Kira-kira setahun kemudian, pekarangan di sekitar gubuk Jenderal tidak lagi padang rumput luas. Pekarangan luas itu berubah menjadi ladang bunga berwarna-warni. Tempat sepi itu tiba-tiba sudah semakin sering dikunjungi anak-anak—dan menjadi tempat peristirahatan paling sempurna bagi para pejuang misi. Bibi sempat mendengar Jenderal mengeluh seperti, “Tempat ini jadi berisik.” Dan Bibi berhasil membalas dengan, “Ini biar kau tidak tenggelam di kegelapan lagi.”
Bibi dan Jenderal semakin dekat. Sangat dekat.
Belakangan ketika Ibu semakin sibuk dengan penghuni yang bertambah, dia harus terus mengatur makanan untuk puluhan orang. Itu membuat Bibi sulit terus bersamanya, jadi Bibi memilih menjaili Jenderal—yang menurutnya lebih menarik dari membantu Ibu memasak. Itu juga yang membuat Jenderal mulai kenal dengan penghuni karena Bibi menyeretnya. Awalnya cukup sulit karena Jenderal terkenal dengan keanehannya, tetapi akhirnya para penghuni m
Belakangan, tampaknya dalam citra itu korban jiwa peperangan mulai agak berkurang. Mereka sudah jarang berjalan menemani jenazah di jalur Telaga. Dalam kurun waktu terakhir, aku sempat melihat mereka hampir setiap hari berjalan di area Telaga yang dingin itu, membakar jasad pejuang yang berhasil dibawa kembali. Itu tidak terjadi di beberapa citra terakhir.“Itu kabar baik,” kata Kara. “Tapi kita juga harus terus mencari.”“Mau mengerahkan misi pencarian skala besar?” tanya Sena.“Kita perlu rapat dewan penghuni untuk itu. Untuk sementara, tahan semua pejuang Padang Anushka berangkat misi. Kebetulan kita punya banyak bahan untuk dirundingkan. Dokter Gelda menyepakati usulan Nadya soal tim medis.”“Oh? Jadi dibuat?” tanya Ayah. “Itu lebih menenangkan.”“Kau bersedia memberitahu ini pada Meri, Al?” tanya Kara.Ayah agak terkejut. “Kok, aku?”K
Aku gembira melihatnya, tetapi itu privasi, jadi aku meminta Fin langsung mempercepat citra yang tidak perlu kulihat. Lagi pula, aku sedang di alam liar, terus berusaha menuruni bukit yang cukup berbahaya. Agak bodoh karena aku berulang kali tersenyum, lalu muram, lalu hampir menangis dalam duniaku sendiri.Citra berikutnya yang kulihat, adalah Ibu yang masih dijaili Jenderal dengan hadiah permen karet berisi kecoak mainan. Ibu hampir mengumpat, tetapi berhasil menahan diri. Jadi, dia mengubahnya menjadi sumpah serapah. “Jangan datang ke dapurku lagi! Siap-siap saja di makananmu ada kecoak!”Jenderal menjadi orang jail yang menakutkan.Sasaran utamanya berganti dari Bibi menjadi Ibu.Ibu mengeluh habis-habisan saat akhirnya punya waktu dengan Bibi. Akhir-akhir ini mereka jarang punya waktu bersama. Bibi sering misi. Kalau dia kembali, Ibu biasanya disibukkan pekerjaan. Ibu harus memasak, lalu saat luang, Ibu senang menjahit. Dia membuat baju.
Kuakui ada beberapa bagian yang kumengerti dari beberapa citra singkat—cukup jelas terlihat dari respons Ibu. Aku tidak tahu ini karena aku keturunan Ibu atau apa, tetapi tampaknya firasat tajam Ibu mengalir turun padaku. Kami mengerti tentang Bibi. Ibu sejak awal tidak pernah setuju Bibi mendekati Jenderal.Citra terus bergulir ke hari-hari berikutnya.Kabar pernikahan sudah tersebar. Semua penghuni menyambutnya dengan suka cita. Jenderal menjadi bulan-bulanan tim kombat—terutama Esgar. Sekarang Jenderal yang menjadi bahan kejailan tim kombat. Mereka berpesta merayakan itu di markas besar tim kombat. Tentu saja Bibi ikut. Dia tokoh utamanya dalam pesta itu. Namun, Ibu tidak ikut. Bibi sudah meminta Ibu ikut, tetapi Ibu menolak. Entah bagaimana Ibu merasa ditolak di markas tim kombat. Jadi, dengan berat hati, meski Bibi sebenarnya tidak terlalu ingin ikut dalam pesta—belakangan Bibi hanya ingin bersama Ibu—Bibi ikut dan tertawa bersama tim komba
