Share

415. MEMORI PENDAR PUTIH #2

Penglihatan berikutnya kurang begitu terlihat.

Namun, aku bisa melihat Bibi duduk di beranda depan gubuk Jenderal. Di hadapannya sudah ada bunga-bunga yang sedikit mekar. Masih sedikit, tidak seluas ladang yang sekarang, dan di citra itu malam telah tiba, sehingga pemandangan tak terlalu terlihat. Beranda depan Jenderal juga tidak memiliki lampu yang terang, dan entah bagaimana caranya citra ini juga buram.

Bibi duduk bersama Jenderal, dipisahkan meja kayu. Itu Jenderal yang juga kukenal. Memakai topi—tetap konsisten meski istrinya ada di sampingnya.

“Sekarang aku mengerti maksud Meri,” ujar Bibi, tiba-tiba. “Pada dasarnya selama ini kau tidak mengincar hatiku. Aku ini kau anggap apa?”

Jenderal hanya diam.

Namun, dari auranya, aku tahu Jenderal tengah dipenuhi nuansa janggal.

“Kau hidup bukan untuk mati,” gumam Bibi. “Kau lupa aku di sini?”

“Aku harus mengurus sesuatu,”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status