APAKAH ADA LELAKI YANG MAU MENCINTAIKU SELAIN LELAKI YANG MEMBUATKU SEPERTI INI?
"Apakah sekarang waktunya untuk mematahkan penghalang yang telah aku bangun di dalam diriku sendiri? Apakah aku pantas mendapatkan lelaki lain? Apakah aku pantas di cintai? Apakah ada orang yang mau menerima Bima, Arumi?" tanya Aruna."Lah kau aneh! Kenapa tidak ada yang mau menikahimu?" sahut Arumi."Arumi, tidak lah mudah menerima wanita sepertiku. Jika seorang lelaki memutuskan untuk memilih menikah dengan seorang wanita yang memiliki anak sepertiku maka kamu harus siap untuk menghadapi dan menerima risikonya," ujar Aruna."Halah kau ini! Mengapa semenjak tinggal di kota kecil seperti ini pikiranmu makin kolot? Jaman sekarang menikah dengan perempuan yang sudah memiliki anak merupakan hal yang umum terjadi dan tidak menjadi masalah," kata Arumi mencoba menghibur sahabatnya."Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah dengan wanita sepertikuBUDAYA BARAT DAN TIMUR YANG BERBEDA!!!!"Misalnya, kisah cinta mantan Presiden RI BJ Habibie dan istrinya Ainun yang begitu fenomenal, juga berawal dari pertemanan di sekolah. Aku cukup salut dengan Rendi, ini adalah jalan yang berbahaya. Sebab, salah sedikit saja, rusaklah hubungan persahabatan yang telah berjalan begitu lama. Sebelum memutuskan untuk menyatakan perasaan, pasti Rendi harus benar-benar mencari tahu apakah itu adalah langkah yang tepat. Ada kemungkinan hubungan cinta yang indah bisa berkembang dari persahabatan, dan itu bisa terjadi secara alami. Namun, ada kemungkinan, Rendi dan dirimu sebenarnya saling mencintai, tapi keduanya takut untuk menyatakan," kata Arumi dengan mata berbinar- binar."HAHAHAHAH! KAU KEBANYAKAN MENONTON SKENARIO DAN FTV! Bangun! Ini dunia nyata," ledek Aruna."Ck!" sahut Arumi sambil melempar bantal sofa yang ada di dekatnya pada Aruna. Aruna masih terus tertawa."Aruna kau jangan salah. Ini memang kerap terjadi dalam dun
JALAN MANA YANG BIMA PILIH?"Namun rupanya doa ku tak di kabulkan. Karena saat Bima menjalankan operasi jantungnya dan ditangani oleh Profesor Tjahjadi, itulah pertama kalinya Bima bertemu dengan Pak Dion dan menjulukinya Om Baik," terang Aruna."APAKAH INSTING ANAK SEKUAT ITU?" tegas Arumi antusias."Aku rasa iya. Jadi sejak awal Bima memiliki ketertarikan khusus pada Pak Dion. Di titik itu lah aku memutuskan untuk jujur semua. Aku juga tidak mengira jika efek ke depannya akan seperti ini. Setelah sekian tahun siapa menyangka garis hidupku seperti ini," ujar Aruna."Aku hanya takut Arumi. Aku tak jujur karena takut dianggap gampangan, aji mumpung, aku takut Pak Dion tak percaya. Di sana Pak Dion memiliki kekuasaan, uang, dan pimpinan. Dia bisa melakukan apapun padaku, tapi apa yang bisa aku lakukan padanya? Tak ada dan aku tak bisa apa- apa. Hanya ketakutan dan cemas serta was was yang menghantuiku! Apakah kau pernah berpikir akan di bunuh dengan semua yang di milik
ANAK DAN BAPAK YANG SAMA! "Apakah kau juga makan es cream?" selidih Aruna mensejajari Bimaa. Bima terdiam sekarang sambil melirik ke arah Dion. Dia bingung karena jika jujur nanti Ibu nya marah dan melarang dirinya bertemu dengan Ayah Baik nya, kalau tak jujur dia akan berdosa pada Ibunya."I- iya Ibu. Tapi satu cup kecil saja kok," jawab Bima."Benarkah?" selidik Aruna."Ibu, apakah Ibu meragukan anakmu sendiri yang begitu menggamaskan ini," ujar Bima merajuk. Aruna tersenyum dengan tingkah Bima. Dia memang mengapresiasi langkah Bima yang memilih jujur dari pada berbohong. Menurut Aruna itu lah poinnya, jadi dia menghargai itu. Aruna mengelus kepala Bima."Baiklah kalau begitu, Ibu tidak marah karena Ibu senang kau bisa berkata semua dengan jujur pada Ibu. Itu sangat baik sekali, Bima. Kau harus mempertahankan itu, lain kali kau harus makan es cream seminggu sekali. Kita kan sudah memiliki kesepakatan it," perintah Aruna."Iya Ibu, terimakasih ya,
MAAFKAN KEEGOISAN KAMI SEBAGAI ORANG TUA, BIMA!"Benarkah Ibu?" tanya Bima menghentikan tangisnya. Aruna pun menggelengkan kepalanya."Ck! Bima kau harusnya bisa berakting lebih totalitas lagi," keluh Dion."Aku tidak bisa berpura- pura memangis Ayah Baik. Lebih baik kita jujur saja pada Ibu. Ibu, Bima merasa membutuhkan Ayah Baik, seperti yang Ibu tahu kan? Ibu sibuk bekerja. Kadang sering kali terlambat menjemput Bima, saat itu lah Bima kasihan pada Bu Ling- Ling karena sering kali menemaniku sampai sore, Bu. Jadi aku membutuhkan Ayah Baik," jelas Bima."Nah kan, Aruna. Kau dengar sendiri kan dari Bima. Anakmu sendiri yang mengatakan bahwa dia tak bisa tanpa Ayah Baik nya yaitu aku," terang Dion."Benar Ibu, aku terlalu tergantung padanya. Apalagi jika Ibu berangkat bekerja dan pulang terlalu malam seperti ini. Aku hanya bisa bersama Ayah baik," sambung Bima."Bima kau tak usah menjadi anak teraniaya seperti itu, bukankah selama ini kau juga tak masalah di
