bima. Dia melirik jam yang terlilit di tangannya, sudah menunjukkan setengah satu siang. Bima selalu pulang pukul empat sore seusai jam kantor, karena menyesuaikan jam pulang kerja Aruna. Aruna memang baru bisa menjemput jam sore.Dion pun juga sudah mengenal guru pengajar di Taman bermain Bima. Jadi dia merasa kapanpun mau menjemput Bima sangat bisa. Bahkan dia sangat yakin bahwa Aruna belum mengatakan semua yang terjadi pada Miss di sekolah Bima karena memang akhir- akhir ini pekerjaan Aruna sangat bany
SIAPAKAH KAU SEBENARNYA ARUNA?Dion hanya bisa tersenyum diambil memelaskan mukanya. Memang Bima ini adalah anak yang sangat peka sekali sama seperti dirinya di masa kecil dulu. Sangat sensitif terhadap apa yang terjadi di kehidupan keluarganya. Ini lah yang membuat Dion sering merasakan trauma tentang artinya keluarga. Dia memiliki inner child tersendiri dalam hidupnya."Bima, bisakah kau menjelaskan pada Ayah Baikmu ini? Please," pinta Dion."Baiklah karena aku menyayangimu maka aku akan menjelaskan kepadamu, Ayah Baik. Ayah Rendi itu adalah tetangga kami di rumah Eyang Kakung dan Ayah Rendi dulu adalah teman Ibu waktu sekolah. Jadi tentu saja Eyang mengenalnya dan Ayah Rendi ini tahu siapa Ayah Ibu dan Eyang," kata Bima mencoba menjelaskan dengan bahasa yang dia miliki."Apakah dari dulu Dokter Rendi selalu mengejar ibumu?" tanya Dion. Bima menganggukkan kepalanya."Rupanya dia sudah mencintai dan mengincar Ibu sejak lama ya," gumam Dion."Ya, meskipun beg
TRAUMA ARUNA MEMBUKA HATI BAHKAN UNTUK RENDI!Mereka pun segera pulang ke rumah tepat saat sore hari. Aruna baru melihat hp-nya dia segera membalas pesan Dion.[Tak usah macam-macam]"Arggghhh! Dasar kau! Awas saja kau, Pak Dion!" geram Aruna saat ada di kantornya.Arumi yang memang akan menjemput Aruna untuk mengatakan tak bisa pulang bersama karena dia masih harus mengerjakan beberapa proyek lemburan lain cukup terkejut melihat Aruna menahan emosinya. Bagaimana tidak, muka Aruna mengencang, tangannya mencengkram pinggiran meja. Arumi mengernyitkan keningnya dengan heran saat dia melihat sang sahabat menggeram dan mengumpat seperti itu, entah pada siapa dia mengumpatnya."Aruna," panggil Arumi. Aruna menoleh lalu mendengus dengan kesal."Kenapa wajahmu memerah seperti itu? Hah? Kau sedang kesal atau marah? Kau kenapa?" tanya Arumi sambil berjalan menghampirinya."Gila! Ini benar-benar gila," gumam Aruna."Kenapa memangnya?" sahut Arumi duduk di depan
APAKAH ADA LELAKI YANG MAU MENCINTAIKU SELAIN LELAKI YANG MEMBUATKU SEPERTI INI?"Apakah sekarang waktunya untuk mematahkan penghalang yang telah aku bangun di dalam diriku sendiri? Apakah aku pantas mendapatkan lelaki lain? Apakah aku pantas di cintai? Apakah ada orang yang mau menerima Bima, Arumi?" tanya Aruna."Lah kau aneh! Kenapa tidak ada yang mau menikahimu?" sahut Arumi."Arumi, tidak lah mudah menerima wanita sepertiku. Jika seorang lelaki memutuskan untuk memilih menikah dengan seorang wanita yang memiliki anak sepertiku maka kamu harus siap untuk menghadapi dan menerima risikonya," ujar Aruna."Halah kau ini! Mengapa semenjak tinggal di kota kecil seperti ini pikiranmu makin kolot? Jaman sekarang menikah dengan perempuan yang sudah memiliki anak merupakan hal yang umum terjadi dan tidak menjadi masalah," kata Arumi mencoba menghibur sahabatnya."Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah dengan wanita sepertiku
BUDAYA BARAT DAN TIMUR YANG BERBEDA!!!!"Misalnya, kisah cinta mantan Presiden RI BJ Habibie dan istrinya Ainun yang begitu fenomenal, juga berawal dari pertemanan di sekolah. Aku cukup salut dengan Rendi, ini adalah jalan yang berbahaya. Sebab, salah sedikit saja, rusaklah hubungan persahabatan yang telah berjalan begitu lama. Sebelum memutuskan untuk menyatakan perasaan, pasti Rendi harus benar-benar mencari tahu apakah itu adalah langkah yang tepat. Ada kemungkinan hubungan cinta yang indah bisa berkembang dari persahabatan, dan itu bisa terjadi secara alami. Namun, ada kemungkinan, Rendi dan dirimu sebenarnya saling mencintai, tapi keduanya takut untuk menyatakan," kata Arumi dengan mata berbinar- binar."HAHAHAHAH! KAU KEBANYAKAN MENONTON SKENARIO DAN FTV! Bangun! Ini dunia nyata," ledek Aruna."Ck!" sahut Arumi sambil melempar bantal sofa yang ada di dekatnya pada Aruna. Aruna masih terus tertawa."Aruna kau jangan salah. Ini memang kerap terjadi dalam dun
JALAN MANA YANG BIMA PILIH?"Namun rupanya doa ku tak di kabulkan. Karena saat Bima menjalankan operasi jantungnya dan ditangani oleh Profesor Tjahjadi, itulah pertama kalinya Bima bertemu dengan Pak Dion dan menjulukinya Om Baik," terang Aruna."APAKAH INSTING ANAK SEKUAT ITU?" tegas Arumi antusias."Aku rasa iya. Jadi sejak awal Bima memiliki ketertarikan khusus pada Pak Dion. Di titik itu lah aku memutuskan untuk jujur semua. Aku juga tidak mengira jika efek ke depannya akan seperti ini. Setelah sekian tahun siapa menyangka garis hidupku seperti ini," ujar Aruna."Aku hanya takut Arumi. Aku tak jujur karena takut dianggap gampangan, aji mumpung, aku takut Pak Dion tak percaya. Di sana Pak Dion memiliki kekuasaan, uang, dan pimpinan. Dia bisa melakukan apapun padaku, tapi apa yang bisa aku lakukan padanya? Tak ada dan aku tak bisa apa- apa. Hanya ketakutan dan cemas serta was was yang menghantuiku! Apakah kau pernah berpikir akan di bunuh dengan semua yang di milik