Kini terjawab sudah mengapa kondisi Bibi terus menurun.Ibu menolak bicara pada semua orang. Kara, Ayah, atau siapa pun. Banyak yang mencoba mengajaknya bicara setelah dia menjadi satu-satunya orang yang tak ada di padang rumput ketika pengumuman itu, tetapi Ibu selalu menghindar cukup baik, terutama karena ketika tersenyum, Ibu bisa menghipnotis siapa pun. Ibu hanya bicara pada Bibi, dan itu untuk memberinya selamat. Tidak ada maksud lain. Tidak ada kata-kata lain, murni hanya itu. Ibu tersenyum, mengharapkan yang terbaik bagi dia dan calon anaknya, dan Bibi tersenyum membalasnya.“Kau tetap menemaniku, kan?” tanya Bibi.“Iya.” Ibu tidak punya jawaban bagus selain itu.Sejak saat itu, Bibi tak lagi tinggal di gerha Ibu. Bibi resmi tinggal di gubuk.Pada akhirnya, hari pernikahan tiba.Hari yang dinanti-nanti meski mereka dibombardir peperangan. Ibu hadir—tentu saja. Dia menepati janji dengan melihat Bibi yang s
Waktu berlalu cepat. Generasi penerus semakin berdatangan.Suatu hari, tiba-tiba putra Bibi mengeluarkan bakatnya. Dia bisa membuat kemampuan dalam jangkauannya menghilang. Dia melakukan itu tepat setelah Bibi berlatih dengan Jenderal. Bibi menghilangkan kemampuan dalam jangkauan luas, membuat Jenderal tidak berdaya, lalu dihabisi Bibi dengan pedang kayu. Tak lama setelah latihan tanding itu, putra mereka bisa melakukan hal yang sama.Itu membuat Jenderal senang bukan kepalang.Selama ini Jenderal jarang punya kesempatan dengan putranya. Bahkan dia jarang memiliki waktu bersama Padang Anushka. Itu membuatnya hanya memiliki waktu sedikit untuk keluarganya. Dia selalu menjaga posisi medan tempur, kadang juga berulang kali ke Lembah Palapa, mengurus sesuatu yang hanya bisa diketahui Jenderal. Bibi tidak masalah. Operasional Padang Anushka dipegang Bibi dan Kara. Di bawah ide-ide mereka—plus, Ibu—semakin banyak hal yang diubah di Padang Anushka, terutama
Ayah yang berhasil sadar langsung menjelaskan situasinya.Dia berangkat ke Lembah Palapa, mendapati Jenderal sudah tidak di sana. Bahkan sudah dua hari sejak Jenderal pergi lagi. Jenderal datang ketika malam, lalu pulang ketika siang. Jenderal bilang pada pasukan penjaga Lembah Palapa kalau hanya agar Helvin mengerti betapa mengerikannya alam liar.Namun, Jenderal belum kembali sejak dua hari. Ayah menganalisis semua dengan tenang, lalu meminta Lembah Palapa memberinya riwayat perpindahan titik mereka. Ayah bersama Esgar. Mereka menganalisis titik itu, mencoba mencari area sekitar. Esgar bilang, “Firasatku buruk.” Jadi, mereka menelusuri dengan gagasan sama: jangan beritahu Padang Anushka sampai mereka ditemukan.Dan inilah perbedaan pejuang lama dengan sekarang: mereka presisi. Ayah menganalisis semuanya, memperkirakan jalur pulang, kecepatan Jenderal—Ayah sudah berulang kali misi dengannya, jadi dia bisa mengerti. Mungkin akan berbeda karena
Bibi keluar ruang rawat, menggendong anak kecil di lengannya.Dokter Gelda terkejut karena Bibi keluar dengan begitu kasual, bahkan bisa melewati ruang tunggu dan Dokter Gelda. “Tunggu, Nadya.” Dia menghentikan langkahnya—berpikir kalau Bibi akan memberontak sekali lagi, lalu keluar mencari putranya, tetapi ternyata raut Bibi jauh lebih cerah dari yang dibayangkan Dokter Gelda. Bahkan seperti tidak ada bekas-bekas mengamuk.“Aku tidak apa-apa.” Bibi tersenyum. “Aku takkan keluar.”“Nadya,” gumam Dokter Gelda, prihatin.“Sudah ada misi pencarian?”“Sudah banyak yang dikerahkan. Jadi... kau tahu—”“Aku mengerti. Aku menunggu kabar. Kalau mencariku, Meri bersamaku. Forlan bersamaku. Cari saja di tempat dua orang ini.”“Kau... tidak mau lihat kondisinya?”“Biarkan dia istirahat,” pungkas Bibi, mengakhiri pembicara
Jenderal terus mencari Helvin.Nihil.Jenderal juga menyadari ada hal aneh dari penglihatannya. Dia mulai sedikit kehilangan orientasi. Seperti rabun, tetapi juga seperti gelap. Dia memeriksakan itu ke Dokter Gelda. Tentu saja Dokter Gelda sudah mencoba banyak cara. Mulai dari perawatan mata, obat mata, sampai apa pun, tetapi tidak terlihat ada perkembangan apa pun. Dokter Gelda mengira masalahnya ada di area yang tidak bisa dia jangkau, jadi dia memanggil kandidat persiapan yang kemampuannya dia banggakan.“Rhea, bisakah kau membuat selnya beregenerasi?” tanya Dokter Gelda.Anak perempuan itu melakukannya, mengalirkan energinya ke Jenderal. Itu berlangsung cukup singkat sampai Rhea berkata, “Aku sudah mencoba.”Namun, Jenderal bilang, “Masih gelap.”Dari sana, tampaknya Dokter Gelda memahami sesuatu. Dia meminta Rhea keluar, lalu memastikan tidak ada siapa-siapa di klinik selain mereka.“Deng