AYAH RENDI ATAU IBU ARUMI? DIMANAKAH ARUNA?"Maaf jika karena ini Ayah Baik sering bertengkar dengan Ibumu di hadapanmu. Maaf kan keegoisan kami sebagai orang tua," kata Dion dengan wajah penuh penyesalan. Berbeda pendapat hingga menimbulkan pertengkaran adalah hal yang biasa terjadi dalam hubungan. Namun, bertengkar di depan anak bukanlah pilihan yang bijak, sebab bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan mental dan mengganggu proses perkembangannya. Bentakan, cacian, makian, dan tindakan kekerasan yang orang tua pertontonkan saat bertengkar di depan anak bisa membekas kuat di ingatannya. Ingatan buruk ini sering kali memengaruhi perkembangan mental bahkan karakter anak. Dion sangat sadar anak-anak usia Bima sangat bergantung kepada orang tua untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman. Nah, jika Bima sering melihat Ibu dan Ayah nya bertengkar, ia justru bisa merasa tidak nyaman dan takut.Bertengkar di depan anak juga dapat menimbulkan beragam dampak negatif lainnya, bahkan m
TAK TERBUKTI!"Mengapa bisa Ayah Rendi? Ah salah Dokter Rendi? Apakah tak ada tempat lain di muka bumi ini, Bima?" tanya Dion. Bima menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas panjang."Ayah Baik, coba ingat lagi siapakah teman Ibu jika tidak Ibu Arumi? Pasti Ayah Rendi. Hanya mereka berdua lah yang Ibu miliki sebagai teman dan mau menampungnya. Jadi jika Ibu tak ada di rumah Ibu Arumi sudah bisa di pastikan Ibu akan ada di rumah Ayah Rendi sekarang. Bukankah begitu, Ayah baik?" tanya Bima."Baiklah kalau begitu Kau tunggu di sini ya! Jadi lah anak baik, nanti Ayah akan membelikanmu es cream," kata Dion beranjak berdiri dan mengelus kepala putranya itu. Bima mengernyitkan kepalanya dengan heran."Apakah Ayah Baik mau pergi? Memang kau mau ke mana?" tanya Bima penasaran."Ayah Baik akan ke rumah Dokter Rendi. Ayah ingin memastikan apakah Ibumu ada di sana atau tidak. Tak mungkin kita membiarkan dia ada di sana malam begini, Ayah Baik akan menyeretnya pulang, jadi kau bisa kan bermain
MULAI JATUH CINTA? Sedangkan di sisi lain Rendi menghela nafas panjang melihat pemandangan yang ada di depannya. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal lagi. Bingung apakah yang akan di lakukan sekarang, karena ini baru kali pertama dia ada di posisi ini. Dia baru kali pertama mengalami hal seperti ini."Pak Dion tak boleh melihat ini. Dia pasti akan salah paham dan tertawakanku," kata Rendi. Bagaimana tidak di dalam rumahnya kini ada boneka dari Selly yang besar sekali. Dalam boneka itu bertuliskan,'Dokter semoga kau suka ini. Ini adalah hadian dua bulan kita dekat, kado spedial dariku. Ini untukmu agar kau mengingatku, aku akan mencintaimu seperti wanita gila yang mencintaimu dengan ugal- ugalan. Aku mencintaimu'Tak hanya itu bahkan Selly dalam suratnya memberikan tanda ciuman bibirnya dalam lipstik yang amat sangat tebal. Benar- benar hal yang tak pernah Rendi duga. Tak hanya itu, Sellu juga mengirimkan balon dengan jumlah dua ukuran besar tak lupa dengan tulisan cinta khas dar
SUARA HATI ARUNA!"Hmmm," sahut Aruna."Apakah kau sudah bertekad untuk tidak kembali bersama Pak Dion lagi?" selidik Arumi. Aruna menghela nafasnya panjang."Jujurlah jangan lain di mulut lain di hati," sindir Arumi sambil mengambil segelas air putih dan menghabiskannya."Apakah kau tahu hubunganku dan dia seperti pohon yang besar namun akar nya begitu rapuh. Kami tumbuh bersama karena ada nya Bima sebagai pengikat namun tidak begitu kuat di akar dan pondasinya karena tak ada cinta yang menjalarinya dari awal. Awalnya aku mencoba untuk memulai merajutnya, tanpa membenahi akar nya. Tapi dalam sekejap semua hancur karena kurangnya pondasi," ujar Aruna."Namun yang perlu diingat, setiap hubungan yang kuat dan bahagia pasti melewati banyak proses, yaitu susah, senang, perdebatan, tawa, dan perasaan lainnya. Tidak ada hubungan yang berjalan dengan mulus. Dalam hubungan juga setiap pasangan akan belajar nilai-nilai penting yang akan dijadikan pedoman bagi hubungan mer